Laman

Rabu, 30 November 2011

Ahangaran, Iran & The Concept of Martyrdom [Eng Subtitles]

Ali bin Abi Thalib dan Golongan Qasithin (Pasukan Shiffin)


Ali bin Abi Thalib dan Golongan Qasithin (Pasukan Shiffin)


Persiapan Muawiyah 

Pemindahan ibukota pemerintahan Islam oleh Ali bin Abi Thalib ke Kufah sangat menggusarkan Muawiyah bin Abu Sufyan, sebab dia melihat bahwa pemindahan itu dengan maksud menyatukan negara Islam dan membangun kekuatan Islam berdasarkan Al-Quran dan Sunah Nabi saw. Reaksi pertama yang dilakukannya ialah meminta bantuan Amr bin Ash sebagai konsultannya, karena Amr terkenal dengan tipu muslihatnya, terutama adanya kesamaan dalam membenci Islam dan Ali bin Abi Thalib.

Setelah menerima surat Muawiyah, Amr bin Ash tidak membuang-buang waktu. Selama ini yang menjadi keinginan Amr adalah ketamakannya kepada dunia. Ia tidak menganggap penting agama, sekalipun dapat menjaminnya masuk surga.

Rabu, 23 November 2011

Imam Ali as. Penentu Surga Dan Neraka


Dalam banya hadis, Nabi saw. bersabda bahwa Ali ibn Abi Thalib as. adalah pemilah antara penghuni surga dan neraka. Allah SWT akan memberi kehormatan bagi Imam Ali as. untuk melakukan prosesi pemilahan antara penghuni surga dan penghuni neraka. Ali as. akan mengatakan kepada surga, ‘Orang-orang ini adalah bagianmu.’ Dan berkata kepada neraka, ‘Orang-orang itu bagianmu.’

Hadis tentangnya telah diriwayatkan para ulama hadis Sunni dari banyak jalur dan mereka abadikan dalam berbagai kitab berharga karya meraka dan tidak sedikit dari jalur-jalurnya adalah shahih.

Di bawah ini saya akan sebutkan beberapa darinya.

Senin, 21 November 2011

Bersamamu, bersama kekasihku

Hanya ingin bersamamu
Manatapmu, Mengagumi pesonamu
Menyandarkan tubuhmu didadaku sambil kau bercerita semaum
Dengan sesekali mengecup lembut kening dan bibirmu
kemudian memujimu
Memelukmu erat dirangkulku dengan selalu bergumam “Aku menyayangimu sayang”
Kenapa saat seperti itu selalu terasa singkat ribuan detik itu?
Beberapa jam kebersamaan kita bagai beberapa menit berlalu
Hingga pernah kita berandai, “Andaikan waktu tidak ada"

Pesan sang Pecinta untuk cinta

”cinta…!” Ini bukan sekedar kata…
Tp ungkapan jujur dalam rasa…
”cinta!” Aku mencintaimu dengan kejujuran hati…
Bukan,dengan apa yg engkau miliki… …
”cinta!” Ku akan penuhi janjiku…
seperti apa yg engkau pinta…
Bagiku…setiamu akan membuatku…
semangat jalani hari2 ku…
Meski jarak&waktu…
tidak memudahkan kita untuk bertemu… …
”cinta!”… Berikan aku keyakinan…
keyakinan akan setiamu....
kesungguhanmu,juga cinta sejatimu…
”cinta!”… Pesanku untukmu…disaat kau jauh

engkau selalu milikku

senangnya hati ini melihat wajah cantik itu
dengan selaras senyum walau hanya sekejap saja
itulah yang membuat aku dan hatiku tak ingin jauh darimu
walau masih dalam gelapnya malam
engkau memang cintaku
engkau selalu milikku
dari mimpi ini selalu mengikutiku
membuatku selalu ada untuk setia menunggumu
walau seraut wajah yang muram yang selalu membayangimu terhadapku

My Heart Will Always For You

waktu terasa semakin berlalu
mulai tinggalkan cerita tentang kita berdua
tiap detik kita lewati bersama
tak ada waktu tanpa kita berdua
ku tak pernah bisa melupakan senyuman pertama
yang kau torehkan pada diriku
senyuman yang indahnya melebihi indahnya pelangi dikala sore hari
senyuman yang sejuknya melebihi sejuknya embun di pagi hari.. Ku tak tau mengapa

