BAGIAN PERTAMA Telah kita ketahui bersama bahwa Rasulullah saww mengatakan dalam hadis : حَسْبُك مِنْ نساءِ العالَميَن أَرْبَع: مَرْيمَ وَآسيَة وَخَديجَة وَفاطِمَة Wanita pilihan di dunia ini ada empat. Maryam, Asiah, Khadijah dan Fatimah ستدرك الصحيحين ج 3 باب مناقب فاطِمَة ص 171/ سير أعلام النبلاء ج 2 ص 126/ البداية والنهاية ج 2 ص 59/ مناقب الإمام علي لابن المغازلي ص 363. خَيْرُ نِساءِ العالَمين أَرْبَع مَرْيَم وَآسية وَخَدِيجَة وَفاطِمَة Sebaik-baiknya wanita di jagat raya ini ada empat. Maryam, Asiah, Khadijah dan Fathimah |
الجامع الصغير ج 1 ح 4112 ص 469/ الإصابة في تمييز الصحابة ج 4 ص 378/ البداية والنهاية ج 2 ص 60/ ذخائر العقبى ص 44
سيّدَةُ نِساءِ أَهْلِ الجَنَّةِ فاطِمَة
Penghulu seluruh jajaran kaum wanita di surga adalah Fathimah
كنز العمّال ج13 ص94/ صحيح البخاري، كتاب الفضائل، باب مناقب فاطمة/ البداية والنهاية ج 2 ص61.
فاطِمَة بَضْعَةُ مِنّي فَمَنْ أَغْضَبَها أَغْضَبَنِي
Fatimah adalah belahan dariku. Barang siapa membuatnya marah, berarti dia telah membuatku marah.
صحيح البخاري ج 3 كتاب الفضائل باب مناقب فاطِمَة ص 1374/ خصائص الإمام عليّ للنسائي ص 122/ الجامع الصغير ج 2 ص 653 ح 5858/ كنز العمّال ج 3 ص 93 ـ 97 منتخب بهامش المسند ج 5 ص 96/ مصابيح السنّة ج 4 ص 185/ إسعاف الراغبين ص 188/ ذخائر العقبى ص 37/ ينابيع المودّة ج 2 ص 52 ـ 79.
Setiap kata yang diucapkan Rasulullah saww merupakan Firman Allah Swt, karena Beliau saww tidak pernah berbicara mengikuti hawa nafsunya. Hal ini telah dinyatakan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an :
“Tiadalah Nabi mengucapkan sesuatu dari kemauannya sendiri. Tiadalah yang diucapkannya itu kecuali wahyu semata”. (QS. An-Najm, Ayat 3-4).
Maka yang diucapakan oleh Rasulullah saww mengenai Syyidah Fathimah (as) bukanlah atas kemauan beliau sendiri.
BAGIAN KE-DUA
Dalam catatan Asy-Sya’bi : Sayyidah Fathimah (as) Memaafkan Abu Bakar ? telah diketahui bahwa Sayidah Fathimah (as) marah kepada Abu Bakar dan mendiamkan Abu Bakar sampai wafatnya Sayyidah Fathimah. Dan itu adalah riwayat Shahih dari Umul Mu’minin Aisyah. Dan riwayat Asy-Sya’bi tentang Sayyidah Fathimah memaafkan Abu Bakar telah terbukti sebagai riwayat mursal yang tidak dapat dijadikan hujjah, apalagi para Ulama Sunni telah mengatakan bahwa riwayat mursal dari Asy-Sya’bi tidak ada artinya, terlebih hal tersebut bertentangan dengan yang shahih. Bagi yang ingin mengetahui lebih dalam silahkan rujuk ke catatan tersebut.
“…Lalu Fatimah binti Rasulullah saww marah kemudian ia senantiasa mendiamkan Abu Bakar [Ia tidak mau berbicara dengannya]. Pendiaman itu berlangsung hingga ia wafat dan ia hidup selama 6 bulan sesudah Rasulullah SAW…” (Mukhtasar Shahih Bukhari Kitab Fardh Al-Khumus Bab Khumus oleh Syaikh Nashiruddin Al Albani j.2 hal 345-346, No. Hadis 1345.)
BAGIAN KE-TIGA
Dalam membela Abu Bakar, Ibn Taymiyah telah dibutakan sendiri oleh kebenciannya terhadap Sayyidah Fathimah (as), semua itu dibuktikan melalui ucapan-ucapannya atas kasus kemarahan Sayyidah Fathimah (as) kepada Abu Bakar.
