Laman

Sabtu, 29 Oktober 2011

ShiaTV.net - Arabic Alphabet Nasheed - Zain Bhikha and Yusuf Islam - English Arabic

ShiaTV.net - A Tribute for those who just visited Mashad - Omadam Ta Bebenamm - Farsi

ShiaTV.net - A Tribute for those who just visited Mashad - Omadam Ta Bebenamm - Farsi

ShiaTV.net - Shifa by Sami Yusuf - English sub Farsi

ShiaTV.net - Ya sayyed - Arabic

ShiaTV.net - Meray Maula Raza (a.s) - Beautiful Munqabat by Mir Hasan Mir - Urdu

ShiaTV.net - Imam Zaman کلیپ ای سرور و سالار من - امام زمان عجل الله تعالی فرجه - Farsi

ShiaTV.net - [Calgary] Soyem - Kehti Theen Banoo - Noha By Br. Janal Kazmi - Urdu

ShiaTV.net - [Calgary] Soyum - Noha Yeh Maan Kahan Na Thee By Br. Ali Rizvi - Urdu

ShiaTV.net - حسين آه آه آه آه - Latmiya - Arabic

ShiaTV.net - هفته دفاع مقدس گرامئ باد - We welcome the Holy Defence Week - Song - Farsi

ShiaTV.net - إلهي عليك نقسم بالغريب حسين وبعين القمر - Arabic

ShiaTV.net - Taqseer Te Nai Koi Sayed (a.s) Di - Nauha - Punjabi

ShiaTV.net - صحيفة السجاد - لطميات - Sahifat al Sajjad - Arabic

ShiaTV.net - Noha Shuja Rizvi - بابا شب عاشور سے میں جاگ رہی ہوں - Urdu

ShiaTV.net - Noha by Brother Shuja Rizvi - آجایۓ نا - Urdu

ShiaTV.net - Noha Shuja Rizvi - یا زهرا یا زهرا - Urdu

Jumat, 28 Oktober 2011

ShiaTV.net - Ali Deep Nohay 2010 - 2011 Hai qasim ibn e hasan - Urdu

ShiaTV.net - Aye Farishto Muje Karbala Le Chalo - Urdu - Ali Safdar - Urdu

ShiaTV.net - Ali Deep Nohay 2010 - 2011 baba mera akbar kun nahe aya - Urdu

ShiaTV.net - Salam unto you! Madina! - Haaj Sadiq Ahangaran - Farsi and English

ShiaTV.net - Ali Deep Nohay 2010 - 2011 baba mera akbar kun nahe aya - Urdu

ShiaTV.net - نوای سفیر - هر که دارد هوس کربلا بسم الله - Farsi Noha

ShiaTV.net - Martyrdom of Imam Jawad a.s - Haaj Mahdi Salahshour - Farsi

ShiaTV.net - Martyrdom of Imam Jawad a.s - Hamid Alimi - Farsi

ShiaTV.net - Martyrdom of Imam Jawad a.s - Haaj Mahmoud Karimi - Farsi

ShiaTV.net - Ghazi (a.s.) Na Aya - Nauha 2011-12 - Urdu

ShiaTV.net - Ya Hussain (a.s.) - Nauha 2011-12 by Nadeem Sarwar - Urdu

ShiaTV.net - Zohoor Imam Zaman انتظار ظهور حضرت مهدی عجل الله تعالی فرجه - Farsi

Khumus Dan Peranannya


Salamun alaikum. Bismillah.

Khumus adalah salah satu hukum Islam yang memiliki peranan penting dalam bidang dakwah, pendidikan, dan sosial. Khumus adalah kalimat yang sering kita dengar, bahkan ketika membahas tentang pembahagian ghanimah (rampasan perang), Al Quran juga menggunakan kalimat tersebut :

Fiqh Solat al Jamaah


Salamun alaikum wa rahmatollah. Bismillahi Taala
Solat berjemaah bermaksud melaksanakan solat bersama Muslim yang lain, dengan salah seorang dari mereka memimpinnya. Orang yang memimpin dikenali sebagai Imam, dan yang mengikuti dikenali sebagai makmum. Untuk solat fardhu, jumlah minimum untuk solat fardhu adalah 2 orang. Untuk solat Jumaat, minimun 5 orang termasuk Imam.

Sekilas Buku Mengapa Aku Meninggalkan Syiah: Dr. Abu Mahdi Qazwini


بسم اللّه الرحمن الرحيم‏

Mukadimah.
Menurut
salah satu pusat penyelidikan yang berpengkalan di Hawzah (pusat
pengajian agama) di Qom, lambakan buku-buku yang ditulis untuk memerangi
Syiah di sepanjang sejarah telah melebihi dari 5000 judul dan secara
keseluruhan hampir 7000 bab-bab dan syubhat yang yang berada di dalam
600 tajuk di dalam buku-buku tersebut.

Rabu, 26 Oktober 2011

Jurnal Mulla Shadra


SEBAGAI “daging yang berfikir” manusia menempati level tertinggi dalam modus utama pengetahuan. Bila Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah hewan yang berfikir (Al-hayawan- An-Natiq) untuk menunjukan demarkasi antara manusia dengan makhluk lain, maka keberpikiran seperti apa? Menjadi tanya yang tampaknya harus mendapat perhatian tersendiri. Oleh karena manusia dibekali daya pikir dan intuisi maka memandang manusia dari satu dimensi saja tampaknya akan menelurkan konsekuensi tertentu pula. Sehingga predikat yang disandang manusia tampaknya melampaui dimensi pikir itu sendiri. Meskipun demikian, modus utama “ke-ber-pikir-an” adalah terminal awal untuk menjalani lorong panjang berkehidupan.

Jiwa Menurut Mulla Shadra


Bagi Sadra, jiwa merupakan substansi.



Jiwa, menarik minat Sadr ad-Din Muhammad Shirazi. Cendekiawan Muslim, yang lebih dikenal dengan nama Mulla Sadra ini, membahas tentang jiwa dalam kajian filsafat yang ia tekuni. Dan, dalam bidang ini, ia menuliskan karya penting. Salah satunya, Al-Hikmah al-Muta’aliyyah fi al-Asfar al-Aqliyyah al-Arba’ah .

INTEGRASI ILMU DAN AGAMA Perspektif Filsafat Mulla Shadra*


INTEGRASI ILMU DAN AGAMA
Perspektif Filsafat Mulla Shadra*

Dr. Arqom Kuswanjono


HUBUNGAN ilmu dan agama, baik dalam ranah ontologis, epistemologis maupun ontologis selalu menyisakan persoalan yang tidak pernah  selesai dibicarakan. Berawal dari temuan Copernicus (1473-1543) yang kemudian diperkuat oleh Galileo Galilei (1564-1642) tentang struktur alam semesta yang heliosentris (matahari sebagai pusat tata surya) berhadapan dengan gereja yang geosentris (bumi sebagai pusat tata surya), telah melahirkan ketegangan antara ilmu dan agama. Penerimaan atas kebenaran ilmu dan agama menjadi satu pilihan yang dilematis.

Filsafat Hikmah Mulla Shadra



mujtahid

DALAM peta sejarah sosial Islam, Mulla Shadra –pencetus mazhab “al-Hikmah al-Muta’aliyah” (Filsafat Hikmah)- diakui oleh para cendikiawan Muslim sebagai salah seorang filosof Muslim terbesar pada jamannya. Sebab jika kita membuka lembar sejarah, Mulla Shadra hidup pada abad pertengahan, yang menurut sebagian orang terutama Barat, menandainya dengan sebutan abad statis (jumud), taqlid atau kemunduran.

EKSISTENSIALISME PERSFEKTIF FILSAFAT MULLA SADRA


EKSISTENSIALISME PERSFEKTIF FILSAFAT MULLA SADRA

        MUQADIMAH

Kesempurnaan manusia adalah karena ketidak sempurnaanya itu, sehingga ia selalu bertanya,dan gelisah akan hal- hal yang melingkupi kehidupanya, realitas kosmologi dan sebagainya. Pertanyaan yang paling dasar adalah ketika manusia gusar tentang eksistensi alam, siapakah kita…? yang melahirkan tentang filsafat manusia,s iapa encipta kita ..? yang melahirkan berbagai pandangan tentang konsep ketuhanan, asal usul alam semesta, ia real atau tidak dan lain sebagainya. Yang muaranya adalah berbicara tentang eksistensi, wujud (being).

Apa hubungan antara wahdatul wujud dalam pandangan Ibnu Arabi dan Filsafat Hikmah Mulla Shadra?



Apa hubungan antara wahdatul wujud dalam pandangan Ibnu Arabi dan Filsafat Hikmah Mulla Shadra? Apakah bangunan Filsafat Hikmah tekerangka dari maktab filsafat, tasawuf dan irfan sebelum Mulla Shadra? Dan yang paling penting adalah bagaimana dua pandangan ini memainkan peran penting dalam kehidupan manusia? Apakah bersandar pada pandangan ini dapat melesakkan manusia lebih dekat kepada Allah Swt? 

Antara Imam Khomeini dan Mulla Shadra



Oleh: Syarif Lak Za’i

Hal yang menarik adalah berbeda dengan apa yang biasa terjadi dan berdasarkan apa yang ditemukan dalam karya-karyanya, Mulla Shadra tidak pernah menghadiahi penguasa dengan karya-karyanya. Ia bahkan tidak pernah memberikan ruang untuk memuji penguasa waktu itu. Apa yang terjadi pada zaman Mulla Shadra, pada masa Imam Khomeini terjadi perubahan di mana institusi marja’iyah telah kokoh dan Imam Khomeini sebagai seorang ahli fiqih sekaligus penafsir filsafat Hikmah Muta’aliyah berhasil menduduki lembaga ini.

A K A L




Musa al-Kadzim

Imam Abu Ja’far Muhammad Al-Baqir berkata, "Ketika Allah menciptakan akal, Dia mengajaknya berbicara. Allah berkata, ‘Menghadaplah (kepada-Ku)!’ Maka, akalpun segera menghadap. Kemudian Allah berfirman kepadanya, ‘ Demi kebesaran dan kemuliaan-Ku, tiada makhluk yang lebih Aku cintai daripada kamu. Dan tidak Aku sempurnakan kamu melainkan pada orang-orang yang Aku cintai. Kepadamulah Aku menyuruh, melarang, menyiksa, dan memberi pahala.’"

EtikaMaria: ALI SYARI'ATI "menggambarkan" FATHIMAH AZZAHRA

EtikaMaria: ALI SYARI'ATI "menggambarkan" FATHIMAH AZZAHRA: Kutemui tuLisan indah ini disebuah bLog sederhana, Kuposting uLang agar suatu saat bisa kubaca kembaLi, Berharap juga dapat mengurangi kerin...

Selasa, 25 Oktober 2011

Ali orang pertama yang beriman kepada Rasulullah saw


Ali orang pertama yang beriman kepada Rasulullah saw

Rasulullah saw, oleh Al-Quran disebutkan hidup berdasarkan nilai-nilai ilahiah sebagaimana disebutkan oleh ayat 'sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) berada di atas akhlak yang agung', adalah seorang contoh pribadi yang berbeda dengan masyarakat jazirah Arab lainnya dari sisi keyakinan, pemikiran, perilaku dan akhlak. Semenjak kecilnya ia senantiasa berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai risalah para Nabi. Lebih-lebih sesuai dengan nilai yang dibawa oleh Nabi Ibrahim Al-Khalil AS. Dalam masalah kehidupan qana'ah (sifat merasa cukup) yang dicontohkan Nabi, tidak akan ditemukan kesesuaian dengan nilai yang dianut oleh masyarakat jahiliah. Dengan dasar ini, ia membangun sebuah keluarga mukmin yang terdiri dari dirinya sendiri dan Khadijah serta Ali bin Abi Thalib.

EMPAT ORANG YANG DIJANJIKAN SURGA


EMPAT ORANG YANG DIJANJIKAN SURGA

4 orang yang dijanjikan Surga dan tidak ada seoranng Ulama pun yang berselisih pahamTidak seperti yang 10, Inilah 4 orang yang dijanjikan Surga dan tidak ada seoranng Ulama pun yang berselisih paham

Ada banyak hadits yang memberitakan tentang adanya 4 sahabat Rasulillah SAWW yang dijamin Surga dan terbukti hingga akhir hayat mereka kisah perjalanan hidup mereka telah membuktikan ke shahihan hadits ini, beda dengan hadits 10 orang dijamin masuk surga, perilaku hidup sebagian dari mereka tidak mecerminkan perilaku orang yang dijamin sesungguhnya.

IMAM ALI KW, INSAN YANG SEMPURNA


IMAM ALI KW, INSAN YANG SEMPURNA


Hari ketika Ali terlahir ke dunia di dalam Ka'bah, mata warga Mekah terbelalak menyaksikan keajaiban ini. Sebab, tak pernah ada seorangpun yang lahir di dalam Kaabah selain putra Abi Thalib ini. Kejadian tersebut mengisyaratkan bahwa putra yang lahir pada tanggal 13 Rajab ini adalah orang besar yang disegani dan dikagumi bahkan ribuan tahun setelah kematiannya. Kehidupannya yang penuh makna telah melahirkan pemikiran besar yang dimanfaatkan oleh orang-orang yang hidup sezaman dengannya dan diwarisi oleh generasi-generasi berikutnya.

PENGHIANATAN² ABU HURAIRAH


PENGHIANATAN² ABU HURAIRAH


PENGHIANATAN² ABU HURAIRAH TERHADAP NABI SAWW

Di dalam Shahihnya Jilid 2, hal 29, Bukhori telah mencatat bahwa Abu Hurairah telah berkata,”Nabi Muhammad saww mempercayai aku untuk menjaga zakat pada bulan Ramadhan. Seseorang datang (kerumahku) dan mulai mengumpulkan beberapa makanan (dari hasil zakat itu). Aku menangkapnya dan berkata, ‘Demi Allah aku akan membawamu kepada Nabi. ’Ia berkata, ’Aku sangat melarat dan aku memiliki anak²’. Aku melepaskannya. Keesokan paginya Nabi berkata padaku, ‘Apa yang tawananmu lakukan semalam?’. Aku berkata, ’Ia berkeluh kesah padaku bahwa Ia melarat dan mempunyai anak² yang kelaparan. Aku kasihan kepadanya serta membebaskannya’. 

RIWAYAT² AL-GHADIR DARI IMAM ALI AS


RIWAYAT² AL-GHADIR DARI IMAM ALI AS

WAKTU IMAM ALI AS MENJADI KHALIFAH IMAM MENGUMPULKAN ORANG DI LAPANGAN & MEMINTA KESAKSIAN ORANG-ORANG TENTANG GHADIR KHUM. 

RIWAYAT PERTAMA 

عن سعيد بن وهب وعن زيد بن يثيع قالا نشد على الناس في الرحبة من سمع رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول يوم غدير خم الا قام قال فقام من قبل سعيد ستة ومن قبل زيد ستة فشهدوا انهم سمعوا رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول لعلي رضي الله عنه يوم غدير خم أليس الله أولى بالمؤمنين قالوا بلى قال اللهم من كنت مولاه فعلي مولاه اللهم وال من والاه وعاد من عاداه 

KEMULIAAN IMAM ALI AS


KEMULIAAN IMAM ALI AS

Sulaim berkata: Abu Dhar, Salman dan al-Miqdad telah memberitahuku hadis, kemudian aku telah mendengarnya pula dari Ali bin AbuThalib as Mereka berkata: "Sesungguhnya seorang lelaki merasa kagum dengan Ali bin Abu Thalib as . Maka Rasulullah Saw. bersabda kepada Ali as: Saudaraku (Ali) adalah kemegahan Arab. Anda adalah sepupuku yang paling mulia, bapa yang paling dihormati, saudara laki-laki yang paling mulia,jiwa yang paling mulia, keturunan yang paling mulia, istri yang paling mulia,mempunyai anak lelaki yang paling mulia, paman di sebelah tua yang palingdihormati, paling sempurna tingkah-lakunya, paling banyak ilmunya, paling fasih membaca al-Qur'an, paling mengetahui sunnah-sunnah Allah, paling berani hatinya, paling pemurah, paling zuhud di dunia, paling menggembeling energi,paling baik budi pekertinya, paling benar lidahnya serta palingmencintai Allah dan aku (Rasul). [1]

Anda akan hidup sesudahku selama tiga puluh tahun. Anda akan melihat kezaliman Quraisy. Kemudian Anda akan berjihad di jalan Allah jika Anda mendapatkan pembantu-pembantu. Anda akan berjihad karena takwil al-Qur'an sebagaimana telah berjihad karena Tanzilnya, Anda akan menentang al-Nakithin, al-Qasitin dan al-Mariqin dari umat ini. Anda akan mati sebagai seorang syahid di mana jenggot akan berlumuran dengan darah dari kepala Anda. Pembunuh Andamenyamai pembunuh al-Naqah (unta betina), dalam kemurkaan Allah dan berjauhandari-Nya. Pembunuh Anda menyamai pembunuh Yahya bin Zakaria dan menyamaiFir'aun yang memiliki Pancang (al-Autad)".

1. Al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-'Ummal, vi, hlm. 157. Abu Nu'aim al-Isfahani, Hilyah al-Auliya', i, hlm. 63. al-Kanjial-Syafi'i, Kifayah al-Talib, hlm.332.

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 59 & ar-Ra'd Ayat 7


Asbabun Nuzul An-Nisā`:59 & Ar-Ra’d:7

1. Asbabun Nuzul Surah An-Nisā`:59, tentang Perintah Menaati Ulil Amr
“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah, taatlah kepada Rasul dan Ulil Amr (yang berasal dari) dirimu”

Kesaksian Atas Perubahan Sunnah Nabi


Kesaksian Atas Perubahan Sunnah Nabi

Kesaksian atas perubahan Sunnah Nabi, lalu mengunakan Sunnah Mereka Sendiri (Sunnah Sahabat)

Abi Sa'id al-Khudri berkata: "Pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, Rasulullah SAWW keluar rumah untuk menunaikan shalat Id. Usai shalat beliau berdiri menghadap para hadirin yang masih duduk di saf, kemudian berkhotbah yang penuh dengan nasehat dan perintah."

UMAR BIN ABDUL AZIS MENGHENTIKAN PELAKNATAN TERHADAP IMAM ALI AS


UMAR BIN ABDUL AZIS MENGHENTIKAN PELAKNATAN TERHADAP IMAM ALI AS

JASA UMAR BIN ABDUL AZIS TERHADAP PENGHENTIAN PELAKNATAN TERHADAP IMAM ALI KW DAN PEMBONGKARAN KEPALSUAN ABU BAKAR TENTANG FADAK.

Kisah bagaimana laknatan terhadap Imam Ali AS dihentikan oleh Umar bin Abdul Aziz diceritakan oleh Ibn Athir dan Ibn Abil Hadid seperti berikut :

Imam Ali AS, Keutamaan dan Keagungannya


Imam Ali AS, Keutamaan dan Keagungannya


1- Kepahlawanan dan Pengorbanan


Ali bin Abi Thalib adalah sosok manusia yang sempurna dari semua sisi. Kebesarannya diakui oleh kawan maupun lawan. Tidak ada seorangpun yang dapat melukiskan keagungan dan keutamaannya. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW bersabda kepada Ali, "Wahai Ali tidak ada yang mengenal Allah dengan sebenarnya kecuali aku dan engkau. Tidak ada yang mengenalku dengan sebenarnya kecuali Allah dan engkau, dan tidak ada yang mengenalmu dengan sebenarnya kecuali Allah dan aku."

Kisah Karbala: Pertemuan Imam Husain as Dengan Hur bin Yazid Arrayahi


Kisah Karbala: Pertemuan Imam Husain as Dengan Hur bin Yazid Arrayahi
Tak lama setelah memasang tenda, rombongan Imam Husain as didatangi seribu pasukan kuda yang ‎dipimpin oleh Hur bin Yazid Arrayahi. Pasukan yang tampak siap berperang itu berjajar di depan Imam ‎Husain dan para sahabatnya yang juga siap bertempur dengan mengikatkan sarung pedang masing-‎masing dipinggang. ‎
Gurun sahara semakin memanas. Matahari memanggang setiap kepala. Imam Husain dan para ‎sahabatnya memerintahkan para pengikutnya supaya air yang masih tersisa diminum dan minumkan ‎kepada kuda-kuda mereka. Hingga tengah hari itu suasana yang masih relatif tenang. Begitu waktu ‎solat dhuhur tiba, Imam memerintah seorang pengikutnya yang bernama Hajjaj bin Masruq al-Ja'fi ‎untuk mengumandang azan. Seusai azan, beliau berdiri di depan pasukan Hur untuk menyampaikan ‎suatu kata kepada mereka yang beliau pandang sebagai orang-orang Kufah tersebut.‎

Keagungan Misi Imam Husein as di Karbala


Keagungan Misi Imam Husein as di Karbala
Kita memasuki hari-hari di bulan yang penuh duka dan tragedi menyayat ‎kalbu setiap insan. Umat Manusia tak akan melupakan tragedi yang ‎terpahit dalam sejarah. Dengan tibanya bulan Muharram, para pecinta ‎keluarga Rasulullah Saw dirudung duka yang mendalam. Mereka ‎berduka karena di bulan ini, cucu kesayangan Rasulullah Saw yang ‎bernama al-Husein as putra dari pasangan Imam Ali as dan Sayidah ‎Fatimah az-Zahra as, dibantai secara keji di tanah Karbala oleh penguasa ‎durjana pada masa itu.

Karbala dan Perspektif Para Cendekia



Karbala dan Perspektif Para Cendekia
Sejarah dapat diumpamakan seperti samudera besar. Di samudera besar itu penuh dengan fenomena dan goncangan-goncangan yang dilalui ummat manusia di masa lalu. Salah satu goncangan besar yang tercantum dalam sejarah manusia adalah peristiwa Karbala. Hampir 14 abad lalu, tragedi Karbala telah berlalu, namun pengaruhnya tetap berlanjut hingga kini.
Dalam peradaban ummat Islam, kebangkitan Imam Husein as di Karbala merupakan kisah hero dan patriotis yang abadi. Rasulullah diutus di muka bumi ini untuk memberikan pencerahan ummat manusia, sedangkan Imam Husein as gugur syahid di Karbala untuk melanggengkan ajaran Islam dan membimbing manusia di jalan yang lurus. Terkait hal ini, sabda historis Rasulullah Saw terkait Imam Husein, menemukan makna sebenarnya. Rasulullah bersabda, "Husein dariku dan aku dari Husein as."



Khutbah Rasul Tentang Fadhilah dan Keagungan Bulan Ramadlan



Syeikh Shaduq meriwayatkan dengan sanad muktabar, dari Imam Ridha as dari ayah-ayah beliau, dari Imam Ali bin Abu Thalib as, berkata, "Suatu hari Rasul Allah Saw berkhutbah di hadapan kami. Beliau berkata:
"Wahai umat manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian bulan Allah dengan berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang di sisi Allah merupakan bulan paling mulia. Hari-harinya paling mulia, malam-malamnya paling mulia, dan saat-saatnya paling utama. 
Di bulan ini kalian diundang untuk menjadi tamu-tamu Allah dan kalian diajak untuk menerima karunia Allah. Di bulan ini tarikan dan desahan nafas kalian adalah tasbih, tidur kalian ibadah, amal kalian diterima, dan doa kalian dikabulkan. Maka dari itu, mohonlah kepada Allah dengan niat yang jujur dan hati yang bersih, agar Allah memberikan taufik kepada kalian untuk dapat melakukan puasa dan membaca Kitab-Nya. Sesungguhnya celakalah orang yang tidak memperoleh ampunan Allah di bulan yang mulia ini.
Dengan lapar dan dahaga kalian di bulan ini, ingatlah lapar dan dahaga hari kiamat. Bersedekahlah untuk kaum miskin kalian, dan muliakanlah orang-orang tua kalian dan kasihilah anak-anak kecil kalian. Bersilaturahmilah kalian dan jagalah lidah kalian, dan pejamkanlah mata kalian dari hal-hal yang tidak halal dari memandangnya, dan hindarilah mendengar hal-hal yang tidak halal dari mendengarnya. Berikanlah kasih sayang kepada anak-anak yatim orang lain, maka Allah akan melimpahkan kasih sayang-Nya kepada anak-anak yatim kalian. Bertaubatlah kepada-Nya dari dosa-dosa kalian, dan angkatlah tangan-tangan kalian kepada-Nya dengan doa di waktu-waktu shalat kalian. Karena ia adalah sebaik-baik waktu, dimana Allah memandang kepada hamba-hamba-Nya di saat itu dengan pandangan rahmat. Allah akan menjawab permohonan mereka yang memohon, dan memenuhi panggilan mereka yang memanggil.
Wahai sekalian manusia, sesungguhnya diri kalian terikat oleh amal perbuatan kalian, maka bebaskan diri kalian dengan istighfar. Pundak-pundak kalian berat terbebani oleh dosa-dosa, maka ringankanlah ia dengan sujud yang lama. Ketahuilah bahwa Allah Swt telah bersumpah dengan kemuliaan-Nya untuk tidak mengazab orang yang shalat dan yang sujud, dan tidak pula akan menakut-nakuti mereka dengan api neraka pada hari ketika semua orang berdiri di hadapan Tuhan seru sekalian alam.
Wahai umat manusia, barang siapa diantara kalian menolong seorang mukmin yang berpuasa untuk berbuka di bulan ini maka Allah akan membebaskannya dari api neraka dan mengampuninya dari dosa-dosa masa lalunya......"
Sampai di sini, seseorang bertanya kepada Rasul Allah, "Wahai Rasul Allah Saw, tidak semua dari kami mampu untuk bersedekah seperti itu."
Rasul Allah Saw menjawab, "Hindarilah api neraka, meskipun dengan separuh kurma. Hindarilah api neraka walau dengan seteguk air. Sesungguhnya Allah Swt akan memberikan pahala tersebut kepada orang yang bersedekah sekecil itu, jika tidak mampu bersedekah dengan yang lebih besar.
Wahai manusia, barang siapa diantara kalian yang baik akhlaknya di bulan ini maka ia akan mendapat kemudahan melewati shirat (jembatan di akherat) ketika banyak kaki yang tergelincir. Barang siapa di bulan ini memberikan keringanan kepada budak atau pembantunya, maka Allah akan meringankan perhitungan amalnya. Barang siapa menghentikan kejahatannya, maka Allah akan mencegah kemarahan-Nya terhadap orang itu di hari pertemuan. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, maka Allah akan memuliakannya di hari pertemuan. Barang siapa menjalin hubungan kekeluargaan di bulan ini, maka Allah akan menjalinnya dengan rahmat-Nya di hari pertemuan. Barang siapa memutus hubungan kekeluargaan di bulan ini, maka Allah akan memutusnya dari rahmat-Nya di hari pertemuan. Barang siapa melakukan shalat sunnah di bulan ini, maka Allah akan menetapkan baginya kebebasan dari api neraka. Barang siapa melaksanakan kewajiban di bulan ini, maka baginya pahala pelaksanaan 70 kewajiban di bulan-bulan selainnya. Barang siapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, maka Allah akan memberatkan timbangan amal baiknya di hari ringannya timbangan amal baik. Barang siapa membaca satu Ayat al-Quran di bulan ini, maka baginya pahala orang yang mengkhatamkan seluruh al-Quran di bulan lain.
Wahai manusia, sesungguhnya pintu-pintu surga di bulan ini terbuka lebar, maka mohonlah kepada Allah untuk tidak menutupnya bagi kalian. Sedangkan pintu-pintu neraka tertutup rapat, maka mohonlah kepada Allah untuk tidak membukanya bagi kalian. Setan-setan pun terbelenggu, maka mintalah kepada Allah untuk tidak membiarkannya berkuasa atas kalian." (IRIB)

Senin, 24 Oktober 2011

Tafsir Surat Al-Indzar


Ayat Indzār

“Dan berilah peringatan keluargamu yang terdekat”
Ketika ayat ini turun Rasulullah SAWW bersabda: “Wahai Bani Abdul Muthalib, demi Allah aku tidak pernah menemukan sesuatu yang lebih baik di seluruh bangsa Arab dari apa yang kubawa untukmu. Aku datang kepadamu untuk kebaikan di dunia dan akhirat. Allah telah menyuruhku mengajakmu kepada-Nya. Maka, siapakah di antara kamu yang bersedia membantuku dalam urusan ini untuk menjadi saudaraku dan washiku serta khalifahku?”



Syaikhul Azhar Sambut Baik Fatwa Larangan Hina Istri Nabi dari Ulama Syi'ah


Pimpinan Al-Azhar menyambut baik fatwa yang dikeluarkan oleh Pemimpin Iran yang melarang menghina para sahabat Nabi Muhammad dan istri-istrinya.
Dr. Ahmad al-Tayyib mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Ahad kemarin (3/10) bahwa fatwa yang diterbitkan oleh Pemimpin Revolusi Syi'ah Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, adalah bijaksana dan tepat waktu dan akan membantu tertutup pintu fitnah dikalangan umat Islam.

Sabtu, 22 Oktober 2011

Tafsir Surat Muhammad Ayat 30


Kebencian Munafikin terhadap Ali bin Abi Thalib a.s.

"Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengetahui mereka dengan tanda-tanda (yang ada pada) mereka. Dan kamu akan benar-benar mengenal mereka dari cara bicara mereka, dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kalian"
Ayat ini berkaitan dengan munafikin yang membenci Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Ibnu Mas'ud berkata: "Kami tidak mengenal orang-orang munafik pada zaman Rasulullah SAWW kecuali melalui kebencian mereka terhadap Ali bin Abi Thalib." Riwayat ini dan hadis-hadis lain yang semakna dengannya dapat Anda baca di dalam :


Tafsir Surat Ar-Rahman Ayat 19-22


Dua Lautan yang Bertemu, Membuahkan Mutiara dan Marjan

"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Di antara keduanya terdapat pembatas yang tidak akan dapat saling menembus. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Dari keduanya keluar mutiara dan marjan"
Yang dimaksud dengan "dua lautan" adalah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dan Fathimah Az-Zahra a.s., yang dimaksud dengan "mutiara" adalah Imam Hasan a.s. dan yang dimaksud dengan "marjan" adalah Imam Husein a.s. Penafsiran ini dapat anda baca di dalam:
1.Tafsir Rūhul Ma'ānī, karya Al-Alusi, juz 27 hal. 93, cet. Mesir.
2.Ad-Durul Mantsūr, karya Jalaluddin As-Suyuthi, juz 6, hal. 143, cet. Mesir.
3.Yanābī'ul Mawaddah, karya Syaikh Sulaiman Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 408, cet. Istambul.
4.Al-Manāqibul Murtadhawiyah, karya Al-Kasyafi Al-Hanafi.
5.Miftāhun Najāh, karya Al-Badkhasyi, hal. 13.
6.Maqtqlul Husein a.s., Al-Kharazmi, hal. 112, cet. Najaf.
7.Tadzkiratul Khawwāsh, karya As-Sibth bin Al-Jauzi, hal. 54, cet. Al-Ghira.
8.Al-Manāqib, karya Ibnu Thalhah Asy-Syafi'i, hal. 212.
9.Al-Manāqib, karya Ibnu Syahr-asyub, juz 3, hal. 111, cet. Najaf.
10.Tafsir Majma'ul Bayān, karya Ath-Thabarsi, juz 27, hal. 91.
11.Ihqāqul Haqq Wa Izhāqul Bāthil, karya Nurullah Al-Huseini, juz 9.

Tafsir Surat Al-Kaustar ayat 1-3


Keturunan Rasulullah SAWW

"Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (keturunannya)"
Ayat ini turun berkaitan dengan pernikahan Fathimah Az-Zahra' dengan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s., dan juga sebagai jawaban atas tuduhan bahwa keturunan Rasulullah SAWW terputus. Jadi, yang dimaksud dengan "nikmat yang banyak" adalah Rasulullah SAWW memiliki keturunan yang banyak dan baik melalui Fathimah Az-Zahra' dan Amirul Mukminin a.s. Keturunan itu adalah para imam a.s. yang akan membimbing manusia menuju ketaatan dan keridhaan Allah. Adapun yang dimaksud dengan "orang yang membencimu dialah yang terputus" adalah orang yang beranggapan bahwa Rasulullah SAWW tidak memiliki keturunan.
Penafsiran ini dapat Anda baca dalam buku-buku berikut:
1.Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 30, hal. 504.
2.Tafsir Gharā`ibul Qurān(catatan pinggir) Majma'ul Bayān, juz 30, hal. 175.
3.Tafsir Majma'ul Bayān, karya Ath-Thabarsi, juz 30, hal. 206, cet. Darul Fikr, Beirut.
4.Nūrul Abshār, karya Asy-Syablanji, hal. 52, cet. Darul Fikr, tahun 1979 M.
5.Al-Manāqib, karya Syahr-asyub, juz 3, hal. 127.

Tafsir Surat Ad-Dhuha Ayat 5


Ridha Rasulullah SAWW

“Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hatimu) menjadi puas”
Ayat ini turun untuk Ahlul Bayt a.s. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Al-Qurthubi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Rasulullah SAWW puas (baca : rela) karena tidak ada seorang pun dari Ahlul Baytnya yang masuk ke dalam api neraka”. Rasulullah SAWW bersabda: "Sesungguhnya Fathimah adalah wanita yang memelihara kesuciannya, maka Allah mengharamkannya dan keturunannya dari api neraka." Riwayat ini dan riwayat-riwayat yang semakna dengannya dapat Anda baca di dalam:
1.Tafsir Jāmi'ul Bayān, karya Ath-Thabari, juz 30, hal. 149.
2.Tafsir Gharā`ibul Qurānkarya An-Naisaburi (catatan pinggir) Tafsir Jāmi'ul Bayān, juz 30, hal. 109.
3.Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 5, hal. 459.
4.Tafsir Ibnu Katsir, juz 4, hal. 523.
5.Tafsir Majma'ul Bayān, karya Ath-Thabarsi, juz 3, hal. 136.
6.Asy-Syaraful Mu`abbad li Āli Muhammad, karya An-Nabhani, hal. 44, cetakan Al-Halabi, cetakan kedua.

Tafsir Surat Al-Haqqah Ayat 11-12

Surah Al-Hāqqah : 11-12

Telinga Yang Mau Mendengar
"Ketika air (yang hendak menelan para penentang) membumbung tinggi Kami masukkan kalian ke dalam kapal laut, agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kalian dan (sayangnya) hanya telinga yang sadar yang dapat mendengar peringatan itu"
Yang dimaksud dengan "telinga yang sadar" adalah telinga Ali bin Abi Thalib a.s. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa ketika ayat ini turun, Rasulullah SAWW bersabda: "Ya Allah, jadikanlah telinga Ali mendengar peringatan itu". Kemudian Imam Ali a.s. berkata: "Karena doa itu apa yang kudengar dari Rasulullah SAWW tidak pernah kulupakan". Riwayat ini dan riwayat-riwayat yang semakna dengannya dapat Anda baca di dalam:
1.Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 5, hal. 282.
2.Tafsir Al-Kasysyāf, karya Az-Zamakhsyari, juz 4, hal. 151.
3.Tafsir Ibnu Katsir, juz 4, hal. 413.
4.Tafsir Gharā`ibul Qurān, karya An-Naisabari (catatan pinggir) Tafsir Jāmi'ul Bayān, juz 29, hal. 31.
5.Tafsir Jāmi'ul Bayān, karya Ath-Thabari, juz 29, hal. 43.
6.Tafsir Majma'ul Bayān, karya Ath-Thabarsi, juz 29, hal. 43.
7.Al-Ghadīr, karya Al-Amini, juz 3, hal. 391.

Tafsir Surat Asy-Syura ayat 23

Surah Asy-Syūrā : 23

Orang Yang Berbuat Kebaikan
"Dan barang siapa yang berbuat sebuah kebajikan, maka Kami akan menambahkan kebaikan baginya dalam kebaikannya itu"
Yang dimaksud dengan "berbuat kebaikan" dalam ayat di atas adalah mencintai Keluarga Nabi SAAW, sebagaimana hal ini telah dinyatakan karya susunan kata sebelumnya secara implisit yang menganjurkan kita untuk mencintai keluarga Nabi SAWWW. Berkenaan dengan informasi lebih lanjut dapat Anda baca di dalam:
1.Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 4, hal. 534, cet. Al-Halabi.
2.Tafsir Al-Kasysyāf, karya Az-Az-Zamakhsyari, juz 3 hal. 468.
3.Tafsir Majma'ul Bayān,karya Ath-Thabarsi, juz 24, hal. 51, cet. Darul Fikr, Beirut.
4.Ihqāqul Haqq wa Izhāqul Bāthil, karya Allamah Nurullah Al-Huseini, juz 9, hal. 130.
5.Ad-Durul Mantsūr, juz 4, hal. 7, cet. Mesir.
6.Tafsir Rūhul Ma'āni, karya Al-Alusi, juz 25, hal. 31, cet. Mesir.
7.Nizhām Duraris Simthain, karya Az-Zarnadi Al-Hanafi, hal. 86.
8.Yanābī'ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 118, cet. Istambul.
9.Al-Fushūlul Muhimmah, karya Ibnu Shabbagh Al-Maliki, hal. 11, cet. Najaf.
10.Al-Manāqib, karya Ibnu Syahr-asyub, juz 3, hal. 2.

Tafsir surat At-Tahrim ayat 4

Surah At-Tahrīm : 4

Mukmin yang Salih
"Jika kalian (dua orang wanita) bertaubat kepada Allah, maka (hal itu adalah sangat baik dan) sesungguhnya hatimu menginginkan (hal itu), dan jika kalian berdua saling bahu-membahu untuk mengganggunya (Nabi), maka sesunggunya Allah, Jibril dan mukmin yang salih adalah pelindungnya"
Ayat ini turun berkenaan dengan kasus A’isyah dan Hafshah. Dan yang dimaksud dengan "mukmin yang salih" adalah Imam Ali bin Abi Thalib a.s. Silahkan rujuk:
1.Tafsir Fathul Qadīr, oleh Asy-Syaukani, juz 1, hal. 253.
2.Tafsir Ibnu Katsir, juz 4 hal. 489.
3.Tafsir Majma'ul Bayān, oleh Ath-Thabarsi, juz 28, hal. 123, cet. Darul Fikr, Beirut.
4.Tafsir Mahāsinut Ta`wīl, oleh Syaikh Jamaludin Al-Qasimi, juz 16, hal. 58-62, cet. Darul Ihya' Al-'Arabiyah.
5.Al-Manāqib, oleh Ibnu Syahr-asyub, juz 2, hal. 274.
6.Al-Mustadarak, karya Al-Hakim, juz 2, hal. 493.




Allah SWT mengecam Aisyah dan Hafsah, yang termaktub dalam [Q.S. At-Tahrim 3-5].
Riwayat yang dianggap mutawattir menyatakan bahwa asbabun nuzul ayat tersebut adalah sebagai berikut :
Biasanya Rasul saww setiap pagi minum madu di rumah Zainab (salah seorang isteri beliau). Aisyah dan Hafsah cemburu dan sepakat untuk menyindir Rasul saww. Sepulang dari sana, Rasul saww bertemu dengan Aisyah yang sedang bersama Hafsah, kemudian Aisyah dan Hafsah berkata : “Kau telah makan Maghafir” (maghafir adalah getah yang baunya busuk sekali, yang dihasilkan oleh pohon urfuth). Rasul saww menjawab : “Tidak, aku hanya minum madu di tempat Zainab”. Kemudian salah satu dari mereka berkata :”Jika demikian mungkin lebahnya telah mengisap pohon urfuth sehingga berbau maghafir”.
Ref. Ahlusunnah :
  1. Tafsir Ibn Katsir, tentang ayat [Q.S. At-Tahrim 3-5].
  2. Haikal, “Hayat Muhammad”, bab “Ibrahim dan isteri-isteri Nabi”.
Setelah itu, turunlah [Q.S. At-Tahrim 3-5], yang berisi kecaman Allah SWT atas tindakan Aisyah dan Hafsah.
Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Umar bin Khattab ketika ditanya oleh Ibn Abbas tentang siapa kedua isteri Rasul saww yang dikecam oleh Allah SWT dalam [Q.S. At-Tahrim] tersebut, maka Umar menjawab : “Keduanya adalah Hafsah dan Aisyah”.
Ref. Ahlusunnah :
Shohih Bukhori, jilid 3, bab “Peringatan pada isteri Nabi” [Lihat Catatan Kaki no.  15]
Menyakiti Rasul saww di saat yang lain
Sebagaiman yang telah diketahui, Mariyah adalah ibu dari Ibrahim, putra Rasul saww yang meninggal dalam usia masih bayi. Kehadiran Mariyah telah membuat cemburu Aisyah. Apalagi ketika Mariyah memberikan putra kepada Rasul saww. Ketika Ibrahim lahir, Rasul saww sangat gembira. Kemudian dipanggilnya Aisyah untuk melihat betapa besarnya persamaan beliau dengan Ibrahim. Aisyah lalu mengatakan bahwa Ibrahim sama sekali tidak mirip dengan Nabi saww. Bahkan setelah dilihatnya bahwa Rasul saww sangat gembira karena pertumbuhan bayi itu, maka Aisyah tampak marah.
Hafsah juga pernah mengakui penentangan dirinya atas Rasul saww dalam hal yang lain. Lalu ia mengatakannya saat ia ditanya oleh Umar bin Khattab (ayahnya). Lalu Umar mendatangi Ummu Salamah ra untuk membicarakan hal tersebut. Dan dijawab oleh Ummu Salamah ra : “Aneh sekali engkau ini, hai Umar ! Engkau telah ikut campur dalam segala hal, sampai-sampai engkau mencampuri urusan Rasulullah dengan rumah tangganya !”
Ref. ahlusunnah :
1. Tafsir Ibn Katsir, tentang [Q.S. At-Tahrim 3-5].
2. Haikal, dalam “Hayat Muhammad”, bab “Ibrahim dan isteri-isteri Nabi”.