Hanya Bisa

ku rasakan keindahan bulan
tapi ku hanya bisa dalam lamunan
tak bisa tuk ada dalam peluknya
ku hanya bisa lihat hadirnyanya
tapi tak pernah bisa ada di sampingnya
tuk rasakan cinta hatinya
mungkinkah ku dapatkan hatimu disisiku
temani hadir mu di setiap waktu
saat kilau fajar sampai bulan kan tersenyum
selamanya tak terlepas hatiku

Jumat, 18 November 2011

Tujuan Perkawinan


Perkawinan merupakan kebtuhan fitri setiap manusia yang memberikan banyak hasil yang penting, di antaranya adalah:

Pembentukan sebuah keluarga yang di dalamnya seseorangd apat menemukan kedamaian pikiran. Orang yang tidak kawin bagaikan seekor burung tanpa sarang. Perkawinan merupakan perlindungan bagi seseorang yang merasa seolah-olah hilang di belantara kehidupan; orang dapat menemukan pasangan hidup yang akan berbagi dalam kesenangan dan penderitaan.

Pandangan Agama terhadap Kesucian dan Hijab (Bagian pertama)


Kesucian dan hijab merupakan dua nilai luhur yang selalu berdampingan di tengah masyarakat. Sejatinya, hijab adalah perkara zahir, sementara kesucian adalah kondisi batin yang memiliki berbagai dimensi. Sebagian kalangan memandang kesucian jauh melebihi hijab. Karena mereka berkeyakinan, salah satu faktor penyebab munculnya krisis moral dan sosial, karena telah diabaikannya masalah hijab dan kesucian di tengah masyarakat. Filsosof Perancis abad 18, Montesquieu menuturkan, "Dalam gerakan demokrasi, hilangnya kesucian merupakan kesialan dan kerusakan terbesar yang bisa meruntuhkan pondasi pemerintahan".

Pandangan Agama terhadap Kesucian dan Hijab (Bagian kedua)


Salah satu tanda utama kesucian adalah hijab. Rasa malu, kesucian, dan hijab adalah tiga ihwal yang saling berkaitan erat. Hijab dibangun di atas landasan kesucian, sementara kesucian bersandarkan malu. Sejatinya, rasa malu merupakan pencerminan dari kecendrungan fitrah manusia untuk mengenakan pakaian. Dalam diri manusia, terdapat daya penahan dan pemandu yang disebut malu. Daya ini bisa mencegah manusia dari pelbagai perbuatan yang tidak etis. Terkait hal ini, al-Quran dalam surat al-A'raf, ayat 22, mengangkat masalah malu lewat kisah nabi Adam dan Hawa, dan berkata: "Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah terlarang) dengan tipu daya. Tatkala keduanya, telah merasai buah kayu itu, nampakalah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga".

Kedudukan Perempuan Dalam Pandangan Imam Ali as



Meski perempuan pada dasarnya memiliki fisik yang lemah dan lembut, namun ia memiliki perasaan dan naluri yang kuat, yang diciptakan oleh Allah Swt guna mengemban tugas pendidikan dan pengajaran masyarakat untuk menghantarkan umat manusia kepada kesempurnaan. Allah Swt menciptakan perempuan, yang merupakan manifestasi keindahan Ilahi, yang juga tempat kaum lelaki memperoleh ketenangan dan ketentraman, dalam rangka menghiasi rumah dan keluarga dengan pancaran kasih sayang dan kelemah lembutannya. Imam Ali as berkata, "Perempuan adalah bagaikan sekuntum bunga yang menebar keharuman."

Kecenderungan Baru Kepada Busana Muslimah


Berdasarkan laporan-laporan yang diperoleh, kaum perempuan muslimah di negara-negara Eropa, dimana sebagian besar mereka merupakan lapisan muda dalam masyarakat, mampu memperkenalkan identitas Islam seorang perempuan, melalui pemilihan celana, pakaian-pakaian panjang dan kerudung berwarna-warni. Kaum perempuan ini telah berhasil mengangkat pakaian lengkap mereka sebagai mode yang disukai. Dalam beberapa laporan yang kami terima, dikatakan bahwa di tengah masyarakat Eropa, pakaian Islam yang dikenakan di lingkungan kerja dan acara-acara pertemuan, menarik perhatian sejumlah besar wanita dengan model pakaian moderen.

Syuhada Perempuan, Simbol Perjuangan Menyeluruh



Setiap tahun, saat perayaan hari kemenangan Revolusi Islam Iran digelar, ada banyak kegiatan budaya yang diselenggarakan oleh warga maupun pemerintah Iran. Salah satu acara yang paling menarik adalah upacara pemberian penghargaan kepada para komponen bangsa yang banyak berjasa dan mengorbankan jiwa dan raganya untuk perjuangan Revolusi Islam. Karena itu, baru-baru ini, Tehran menjadi tuan rumah konferensi para syuhada perempuan. Konferensi digelar untuk mengenang dan memberikan penghargaan kepada lebih dari 6 ribu syuhada perempuan.

Menengok Konferensi Internasional Cendikiawan Muslimah di Tehran



Untuk kesekian kalinya, Tehran kembali menggelar sebuah konferensi besar. Kali ini Tehran menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Cendikiawan Muslimah bertemakan "Spritualitas, Kesucian, dan Keluarga". Konferensi dua hari ini, yang dilaksanakan pada tanggal 18-19 Februari lalu, diikuti oleh lebih dari 50 pakar dari berbagai negara termasuk dari Iran. Konferensi ini diselenggarakan untuk mengkaji persoalan krisis spritualitas dan rapuhnya bangunan keluarga di era modern serta upaya mencari solusi atas persoalan tersebut.

Festival Internasional Kehormatan dan Jilbab di Tehran



Islam terus dikesankan sebagai ajaran yang angker. Tak diragukan lagi, upaya ini ditopang oleh media-media massa Barat secara kolektif. Media-media barat dapat dikatakan sebagai eksekutor konspirasi Islamphobia. Hal ini lah yang membuat kalangan budaya dan media-media massa dunia Islam gencar mereaksi propaganda Barat yang menyudutkan Islam. Terkait hal ini, konferensi yang mengangkat topik, Tugas Kolektif Media-Media Massa dan Teknologi Informasi dalam Meluruskan Informasi Islam, digelar di Tunisia pada tanggal 5 hingga 7 Mei. Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization (ISESCO) sebagai penyelenggara konferensi tersebut, berupaya menentukan visi bersama di kalangan media-media massa dunia Islam, dalam rangka menghadapi segala bentuk Islamphobia yang dikembangkan oleh Barat.

Jilbab dalam Berbagai Perspektif (Bagian pertama)



Di balik setiap aliran dan ideologi terdapat pemikiran. Agama Islam yang berlandaskan pada pemikiran ilahi, mempunyai serangkaian ajaran dan prinsip yang berdasarkan pada kemaslahatan dan kebahagiaan manusia. Menutup aurat adalah di antara ajaran Islam yang merupakan kewajiban bagi muslim dan muslimah guna menjaga etika diri dan lingkungan. Sejumlah besar cendekiawan kontemporer menekankan pentingnya kehormatan dan penutupan aurat dalam menjalin hubungan individual dan sosial. Mereka mempunyai beragam pendapat mengenai mekanisme peran perempuan dan laki-laki di tengah lingkungan masyarakat. Akan tetapi berbagai pendapat itu saling berdekatan.

Jilbab dalam Berbagai Perspektif (Bagian kedua)



Para ilmuwan muslim menilai jilbab sebagai simbol kehormatan dan identitas perempuan. Setiap hal yang berharga tentu sangat layak untuk dijaga dan dilindungi dengan baik. Di mata Islam, perempuan laksana bunga yang harus senantiasa dijaga kesuciannya dengan jilbab.
Filosof kontemporer Iran, Ayatollah Muthahhari menyatakan, "Ketika perempuan pergi ke luar dengan mengenakan busana tertutup dan santun serta menjaga kehormatannya, tentu orang-orang yang jahat tidak akan tega berlaku buruk kepadanya". Dengan kata lain, jilbab itu sendiri memberikan kehormatan bagi pemakainya. Perempuan berjilbab yang menutupi keindahan tubuhnya, akan terhindar dari pelbagai gangguan sosial. Imam Ali as berkata, "Sesungguhnya jilbab itu memberikan perlindungan kepada perempuan".

Hak Perempuan Dalam Keluarga (Bagian pertama)



Masalah hak perempuan merupakan salah satu pembahasan hangat di sejumlah negara. Sejak dahulu kaum perempuan selalu diidentikkan dengan korban diskriminasi di tengah masyarakat. Sebagaimana yang Anda ketahui, Islam senantiasa menekankan hak-hak perempuan dan menetapkan serangkaian hukum dan aturan sebagai hak dan kewajiban anggota keluarga. Aturan-aturan ini akan membentuk landasan sistem hukum keluarga.

Hak Perempuan dalam Keluarga (Bagian kedua)



Sebagaimana yang kami paparkan dalam pertemuan sebelumnya, menurut Islam, lelaki dan perempuan dari sisi dimensi kemanusiaannya, memiliki posisi yang sama pada tataran akidah, akhlak, dan fiqh. Namun ketika berkaitan dengan dimensi jender, lelaki dan perempuan memiliki hukum yang berbeda. Dalam beberapa isu seperti pembayaran nafkah dan tanggung jawab sebagai suami-istri, lelaki dan perempuan memiliki posisi dan tugas hukum yang berbeda. Seperti kita ketahui bersama, memperoleh nafkah merupakan hak finansial seorang istri yang mesti diberikan suaminya. Namun hak itu tidak bersifat mutlak. Karena untuk memperoleh nafkah, perempuan juga mesti memenuhi beberapa persyaratan seperti kewajiban untuk melayani dan menaati suami.

Hak Perempuan dalam Keluarga (Bagian ketiga)



Semenjak manusia memahami konsep kepemilikan dan mengenal pola hidup bermasyarakat, maka hasrat ingin memiliki pun semakin kompleks. Sebelum datangnya ajaran Islam, hak milik masih dilandasi hukum rimba, sehingga pihak yang paling kuatlah yang berhak memiliki. Sementara yang lemah, tertindas tak berdaya. Keberadaan kaum perempuan sebagai kelompok yang lemah kerap menjadi korban dominasi kaum lelaki yang lebih kuat. Hampir di semua tradisi dan kebudayaan kuno pra-Islam, perempuan tidak diperkenankan mendapat hak waris.

Agama dan Keluarga Yang Sehat, Pengantar



Manusia adalah makhluk yang secara tabiat mencari kesempurnaan dan tujuan. Ia tidak puas dengan rutinitas kehidupan yang dijalaninya dan selalu menjauhi stagnansi. Karena itu, ia bisa menikmati hidup, ketika mampu memahami dengan benar tujuan keberadaannya di dunia ini. Dapat dikatakan bahwa di dunia saat ini ketidakpuasan yang dialami manusia bukan karena minimnya tingkat kesejahteraan mereka. Dengan kata lain, manusia yang hidup sederhana bahkan hidup dalam kondisi sulit sekalipun, bisa hidup bahagia ketika mampu memaknai kehidupannya dengan benar.

Agama dan Keluarga yang Sehat, Keutuhan Institusi Keluarga



Sejak manusia menjejakkan kaki di bumi, kaum pria dan wanita menghabiskan hidup ‎mereka secara berdampingan dengan membentuk keluarga dan membesarkan anak-‎anak mereka dalam dekapan hangat kasih sayang. Keluarga menemukan bentuk ‎alamiah dan idealnya ketika tidak ada satupun hal yang dapat memisahkan hubungan ‎antara mereka. Orang-orang saleh khususnya Nabi Saw berupaya keras untuk ‎institusi yang memberikan kebahagiaan ini.‎

Agama dan Keluarga yang Sehat, Pembentukan Keluarga



Seluruh makhluk hidup sejak kelahiran hingga kematiannya melalui berbagai fase kehidupan. Manusia juga tidak keluar dari kaidah universal tersebut. Manusia adalah makhluk yang terus berubah. Sebagaimana pengetahuan manusia kian meningkat melalui pengajaran, kebutuhan dan kemampuannya juga mengalami perubahan. Salah satu kebutuhan penting manusia adalah kebutuhan untuk memiliki pendamping hidup.

Agama dan Keluarga yang Sehat, Cinta Saja Tak Cukup



Sebagaimana telah diketahui, keberlangsungan sebuah keluarga sangat bergantung pada beberapa faktor dan sebab. Untuk mewujudkan keluarga yang langgeng, kriteria apa saja yang diperlukan dalam memilih pasangan hidup? Keluarga sakinah ibarat sebuah taman yang penuh bunga, dan dengan memilih pasangan yang tepat kunci taman impian ada di tangan Anda. Akan tetapi, taman impian ini memerlukan perhatian dan perawatan ekstra agar ia selalu nampak cerah dan segar.

Agama dan Keluarga yang Sehat, Perlu Mendekatkan Persepsi



Para peneliti mengatakan bahwa perkawinan sukses adalah perkawinan yang bertujuan untuk meniti jalan kesempurnaan. Seorang pria di samping pekerjaan dan karirnya, juga ingin menjadi seorang insan yang matang secara mental dan spiritual. Demikian halnya dengan wanita, dengan didampingi suaminya, ia juga butuh untuk mengembangkan berbagai potensi dan kemampuan internalnya.

Suami-isteri yang saling memperhatikan hubungan dan selera masing-masing, pada kenyataannya mereka sedang membangun jalinan kasih sayang yang kokoh. Akan tetapi, hal ini tidak akan terwujud kecuali jeli dalam memilih pasangan hidup. 

Agama dan Keluarga Yang Sehat, Suami dan Isteri Saling Menyempurnakan


Tidak diragukan lagi bahwa semua orang yang hidup berumah tangga tengah mencari sebuah teladan yang akan mengantarkan mereka pada kebahagiaan dan keluarga ideal. Akan tetapi, apa saja ciri dan kriteria sebuah keluarga ideal?
Pertanyaan ini akan terjawab lewat sebuah perumpamaan.

Musim semi memiliki keunikan khusus, pada musim semi akan tampak berbagai warna dan panorama alam, pepohonan, tumbuh-tumbuhan, dan berbagai macam jenis bunga. Begitu juga kehidupan ideal sarat dengan keberagaman dan warna. Pekerjaan, refresing, waktu senggang, belajar, olah raga, dan berkomunikasi dengan Allah Swt adalah ciri-ciri sebuah kehidupan yang penuh warna. Semua hal ini menempati posisi masing-masing dan sangat bernilai.

Agama dan Keluarga yang Sehat, Kasih Sayang dan Ungkapan Cinta Harus Ditanamkan



Kita telah memaparkan salah satu kriteria keluarga ideal yaitu kebersamaan suami-istri untuk berkembang dan sempurna. Dalam lingkungan keluarga ideal, pasangan suami-istri bukan penghalang bagi yang lain dalam mengembangkan berbagai potensi dan bakat, tapi mereka bahkan saling mendorong dan memberi semangat.
Para psikolog keluarga memaparkan kriteria penting lainnya sebuah keluarga ideal, yaitu penanaman kasih sayang serta ungkapan cinta di antara pasangan. Para pakar penggiat masalah keluarga berpendapat bahwa salah satu kegagalan dalam kehidupan bersama adalah tidak adanya pengetahuan berkenaan cara tepat bertukar perasaan antar pasangan.

Agama dan Keluarga Yang Sehat, Berpikir Positif, Jangan Cari Kekurangan!



Apa perbedaan antara orang-orang yang sukses selama bertahun-tahun berumah tangga dengan mereka yang selalu dililit masalah?

Mayoritas pasangan memulai hidup barunya bersama cita-cita luhur dan ideal. Akan tetapi, sebagian menikmati kehidupan indah ini hanya dalam beberapa waktu. Sebagian yang lain, setelah beberapa tahun lamanya mereka masih merayakan hari jadi pernikahannya dengan penuh keceriaan dan keindahan. Mengapa demikian?

«Back Agama dan Keluarga Yang Sehat, Mulai Kesepahaman dengan Menjadi Pendengar yang Baik



Sebelumnya kita telah mengkaji bersama beberapa trik bermanfaat dalam membina rumah tangga. Dalam kesempatan ini, kita akan memaparkan sebagian dari faktor-faktor yang dapat memperkokoh ikatan keluarga dan menjelaskan kriteria keluarga ideal dan harmonis.

Dalam keluarga ideal dan sukses, kesepahaman dan kebersamaan mendominasi segala aspek kehidupan. Kriteria ini akan terwujud dalam ranah keserasian suami-istri. Para psikolog mengatakan, "Jika Anda dapat melihat masalah lewat kaca mata sang istri, sejauh dapat memahami dengan baik pola pikir dan pandangan istri dalam berbagai masalah, berarti Anda telah sampai pada batas kesepahaman dengannya."

Agama dan Keluarga yang Sehat,Enyahkan Tuntutan Irasional dari Pasanganmu!



Tugas dan tanggung jawab dalam rumah tangga, tak hanya sebuah tema hukum, tapi lebih dipengaruhi oleh ikatan emosional dan kejiwaan juga didasarkan pada standar-standar etika dan norma. Pentingnya kajian seputar hak-hak dalam rumah tangga berasal dari kedudukan tinggi institusi yang suci ini. Populernya nilai-nilai moral, rasa bertanggungjawab secara sosial, dan ikatan emosional yang dalam, akan nampak di tengah masyarakat ketika keluarga-keluarga yang menjadi bagiannya memiliki hubungan yang hangat.

Kamis, 17 November 2011

Sejarah Rasulullah Saw, Kelahiran


Kelahiran Muhammad
Bangsa Arab di zaman dahulu memiliki kebiasaan menjadikan kejadian besar yang ada sebagai patokan penanggalan. Peristiwa penyerangan pasukan Gajah pimpinan Abrahah yang berniat menghancurkan Kabah di kota Mekah, dianggap sebagai sebuah peristiwa besar yang layak dijadikan patokan penanggalan. Di tahun pertama penanggalan Gajah ini, di kota Mekah dan di tengah keluarga Abdul Mutthalib, lahir seorang bayi yang kelak akan mengubah perjalanan sejalah manusia. Dialah Muhammad putra Abdullah bin Abdul Mutthalib.

Bi’tsah, Hari Kemenangan Cahaya


Iqra' atau bacalah! Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.

Itu tadi adalah ayat-ayat yang dibacakan kepada Nabi Besar Muhammad Saw yang tidak dapat membaca dan menulis. Dengan suara gemetar, Rasulullah Saw berkata, "Saya membaca?! Bagaimana saya membaca? Saya tidak dapat membaca..."

Al-Mahdi, Keadilan dan Kebahagiaan Akhir Zaman



Dini hari menjelang subuh, tanggal 15 Syaban 255 Hijriyah, rumah Imam Hasan al-‎Askari as diterangi oleh cahaya imamah yang lahir dari rahim wanita suci bernama ‎Narjis. Kelahiran bayi ini disambut dengan suka cita oleh sang ayah sebab dialah ‎yang kelak akan menjadi pemimpin dunia dan menegakkan keadilan dan kebenaran di ‎seluruh muka bumi. Dialah al-Mahdi yang berita kedatangannya sudah dikabarkan ‎oleh para Nabi. ‎

Sejarah Rasulullah Saw, Masa Muda dan Risalah Ilahiyah


Masa Muda Al-Amin dan Risalah Ilahiyah

Sejak kanak-kanak hingga menginjak usia dewasa, Muhammad dikenal oleh masyarakat sebagai seorang yang memiliki kepribadian agung, jujur, penyantun, gemar menolong mereka yang memerlukan dan berhati besar. Ketinggian akhlak beliau membuat kagum bangsa Arab khususnya suku Quresy di Mekah. Berbeda dengan para pemuda dan masyarakat di zaman itu, Muhammad tidak tertarik kepada kehidupan yang hanya mengejar kesenangan duniawi.

Sejarah Rasulullah Saw, Perang Khandaq


Perang Khandaq

Setelah terjadinya perang Uhud yang merupakan pembalasan dendam suku Quresy atas kekalahan telaknya pada perang Badr, kekuatan kaum muslimin di Madinah mulai diperhitungkan. Munculnya kekuatan baru yang membawa simbol keagamaan baru dirasa oleh banyak suku Arab sebagai ancaman yang serius. Untuk itu, ketika Abu Sufyan meminta dukungan dana dan tentara dari suku-suku tersebut untuk memerangi Madinah dan menghancurkan kaum muslimin, segera terkumpul pasukan dan dana yang besar.

Sejarah Rasulullah Saw, Perang Mu'tah


Perang Mu'tah

Setelah tentara muslimin berhasil menundukkan kekuatan kaum Yahudi di Kheibar, dan setelah keamanan dan stabilitas berhasil ditegakkan di Hijaz, maka Rasul Allah Saw berpikir untuk memusatkan dakwahnya kepada penduduk di kawasan-kawasan perbatasan dengan Syam. Untuk itu Rasul Allah Saw mengutus salah seorang sahabat, bernama Harits bin Umair al-Azdi, dengan membawa sepucuk surat untuk diserahkan kepada pemimpin Ghasasinah, bernama al-Harits bin Abi Syimr al-Ghassani. Akan tetapi, setelah menerima dan membaca surat Rasul Allah, pemimpin Ghasasinah ini menangkap dan membunuh utusan Nabi di suatu tempat bernama Mu'tah. Perbuatan membunuh utusan ini dianggap sebagai pelanggaran besar terahdap peraturan yang berlaku saat itu, yang melarang membunuh utusan yang datang dari pihak musuh sekalipun. Hal ini membuat Nabi marah dan beliau memutuskan akan menghukum pembunuh utusan beliau.

Sejarah Rasulullah Saw, Perang Hunain


Perang Hunain

Dalam penaklukan kota suci Makkah Al-Mukarramah, dimana setelah Nabi dan muslimin menguasai penuh kota tersebut, maka sekitar 15 hari kemudian, beliau menyusun pasukan dalam jumlah 12.000 tentara, dan beliu pimpin sendiri menuju ke kabilah Hawazin dan Tsaqif, yang memberontak kepada beliau. Jumlah pasukan muslimin sedemikian besar karena setelah penduduk Makkah menyatakan menerima Islam, maka bergabunglah kaum pemuda Makkah ke dalam tentara muslimin. Bahkan jumlah besar pasukan ini sempat menimbulkan kebanggaan di kalangan muslimin sehingga mereka sempat melalaikan peran dan pertolongan Allah Swt, dan menganggap remeh musuh yang bakal mereka hadapi.

Sejarah Rasulullah Saw, Perang Tabuk (Bagian kedua)


Perang Tabuk (2)

Perang Tabuk juga menyimpan kisah-kisah menarik tentang kemunafikan sejumlah orang yang mengaku sebagai sahabat Nabi, akan tetapi mereka sebenarnya adalah orang-orang munafik. Peristiwa perang ini berlangsung di saat Jazirah Arab sedang dipanggang musim panas yang sangat terik. Hari-hari sangat panjang dan lautan pasir menjadi sangat garang. Kebiasaan orang-orang saat itudi musim panas adalah banyak beritirahat di siang hari.

Sejarah Rasulullah Saw, Perang Tabuk (Bagian pertama)


Nabi Sang Pemaaf

Setelah perang Hunain dan Thaif, yang mendatangkan kemenangan sangat besar bagi muslimin, terutama dari segi peolehan pampasan dan tawanan perang termasuk kaum wanita dan anak-anak, Rasul Allah Saw berserta pasukannya kembali ke Ji'ranah, tempat para tawanan dan pampasan perang Hunain disimpan dan dikumpulkan. Beliau tinggal di Ji'ranah selama 13 hari.


Sebagaimana diketahui, bahwa pada masa kecilnya, Rasul Allah Saw di susui dan hidup selama lima tahun bersama Bani Sa'ad yang merupakan bagian dari kabilah Hawazin. Beliau disusui oleh seorang perempuan Bani Sa'ad bernama Halimah as-Sa'diyyah. Bani Sa'ad ini ikut berperang bersama Kabilah Hawazin melawan pasukan muslimin. Dan banyak dari kaum perempuan dan anak-anak mereka yang ditawanan oleh pasukan muslimin, selain sejumlah harta kekayaan mereka.

Karena para tokoh Bani Sa'ad mengenal kemuliaan akhlak dan kepribadian Nabi Saw, maka mereka yakin bahwa jika mereka meminta kepada Nabi agar membebaskan kaum perempuan dan anak-anak mereka, melihat bahwa sebenarnya telah terjalin persaudaraan diantara mereka, lewat penyusuan tersebut, maka Nabi pasti akan memenuhi permintaan mereka.

Untuk itu Bani Sa'ad mengutus tokoh-tokoh mereka yang telah memeluk agama Islam, untuk menemui Nabi Saw, dan memohon kepada beliau agar membebaskan kaum perempuan dan anak-anak mereka. Rasul Allah Saw pun, dengan kebijaksanaan yang tinggi, pada akhirnya membebaskan mereka semua. Perbuatan Nabi tersebut menanamkan pengaruh posistif yang sangat dalam di hati Bani Sa'ad bahkan seluruh kabilah Hawazin, sehingga lebih banyak lagi diantara mereka yang menyatakan Islam dan iman serta ketaatan kepada Rasul Allah Saw.

Perang Tabuk

Peperangan penting yang terjadi setelah itu ialah perang Tabuk. Tabuk ialah sebuah benteng yang kuat dan tinggi, dibangun di sebuah kawasan perbatasan Syam, atau Suriah sekarang. Pada zaman itu Suriah merupakan tanah jajahan imperium Romawi Timur. Penduduk Syam saat itu beragama Kristen, dan para pejabat pemerintahannya ditunjuk oleh para penguasa Romawi.

Penyebaran agama Islam yang sangat cepat di Tanah Arab dan kemenangan umat muslimin dalam berbagai peperangan, membuat para penguasa Syam takut, sehingga mendorong mereka untuk menyusun strategi. Mereka berpikir bahwa sebelum Islam semakin menyebar dan memperoleh kekuatan, maka mereka harus membasminya terlebih dahulu. Rupanya strategi preemtif yang sekarang ini diterapkan oleh Amerika, sudah dikenal sejak zaman dulu.

Persiapan pasukan Syam yang didukung oleh pasukan imperium Romawi dan niat mereka untuk melancarkan serangan preemtif terhadap muslimin ini telah didengar oleh Rasul Allah Saw, melalui berita yang dibawa oleh para pedagang Arab yang jalur perdagangan mereka itu adalah Madinah - Syam. Beliaupun merasa harus segera mempersiapkan pasukan dalam jumlah besar untuk menghadang dan memberi pelajaran kepada pasukan Syam dukungan Romawi itu, selain tentu saja demi menjaga dan mempertahankan pemerintahan Islam yang berhasil beliau tegakkan di jazirah Arab.

Ketika Rasul Allah Saw mengajak umat muslimin Makkah dan Madinah untuk ikut dalam peperangan, sebagian dari mereka menolak dengan memberikan berbagai macam alasan. Hal ini disinggung di dalam al-Quran Surat at-Taubah Ayat 49, juga Surat yang sama Ayat 81 dan 82. Pada saat mempersiapkan pasukan untuk menghadapi serangan dari Syam ini, Rasul Allah Saw banyak menghadapi usaha pengkhianatan dari kaum munafikin. Akan tetapi berkat kejelian dan ketegasan beliau, semua usaha tersebut dapat beliau atasi dengan baik.

Perang Tabuk ini termasuk diantara peperangan yang sangat penting, meskipun kemudian peperangan ini tidak terjadi karena pihak musuh merasa takut dan gentar melihat kebesaran dan keberanian pasukan muslimin. Mereka bersembunyi di balik pintu gerbang dan di dalam kota. Oleh karena itu Rasul Allah Saw hanya dapat menemui beberapa kabilah di sekitar Tabuk yang mereka itu beragama Kristen dan takluk di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi. Rasul Allah mengadakan perjanjian damai dan tidak saling menyerang dengan kabilah-kabilah tersebut, sehingga beliau tidak merasa terancam oleh kabilah-kabilah ini. Setelah itu beliau kembali ke Madinah.

Ketika akan berangkat menuju Tabuk Rasul Allah Saw sengaja tidak menyertakan Imam Ali as bersama beliau, akan tetapi meninggalkan beliau di Madinah. Rasul Allah Saw menyadari bahwa beliau akan meninggalkan Madinah dalam waktu yang sangat lama karena Tabuk kawasan yang paling jauh dibanding medang perang lain yang pernah beliau alami. Dan oleh karena menyadari adanya sekelompok munafikin yang menunggu kesempatan ketiadaan Nabi di Madinah dalam waktu yang lama, untuk membuat semacam kudeta, maka Rasul Allah Saw sengaja meninggalkan orang yang paling beliau percayai, yaitu Imam Ali as untuk menjaga Madinah dan seluruh kawasan Islam yang ada saat itu, yaitu Madinah, Makkah dan beberapa kawasan sekitarnya, dari usaha-usaha jahat munafikin.

Melihat Rasul Allah Saw meninggalkan Imam Ali as di Madinah, kaum munafikin merasa kecewa dan yakin bahwa dengan keberadaan Imam Ali di Madinah, tak mungkin mereka dapat melaksanakan rencana jahat mereka. untuk itu mereka menimbulkan isu-isu yang menyudutkan Imam Ali dengan harapan akan mendorong beliau untuk berangkat bersama Rasul Allah Saw, meninggalkan Madinah. Pada intinya isu-isu tersebut mengatakan bahwa Rasul Allah sudah tidak lagi memerlukan Ali dalam peperangannya, atau bahwa Ali-lah yang meminta untuk tinggal bersama kaum perempuan dan anak kecil di Madinah, karena perang kali ini sangat jauh, dilakukan di tengah musim panas, dan menghadapi musuh yang sangat tangguh.

Mendengar kasak-kusuk kaum munafikin tersebut, Imam Ali as berangkat mengejar rombongan Rasul Allah Saw dan berhasil menemui beliau di Juhfah berjarak beberapa kilo meter dari Madinah. Di situlah Imam Ali as menyampaikan kasak-kusuk kaum munafikin tersebut. Dan untuk membantahnya Rasul Allah Saw kembali mengeluarkan pernyataan yang sangat terkenal dan menjadi salah satu bukti kepemimpinan Imam Ali as setelah beliau Saw. Ucapan Nabi ini kemudian dikenal dengan hadits "manzilah".
Beliau berkata kepada Imam Ali:

"Apakah engkau tidak suka wahai Ali, bahwa engkau memiliki kedudukan terhadapku sama seperti kedudukan Harun terhadap Musa? Hanya saja tidak ada Nabi lagi setelahku." (IRIB)