فإن أبا بكر إمام لا يتصرف لنفسه بل للمسلمين والمال لم يأخذه لنفسه بل للمسلمين وفاطمة تطلب لنفسها
“….Sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang imam yang bertindak tidak untuk dirinya sendiri tapi untuk orang-orang Muslim, dan tidak karena uang, ia tidak mengambilnya untuk dirinya sendiri tetapi untuk Muslim, sementara Fathimah menuntut untuk dirinya sendiri….” (Minhaj as-Sunnah, 5/522)
Disini Ibn Taymiyah membela Abu Bakar dengan mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Penghulu seluruh jajaran kaum wanita sejagat raya ini, dan Penghulu seluruh jajaran kaum wanita di surga dengan mengatakan bahwa Fathimah (as) menuntut sesuatu untuk dirinya sendiri, sedangkan Abu Bakar yang merampas dan tidak memberikan hak Fathimah (as) dikatakan oleh Ibn Taymiyah sebagai tindakan untuk kaum muslimin..!. Ini sama saja Ibn Taymiyah mengatakan bahwa Sayyidah Fathimah (as) berusaha menuntut sesuatu yang bukan haknya, yaitu hak kaum muslimin untuk dirinya sendiri..!? Mungkinkah Sayyidah Fathimah menuntut sesuatu yang bukan haknya?. Jadi inikah keyakinan Ibn Tayimiyah terhadap Sayidatun-Nisa’il ‘alamin (as)..? Naudzubillah dari pendapat seperti itu..!
Dan yang lebih parah adalah ucapan Ibn Taymiyah mengenai Kemarahan Sayyidah Fathimah (as) dibawah ini :
ومن طلب أن يحكم له بغير حكم الله ورسوله فغضب وحلف أن لا يكلم الحاكم ولا صاحب الحاكم لم يكن هذا مما يحمد عليه ولا مما يذم به الحاكم بل هذا إلى أن يكون جرحا أقرب منه إلى أن يكون مدحا
Barangsiapa yang menuntut seseorang untuk memutuskan sebuah hukum yang tidak bersumber dari Allah dan RasulNya lalu (ketika penguasa itu menolaknya) ia marah dan bersumpah untuk tidak berbicara dengan penguasa tersebut dan temannya, padahal sikap tersebut (kemarahan dan berhenti bicara dengan penguasa serta sahabatnya) bukanlah sebuah tindakan yang mendatangkan pujian (bagi yang bersikap seperti itu) atau celaan bagi penguasa tersebut (karena menolaknya), bahkan sikap tersebut lebih pantas disebut perbuatan karena luka hati (karena ditolak) dan bukan sebuah sikap yang patut dipuji (minhaj Sunnah 4/243)
Dan dalam hal ini Ibn Taymiyah membela Abu Bakar dengan mengatakan yg dilakukan Sayyidah Fathimah (as) adalah bukan hal terpuji..! dan Abu Bakar tidak tercela akibat kemarahan Sayyidah Fathimah (as)..!??
Apakah Sayyidah Fathimah (as) menuntut bukan dengan Hukum Allah dan RasulNya.??
Apakah Syaikhul Nashibi ini lupa bahwa Rasulullah (saww) juga mengatakan bahwa kemurkaan Fathimah (as) adalah kemurkaan Rasulullah dan ridha Fathimah adalah keridhaan Rasulullah?!
Hal ini tidak bisa diabaikan, ucapan tersebut sangat jelas berlaku dalam setiap waktu dan setiap keadaan, dan ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang Sayyidah Fathimah (as) ucapkan dan lakukan DALAM SELURUHNYA HIDUPNYA adalah sesuai dan konsisten dengan perintah Allah SWT..! Dan itulah sebabnya tindakan Beliau (alaiha salam) sebagai garis untuk membedakan kebenaran dan kebatilan.!
Lalu di lanjutkan dihalaman 245 (minhaj as-sunnah 4/245) Ibn Taymiyah telah menyamakan kemarahan Sayyidah Fathimah (as) dengan kemarahan orang MUNAFIK !?
أو ليس الله قد ذم المنافقين الذين قال فيهم ومنهم من يلمزك في الصدقات فإن أعطوا منها ورضا وإن لم يعطوا منها إذا هم يسخطون ولو نهم رضوا ما اتاهم الله ورسوله وقالوا حسبنا الله سيوتينا الله من فضله ورسوله إنا إلى الله راغبون فذكرالله قوما رضوا إن اعطوا وغضبوا إن لم يعطوا فذمهم بذلك
Tidakkah Allah mengkritik orang munafiq ketika Dia berkata “Dan di antara mereka ada orang yang memaksamu membagikan zakat jika mereka diberi sebagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah. Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah”. Allah menyebutkan orang-orang yang jika mereka diberi, mereka akan senang, tetapi jika mereka tidak diberi mereka marah, dan mengutuk mereka. (Minhaj as-Sunnah 4/245)
Disini Ibn Taymiyyah menyamakan kemarahan Sayyidah Fathimah (as) sebagai kemarahan orang munafik, karena sudah jelas bagi kita bahwa Sayyidah Fathimah (as) marah berkenaan dengan tuntutan haknya atas Fadak kepada Abu Bakar yang tidak diberikan oleh Abu Bakar, dan itu adalah riwayat Shahih.
Lalu Ibn Taymiyah melanjutkan :
فمن مدح فاطمة بما فيه شبه من هؤلاء ألا يكون قادحا فيها فقاتل الله الرافضة وانتصف لأهل البيت منهم فإنهم ألصقوا بهم من
العيوب والشين مالا يخفى على ذي عين
Barangsiapa yang memuji Fathimah maka itu adalah perbuatan yang menyerupai mereka (sama dengan org munafik), namun jangan pula mencela beliau (fathimah) semoga Allah akan membunuh kaum Rafidhoh yang mengklaim ajarannya sebagai ajaran Ahlulbait, padahal sesungguhnya mereka (rafidhoh) telah menaruh celaan kepada Ahlul Bait, dan hal itu sangat tampak dan nyata bagi orang yang memiliki penglihatan.
Ibn Taymiyah mengaggap siapapun yang bersetuju dengan tindakan Fathimah (as) maka ia sama dengan orang Munafik.
Setelah itu Ibn Taymiyah mulai menunjukkan kemunafikannnya dengan ucapannya sendiri :
“….namun jangan pula mencela beliau (fathimah) semoga Allah akan membunuh kaum Rafidhoh yang mengklaim ajarannya sebagai ajaran Ahlul Bait…”
Apa yang ada di otak Ibn Taymiyah..? setelah menyamakan kemarahan Sayyidah Fathimah (as) dengan kemarahan orang munafik, lalu dengan santainya ia bicara “…namun jangan pula mencela beliau (Fathimah)…” ???
Jika yang membela dan bersetuju dengan kemarahan Sayyidah Fathimah (as) dia samakan dengan orang munafik, lalu bagaimana dengan pelaku kemarahan tersebut yaitu Sayyidah Fathimah (as)…???
Sekali lagi, Syaikhul munafiqun ini sudah pikun atau pura-pura lupa bahwa kemarahan Sayyidah Fathimah (as) adalah kemarahan Rasulullah (saww). Sungguh Syaikhul Munafiqun ini pandai mengelabuhi orang-orang awam…!
Bahkan seorang Ulama Sunni Mahmud Subaih dalam Akhta ibn Taymiyah (63) mengatakan :
خطأ جسيم لابن تيمية لا يغتفر إلا إذا تاب منه قبل رحيله وهو تشبيهه غضب السيدة فاطمة الزهراء رضي الله عنها من الصديق رضي الله عنه بغضب المنافقين
Sebuah kesalahan besar Ibnu Taymiyah yang tak termaafkan kecuali ia bertobat sebelum kematian, adalah menyamakan kemarahan Sayyidah Fathimah az-Zahra ra terhadap as-Sihddiq ra dengan kemarahan seorang munafik.
Jadi jelas, bahwa yang mengetahui bahwa Ibn Taymiyah telah menyamakan Kemarahan Sayyidah Fathimah (as) dengan kemarahan seorang munafik bukan hanya Syiah, namun juga ulama Sunni telah menyatakan hal tersebut.
Inilah Mazhab Bani Umayyah, yang nampak jelas kebenciannya terhadap Ahlul Bait Rasulullah (saww). Dan itulah Kenashibian Ibn Taymiyah. oleh Haydar Syarif Al-Husayni
http://www.nurmadinah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar