Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pelajaran fikih untuk program mujtahidnya, menjelaskan poin-poin penting akhlak dengan menyebutkan dua riwayat. Riwayat pertama;
«عَنْ أَبِی عَبْدِ اللَّهِ ع قَالَ إِنَّ اللَّهَ تَعالی لَيَحْفَظُ مَنْ يَحْفَظُ صَدِيقَه»
Diriwayatkan dari Imam Ja'far as-Shadiq as, "Allah Swt akan menjaga orang yang menjaga temannya."
«قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ ع لَا تُفَتِّشِ النَّاسَ فَتَبْقَى بِلَا صَدِيق» (1)
"Jangan kalian terlalu mengurusi orang lain, karena nanti kalian tidak akan mempunyai teman."
Rahbar mengatakan, "Maksud dari menjaga teman yang disebutkan dalam hadis bukan menjaga secara fisik saja -mungkin saja itu salah satu di antaranya- melainkan juga kehormatannya, kepribadiannya, dan juga arah perjalanannya. Maka Allah Swt akan menjaga orang-orang yang menjaga temannya."
"Hubungan persaudaraan, keakraban, dan persahabatan, termasuk salah satu masalah yang sangat diperhatikan dalam Islam. Coba kalian perhatikan dan menjaga mereka, maka Allah Swt sebagai imbalannya akan menjaga kalian."
"Menjaga teman bukan berarti kita juga harus membela perbuatan salah dan dosanya, seperti yang dilakukan dalam sebuah partai dan golongan bahwa jika seseorang melakukan kesalahan, maka anggota lain harus membelanya karena satu gerakan atau satu partai. Yang dimaksud bukan itu. Karena yang demikian itu sama artinya dengan menyusahkan dan menyesatkan teman. Akan tetapi yang dimaksud adalah menjaga kehormatan seorang mukmin yaitu saudara seiman. Ini penjelasan satu riwayat."
"Adapun riwayat berikutnya juga disebutkan dalam Ushul al-Kafi bahwa Imam Shadiq as mengimbau kita untuk tidak terlalu mengurusi apa yang dilakukan orang lain, seperti mencari-cari kesalahannya. Karena jika kita melakukannya, maka kita tidak akan mempunyai teman."
"Pada intinya, setiap orang memiliki aib. Dan jika kita ingin menelusuri aib orang lain maka kita akan dijauhi dan tidak memiliki teman. (IRIB Indonesia/MZ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar