Dengan semangat Husein bin Ali pada peristiwa Karbala’, kini Gaza telah menjadi Karbala yang darinya keluar seruan al-Husein yang mengatakan; “Adakah yang hendak menolong-ku?” (Hal min nashirin yanshurunii). Kini para ulama pecinta al-Husein dan yang mewarisi jiwa patriotisme Husein telah menyeru ke segenap penjuru dunia akan pentingnya kasus Gaza di mata kaum muslimin. Seruan al-Husein untuk segenap kaum muslimin, bukan khusus untuk Syiah saja. Bahkan seruan beliau ditujukan untuk segenap manusia pecinta keadilan dan pemilik jiwa kemanusiaan, bukan muslim saja.
Mensikapi Kasus Gaza; Fatwa Ulama Islam VS Fatwa Ulama Wahaby (Salafy)
Dengan semangat Husein bin Ali pada peristiwa Karbala’, kini Gaza telah menjadi Karbala yang darinya keluar seruan al-Husein yang mengatakan; “Adakah yang hendak menolong-ku?” (Hal min nashirin yanshurunii). Kini para ulama pecinta al-Husein dan yang mewarisi jiwa patriotisme Husein telah menyeru ke segenap penjuru dunia akan pentingnya kasus Gaza di mata kaum muslimin. Seruan al-Husein untuk segenap kaum muslimin, bukan khusus untuk Syiah saja. Bahkan seruan beliau ditujukan untuk segenap manusia pecinta keadilan dan pemilik jiwa kemanusiaan.
Ayatullah Sayid Ali Khamene’i:
“Jika musuh-musuh Islam meraih keberhasilan di tahap ini, pasti mereka tidak akan puas dan tak akan melepaskan kawasan Timur Tengah dari cengkeramannya. Negara-negara Islam yang berada di sekitar kawasan ini namun menolak mengulurkan bantuan kepada Palestina, harus menantikan akibat buruk dari kesalahan yang mereka lakukan sekarang”
“Dalam masalah Gaza, saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada semua khususnya kepada anak-anak muda yang mukmin dan penuh semangat yang telah mendatangi sejumlah bandar udara dan tempat-tempat lain sambil menyatakan keinginan untuk dikirim ke Gaza. Namun perlu saya katakan, dalam hal ini kita tidak bisa melakukan itu”
“Musuh harus terus ditekan secara politik dan melalui gerakan massa (spt demonstrasi .red) agar segera menghentikan agresinya”
“Anak-anak dan perempuan yang tak berdosa di Gaza setiap hari berguguran seperti daun-daun yang berjatuhan di musim gugur. Meski demikian tidak terdengar adanya suara protes dari Perserikatan Bangsa-bangsa, lembaga-lembaga hak asasi manusia dan negara-negara Barat termasuk masyarakat Eropa. Kenyataan yang pahit ini membuktikan kebohongan, kemunafikan dan dusta besar lembaga-lembaga dan negara-negara yang mengaku membela HAM”
“Bahkan jika seandainyapun –semoga hal itu tidak terjadi- musuh membantai seluruh pejuang Hamas dan Palestina yang saat ini sedang berjuang dengan tekad kuat dan semangat membaja, isu Palestina tidak akan selesai dengan pembantaian sadis ini. Tak diragukan bahwa Palestina dengan memanfaatkan pengalaman yang dimilikinya akan kembali muncul dengan lebih kuat untuk menghadapi musuh dan akhirnya akan mengalahkannya”
“Insya Allah dengan dukungan bangsa-bangsa di dunia dan resistensi yang berkesinambungan, seluruh bangsa Muslim tak lama lagi akan merayakan pesta kemenangan”
(http://Indonesian.khamenei.ir)
(http://Indonesian.khamenei.ir)
Ayatullah Syeikh Makarim Syirazi:
“Diamnya para pengklaim pendukung Hak Asasi Manusia terkhusus di Barat berkaitan dengan kebiadaban Israel di Gaza, sekali lagi membuka kedok mereka yang membuktikan bahwa mereka adalah tukang tipu”
“Sekjen PBB telah mengeluarkan pernyataannya yang mengecam kekejaman Israel. Namun nampaknya, pernyataan itu hanyalah sebagai pengelabuan terhadap opini umum saja“
“Barat, terkhusus USA, selalunya mengaku sebagai penegak Hak Asasi Manusia. Namun 60 tahun kekejaman Israel tidak pernah diliriknya sama sekali”
“Dikarenakan kondisi krisis yang terjadi Gaza akibat kekejaman Israel terhadap masyarakat Palestina, maka dari negera-negara Arab di kawasan harus turut merasakan penderitaannya”
“Sebagian negara-negara Arab ketika melihat saudara-saudari muslim mereka pada kondisi yang sangat memprihatinkan antara hidup dan mati, justru mereka mengadakan pertemuan dengan para durjana dari rezim Zionis (pada kasus ‘Dialog antar Agama’ di kantor PBB yang diprakarsai Saudi .red)”
“Sekarang ini, terdapat satu juta setengah pengungsi Palestina di Gaza. Dengan kondisi kedinginan dan kelaparan, juga dalam kondisi yang sangat buruk, mereka dikepung. Namun tidak terdengar suara apapun, baik dari Arab maupun Barat. Ini sangat memilukan sekali. Kondisi menyedihkan ini, akibat akibat lobi Zionis terhadap para politisi USA, Eropa dan sebagian negara-negara Arab”
(http://shiiteworld.com)
(http://shiiteworld.com)
Ayatullah Syeikh Nuri Hamadani:
“Sekarang ini, masyarakat dunia menyaksikan langsung pembantaian masyarakat Gaza. Para seniman dapat dengan indah berperan untuk menggambarkan peristiwa penganaktirian dan kezaiman global ini”
“Pada pertemuan itu (pada kasus ‘Dialog antar Agama’ di kantor PBB yang diprakarsai Saudi .red) seharusnya untuk menyelesaikan krisis masyarakat Palestina. Akan tetapi sekarang kita melihat, betapa pihak yang membuat Gaza tergenang darah dapat duduk tenang dan berdampingan dengan negara-negara Arab dan muslim”
(http://shiiteworld.com)
(http://shiiteworld.com)
Ayatullah Syeikh Jawadi Amuli:
“Sangat disayangkan, sebagian negara-negara Arab dan muslim berdiam diri melihat kejahatan Israel. Akan tetapi para manusia teraniaya itu akan menuntut mereka”
“Sesuai dengan ajaran agama dan al-Quran, adanya keharusan menolong para manusia yang teraniaya. Atas dasar itu, kita tidak boleh membiarkan kaum muslimin teraniaya oleh para penzalim. Menjadi kewajiban atas setiap negara Islam dan Arab untuk mendukung, membela dan mendomonstrasikan kebenciannya terhadap prilaku zalim Zionis Israel terhadap masyarakat Palestina yang teraniaya”
“Sangatdisesalkan! Sebagian negara Arab bukan malah membantu msyarakat Palestina yang teraniaya, malah mendukung dan membantu rezim perampok Israel”
“Sekarang ini, lebih dari satu juta penduduk muslim di Gaza terkepung. Dan sesuai dengan ajaran yang ditekankan Rasul kepada kita agar kita membantu mereka”
(http://shiiteworld.com)
(http://shiiteworld.com)
Ayatullah Sayid Musawi Ardebili:
“Saudara dan saudari seiman, baik secara akal maupun syariat kita semua memiliki kewajiban dan tanggungjawab dengan segala kemampuan kita untuk turut membantu para penduduk Gaza yang teraniaya, juga masyarakat negara-negara lain yang sedang terjajah. Membantu orang-orang yang terkena musibah akibat Zionis dengan kehilangan semua kebutuhan-kebutuhan primernya maka wajib bagi kifayah bagi semua orang yang memiliki kemampuan untuk membantunya, dengan bentuk apapun. Siapapun yang memiliki kemampuan namun tidak melaksanakan tugas Ilahi ini maka ia akan mendapat siksa dan tidak ada uzur lagi di mata Allah”
“Kaum muslimin di negara-negara pemerintahannya melaksanakan tugas semacam itu maka berkewajiban untuk mendukung dan menyokongnya. Namun kaum mukminin yang hidup di bawah pemerintahan yang tidak mau peduli terhadap tugas penting ini maka mereka harus tetap berusaha untuk bangkit dan turut membantu penderitaan masyarakat Palestina yang teraniaya, dengan cara apapun. Tidak menjadi soal menggunakan harta syar’i baik dari zakat maupun saham Imam (khumus) untuk pengeluaran di atas tadi. Insys-Allah itu akan mendapat ganjaran dari Allah, bahkan satu jalan terbaik untuk terlepas dari tanggungjawab dari kewajiban syar’i”
“”Sebagian negara-negara dan para individu jahil yang mengaku alim (ulama), setelah bertaun-tahun mereka secara sembunyi-sembunyi memiliki hubungan dengan rezim perampok yang menjajah al-Quds, namun di hari-hari penuh gejolak seperti sekarang ini mereka berada dan bernaung di bawah satu atap dengan setan terkutuk itu. Para petinggi beberapa negara Islam bukan hanya tidak membantu masyarakat Gaza yang terkepung, namun mereka juga tidak mengizinkan pertolongan dan bantuan kaum muslimin dari negara lain –termasuk dari bangsa Iran- untuk saudari-saudari yang kehilangan tempat tinggal, saudara-saudara tersiksa, dan anak-anak yang kelaparan yang berada di Gaza. Sesuai dengan realita dapat kita katakan bahwa, mereka telah menunaikan janjinya dengan sangat baik untuk selalu mendampingi rezim kejam Zionis.
(http://shiiteworld.com)
(http://shiiteworld.com)
Ayatullah Syeikh Madhohiri:
“Tujuan utama rezim penjajah Zionis adalah menghapus tuntas generasi muslim di Palestina dan memproklamirkan penghancuran Islam di tanah suci itu”
“Pertikaian dan perpecahan di antara kaum muslimin pada masa sekarang ini merupakan penyebab utama terjadinya tragedi Gaza, begitu juga apa yang terjadi di negara-negara muslim seperti Irak dan Afghanistan. Semua itu akibat dari perpecahan dan hilangnya ‘kesatuan kalimat’ di antara kaum musimin”
“Luka dahsyat ini jika tidak segera terobati maka kaum angkara murka (mustakbirin) kian hari akan semakin mempersiapkan diri untuk menyerang Islam dan kaum muslimin”
“Rasa acuh tak acuh dan ketidaksensitifan para penguasa negara-negara Islam adalah pondasi utama kekejaman rezim Zionis. Kehinaan dan sifat penjilat mereka terhadap USA serta Israel menjadi penyebab bertambahnya sistem hegemoni untuk menguasai semua sumber tambang minyak dan perekonomian bangsa-bangsa muslim. Dengan tujuan untuk menyerang Islam dan kaum muslimin maka setiap kekejaman dilakukan dengan bersama-sama secara sembunyi-sembunyi”
(http://shiiteworld.com)
(http://shiiteworld.com)
Ayatullah Sayid Husein Fadhlullah:
“Di depan pandangan masyarakat dunia Arab dan Barat, Israel telah melakukan pelanggaran dan kekejaman. Dan itu akan terus ia lakukan hingga semua undang-undang HAM yang dibikin oleh Barat akan dilanggarnya, serta ia akan berani melarang komisi HAM-PBB untuk datang ke Palestina. Ini terbukti bahwa Sekjen PBB hanya berani dan mencukupkan dengan mengatakan bahwa, ia mengkhawatirkan kondisi yang ada”
“Kondisi kaum muslimin sekarang, baik Syiah maupun Sunni menuntut daripada banyak membicarakan tentang persenjataan muqowamah di Palestina, Lebanon, Irak atau tempat manapun di Arab yang terjajah maka lebih baik mereka bersatu. Selain itu, bahaya-bahaya Zionis yang selalu mengancam negara-negara Islam dengan cara menyebarkan fitnah, harus dijelaskan kepada segenap kaum muslimin”
(http://shiiteworld.com)
(http://shiiteworld.com)
Sekarang marilah kita lihat dan bandingkan dengan para kaum jahil yang menampakkan diri sebagai ulama karena hanya memakai atribut luar seorang ulama Islam. Namun apa yang dinyatakannya –dengan alasan yang tidak logis, tidak riil dan tidak syar’i- bukan hanya tidak menguntungkan Islam dan kaum muslimin –terkhusus di Gaza- tetapi justru memojokkan Islam dan kaum muslimin, bahkan terkesan mendukung kekejaman rezim Zionis Israel.
Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan:
“Islam adalah agama yang tenang dan penuh kehati-hatian, Islam adalah agama ilmu, bukan agama yang suka keributan. Islam adalah agama yang mendorong untuk bertindak tenang dan hati-hati, di mana pada saat yang bersamaan, Islam mendorong amalan shalih, yang bermanfaat dan terpuji, seperti menyediakan bantuan kepada sesama muslim, berdoa untuk mereka, dan memberikan bantuan finansial dan senjata”
“Demonstrasi itu tidak ada manfaatnya, ini hanya bentuk keributan belaka. Demonstrasi merupakan bentuk kekacauan. Bagaimana hal tersebut bisa menimpakan bahaya bagi para musuh, jika orang-orang keluar dan berdemonstrasi di jalan-jalan, mengangkat suara mereka? Bahkan, ini akan membuat para musuh puas dan senang. Mereka akan mengatakan, “Apa yang kita lakukan telah memudharatkan dan melukai mereka.” Para musuh akan bergembira”
“Islam tidaklah mengajarkan demonstrasi, berteriak-teriak dan meninggikan suara. Tidaklah disyariatkan untuk menghancurkan properti-properti atau melakukan tindakan anarki. Ini bukanlah bagian Islam. Bahkan perkara-perkara ini tidaklah memberikan manfaat. Ini justru membahayakan kaum muslimin, tidak membahayakan musuh. Kenyataannya, musuh-musuh mereka akan bergembira dan berkata kepada diri mereka sendiri, “Aku telah memudharatkan mereka”, “Aku telah membuat mereka murka”, “Aku telah berhasil mempengaruhi mereka”.”
(http://ulamasunnah.wordpress.com/2009/01/03/hukum-demonstrasi-untuk-palestina/)
Selain itu, syeikh Shalih Al Luhaidan, yang tak lain Ketua Majelis Al A’la li Al Qadha’ Arab Saudi ini mengatakan, bahwa demonstrasi yang terjadi di jalanan Arab untuk membela warga Gaza termasuk membuat “fasad fi Al Ardhi“ alias kerusakan di muka bumi. Tak sekedar itu, ia juga menilai, demonstrasi sebagai hal yang tidak baik dan tidak mendatangkan kebaikan. Fatwa Luhaidan yang telah dilansir oleh koran al Hayat, hari Sabtu (3/2) itu sebagai “perkataan yang amat memalukan“ bagi dunia Islam. Sedangkan yang lain mengatakan bahwa hal itu merupakan “kriminal besar“ karena memerintahkan orang lain untuk tidak mengungkapkan sikap lewat demontrasi. Beberapa ulama yang melakukan pertemuan di Kairo sepakat bahwa demontrasi mendukung warga Gaza yang sedang dibantai Israel saat ini adalah wajib, secara syar’i dan aqli. (swaramuslim)
Sekarang mari kita lihat contoh fatwa seorang ulama Ahlussunnah (bukan Wahabi) yang mengkritisi fatwa-fatwa ulama Wahaby di atas.
Syeikh Abdul Naser Jabary (Ketua Pusat Kajian Islam Lebanon ‘Al-Dakwah’)
“Kita harus segera mengambil tindakan untuk mendukung warga Gaza, mengingat agresi Rezim Zionis Israel telah menghancurkan segala hal.”
“Tidak tepat menilai aksi unjuk rasa mendukung warga Gaza sebagai tindakan kontroversial.”
Syeikh Abdul Naser Jabary meminta mufti besar Arab Saudi tidak tunduk kepada pemimpin zalim dan harus segera bangkit membela kebenaran. Mufti Besar Arab Saudi, Syeikh Abdul Azis bin Abdullah Alusyeikh merupakan orang kedua yang mengeluarkan fatwa tentang pengharaman unjuk rasa anti-Zionis. Sebelumnya, Ketua Dewan Tinggi Peradilan Arab Saudi, Syeikh Sholeh al-Lahidan juga mengklaim bahwa keikutsertaan dalam aksi unjuk rasa akan melupakan orang dari mengingat Allah. (irib.ir)
Mufti Besar Wahaby Saudi Arabia
Sekarang; Alu Syeikh
Sekarang; Alu Syeikh
Sebelumnya; Bin Baz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar