Laman

Kamis, 13 Oktober 2011

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 59-64



Tafsir Surat Ali Imran Ayat 59-64
Ayat ke 59-60
Artinya:
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.
(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.


Sekelompok umat Kristen kota Madinah mendatangi Rasul. Mereka terlibat dialog dengan Rasul Saw. Dalam dialognya itu, mereka berasalan, bahwa kelahiran Nabi Isa tanpa ayah, sebagai bukti Isa adalah anak Tuhan (Tuhan anak). Ayat ini diturunkan untuk menjawab mereka bahwa kelahiran seorang anak tanpa ayah, tidak dapat dijadikan alasan sebagai bukti bahwa anak itu adalah Tuhan. Penciptaaan Adam AS adalah lebih dasyhat dari itu. Karena ia tidak punya ayah dan juga ibu, lalu mengapa kalian tidak menyebutnya Tuhan atau anak Tuhan?
Ketika itu, Tuhan menjelaskan kepada Rasul dan Muslimin lainnya: "Ucapan yang benar dan langgeng adalah ucapan Tuhan yang mengetahui segala hakikat alam dengan sempurna. Berbeda dengan perkataan manusia yang adakalanya berdasarkan hawa nafsu, kebodohan atau fanatisme. Maka, dengarkan dan patuhilah ucapan Tuhan dan jangan keraguan-keraguan yang dibuat oleh makhluk membuat anda ragu terhadap kalam ilahi.
Dari ayat ini kita petik beberapa pelajaran:
1. Mukjizat yang terjadi dalam penciptaan para nabi atau dilakukan oleh mereka menunjukkan kekuasaan Tuhan, bukannya mereka itu Tuhan.
2. Hakikat dan kebenaran hanya dapat dijumpai dalam peraturan Tuhan. Jika kita mencari kebenaran, maka hendaklah kita mengikuti peraturan Tuhan.
Ayat ke 61
Artinya:
Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta."
Dalam sejarah disebutkan pada tahun kesepuluh Hijriah, Rasul Saw mengutus satu tim ke Madinah dengan misi menyampaikan Islam ke daerah Najran. Mereka bermujadalah mengenai Isa as, dan tak bersedia menerima kebenaran, sehingga Tuhan memerintahkan rasul untuk melakukan mubahalah (sumpah), dan oleh karena itulah Rasul berkata kepada kumpulan Kristen itu, "Kalian bawalah anak-anak, wanita-wanita dan kerabat kalian, kamipun akan membawa anak-anak serta wanita-wanita dan kerabat kami, lalu kita berkumpul di suatu tempat, bersimpuh dan bermunajat ke hadirat Tuhan, kita pohon darinya, siapa diantara kita yang sesat, hendaknya dijauhkan dari rahmat-Nya dan dikenakan siksa atau hukuman.
Kaum Kristen Najran yang mendengar usulan ini meminta waktu untuk bermusyawarah tentang tawaran ini. Para pemuka dan tokoh Kristen berkata: "Terimalah usulan itu, namun jika kalian saksikan nanti Muhammad tidak membawa orang-orang banyak, melainkan disertai beberapa orang saja dari orang-orang yang dicintainya, maka jangan diteruskan dan berkompromilah dengan Muhammad."
Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Kelompok Kristen melihat rasul hanya membawa empat orang; Putrinya Fatimah as, menantunya Ali Bin Abi Thalib, dan dua cucunya al-Hasan dan al-Husein as. Aku menyaksikan wajah-wajah yang apabila mengangkat tangan berdoa, gunung akan tercabut dan jika mereka mengutuk kami, maka tak seorangpun dari kami yang akan selamat, dari itulah, kami mundur dari mubahalah.
Dari ayat ini, kita dapatkan beberapa pelajaran:
1. Pertanyaan harus dijawab dengan argumentatif dan logis, namun jiwa membangkang dan kedegilan tidak akan punya jawaban melainkan kemurkaan dan laknat. Orang-orang yang selalu mencari alasan, artinya mereka sedang menunggu hukuman Tuhan.
2. Jika kita meyakini agama Tuhan, maka kita harus berdiri tegak dan hendaknya kita ketahui bahwa pihak musuh akan mundur karena kebatilannya.
3. Ahlul Bait Rasul tak ubahnya seperti beliau, doa mereka mustajab. Rasul dengan amalannya mengenalkan Hasan dan Husein sebagai anak-anaknya dan Ali Bin Abi Thalib sebagai dirinya.
4. Meminta bantuan dari ghaib saatnya adalah setelah memanfaatkan potensi-potensi atau kekuatan-kekuatan normal. Rasul pada awalnya melakukan tabligh dan dialog, dan baru setelah itu memasuki tahap doa dan mubahalah.
Ayat ke 62-63
Artinya:
Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Kemudian jika mereka berpaling (dari kebenaran), maka sesunguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan.
Setelah kejadian mubahalah, Allah Swt berfirman kepada Nabi-Nya,: "Apa yang telah Kami turunkan berkenaan dengan Isa al-Masih kepadamu, merupakan kisah benar kehidupan beliau yang hanya diketahui oleh Allah Swt. Dan apa yang dikira oleh masyarakat bahwasanya beliau adalah anak Allah, tidak lebih dari sekedar kebohongan. Karena Tuhan adalah satu dan tidak ada sesembahan selain-Nya. Maka orang yang menolak kebenaran, hendaklah mengetahui bahwa Tuhan mengetahui perbuatan mereka dan berkuasa untuk menghukum mereka.
Pada prinsipnya, kisah-kisah yang populer di kalangan masyarakat tidaklah keluar dari dua keadaan. Boleh jadi roman dan cerita fiktif yang sama sekali tidak benar dan produk imajinasi seorang penulis cerita atau ditulis berdasarkan sejarah kaum-kaum silam, namun kebenaran dan kebohongan telah diaduk dan telah dimasuki khurafat.
Dari ayat ini, kita dapatkan beberapa pelajaran:
1. Sekiranya al-Quran tidak ada, niscaya sosok Isa Al Masih dan banyak lagi nabi serta kaum terdahulu tidak jelas bagi kita.
2. Menentang kebenaran merupakan contoh dari kerusakan yang menyeret seseorang dan juga masyarakat kepada kesesatan.
3. Jika kita perhatikan, semua tindak-tanduk kita diawasi oleh Tuhan , maka hendaknya kita waspada akan tindak-tanduk kita sendiri.
Ayat ke 64
Artinya:
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
Al-Quran dalam ayat-ayat sebelumnya, pertama mengajak kaum Kristen untuk menerima Islam berdasarkan argumentasi dan logika. Namun karena mereka menolak, mereka ditantang mubahalah, tetapi mereka tidak bersedia. Dalam ayat ini, Allah Swt berfirman kepada Rasul-Nya, "Katakanlah kepada mereka, jika mereka tidak bersedia menerima Islam, paling tidak datanglah dan kita bersatu atas dasar ideologi dan pemikiran yang sama antara satu dengan lain dan kita tegak berdiri di hadapan syirik dan kekufuran. Meskipun kalian meyakini trinitas atau Tuhan tiga rupa, namun di dalamnya, kalian tidak menyaksikan adanya perbedaan dengan tauhid, dari itulah, kalian meyakini keesaan atau kesatuan dalam taslist( tiga), maka datanglah, kita temukan persatuan atas tauhid sebagai satu dasar kolektif dan kita murnikan hal itu dari penafsiran-penafsiran yang salah yang hasilnya adalah kesyirikan.
Sebagian cendikiawan Kristen menukar halal dan haram dari pikirannya sendiri, padahal perbuatan ini hanyalah hak Allah. Oleh karenanya al-Quran menyebutkan, "Janganlah kalian mengikuti orang-orang semacam ini, dimana mereka memandang diri mereka sebagai sekutu Allah dalam menetapkan peraturan."
Akhir atau penutupan ayat ditujukan kepada Muslimin, Allah Swt berfirman, "Jika kalian menyeru Ahlul Kitab untuk bersatu, namun mereka membantah, maka janganlah kalian ngeri dan lemah untuk melanjutkan jalan itu dan nyatakanlah dengan tegas, bahwa kami hanya tunduk kepada Allah, berpalingnya kalian dari agama sama sekali tidak ada pengaruhnya kepada Kami.
Dari ayat ini, kita dapatkan beberapa pelajaran:
1. Al-Quran mengajak kita kepada persatuan dengan Ahlul Kitab dengan memandang sisi kesamaan. Maka setiap perbedaan yang memecahbelah di kalangan Muslimin, adalah suatu hal yang bertentangan dengan al-Quran dan Islam.
2. Semua manusia adalah setara dengan lainnya dan tak seorangpun yang berhak menguasai lainnya, melainkan dengan perintah Tuhan.
3. Kaum Muslimin harus mengajak kaum Kristen agar masuk Islam dan kalau mereka tidak dapat mencapai semua tujuan di jalan ini, hendaknya mereka tidak berpendek tangan dalam usaha untuk menggapai sebagian dari tujuan itu. (IRIB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar