Ayatullah Misbah Yazdi menyatakan, "Paramater nilai akhlak dalam Islam adalah kedekatan dengan Allah Swt. Setiap amal yang lebih mendekatkan manusia dengan Allah Swt, adalah yang lebih baik."
Rasa News (23/2) melaporkan, Ayatullah Misbah Yazdi menambahkan, "Ketika manusia memahami bahwa kedekatan dengan Allah Swt nilainya melebihi segala sesuatu, maka ketika itulah ia menemukan semangat untuk menjalankan seluruh titah ilahi, setiap amal yang lebih mendekatkan manusia kepada Tuhannya, maka amal tersebut lebih baik daripada perbuatan lainnya."
Guru besar hauzah ilmiah dan universitas ini menilai makrifat sebagai langkah pertama pendekatan kepada Allah Swt dan jika manusia memahami bahwa kedekatan dengan Allah Swt lebih utama dari semua hal dan mengetahui di hadapan siapa dia berdiri maka ketika itulah ia akan merasakan kenikmatan yang tidak pernah terbayangkan.
Dalam menjelaskan hakikat kenikmatan itu, Ayatullah Misbah Yazdi mengatakan, "Kenikmatan memiliki berbagai tingkatan dan yang paling rendah adalah kenikmatan indera sementara kenikmatan tertinggi adalah kenikmatan yang tidak dapat dirasakan dengan panca indera, dan untuk memperjelas maknanya dapat dicontohkan seperti kenikmatan yang dirasakan seseorang ketika mendengar nama kekasihnya."
Menyinggung sebuah riwayat Imam Sajjad as, Ayatullah Misbah Yazdi mengatakan, "Imam Sajjad as berkata bahwa seorang mukmin jika menanamkan kecintaan kepada Allah dalam hatinya maka tidak ada kenikmatan lain baginya kecuali mengingat Allah Swt. Memahami derajat kecintaan tersebut memang sulit untuk banyak orang."
Lebih lanjut, Ayatullah Misbah Yazdi menjelaskan, "Ada tiga syarat untuk menikmati. Pertama bahwa hal itu tepat untuknya, seperti makanan yang cocok dengan seleranya. Kedua, ada hubungan antara sesuatu itu dengan manusia dan dia memahami hubungan tersebut. Seperti ketika bau harum yang dapat dipahami oleh seseorang yang memiliki indera penciuman normal."
Adapun syarat ketiga adalah, "Perhatian dan fokus lebih besar. Contohnya ketika seseorang belajar sambil makan, maka ia tidak akan dapat menikmati makanan seperti selayaknya. Akan tetapi ketika seluruh perhatiannya tertuju pada makanan itu, maka dia akan dapat lebih menikmatinya."
Oleh karena itu Ayatullah Misbah Yazdi menekankan bahwa kenikmatan yang lebih itu sangat tergantung pada perhatian yang besar. "Faktor di balik perbedaan kenikmatan yang dirasakan manusia adalah karena penyesuaian dan kecocokan manusia juga berbeda-beda menyangkut banyak hal, selain itu kemampuan manusia untuk memahami juga berbeda, serta tingkat perhatian yang berbeda." (IRIB Indonesia/MZ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar