Hikmah Dan Nasihat Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib (Nahjul Balaghah)
1. Amirul Mukminin as berkata: Dalam masa kekacauan sosial, jadilah
seperti unta remaja yang tak berpunggung cukup kuat untuk ditunggangi
dan tidak pula bersusu untuk diperah.
2. Amirul Mukminin as berkata: Barangsiapa mengambil serakah sebagai
kebiasaan, ia menurunkan harga dirinya sendiri; barangsiapa
membeberkan kesukaran-kesukarannya, ia menyetujui penghinaan; dan
barangsiapa memperkenankan lidahnya menguasai jiwanya, ia mengaibkan
3. Amirul Mukminin as berkata: Kekikiran adalah malu; sifat pengecut
adalah cacat; kemiskinan menggagalkan lelaki cerdas membela kasusnya;
orang melarat adalah orang asing di kotanya sendiri.
4. Amirul Mukminin as berkata: Ketidakmampuan adalah petaka; kesabaran
adalah keberanian; zuhud adalah kekayaan; pengendalian diri adalah
perisai (terhadap dosa): dan sahabat terbaik adalah penyerahan (kepada
Allah).
5. Amirul Mukminin as berkata: Pengetahuan adalah harta yang patut
dimuliakan; perilaku baik adalah busana baru, dan pikiran adalah
cermin yang jernih.
6. Amirul Mukminin as berkata: Dada si arif adalah peti besi
rahasianya; keceriaan adalah ikatan persahabatan; kesabaran yang
efektif adalah kuburannya kekurangan.
Dikatakan bahwa Amirul Mukminin as berkata dalam mengungkapkan artinya
bahwa: Perdamaian adalah penutup kekurangan; orang yang pengagum diri
menarik banyak lawan terhadapnya.
7. Amirul Mukminin as berkata: Sedekah adalah obat mujarab, dan amal
perbuatan manusia dalam kehidupan ini akan berada di hadapan matanya
di waktu ajalnya.
8. Amirul Mukminin as berkata: Manusia sungguh menakjubkan; ia
bercakap dengan lemak, berkata dengan sekerat daging, mendengar dengan
tulang dan bernafas melalui lobang.
9. Amirul Mukminin as berkata: Ketika dunia mendatangi seseorang
(dengan kemurahannya), ia (dunia) mengatributkan kepadanya kebaikan
orang lain; dan bilamana ia berpaling darinya, ia merebut kebaikannya
(orang itu) sendiri (pula).
10. Amirul Mukminin as berkata: Bergaullah dengan orang lain
sedemikian rupa sehingga apabila Anda mati, mereka akan menangisi Anda
dan selagi Anda hidup, mereka akan merindukan Anda.
11. Amirul Mukminin as berkata: Bilamana Anda mendapatkan kekuasaan
atas lawan Anda, ampunilah dia dengan bersyukur karena telah mampu
mengalahkannya.
12. Amirul Mukminin as berkata: Yang paling celaka dari semua manusia
ialah orang yang tak dapat beroleh beberapa saudara dalam hidupnya,
tetapi yang lebih celaka lagi ialah orang yang mendapat saudara tetapi
menghilangkannya.
13. Amirul Mukminin as berkata: Bilamana Anda (hanya) mendapatkan
nikmat yang kecil, janganlah Anda menolaknya dengan tidak bersyukur.
14. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang ditinggalkan oleh kerabat
dekat, akrab pada kerabat jauh.
15. Amirul Mukminin as berkata: Pembuat bencana bahkan tak dapat ditegur.
16. Amirul Mukminin as berkata: Semua hal tunduk kepada takdir,
sehingga kadang-kadang bahkan kematian merupakan akibat dari usaha.
17. Amirul Mukminin as diminta untuk menerangkan sabda Rasulullah SAWW
bahwa: Buanglah usia tuamu (dengan mengecat rambut) dan janganlah
menyerupai orang Yahudi. Amirul Mukminin menjawab: Nabi SAWW
mengatakan ini di masa agama (Islam) baru terbatas pada beberapa
orang, tetapi sekarang karena penyebarannya telah meluas dan (agama)
itu telah berkedudukan kukuh, maka setiap orang bebas (melakukannya
atau tidak).
18. Amirul Mukminin as berkata tentang orang-orang yang mengelak
berperang di pihaknya: Mereka meninggalkan kebenaran tetapi tidak
mendukung kebatilan.
19. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang berpacu dengan kendali
longgar bertabrak dengan maut.
20. Amirul Mukminin as berkata: Ampunilah kekurangan orang-orang yang
bertenggang rasa karena-bilamana mereka jatuh ke dalam kekeliruan
Allah akan mengangkatnya.
21. Amirul Mukminin as berkata: Akibat ketakutan ialah kekecewaan, dan
(konsekuensi) keengganan ialah frustrasi. Kesempatan lewat seperti
awan. Karena itu, gunakanlah kesempatan yang baik.
22. Amirul Mukminin as berkata: Kami mempunyai hak. Apabila
diperkenankan kepada kami, syukurlah; bila tidak, kami akan menunggang
di bagian belakang (punggung) unta sekalipun perjalanan malam itu
panjang.
Sayid Radhi berkata:Ini ungkapan yang sangat indah dan fasih. Itu
berarti bahwa apabila hak-hak kita tidak diberikan berarti kita
dipandang rendah. Makna ini muncul, karena yang biasa duduk menunggang
di bagian belakang punggung unta hanya para budak dan orang-orang
sejenisnya.
23. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang amalnya sesuai untuk
kedudukan di belakang, tak dapat diberi kedudukan di depan karena
nasabnya.
24. Amirul Mukminin as berkata: Membantu orang yang terlanda kesukaran
dan menghibur orang yang dalam kesusahan berarti menebus dosa-dosa
besar.
25. Amirul Mukminin as berkata: Wahai Bani Adam, bilamana Anda melihat
bahwa Tuhan Yang Mahasuci menganugerahkan nikmat-Nya kepada Anda
sementara Anda tidak menaati-Nya, hendaklah Anda takut kepada-Nya.
26. Amirul Mukminin as berkata: Bilamana seseorang menyembunyikan
barang sesuatu di hatinya, hal itu akan terungkap melalui kata-kata
yang tak disengaja dari lidahnya dan (pada) rona wajahnya.
27. Amirul Mukminin as berkata: Teruslah berjalan dalam sakit Anda
sementara Anda masih sanggup.
28. Amirul Mukminin as berkata; Zuhud yang terbaik ialah zuhud yang
disembunyikan.
29. Amirul Mukminin as berkata: Bilamana Anda melarikan diri dari
dunia, dan kematian sedang mendekat, tak ada masalah penangguhan dalam
pertemuan.
30. Amirul Mukminin as berkata: Bertakwalah! Bertakwalah! Demi Allah,
la menyembunyikan dosa-dosa Anda sedemikian rupa seakan-akan la telah
mengampum(nya).
Iman, Kafir, Ragu, dan Dukungannya
31. Amirul Mukminin as ditanyai tentang keimanan, lalu ia berkata:
Iman berdiri di atas empat kaki: kesabaran, keyakinan, keadilan dan jihad.
Kesabaran pun mempunyai empat aspek: gairah, takut, zuhud, dan
antisipasi (akan kematian)., maka barangsiapa bergairah untuk surga,
ia akan mengabaikan hawa nafsunya; barangsiapa takut akan api
(neraka), ia akan menahan diri dari perbuatan terlarang; dan
barangsiapa mengantisipasi kematian ia akan bergegas kepada amal baik.
Keyakinan juga mempunyai empat aspek: penglihatan yang bijaksana,
kecerdasan dan pengertian, menarik pelajaran dari hal-hal yang
mengandung pelajaran, dan mengikuti contoh orang-orang sebelumnya.
Oleh karena itu, barangsiapa melihat dengan bijaksana, pengetahuan
bijaksana akan terwujud kepadanya, dan barangsiapa yang terwujud
padanya pengetahuan bijaksana, maka ia akan menilai obyek-obyek yang
mengandung pelajaran, dan barangsiapa menilai obyek-obyek yang
mengandung pelajaran, samalah dia dengan orang-orang yang terdahulu.
Keadilan juga mempunyai empat aspek: pernahaman yang tajam,
pengetahuan yang mendalam, kemampuan baik untuk memutuskan, dan
ketabahan yang kukuh. Oleh karena itu, barangsiapa yang memahami akan
mendapatkan kedalaman pengetahuan; barangsiapa mendapatkan kedalaman
pengetahuan, ia meminum dari sumber keadilan; dan barangsiapa berlaku
sabar, maka ia tak akan melakukan perbuatan jahat dalam urusannya, dan
akan menjalani kehidupan yang terpuji di antara manusia.
Jihad juga mempunyai empat aspek: menyuruh orang berbuat baik,
mencegah orang berbuat kemungkaran, berjuang (di jalan Allahj dengan
ikhlas dan dengan teguh pada setiap kesempatan, dan membenci yang
mungkar., maka barangsiapa menyuruh orang lain berbuat baik, ia
memberikan kekuatan kepada kaum mukmin; barangsiapa menghentikan orang
lain dari kemungkaran, ia menghinakan orang kafir; barangsiapa
berjuang dengan ikhlas pada segala kesempatan, ia melaksanakan seluruh
kewajibannya; dan barangsiapa membenci yang mungkar dan menjadi marah
demi Allah, maka Allah akan marah untuk kepentingan dia dan akan tetap
meridainya pada Hari Pengadilan.
Kekafiran berdiri pada empat topangan: mengumbar hawa nafsu, saling
bertengkar, menyeleweng dari kebenaran, dan perpecahan., maka
barangsiapa mengumbar hawa nafsu, ia tidak cenderung kepada yang
benar; barangsiapa banyak bertengkar dalam kejahilan akan selalu buta
terhadap yang benar; barangsiapa menyeleweng dari kebenaran, baginya
baik menjadi buruk dan buruk menjadi baik dan ia tetap mabuk dengan
kesesatan; dan barangsiapa membuat perpecahan (dengan Allah dan
Rasul-Nya), jalannya menjadi sulit, urusannya menjadi rumit dan jalan
lepasnya menjadi sempit.
Keraguan mempunyai empat aspek: ketidaknalaran, ketakutan, kegoyahan
dan penyerahan yang tak semestinya kepada segala sesuatu., maka
barangsiapa menempuh ketidaknalaran sebagai jalannya, baginya tak ada
fajar setelah malam; orang yang takut akan apa yang menimpanya harus
lari tunggang langgang; orang yang goyah dalam keraguan, iblis akan
memijak-mijaknya; dan orang yang menyerah kepada kebinasaan dunia dan
akhirat akan binasa di dunia dan akhirat.
Sayid Radhi berkata: Kami telah meninggalkan bagian lain dari ucapan
ini karena khawatir akan panjangnya dan karena berada di luar tujuan
bab ini.
32. Amirul Mukminin as berkata: Pelaku kebaikan lebih baik dari
kebaikan itu sendiri, dan pelaku kemungkaran lebih buruk dari
kemungkaran itu sendiri.
33. Amirul Mukminin as berkata: Jadilah dermawan, tetapi jangan
mubazir; berhematlah, tetapi jangan kikir.
34. Amirul Mukminin as berkata: Kekayaan yang terbaik ialah
meninggalkan hawa nafsu.
35. Amirul Mukminin as berkata: Apabila seseorang cepat dalam
mengatakan hal-hal yang tidak mereka sukai tentang orang (lain), maka
orang berbicara tentang apa yang mereka tidak tahu tentang dia.
36. Amirul Mukminin as berkata: Barangsiapa memperpanjang hawa
nafsunya, ia menghancurkan amal perbuatannya.
37. Pada suatu waktu, saat Amirul Mukminin as sedang menuju ke Suriah,
penduduk Anbar menemuinya. Ketika melihatnya mereka mulai berjalan
kaki kemudian lari di depannya. la bertanya mengapa mereka berbuat
demikian. Mereka menjawab bahwa begitulah cara mereka menghormati para
pemimpinnya. Lalu ia berkata: Demi Allah, ini tak berfaedah bagi para
pemimpin Anda. Anda menyibukkan diri di dunia ini dan dengan itu Anda
menerima kemudaratan untuk dunia yang akan datang. Betapa ruginya
melakukan pekerjaan yang kelak menghasilkan hukuman, dan betapa
untungnya perkara yang menghasilkan kebebasan dari api (neraka).
38. Amirul Mukminin (as) berkata kepada putranya Hasan: Wahai anakku,
pelajarilah empat hal dan empat hal (selanjutnya) dari saya; tak ada
yang akan memudaratkan Anda apabila Anda melaksanakannya. Bahwa
kekayaan yang termahal adalah kecerdasan; kehancuran terbesar adalah
ketololan; keliaran yang paling liar adalah kesombongan, dan prestasi
yang terbaik ialah kebaikan akhlak.
Wahai anakku, Anda harus mengelak dari bersahabat dengan orang tolol
karena ia mungkin berniat untuk memberi manfaat kepada Anda tetapi ia
merugikan Anda; Anda harus mengelak dari bersahabat dengan orang kikir
karena ia akan melarikan diri dari Anda ketika Anda paling
memerlukannya; Anda harus mengelak bersahabat dengan orang pendosa
karena ia akan menjual Anda dengan cuma-cuma; dan Anda harus mengelak
dari bersahabat dengan pembohong karena ia adalah seperti bayangan
khayali, membuat Anda merasakan barang yang jauh seperti dekat dan
barang yang dekat seperti jauh.
39. Amirul Mukminin as berkata: Ibadah yang sunah tak dapat membawa
kedekatan kepada Allah, apabila hal itu menghalangi yang wajib.
40. Amirul Mukminin as berkata: Lidah orang bijaksana berada di
belakang hatinya, dan hati orang tolol berada di belakang lidahnya.
Sayid Radhi berkata: Kalimat ini mempunyai makna yang indah luar
biasa. Itu berarti bahwa orang bijaksana tidak berkata-kata dengan
lidahnya sebelum meminta nasihat akalnya dan menggunakan imajinasinya,
tetapi orang tolol mengucapkan apa saja yang sampai ke lidahnya tanpa
berpikir. Dengan demikian, lidah orang bijaksana mengikuti hatinya
sementara hati orang tolol mengikuti lidahnya.
41. Pengertian yang tepat itu juga telah diriwayatkan dari Amirul
Mukminin as, dalam suatu versi lain, sebagai berikut: Hati seorang
tolol berada di mulutnya sementara lidah orang bijaksana berada di
hatinya.
Makna kedua ucapan (40 dan 41) sama.
42. Amirul Mukminin (as) berkata kepada salah seorang sahabatnya yang
sedang sakit: Semoga Allah membuat sakit Anda menjadi sarana untuk
menghapus dosa-dosa Anda, karena tak ada ganjaran bagi sakit selain
bahwa ia menghapus dosa-dosa dan menggugurkannya seperti daun-daun
(kering). Ganjaran terletak dalam mengikrarkan dengan lidah dan
mengamalkan dengan tangan dan kaki. Sesungguhnya Allah Ta’ala
memasukkan ke surga barangsiapa yang la kehendaki di antara
hamba-hamba-Nya karena kebenaran niat dan kesucian hatinya.
Sayid Radhi mengatakan: Amirul Mukminin benar dalam mengatakan bahwa
tak ada ganjaran bagi sakit itu sendiri, karena penghapusan dosa dapat
diakui sehubungan dengan perbuatan Allah Yang Mahatinggi kepada
hamba-harnba-Nya sebagai kesusahan, sakit dan yang serupa, sedang
ganjaran dan pembalasan adalah atas amal perbuatan manusia. Inilah
perbedaan antara keduanya, dan Amirul Mukminin telah menjelaskannya
melalui pengetahuannya yang cemerlang dan pandangannya yang sehat.
43. Amirul Mukminin as berkata tentang Khabbab ibn al-Aratt: Semoga
Allah menaruh rahmat kepada Khabbab ibn al-Aratt karena ia menerima
Islam dengan sukarela, berhijrah (dari Makkah) dengan taat, tetap puas
dengan apa yang mencukupinya, rida dengan Allah dan menjalani hidup
mujahid.
44. Amirul Mukminin as berkata: Diberkatilah orang yang terus
mengingat kehidupan yang berikut, bertindak sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dia mempertanggungjawabkannya, tetap puas dengan apa yang
mencukupinya, dan tetap rida kepada Allah.
45. Amirul Mukminin as berkata: Sekalipun saya memukul hidung seorang
mukmin dengan ini, pedang saya, supaya membenci saya, ia tak akan
membenci saya; dan sekalipun saya tumpukkan seluruh kekayaan dunia di
hadapan seorang munafik untuk mencintai saya, ia tidak akan mencintai
saya. Ini disebabkan karena suatu keputusan yang diikrarkan oleh lidah
Nabi yang mulia SAWW, ketika beliau berkata,
“Wahai ‘Ali, orang mukmin tak akan pernah membencimu, dan orang
munafik tak akan pernah mencintaimu.”
46. Amirul Mukminin (as) berkata: Dosa yang meresahkan Anda lebih baik
dalam pandangan Allah daripada kebajikan yang membanggakan Anda.
47. Amirul Mukminin as berkata: Nilai seorang lelaki sesuai dengan
keberaniannya; kejujurannya sesuai dengan keseimbangan perangainya;
keperkasaannya sesuai dengan respek dirinya; dan kesuciannya sesuai
dengan rasa malunya.
48. Amirul Mukminin as berkata: Kemenangan dicapai dengan tekad; tekad
tercapai dengan pemikiran, dan pikiran dibentuk dengan menjaga
rahasia.
49. Amirul Mukminin as berkata: Takutlah akan serangan orang terhormat
ketika ia lapar, dan (serangan) orang hina ketika ia kenyang.
50. Amirul Mukminin as berkata: Hati manusia adalah seperti binatang
buas. Barangsiapa (hendak) menjinakkannya, akan diterkamnya.
51. Amirul Mukminin as berkata: Selama kedudukan Anda baik, kekurangan
Anda tertutup.
52. Amirul Mukminin as berkata: Yang paling mampu memaafkan ialah
orang yang paling berkuasa untuk menghukum.
53. Amirul Mukminin as berkata: Kedermawanan ialah yang dengan
inisiatif sendiri, karena memberi atas permintaan mungkin disebabkan
oleh harga diri atau untuk mengelakkan celaan.
54. Amirul Mukminin as berkata: Tak ada kekayaan seperti
kebijaksanaan, tak ada kemiskinan seperti kejahilan, tak ada warisan
seperti kehalusan, tak ada dukungan seperti nasihat.
55. Amirul Mukminin as berkata: Kesabaran ada dua jenis, sabar atas
apa yang menyakiti Anda dan sabar terhadap apa yang Anda serakahi.
56. Amirul Mukminin as berkata: Dengan kekayaan, tanah asing adalah
negeri sendiri, sedang dengan kemiskinan bahkan tanah sendiri menjadi
negeri asing.
57. Amirul Mukminin as berkata: Kepuasan adalah harta yang tak berkurang.
Sayid Radhi mengatakan: Ucapan ini juga telah diriwayatkan dari Nabi saw.
58. Amirul Mukminin as berkata: Kekayaan adalah sumber hawa nafsu.
59. Amirul Mukminin as berkata: Barangsiapa memperingatkan Anda, ia
seperti memberi kabar gembira kepada Anda.
60. Amirul Mukminin as berkata: Lidah adalah hewan buas; bila
dibebaskan ia menerkam.
61. Amirul Mukminin as berkata: Perempuan adalah ibarat kalajengking
yang sengatannya manis.
62. Amirul Mukminin as berkata: Apabila Anda diberi hormat, balaslah
dengan hormat yang lebih baik. Apabila tangan bantuan diulurkan kepada
Anda, buatlah kebaikan yarig lebih baik sebagai balasan, kendatipun
keutamaannya tetap berada pada si pemula.
63. Amirul Mukminin as berkata: Penengah adalah sayap dari si pencari.
64. Amirul Mukminin as berkata: Manusia duniawi adalah seperti musafir
yang sedang dibawa sementara ia tertidur.
65. Amirul Mukminin as berkata: Ketiadaan sahabat berarti keterasingan.
66. Amirul Mukminin as berkata: Tidak mendapatkan apa yang diinginkan
lebih enak daripada meminta pada orang yang tak pantas.
67. Amirul Mukminin as berkata: Jangan merasa malu karena (hanya)
memberikan sedikit, karena penolakan adalah lebih kecil dari (yang
sedikit) itu.
68. Amirul Mukminin as berkata: Menahan diri adalah perhiasan
kemiskinan sedang syukur adalah perhiasan kekayaan.
69. Amirul Mukminin as berkata: Apabila yang Anda tuju tak tercapai,
maka janganlah cemas tentang apakah Anda dahulunya.
70. Amirul Mukminin as berkata: Anda tak akan mendapatkan orang jahil
kecuali pada salah satu ujung ekstrem (yakni yang lalai atau yang
berlebih-lebihan).
71. Amirul Mukminin as berkata: Ketika akal meningkat, kata-kata menyingkat.
72. Amirul Mukminin as berkata: Waktu mengauskan tubuh, menyegarkan
hasrat, membawa kematian lebih dekat, dan membawa pergi
aspirasi-aspirasi. Barangsiapa berhasil dengannya, menghadapi
kesusahan, dan barangsiapa tak mendapatkan kebaikannya, pun mengalami
kesukaran.
73. Amirul Mukminin as berkata: Barangsiapa menempatkan diri sebagai
pemimpin rakyat, ia harus mulai mendidik dirinya sendiri sebelum
mendidik orang lain; dan pelajarannya haruslah melalui perilakunya
sendiri sebelum mengajar dengan lidah. Orang yang mendidik dan melatih
dirinya sendiri lebih berhak mendapat penghormatan ketimbang orang
yang mendidik dan melatih orang lain.
74. Amirul Mukminin as berkata: Nafas seseorang adalah suatu langkah
ke arah ajal.
75. Amirul Mukminin as berkata: Setiap yang dapat dihitung akan lewat,
dan setiap hal yang mesti datang akan terjadi.
76. Amirul Mukminin as berkata: Apabila urusan tercampur aduk, maka
yang terakhir harus dinilai menurut yang lebih dahulu.
77. Diriwayatkan bahwa ketika Dhirar ibn Hamzah (sebenarnya ibn
Dhamrah) ad-Dhibabi pergi kepada Mu’awiyah dan Mu’awiyah rnenanyainya
tentang Amirul Mukminin, ia berkata, “Saya bersaksi bahwa saya telah
melihatnya pada beberapa kesempatan ketika malam telah membentang dan
ia sedang berdiri di mihrab (mesjid) sambil memegang janggutnya seraya
mengerang seperti orang digigit ular dan menangis seperti orang dalam
kesedihan, lalu ia berkata: ‘Hai dunia, hai dunia! Menjauhlah dari
saya. Mengapa engkau datang kepada saya? Adakah engkau sangat
menginginkan saya? Engkau tak mungkin mendapat kesempatan untuk
mengesankan saya. Tipulah orang lain. Saya tak ada urusan denganmu.
Saya telah menceraikanmu tiga kali, yang sesudahnya tak ada rujuk
lagi. Kehidupanmu singkat, urgensitasmu kecil, kegemaran Anda
sederhana. Sayang! Bekal sedikit, jalan panjang, perjalanan jauh, dan
tujuan sukar dicapai.’
Tentang Takdir
78. Seorang lelaki bertanya kepada Arnirul Mukminin, “Apakah kepergian
kita untuk berperang melawan orang Suriah ditakdirkan Allah?” Amirul
Mukminin memberikan jawaban yang mendetail yang sebagian darinya
adalah sebagai di bawah ini.
“Celakalah Anda! Anda menganggapnya sebagai takdir yang terakhir dan
tak terelakkan (yang menurutnya kami telah dipastikan akan bertindak).
Apabila demikian, maka tak akan ada masalah ganjaran atau hukuman, dan
tak akan ada makna atas janji dan peringatan Allah. (Sebaliknya) Allah
Yang Mahasuci telah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bertindak
menurut kehendak bebas, dan telah memperingatkan dan mencegah mereka
(dari kejahatan). la telah menempatkan kewajiban-kewajiban ringan pada
mereka dan tidak meletakkan kewajiban-kewajiban berat. la memberikan
kepada mereka (ganjaran) yang banyak sebagai imbalan atas (amal
perbuatan) yang sedikit. la tidak ditaati bukan karena la dikalahkan.
la ditaad, tetapi tidak dengan memaksa. la tidak mengutus para Nabi
hanya sekadar main-main. la tidak menurunkan Kitab bagi manusia tanpa
tujuan. la tidak menciptakan langit, bumi dan segala yang ada di
antaranya dengan sia-sia. “Yang demikian itu adalah anggapan
orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka
akah masuk neraka.” (QS. 38:24)
79. Amirul Mukminin as berkata: Ambillah butir-butir kebijaksanaan di
mana pun ia berada, karena apabila ucapan kebijaksanaan berada di dada
seorang munafik, ia menggelepar sampai ia keluar dan bermukim dengan
yang lain-lain yang sejenisnya di dada orang mukmin.
80. Amirul Mukminin as berkata: Kebijaksanaan adalah barang kaum
mukmin yang hilang., maka ambillah dia walaupun dari orang munafik.
81. Amirul Mukminin as berkata: Nilai sedap orang adalah dalam prestasinya.
Sayid Radhi mengatakan: Ini kalimat yang nilainya tak terperikan. Tak
ada ungkapan arif dapat dibandingkan dengannya dan tak ada kalimat
yang setara dengannya.
82. Amirul Mukminin berkata: Saya sampaikan kepada Anda lima hal, yang
apabila Anda menunggang unta Anda dengan cepat untuk mencarinya, maka
Anda akan mendapatkan bahwa usaha itu patut atasnya. Tak boleh ada
sesuatu di mana Anda meletakkan harapan selain Allah; jangan menakuti
sesuatu selain dosa terhadap-Nya; janganlah seorang pun di antara Anda
merasa malu mengatakan, ‘Saya tidak tahu’, apabila ia ditanyai tentang
sesuatu yang tidak diketahuinya; janganlah seseorang merasa malu untuk
mempelajari sesuatu yang tidak diketahuinya; dan Anda harus
mempraktikkan kesabaran, karena kedudukan sabar bagi iman adalah
seperti kepala bagi tubuh, sehingga tepat sebagaimana tak ada baiknya
tubuh tanpa kepala, tak ada kebaikan dalam iman tanpa kesabaran.
83. Amirul Mukminin as berkata tentang seseorang yang banyak
memujinya, walaupun la tidak mengaguminya: Saya di bawah apa yang Anda
ucapkan dan di atas apa yang Anda rasakan dalam hati Anda.
84. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang selamat dari pedang (dalam
pertempuran) hidup lebih lama dan mempunyai banyak keturunan.
85. Amirul Mukminin as berkata: Barangsiapa berlepas dari mengatakan,
“Saya tak tahu”, maka ia akan menemukan kehancuran.
86. Amirul Mukminin as berkata: Saya menyukai pendapat seorang tua
lebih dari tekad seorang muda. Atau, menurut versi lain, “lebih dari
syahidnya seorang muda.”
87. Arnirul Mukminin (as) berkata: Saya heran akan orang yang
kehilangan harapan padahal ada kemungkinan untuk beroleh keampunan.
88. Imam Abu Ja’far Muhammad ibn ‘Ali al-Baqir as telah meriwayatkan
dari Amirul Mukminin (as) bahwa ia berkata, “Ada dua sumber
penyelamatan dari hukuman Ilahi; salah satunya telah diangkat, sedang
yang yang satunya ada di hadapan Anda. Karena itu Anda harus bertaut
padanya. Sumber keselamatan yang telah diangkat ialah Nabi Allah SAWW,
sedang sumber keselamatan yang tertinggal ialah mencari keampunan.
Allah Ta’ala telah berfirman, ‘Dan Allah tidak akan menghukum mereka
sementara engkau ada bersama mereka, dan tidak pula Allah akan
mengazab mereka sementara mereka memohon keampunan’.” (QS. 8:33)
Sayid Radhi mengatakan, “Ini salah satu cara menarik makna yang paling
indah dan cara penafsiran yang paling halus.
89. Amirul Mukminin as berkata: Apabila seorang lelaki berperangai
patut dalam urusan antara dirinya sendiri dan Allah, maka Allah akan
menjaga kepatutan urusan antara dia dan orang lain. Dan apabila
seseorang menjaga secara patut urusannya dengan kehidupan akhirat,
maka Allah akan menjaga secara patut baginya urusan dunia ini.
Barangsiapa yang menjadi juru dakwah bagi dirinya sendiri akan
dilindungi Allah.
90. Amirul Mukminin as berkata: Seorang hakim syariat yang sempurna
adalah orang yang tidak membiarkan orang kehilangan harapan akan
rahmat Allah, tidak membuatnya luluh hati akan kebaikan Allah, dan
tidak membuatnya merasa aman dari hukuman Allah.
91. Amirul Mukminin as berkata: Hati ini menjadi muak ketika tubuh
menjadi muak;, maka carikan ucapan-ucapan bijaksana yang indah
untuknya.
92. Amirul Mukminin as berkata: Pengetahauan yang paling rendah ialah
apa yang tinggal di lidah, dan pengetahuan yang paling mulia ialah
yang tenvujud dalam (amal perbuatan) melalui anggota dan organ tubuh.
93. Amirul Mukminin berkata: Janganlah seorang di antara Anda sekalian
mengatakan, “Ya Allah, aku mencari perlindungan-Mu dad kesusahan,”
karena tak seorang pun yang tidak terlibat dalam kesusahan; tetapi
barangsiapa mencari perlindungan Allah, ia harus mencari perlindungan
dari kesusahan yang menyesatkan, karena Allah berfirman, “Dan
ketahuilah bahwa kekayaanmu dan anak-anakmu merupakan cobaan” (QS.
8:28), yang artinya adalah bahwa la menguji Anda dengan kekayaan dan
ketunman untuk membedakan orang yang tidak merasa rela dengan
rezekinya dan orang yang bahagia dengan apa yang telah dianugerahkan
kepadanya. Walaupun Allah Yang Mahasuci mengetahui mereka lebih dari
mereka mengetahui diri mereka sendiri, namun la berbuat demikian untuk
membiarkan mereka melakukan perbuatan yang dengan itu mereka
mendapatkan ganjaran atau hukuman, karena sebagian dari mereka senang
mempunyai (anak) laki-laki dan tak senang mempunyai (anak) perempuan,
dan sebagian suka mengumpul harta dan tidak menyukai kesusahan.
Sayid Radhi mengatakah: Ini salah satu tafsiran yang menakjubkan yang
diriwayatkan darinya.
94. Amirul Mukminin ditanyai apakah baik itu, dan ia menjawab, “Yang
baik bukanlah banyak kekayaan dan anak, melainkan pengetahuan yang
banyak, kesabaran besar, dan saling berlomba dalam ibadat kepada
Allah. Apabila berbuat baik, bersyukur kepada Allah, tetapi apabila
Anda berbuat buruk, mintalah keampunan Allah. Di dunia ini kebaikan
hanya untuk dua orang: orang yang berbuat dosa tetapi meluruskannya
dengan bertaubat, dan orang yang bergegas melakukan perbuatan baik.
95. Amirul Mukminin (as) berkata: Amal yang disertai takwa kepada
Allah tidaklah akan sia-sia, dan betapa mungkin suatu hal sia-sia
padahal ia (sudahj diterima.
96. Amirul Mukminin berkata: “Orang-orang yang paling terpaut pada
para Nabi adalah orang-orang yang mengetahui apa yang telah dibawa
para nabi.” Kemudian Amirul Mukminin membacakan, “Sesungguhnya orang
yang paling dekat kepada Ibrahim tentulah orang-orang yang
mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad) dan orang-orang yang beriman.”
(QS. 6:6) Kemudian ia berkata, “Sahabat (Nabi) Muhammad SAWW adalah
orang yang menaati Allah, sekalipun ia tidak berhubungan darah, dan
musuh Muhammad adalah orang yang tidak menaati Allah sekalipun ia
keluarga dekat.”
97. Amirul Mukminin mendengar tentang seorang Khariji yang berkata
bahwa ia mendirikan salat malam dan membaca Al-Qur’an, lalu ia
berkata: Tidur dalam keadaan iman yang kukuh lebih baik daripada salat
dalam keadaan ragu-ragu.
98. Amirul Mukminin as berkata: Bilamana Anda mendengar suatu suatu
hadis, ujilah itu menurut akal, jangan sekadar mendengar, karena
periwayat pengetahuan ada banyak tetapi yang menjaganya hanya sedikit.
99. Amirul Mukminin mendengar seorang lelaki membaca, Sesungguhnya
kita milik Allah dan kepada-Nya kita akan kembali’ (QS. 2:256) lalu ia
berkata: Bacaan kita “Innâ lillâhi” (Sesungguhnya kita milik Allah)
adalah suatu pengakuan akan wilayah-Nya atas diri kita, dan bacaan
kita, “Wa innâ ilaihi râji’ûn” (Dan sesungguhnya kepada-Nya kita akan
kembali) adalah pengakuan bahwa kita fana.
100. Seseorang memuji Amirul Mukminin di hadapan beliau, lalu beliau
berkata: ‘Tuhanku, Engkau lebih mengetahui diriku daripada aku
sendiri, dan aku sendiri mengetahui lebih banyak dari apa yang mereka
ketahui. Tuhanku, jadikanlah kami lebih baik daripada apa yang mereka
kira, dan ampunilah kami atas apa yang tidak mereka ketahui.
101. Amirul Mukminin as berkata: Pemenuhan kebutuhan (orang lain)
menjadi kebajikan langgeng dalam dga hal: memandangnya kecil sehingga
ia beroleh kebesaran, menyimpannya sehingga ia terwujud, dan
melakukannya dengan cepat sehingga ia menjadi menyenangkan.
102. Amirul Mukminin as berkata: Segera akan tiba saat ketika
ke-dudukan tinggi hanya akan diberikan kepada orang-orang yang
mencemarkan orang lain, ketika orangorang keji akan dianggap cerdas,
dan orang adil akan dianggap lemah. Orang akan memandang sedekah
sebagai kerugian, hubungan kekeluargaan sebagai (beban) kewajiban, dan
ibadah sebagai dasar untuk mengklaim kebesaran di antara orang lain.
Pada saat itu wewenang akan dilaksanakan melalui nasihat kaum wanita,
mendudukkan anak-anak untuk jabatan tinggi dan pelaksanaan urusan
pemerintahan oleh para banci.
103. Amirul Mukminin as kelihatan berpakaian tua yang lusuh dengan
tambalan-tambalan. Ketika hal itu ditunjukkan kepadanya, ia berkata:
Dengan itu hati merasa takut, pikiran merasa sederhana dan kaum mukmin
menandinginya. Sesungguhnya dunia ini dan dunia akhirat saling
bermusuhan dan arah jalannya berbeda. Barangsiapa menyukai dan
mencintai dunia ini ia akan membenci dunia akhirat dan menjadi
musuhnya. Ini seperti timur dan barat. Apabila seseorang berjalan
mendekati yang satu, maka ia menjauh dari yang lainnya. Mereka seperti
dua istri yang dimadu.
104. Diriwayatkan oleh Nauf al-Bikali bahwa: “Saya melihat Amirul
Mukminin as keluar dari tempat tidumya lalu melihat ke
bintang-bintang, kemudian ia berkata kepada saya, ‘Wahai Nauf, apakah
Anda sedang jaga atau tidur?’ Saya katakan, “Saya sedang bangun, ya
Amirul Mukminin.’ Lalu ia berkata, ‘Diberkatilah orang yang berpantang
atas dunia ini dan bergairah untuh akhirat. Mereka orang-orang yang
memandang bumi ini sebagai lantai, dan debunya sebagai seperei; mereka
membaca Al-Qur’an dengan suara rendah dan berdoa dengan nada tinggi
dan kemudian mereka terputus dari dunia ini seperti ‘Isa al-Masih.
Wahai Nauf, Nabi Dawud as bangun pada suatu waktu seperti ini pada
suatu malam seraya berkata, ‘Pada saat ini apa saja yang didoakan
seseorang akan dikabulkan kepadanya, kecuali ia pengumpul pajak,
intelijen, perwira polisi, pemain seruling atau pemukul tambur.’
Sayid Radhi mengatakan: Juga dikatakan bahwa “arthabah” berarti
“thabl”(tambur) dan “kûbah” berarti seruling.
105. Amirul Mukminin as berkata: Allah telah menempatkan pada Anda
beberapa kewajiban yang tak boleh Anda abaikan, la meletakkan
batas-batas yang tak boleh Anda langgar, la melarang Anda terhadap
hal-hal tertentu yang tak boleh Anda langgar, dan la telah mendiamkan
tentang hal-hal tertentu tetapi la tidak membiarkannya karena
kekeliruan supaya Anda tidak mendapatkannya.
106. Amirul Mukminin as berkata: Apabila orang melepaskan sesuatu yang
berhubungan dengan agama untuk melumskan urusan dunianya, Allah akan
menimpakan kepadanya sesuatu yang lebih merugikan dari itu.
107. Amirul Mukminin as berkata: Sering ketidaktahuan orang berilmu
meruntuhkannya sedang pengetahuan yang dipunyainya tidak menolongnya.
108. Amirul Mukminin as berkata: Pada manusia ada segumpal daging yang
terpaut padanya dengan suatu nadi, dan itulah hal yang paling ajaib
padanya. Itulah hati. la mengandung simpanan kebijaksanaan dan hal-hal
yang bertentangan dengan kebijaksanaan. Apabila ia melihat sepercik
harapan, gairah merendahkannya, dan apabila gairah meningkat,
keserakahan meruntuhkannya. Apabila kekecewaan mengalahkannya,
kesedihan membunuhnya, dan apabila marah bangkit padanya, keberangan
yang parah berkembang. Apabila ia diberkati dengan kesenangan, ia lupa
berlaku waspada. Apabila ia khawatir, ia menjadi tak peduli. Apabila
kedamaian meluas di mana-mana, ia menjadi lalai. Apabila ia mendapat
kekayaan, ketidakpedulian meletakkannya pada yang salah. Apabila
kesusahan menimpanya, ketidaksabaran menjadikannya rendah. Apabila ia
menghadapi kelaparan, derita mengalahkannya. Apabila lapar
menyerangnya, kelemahan membuatnya duduk. Apabila, makaimya meningkat,
beratnya perut menyakitinya. Alhasil, setiap kekurangan merugikannya,
dan setiap kelebihan menyakitinya.
109. Amirul Mukminin (as) berkata: Kami (para anggota keluarga Nabi)
adalah seperti posisi di tengah. Orang yang ketinggalan harus maju
untuk menemuinya sedang yang telah melewati harus kembali kepadanya.
110. Amirul Mukminin as berkata: Tak seorang pun dapat menegakkan
peraturan Allah Yang Mahasuci kecuali orang yang tak mengalah (dalam
urusan hak), yang tidak berlaku seperti orang jahil, dan tidak
serakah.
111. Sahl ibn Hunaif al-Anshari yang sangat dicintai Amirul Mukminin
as meninggal di Kufah setelah kembalinya dari Perang Shiffin. Pada
waktu itu Amirul Mukminin as berkata: Sekalipun sebuah gunung
mencintai saya, ia akan runtuh (juga).
Sayid Radhi mengatakan: Artinya ialah bahwa karena cobaan pada manusia
yang mencintai Amirul Mukminin as, kesusahan parah akan menimpanya dan
hal ini hanya berlaku bagi orang yang takwa, berkebajikan dan orang
pilihan. Ada suatu ucapan Amirul Mukminin as yang seperti itu (lihat
No. 112 berikut).
112. Amirul Mukminin as berkata: Barangsiapa mencintai kami para
anggota keluarga Nabi, hendaklah ia bersedia menghadapi kemiskinan.
Sayid Radhi mengatakan: Ini telah ditafsirkan dalam berbagai cara
pula, tetapi tak sesuai untuk membicarakannya di sini.”
113. Amirul Mukminin as berkata: Tak ada kekayaan yang lebih
menguntungkan ketimbang kebijaksanaan, tak ada kesepian yang lebih
mengasingkan ketimbang puji-diri, tak ada pikiran sebaik
kebijaksanaan, tak ada kemuliaan seperti takwa kepada Allah, tak ada
sahabat seperti keramahan, tak adawarisan seperti kesopanan, tak
adapandu seperti anjuran, tak ada pemiagaan seperti amal saleh, tak
ada keuntungan seperti ganjaran Ilahi, tak ada mawas diri seperti diam
pada saat ragu, tak ada pantangan seperti menghindari larangan, tak
ada pengetahuan seperti pemikiran, tak ada ibadat seperti pelaksanaan
kewajiban, tak ada iman seperti kesederhaan dan kesabaran, tak ada
capaian seperti kerendahan hati, tak ada kehormatan seperti
pengetahuan, dan tak ada dukungan yang lebih dapat diandalkan daripada
nasihat.
114. Amirul Mukminin as berkata: Pada saat kebajikan sedang menjadi
model di dunia dan di antara manusia, apabila seseorang mencurigai
seseorang lain yang tak terlihat suatu kejahatan padanya, maka ia
telah berlaku lalim. Dan pada saat kejahatan sedang menjadi model di
dunia dan di kalangan manusia, apabila seseorang menaruh gagasan baik
tentang seseorang lain, maka ia membuang diri ke dalam bahaya.
115. Amirul Mukminin as pernah ditanya: “Bagaimana keadaan Anda, ya
Amirul Mukminin?” la menjawab, “Bagaimana keadaan orang yang hidupnya
sedang digiring ke arah maut, yang keadaan sehatnya dapat berubah
setiap saat menjadi sakit, dan yang harus ditangkap (oleh maut) dari
tempat keamanannya.”
116. Amirul Mukminin as berkata: Ada banyak orang yang diberi waktu
(oleh Allah) dengan perlakuan baik terhadap mereka, dan banyak orang
tertipu karena kegiatan dosanya ditirai (oleh Allah), dan banyak yang
terpesona oleh pembicaraan baik tentang diri mereka sendiri. Dan Allah
tidak mencobai seseorang seberat la mencobai orang yang diberi-Nya
waktu (untuk tetap berdosa).
117. Amirul Mukminin as berkata: Dua jenis manusia akan menghadapi
keruntuhan karena saya: orang yang mencintai saya secara
berlebih-lebihan, dan orang yang sangat membenci saya.
118. Amirul Mukminin as berkata: Ketinggalan kesempatan menyebabkan kesedihan.
119. Amirul Mukminin as berkata: Dunia ini ibarat ular. la halus dalam
sentuhan tetapi di dalamnya penuh bisa. Orang tak tahu yang jatuh ke
dalam tipuannya, tertarik kepadanya; tetapi orang bijaksana dan cerdas
tems berjaga-jaga terhadapnya.
120. Amirul Mukminin as ditanyai tentang kaum Quraisy. dan ia
menjawab: “Tentang Bani Makhzum, mereka adalah kembang-kembang
Quraisy. Menyenangkan bila berbicara pada lelakinya dan mengawini
wanitanya. Tentang Bani ‘Abdusy-Syams, mereka berpandangan jauh dan
hati-hati tentang segala yang tersempunyi dari mereka. Tentang kami
sendiri (Bani Hasyim) kami menafkahkan apa saja yang kami punyai, dan
sangat dermawan dalam menyerahkan diri kepada maut. Akibatnya
orang-orang itu lebih banyak jumlahnya, lebih berusaha merancang dan
lebih buruk (rupa), sementara kami lebih fasih, berharap baik dan
gagah.
121. Amirul Mukminin as berkata: Alangkah bedanya dua jenis perbuatan:
perbuatan yang kesenangannya berlalu tetapi akibat (buruk)nya
tertinggal, dan perbuatan yang kesusahannya berlalu tetapi ganjarannya
tertinggal.
122. Amirul Mukminin as sedang menyertai suatu upacara pemakaman
ketika ia mendengar seseorang tertawa. Lalu ia berkata: Apakah karena
maut hanya ditentukan bagi orang lain? Apakah karena kebenaran hanya
wajib bagi orang lain? Apakah karena orang-orang yang kita lihat
berangkat dalam perjalanan kematiannya akan kembali kepada kita? Kita
meletakkan mereka dalam kubumya dan kemudian menikmati harta mereka
(seakan-akan kita akan hidup selama-lamanya setelah mereka). Kita
telah mengabaikan setiap pengkhotbah, lelaki atau perempuan, dan telah
membuka diri kita kepada setiap bencana.
123. Amirul Mukminin as berkata: Diberkatilah orang yang merendahkan
dirinya, yang rezekinya suci, yang kebiasaannya saleh, yang
membelanjakan simpanannya (dengan nama Allah), yang mencegah lidahnya
dari kebusukan, yang menjaga agar manusia aman dari kejahatannya, yang
senang akan sunah dan yang tak berhubungan dengan bidah.
Sayid Radhi berkata: Sebagian orang mengatributkan ucapan ini dan yang
sebelumnya kepada Nabi Allah SAWW.
124. Amirul Mukminin as berkata: Kecemburuan seorang wanita (terhadap
madunya) adalah hujatan, sedang kecemburuan lelaki adalah bagian dari
iman.
125. Amirul Mukminin as berkata: Saya akan mendefinisikan Islam
sebagai yang belum pernah ada orang mendefinisikannya: Islam adalah
penyerahan, penyerahan adalah keyakinan, keyakinan adalah pengukuhan,
pengukuhan adalah pengakuan, pengakuan adalah pelaksanaan (kewajiban),
dan pelaksanaan kewajiban adalah amal.
126. Amirul Mukminin as berkata: Saya heran akan si kikir yang justru
bergegas ke arah kemiskinan dan mana ia melarikan diri, dan tidak
mendapatkan keenakan hidup yang justru dihasratkannya. Akibatnya ia
melewati kehidupan di dunia iiu seperti orang miskin, tetapi harus
menyampaikan tanggung jawab di dunia akhirat sebagai orang kaya.
Saya heran akan orang sombong yang hanya setetes mani kemarinnya dan
akan berubah menjadi bangkai hari berikutnya. Saya heran akan orang
yang meragukan Allah walaupun ia melihat ciptaan-Nya. Saya heran akan
orang yang melupakan kematian walaupun ia melihat manusia mati. Saya
heran akan orang yang menyangkali kehidnpan yang kedua walaupun ia
telah melihat kehidupan yang pertama. Saya heran akan orang yang
mendiami dunia fana ini tetapi mengabaikan dunia yang kekal.
127. Amirul Mukminin as berkata: Barangsiapa yang kurang beramal akan
jatuh ke dalam kesedihan; dan Allah tak ada urusan dengan orang yang
tidak membelanjakan sesuatu dari kekayannya dalam nama Allah.
128. Amirul Mukminin as berkata: Jagalah terhadap dingin pada mulanya
(musim) dan sambutlah ia hingga akhir, karena ia mempengaruhi tubuh
sebagaimana ia mempengaruhi tanaman. Pada awalnya ia menghancurkannya
tetapi pada akhirnya ia memberikannya daun segar.
129. Amirul Mukminin as berkata: Kebesaran Pencipta yang Anda sadari
akan mengecilkan makhluk-makhluk dalam pandangan Anda.
130. Ketika Amirul Mukminin as kembali dari Shiffin dan mennperhatikan
kubur-kubur di luar Kufah, ia berkata: Wahai para penghuni rumah yang
memberi rasa sunyi, penghuni wilayah kehabisan penduduk dan
kubur-kubur gelap. Wahai manusia dari debu, wahai mangsa kesepian,
wahai mangsa keterasingan. Anda telah pergi mendahului kami, sementara
kami akan menyusul dan menemui Anda. Rumah-rumah yang Anda tinggalkan
telah dihuni orang lain; istri-istri (yang Anda tinggalkan) telah
dikawini orang lain; harta telah dibagi-bagikan (di antara ahli
waris). Ini berita tentang orang-orang sekitar kami; apa kabar tentang
hal-hal di sekitar Anda?
Kemudian Amirul Mukminin as berpaling kepada para sahabatnya seraya
berkata: Apabila diizinkan berbicara, mereka akan memberitahukan
kepada Anda bahwa bekal yang terbaik ialah takwa kepada Allah.
Tentang Orang-orang yang Menuduh Dunia ini Secara Batil
131. Amirul Mukminin as mendengar seorang lelaki mencela dunia, lalu
ia berkata: Wahai Anda yang mencela dunia, wahai Anda yang telah
ditipu oleh tipuannya dan terkicuh oleh kesalahan-kesalahannya. Anda
menaruh serakah pada dunia, kemudian mencelanya? Anda menuduhnya, atau
diakah yang seharusnya menuduh Anda? Kapan ia membingungkan atau
menipu Anda? Apakah dengan jatuh dan membusuknya nenek moyang Anda,
atau oleh tempat-tempat tidur ibu-ibu Anda di bawah bumi? Berapa
banyak Anda mengnrusi mereka dalam sakit mereka dan merawat mereka
dalam kepedihan mereka, menghasratkan agar mereka sembuh dan meminta
bantuan dokter untuk mereka di pagi hari ketika obat Anda tidak mempan
bagi mereka dan ratapan Anda tidak bermanfaat bagi mereka. Kecemasan
Anda tentang mereka temyata tidak berguna dan Anda tak akan dapat
mencapai tujuan Anda. Anda tak dapat mengelakkan (maut) dari mereka
dengan segala kekuasaan Anda. Sebenamya, melalui orang yang akan mati
itu dunia menyajikan suatu gambaran buat Anda, dan menunjukkan kepada
Anda melalui contoh dari kejatuhannya betapa Anda (juga) akan jatuh.
Sesungguhnya dunia ini adalah mmah kebenaran bagi orang yang
menilainya, suatu tempat keamanan bagi orang yang memahaminya, suatu
rumah kekayaan bagi orang yang mengumpul bekal darinya (untuk dunia
yang berikut), dan rumah pelajaran bagi orang yang menarik pelajaran
darinya. la tempat ibadat bagi para pencinta Allah, tempat berdoa bagi
malaikat-malaikat Allah, tempat di mana wahyu Allah turun, dan tempat
berdagang bagi para pengabdi Allah. Di sini mereka menerima rahmat dan
di sini mereka mendapatkan surga sebagai keuntungan.
Oleh karena itu, maka siapa yang dapat mencelanya padahal ia telah
memaklumkan keberangkatannya untuk perpisahan dan menyerukan bahwa ia
akan berangkat! la telah memberikan kabar akan kehancurannya sendiri
dan kematian manusia penghuninya. Dengan kesulitannya ia memberikan
contoh kesukaran mereka. Dengan kesenangannya ia menciptakan
kegairahan bagi kesenangan-kesenangan (dunia akhirat). la membawa
kelapangan di sore hari dan kesedihan di pagi hari melalui bujukan,
penengahan, ancaman bahaya dan peringatan. Orang mencelanya di pagi
hari pertaubatannya tetapi ada orang lain yang akan memujinya pada
Hari Pengadilan. Dunia mengingatkan mereka akan kehidupan yang akan
datang, dan mereka mencamkannya dalam pikiran. la menceritakan kepada
mereka (hal-hal kehidupan akhirat) dan mereka mengakuinya. la
berkhotbah kepada mereka dan mereka mengambil pelajaran darinya.
132. Amirul Mukminin as berkata: Ada seorang malaikat Allah yang
berseru setiap hari, “Melahirkan anak-anak untuk kematian,
mengumpulkan harta untuk kehancuran, dan mendirikan bangunan untuk
runtuh”.
133. Amirul Mukminin as berkata: Dunia ini adalah tempat persinggahan,
bukan tempat tinggal. Manusia di dalamnya ada dua jenis: yang satu
adalah orang yang menjual dirinya (kepada hawa nafsu) dan dengan
demikian menghancurkannya, dan yang lain adalah manusia yang membeli
dirinya (dengan mawas diri terhadap hawa nafsu) dan membebaskannya.
134. Amirul Mukminin as berkata: Seorang sahabat bukanlah
(sesungguhnya) sahabat, kecuali apabila ia memberikan perlindungan
kepada temannya dalam tiga kesempatan: dalam kesukaran, dalam
ketidakhadirannya dan dalam kematiannya.
135. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang dianugerahi empat hal
bukannya dilarangi empat hal; orang yang mengajukan taubat bukan tidak
beroleh sambutan, orang yang mencari keampunan bukan tidak diberi
ampun, dan orang yang bersyukur bukan tidak diberi kelanjutan nikmat.
Sayid Radhi berkata:Ini sesuai dengan Al-Qur’an. “Serulah Aku, maka
Aku akan menjawabmu. “(QS. 40:60) Tentang keampunan, Allah berkata,
“Dan barangsiapa berbuat jahat, atau menganiaya dirinya sendiri
kemudian memohon kepada Allah, akan mendapatkan bahwa sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. 4:110) Tentang syukur
la berkata, “Apabila kamu bersyukur Aku akan menambahkan nikmat-Ku
kepada kamu.” (QS. 14:7) Tentang taubat la berfirman, “Sesungguhnya
Allah hendak berpaling kepada kamu. “(QS. 4:21)
136. Amirul Mukminin as berkata: Bagi orang yang takwa, salat adalah
sarana untuk mencari kedekatan kepada Allah; bagi orang lemah, haji
adalah sebaik jihad. Bagi segala sesuatu ada pajaknya; pajak tubuh
adalah puasa. Jihad seorang wanita ialah memberikan pertemanan yang
menyenangkan kepada suaminya.
137. Amirul Mukminin as berkata: Carilah rezeki dengan memberi sedekah.
138. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang yakin akan imbalan yang
baik, adalah dermawan dalam memberi.
139. Amirul Mukminin as berkata: Bantuan diberikan menurut keperluan.
140. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang sederhana tak akan menjadi miskin.
141. Amirul Mukminin as berkata: Keluarga kecil adalah salah satu cara
(mendapatkan) kelapangan.
142. Amirul Mukminin as berkata: Saling mencintai adalah setengah kebijaksanaan.
143. Amirul Mukminin as berkata: Kesedihan adalah setengah dari ketuaan.
144. Amirul Mukminin as berkata: Kesabaran datang sesuai dengan
musibah. Orang yang memukulkan tangannya ke paha dalam musibahnya,
menghancurkan amal baiknya.
145. Amirul Mukminin as berkata: Banyak orang berpuasa yang puasanya
tak lebih dari menahan lapar dan haus, dan banyak pendiri salat yang
salatnya tidak lebih baik dari berjaga dan kesulitan. Tidur maupun,
makan dan minum dari orang (takwa) yang cerdas jauh lebih baik.
146. Amirul Mukminin as berkata: Lindungilah keimanan Anda dengan
sedekah; jaga kekayaan Anda dengan membayarkan bagian Allah, dan
jauhilah gelombang bencana dengan berdoa.
Manusia ada Tiga Jenis
Percakapan Amirul Mukminin dengan Kumail ibn Ziyad an-Nakha`i
147. Percakapan Amirul Mukminin as dengan Kumail ibn Ziyad an-Nakha’i.
Kumail meriwayatkan: Amirul Mukminin as memegang tangan saya lalu
membawa saya ke pekuburan. Kemudian ia menarik nafas keluhan yang
dalam seraya berkata: “Wahai Kumail, hati ini adalah wadah. Yang
terbaik di antaranya adalah yang memelihara (isinya). Karena itu,
peliharalah apa yang saya katakan kepada Anda.
Manusia ada tigajenis. Yang satu adalah orang berilmu dan rohaniawan.
Berikutnya adalah si pencari ilmu yang juga di jalan pembebasan.
Kemudian (yang terakhir) si busuk yang memburu setiap penyeru dan
tunduk kepada setiap arah angin. Mereka tidak mencari cahaya dari
sinar pengetahuan, dan tidak mengambil perlindungan dari dukungan yang
dapat diandalkan.
Wahai Kumail, pengetahuan lebih baik dari kekayaan. Pengetahuan
menjaga Anda sementara Anda harus menjaga harta. Harta berkurang
dengan pembelanjaan sedang pengetahuan berlipat ganda dengan
pengeluarannya, dan akibat dari kekayaan mati bila kekayaan membusuk.
Wahai Kumail, pengetahuan adalah iman yang diamalkan. Bersamanya
manusia mendapat ketaatan dalam hidupnya dan nama baik setelah
matinya. Pengetahuan adalah penguasa sedang harta dikuasai. Wahai
Kumail, orang yang mengumpul harta adalah orang mati sekalipun mereka
masih hidup, sementara orang yang dikaruniai pengetahuan akan tetap
ada sepanjang dunia masih ada. Tubuh mereka tak ada tetapi gambar
mereka berada di hati (manusia). Lihat, di sini ada setumpuk
pengetahuan (lalu Amirul Mukminin as menunjuk ke dadanya). Saya ingin
mendapatkan seseorang untuk memilikinya. Ya, saya mendapatkan (orang
semacam itu); tetapi entah ia dapat diandalkan. la akan memanfaatkan
agama untuk keuntungan duniawi, dan dengan berkat nikmat Allah padanya
ia akan mendominasi manusia dan dengan berdalihkan Allah ia akan
menjadi majikan dari para pengabdi-Nya. Atau, orang yang taat kepada
para pembawa kebenaran tetapi tak ada kecerdasan dalam dadanya. Pada
penampilan pertama keraguan ia akan merasa was-was dalam hatinya.
Maka yang itu maupun yang ini tak cukup baik. Entah orang itu
bergairah untuk kesenangan, mudah diantar oleh hawa nafsu, atau
serakah untuk mengumpulkan dan menimbun kekayaan. Tak ada dari mereka
yang mempunyai penghargaan atas agama dalam urusan apa pun. Contoh
yang paling dekat tentang hal ini ialah ternak yang lepas. Beginilah
caranya pengetahuan mati bersama kematian orang-orang yang
mempunyainya.
Ya Tuhanku! Tetapi bumi tak pernah kosong dari orang-orang yang
memelihara hujah Allah, baik secara terbuka dan terkenal ataupun,
karena takut, tersembunyi, agar hujah dan bukti-bukti Allah tidak
disangkal. Berapa banyak mereka dan di manakah mereka? Demi Allah,
jumlah mereka sedikit, tetapi mereka besar dalam kehormatan di hadapan
Allah. Melalui mereka Allab menjaga hujah-hujah-Nya dan
bukti-bukti-Nya sampai mereka mengamanatkannya kepada orang lain
seperti mereka sendiri dan menebarkan benihnya di hati orang-orang
yang sama dengan mereka. Pengetahuan telah mengantarkan mereka kepada
pernahaman yang sesungguhnya dan dengan demikian mereka mengaitkan
dirinya dengan semangat keyakinan. Mereka mengentengkan apa yang
dianggap sukar olch orang-orang yang mengentengkan. Mereka sangat
mencintai apa yang dianggap aneh oleh orang jahil. Mereka hidup di
dunia ini dengan tubuh mereka di sini, tetapi ruh mereka tinggal di
tinggi di atas. Mereka adalah para khalifah Allah di bumi dan penyeru
kepada agama-Nya. Betapa rindu saya akan melihat mereka. Pergilah
sekarang, Kumail, ke mana saja Anda mau.
148. Amirul Mukminin as berkata: Manusia tersembunyi di bawah lidahnya.
149. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang tak mengenal nilai dirinya
sendiri akan mengalami keruntuhan.
Tentang Dakwah
150. Amirul Mukminin as berkata kepada seorang laki-laki yang meminta
kepadanya supaya berbicara: Jangan menjadi seperti orang yang
mengharapkan (rahmat bagi) kehidupan di akhirat tanpa beramal, dan
menunda taubat dengan memperpanjang hawa nafsu, yang mengucapkan
kata-kata sebagai zahid di dunia ini tetapi bertindak sebagai orang
yang bergairah untuk itu; apabila ia diberi sesuatu darinya, ia tidak
merasa puas; apabila ia ditolak ia tak puas; ia tak bersyukur atas apa
yang ia peroleh, dan menghasratkan penambahan dalam apa saja yang
tertinggal padanya; ia mencegah orang lain tetapi tidak (mencegah)
dirinya. la menyuruhkan kepada orang lain apa yang ia sendiri tidak
melakukannya; ia cinta kepada orang bajik tetapi tak berlaku seperti
mereka; ia membenci orang yang keji tetapi ia sendiri satu dari
mereka; ia tidak menyukai maut karena kelebih-lebihan dosanya, tetapi
menganut apa yang karena itu ia takut mati.
Apabila ia sakit ia merasa malu; apabila ia sehat ia merasa aman dan
berkecimpung dalam kesenangan; apabila ia sembuh dari sakit, ia merasa
sombong akan dirinya; apabila ia tertimpa musibah ia merasa putus asa;
apabila kesusahan menimpanya, ia berdoa seperti orang kesurupan;
bilamana ia mendapatkan kelapangan hidup, iajatuh ke dalam tipuan dan
memalingkan mukanya menjauh; hatinya menaklukkannya dengan hal-hal
khayali sementara ia tak dapat mengendalikan hatinya dengan keyakinan;
bagi orang lain ia takutkan dosa-dosa kecil, tetapi bagi dirinya ia
mengharapkan ganjaran yang lebih besar dari amalnya; bila ia menjadi
kaya, ia menjadi angkuh dan jatuh ke dalam kejahatan; apabila ia
menjadi miskin, ia berputus-asa dan menjadi lemah; ia berlaku singkat
dalam beramal tetapi terlalu janh ketika meminta; bilamana hawa nafsu
menguasainya, ia cepat berbuat maksiat, tetapi lambat bertaubat;
apabila kesnkaran menimpanya, ia meninggalkan ketentuan agama; ia
menggambarkan peristiwa-peristiwa yang mengandung pelajaran, tetapi ia
sendiri tidak mengambil pelajaran; ia berkhotbah panjang lebar, tetapi
tidak menerima khotbah apa pun bagi dirinya sendiri; ia tinggi dalam
bicara tetapi pendek dalam amal; ia mendambakan hal-hal yang akan
musnah dan mengabaikan hal-hal yang bertahan abadi; ia memandang
keuntungan sebagai kerugian, dan kerugian sebagai keuntungan; ia takut
akan kematian, tetapi tidak berbuat sesuatu untuk menghadapinya; ia
memandang dosa-dosa orang lain besar tetapi memandang dosanya sendiri
kecil; apabila ia berbuat sesuatu dalam menaati Allah, ia memandangnya
banyak, tetapi apabila orang lain melakukan hal yang sama, ia
menganggapnya sedikit; karena itu, maka ia mencela orang lain tetapi
memuji dirinya; hiburan dalam pergaulan dengan orang kaya lebih
dicintainya daripada mengingat (Allah) bersama orang miskin; ia
menjatuhkan keputusan terhadap orang lain bagi kepentingannya sendiri,
dan tidak berbuat demikian terhadap dirinya sendiri untuk kepentingan
orang lain; ia menuntun orang lain tetapi menyesatkan dirinya sendiri;
ia ditaati oleh orang lain; tetapi ia sendiri tidak menaati (Allah).
la mencari kepuasan (kewajiban kepada dirinya sendiri) tetapi tidak
memenuhi kewajiban (terhadap orang lain); ia takut kepada manusia (dan
bertindak) bagi yang selain Allah, dan tidak takut kepada Allah dalam
urusannya dengan manusia.
Sayid Radhi berkata:Apabila buku ini tidak berisi lain dari ucapan
singkat ini, maka cukuplah ia sebagai penggalan khotbah yang berhasil,
suatu contoh falsafah yang tinggi, obyek kebijaksanaan bagi pemirsa
dan sumber pelajaran bagi pengamat yang merenungkannya.
151. Amirul Mukminin as berkata: Setiap manusia akan menemui
kesudahannya, manis atau asam.
152. Arnirul Mukminin as berkata: Setiap pendatang mesti kembali, dan
setelah kembali seakan-akan ia tak pernah ada.
153. Amirul Mukminin as berkata: Orang sabar tak akan luput dari
keberhasilan, walaupun mungkin memakan waktu lama.
154. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang menyetujui tindakan
sekelompok orang adalah seakan-akan ia bergabung dengan mereka dalam
tindakan itu. Dan setiap orang yang beigabung dalam kebatilan,
melakukan dua dosa—satu dosa karena melakukannya, dan satu lagi karena
menyetujuinya.
155. Amirul Mukminin as berkata: Berpeganglah pada peijanjian, dan
amanatkan pemenuhannya pada orang yang sabar.
156. Amirul Mukminin as berkata: Pada Anda terletak (kewajiban
melaksanakan) ketaatan kepada seseorang tentang siapa Anda tak dapat
menggunakan dalih ketidaktahuan.
157. Amirul Mukminin as berkata: Sesungguhnya Anda akan sudah melihat
sekiranya saja Anda peduli untuk melihat; sesungguhnya Anda akan sudah
terbimbing sekiranya Anda peduli untuk mengambil petunjuk; dan
sesungguhnya Anda sudah mendengar bilamana Anda peduli untuk
meminjamkan telinga Anda.
158. Amirul Mukminin as berkata: Nasihati teman Anda dengan perilaku
yang baik terhadapnya, dan jauhkanlah kejahatannya dengan berbuat baik
kepadanya.
159. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang menempatkan dirinya dalam
keadaan bereputasi buruk tak boleh menyalahkan orang-orang yang
menaruh gagasan buruk tentang dirinya.
160. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang mendapat wewenang,
(biasanya) mengambil sikap berpihak.
161. Amirul Mukminin as berkata: Barangsiapa bertindak semata-mata
dengan pendapatnya sendiri, akan runtuh; dan barangsiapa bermusyawarah
dengan orang lain, ia ikut mempunyai pikiran mereka.
162. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang menjaga rahasianya
memegang kendali di tangannya sendiri.
163. Amirul Mukminin as berkata: Kemiskinan adalah kematian terbesar.
164. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang memenuhi hak seseorang
yang tidak memenuhi hak-haknya (adalah seakan-akan ia) menyembahnya.
165. Amirul Mukminin as berkata: Tak boleh menaati seseorang yang
menentang perintah Allah.
166. Amirul Mukminin as berkata: Tak adaorang yang harus dipersalahkan
karena menunda dalam (memperoleh) hak-haknya sendiri, tetapi kesalahan
terletak pada orang yang mengambil apa yang bukan haknya.
167. Amirul Mukminin as berkata: Kesombongan mencegah kemajuan.
168. Amirul Mukminin as berkata: Hari Pengadilan dekat sedang
kehidupan bersama kita singkat.
169. Amirul Mukminin as berkata: Bagi orang bermata, fajar telah terbit.
170. Amirul Mukminin as berkata: Berpantang dari dosa lebih mudah dari
memohon pertolongan sesudahnya.
171. Amirul Mukminin as berkata: Banyak, makan tunggal (sekaligus)
mencegah beberapa (kesempatan), makan.
172. Amirul Mukminin as berkata: Manusia memusuhi apa yang tidak diketahuinya.
173. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang mendapatkan beberapa
pendapat, mengerti akan lobang-lobang jebakan.
174. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang meruncingkan giginya
karena marah demi Allah, mendapatkan kekuatan untuk membunuh pembela
kebatilan.
175. Amirul Mukminin as berkata: Bilamana Anda takut akan sesuatu,
menyelamlah langsung ke dalamnya, karena intensitas pemantangan
darinya lebih besar (lebih bumk) dari apa yang Anda takuti.
176. Amirul Mukminin as berkata: Sarana untuk mendapatkan wewenang
tinggi adalah lebamya dada (yakni kedermawanan).
177. Amirul Mukminin as berkata: Tegurlah si pembuat kejahatan dengan
mengganjari si pembuat kebajikan.
178. Amirul Mukminin as berkata: Putuskanlah kejahatan dah hati orang
lain dengan menyentakkannya dari hati Anda sendiri.
179. Amirul Mukminin as berkata: Kepala batu menghancurkan nasihat (yang baik).
180. Amirul Mukminin (as) berkata: Keserakahan adalah perbudakan yang langgeng.
181. Amirul Mukminin as berkata: Hasil kelalaian adalah malu, sedang
hasil pandangan jauh adalah keselamatan.
182. Amirul Mukminin as berkata: Tak ada keuntungan dari berdiam diri
dalam kebijaksanaan, sebagaimana tak ada kebaikan dalam mengatakan
kebodohan.
183. Amirul Mukminin (as) berkata: Apabila ada dua seruan yang
berbeda, maka yang satunya mestilah sesat.
184. Amirul Mukminin as berkata: Saya tak pernah merasa ragu tentang
hak sejak hal itu ditunjukkan kepada saya.
185. Amirul Mukminin as berkata: Saya tidak (pernah) berkata dusta dan
tak pernah orang mendustakan saya; saya tak pernah menyeleweng dan tak
pernah diselewengkan.
186. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang memimpin dalam penindasan
harus menggigit tangannya (dalam penyesalan) besok.
187. Amirul Mukminin as berkata: Perpisahan (dari dunia ini) sudah dekat.
188. Amirul Mukminin as berkata: Barangsiapa berpaling dari kebenaran,
akan mengalami kehancuran.
189. Amirul Mukminin as berkata: Apabila kesabaran tidak memberikan
kelegaan kepada seseorang, ketidaksabaran membunuhnya.
190. Amirul Mukminin as berkata: Betapa anehnya! Apakah kekhalifahan
melalui persahabatan (Nabi) dan tidak melalui hubungan persahabatan
dan kekerabatan (Nabi)?
Sayid Radhi berkata: “Bait-bait (syair) telah pula diriwayatkan dari
Amirul Mukminin as dalam nada yang sama,
‘Apabila Anda mengaku telah mendapatkan wewenang dengan musyawarah,
bagaimana terjadinya bilamana orang-orang yang harus diajak musyawarah
tidak hadir! Apabila Anda telah menang atas lawan-lawan Anda dengan
kekerabatan, maka seseorang lain mempunyai hak yang lebih besar karena
lebih dekat kepada Nabi’.
191. Amirul Mukminin as berkata: Di dunia ini manusia adalah sasaran
yang ke arahnya panah maut melayang, seperti kekayaan yang
kehancurannya dipercepat dengan kesukaran. (Di dunia im) bersama
setiap minuman ada ketegukan dan dengan setiap suapan (makanan) ada
cekikan. Di sini tak seorang pun mendapatkan sesuatu tanpa kehilangan
sesuatu lainnya, dan tak ada sehari dari usianya maju tanpa berlalunya
satu hari dari hidupnya. Jadi, kita adalah penolong-penolong maut, dan
kehidupan kita adalah sasaran kefanaan., maka bagaimana kita dapat
mengharapkan kehidupan yang kekal, padahal malam dan siang tidak
mendirikan sesuatu tanpa cepat-cepat mengatur bagi kehancuran segala
yang telah mereka bangun dan memorakporandakan segala yang telah
dipadukan.
192. Amirul Mukminin as berkata: Wahai putra Adam, segala yang Anda
peroleh melebihi kebutuhan dasar Anda, hanya akan Anda jaga untuk
orang lain.
193. Amirul Mukminin as berkata: Hati dilimpahi hawa nafsu dan
kekuatan untuk maju dan mundur. Karena itu, maka dekatilah dia (hati)
pada saat kegairahannya dan bilamana dia maju, karena apabila hati
dipaksa (untuk melakukan sesuatu) dia (hati) akan dibutakan.
194. Amirul Mukminin as berkata: Apabila saya marah, bilamana saya
akan melepaskan kemarahan saya—apakah waktu saya tak mampu untuk
membalaskan dan dikatakan kepada saya, “Lebih baik Anda bersabar, atau
bilamana saya mempunyai kekuatan untuk membalas dan dikatakan kepada
saya, “Lebih baik memaafkan”?
195. Amirul Mukminin as lewat di sisi suatu tumpukan sampah seraya
mengatakan: Inilah yang dihasrat-hasratkan orang kikir.
Dalam suatu riwayat lain disebutkan bahwa ia berkata: “Inilah yang
Anda berlomba-lomba untuk mendapatkannya hingga kemarin.
196. Amirul Mukminin as berkata: Kekayaan yang memberikan pelajaran
kepada Anda tidaklah menjadi sia-sia.
197. Amirul Mukminin as berkata: Hati menjadi letih sebagaimana tubuh
menjadi lelah. Karena itu Anda harus mencari ucapan-ucapan indah
baginya mereka (untuk dinikmati sebagai penyegaran).
198. Bilamana Amirul Mukminin (as) mendengar slogan kaum Khariji, “Tak
ada hukum selain dari Allah”, ia berkata, “Kalimat itu benar tetapi
ditafsirkan salah.”
199. Amirul Mukminin as berkata tentang kerumunan manusia: Inilah
orang yang bilamana berkumpul, mereka berlebih-lebihan, tetapi
bilamana mereka bubar, mereka tak dapat dikenali.
Diriwayatkan bahwa ketimbang ini Amirul Mukminin as berkata: Inilah
orang-orang yang bilamana berkumpul mereka menimbulkan kerugian tetapi
apabila mereka bubar mereka berguna. Dikatakan kepadanya:
“Kami mengetahui kerugian mereka pada waktu mereka berkumpul, tetapi
apa manfaatnya ketika mereka bubar?” la menjawab, “Para pekerja
kembali ke pekerjaannya dan manusia beroleh manfaat darinya, misalnya
kembalinya tukang batu ke tempat pembangunan, kembalinya penenun ke
tempataya menenun, kembalinya pembuat roti ke tempat pembakaran roti.”
200. Seorang pelanggar dibawa menghadap kepada Amirul Mukminin as, dan
ada segerombolan orang bersama si pelanggar itu., maka Amirul Mukminin
as berkata: Celakalah wajah-wajah yang hanya kelihatan pada
kesempatan-kesempatan kotor.
201. Amirul Mukminin as berkata: Bersama setiap orang ada dua malaikat
yang melindunginya: bilamana takdir (maut) mendekati, mereka
membiarkannya dengan dia. Sesungguhnya ajal adalah perisai yang
melindungi (terhadap hal-hal yang terjadi sebelumnya).
202. Ketika Thalhah dan Zubair berkata kepadanya, “Kami bersedia
membaiat Anda dengan syarat bahwa kami mengambil bagian bersama Anda
dalam urusan (kekhalifahan) ini, Amirul Mukminin as berkata: Tidak,
tetapi Anda akan mempunyai bagian dalam memperkuat (kekhalifahan) dan
dalam memberikan bantuan, dan Anda berdua akan membantu saya pada saat
keperluan dan kesukaran.
203. Amirul Mukminin as berkata: Wahai manusia, bertakwalah kepada
Allah yang bila Anda berkata kepada-Nya la mendengarkan dan bilamana
Anda sembunyikan (suatu rahasia) la mengetahuinya. Bersiaplah Anda
untuk memenui kematian yang akan menyusul Anda sekalipun Anda
melarikan diri, menangkap Anda meskipun Anda tinggal, dan mengingat
Anda walaupun Anda melupakannya.
204. Amirul Mukminin as berkata: Apabila seseorang tidak berterima
kasih kepada Anda, itu tak seharusnya menghalangi Anda berbuat baik;
karena (mungkui) seseorang akan merasa terima kasih tentang itu,
walaupun ia tidak mendapat suatu keuntungan darinya, dan terima
kasihnya akan lebih besar daripada terima kasih si penyangkal; dan
Allah mencintai orang yang berbuat baik.
205. Amirul Mukminin (as) berkata: Setiap wadah menjadi semakin sempit
dengan apa yang ditempatkan padanya, kecuali pengetahuan yang malah
menjadi luas.
206. Amirul Mukminin as berkata: Ganjaran pertama yang diterima orang
yang berlaku sabar ialah orang menjadi penolongnya terhadap
ketidaktahuannya.
207. Amirul Mukminin as berkata: Apabila Anda tak dapat berlaku sabar,
berusahalah berpura-pura sabar, karena jarang orang yang menyerupakan
dirinya dengan suatu kelompok lalu tidak menjadi salah seorang dari
mereka.
208. Amirul Mukminin (as) berkata: Barangsiapa menuntut pertanggungan
jawab dirinya sendiri, akan akan beruntung; dan barangsiapa
mengabaikannya, akan menderita. Barangsiapa merasa takut, maka ia akan
aman; barangsiapa mengambil pelajaran (dari keadaan sekitamya) akan
beroleh cahaya, dan barangsiapa beroleh cahaya, maka ia beroleh
pengertian, dan barangsiapa beroleh pengertian, maka ia beroleh
pengetahuan.
209. Amirul Mukminin (as) berkata: Dunia akan menunduk kepada kita
setelah berkeras kepala seperti induk unta yang penggigit tunduk
kepada anaknya. Kemudian Amirul Mukminin as mengutip ayat, “Dan Kami
hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi dan
hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang
yang mewarisi (bumi).” (QS. 28:5)
210. Amirul Mukminin (as) berkata; Takutlah kepada Allah seperti orang
yang bersiap-siap setelah melepaskan diri (dari urusan dunia) dan
setelah bersiap secara itu, berusaha; kemudian ia bertindak dengan
cepat dalam kurun waktu kehidupan ini, bergegas mengingat bahaya
(kejatuhan ke dalam kebatilan) dan menggunakan matanya ketika maju ke
tujuan akhir perjalanannya dan tempat kembalinya (yang sesungguhnya).
211. Amirul Mukminin as berkata: Kedermawanan adalah pelindung
kehormatan, kesabaran adalah kendali bagi orang bodoh, maaf adalah
pajak bagi orang yang berhasil, pengabaian adalah hukuman bagi yang
berkhianat, musyawarah adalah jalan utama bimbingan. Orang yang puas
dengan pandangannya sendiri (akan) menghadapi bahaya. Kesabaran
menentang malapetaka, sementara ketidaksabaran adalah penolong bagi
kesukaran dunia. Kepuasan yang terbaik ialah melepaskan diri dari hawa
nafsu. Banyak jiwa budak tunduk kepada hawa nafsu yang mengalahkan.
Kemampuan membantu pemeliharaan pengalaman. Cinta berarti hubungan
yang digunakan dengan baik. Jangan mempercayai orang yang (dibikin)
sedih.
212. Amirul Mukminin as berkata: Kesombongan manusia atas dirinya
sendiri adalah musuh bagi akalnya.
213. Amirul Mukminin as berkata: Abaikanlah kepedihan; kalau tidak,
maka Anda tak akan pernah berbahagia. (Atau, menurut versi lain,
Abaikanlah rasa sakit dan sedih, maka Anda akan selalu berbahagia.)
214. Amirul Mukminin as berkata: Pohon yang berbatang lembut, berdahan besar.
215. Amirul Mukminin as berkata: Perlawanan menghancurkan nasihat yang baik.
216. Amirul Mukminin (as) berkata: Orang yang dermawan mencapai
kedudukan. (Atau, menurut versi lain: Orang yang mencapai kedudukan
menyalahgunakannya.)
217. Amirul Mukminin (as) berkata: Melalui perubahan situasi
kesejatian orang diketahui.
218. Amirul Mukminin as berkata: Iri hati seorang sahabat berarti
cacat dalam cintanya.
219. Amirul Mukminin as berkata: Kebanyakan dari cacat pikiran terjadi
karena kilasan keserakahan.
220. Amirul Mukminin as berkata: Bukanlah keadilan yang menetapkan
keputusan berdasarkan dugaan.
221. Amirul Mukminin as berkata: Bekal terburuk bagi Hari Pengadilan
ialah berlaku sombong terhadap manusia.
222. Amirul Mukminin as berkata: Tindakan tertinggi dari seorang mulia
ialah mengabaikan (yakni tidak menonjolkan) apa yang diketahuinya.
223. Amirul Mukminin as berkata; Barangsiapa yang berbusana
kesederhanaan, cacat-cacataya tak terlihat.
224. Amirul Mukminin as berkata: Keheningan berlebihan menimbulkan
rasa takut; keadilan menghasilkan lebih banyak sahabat; kedermawanan
meninggikan kedudukan; dengan kerendahan hati, rahmat melimpah; dengan
menghadapi kesulitan, kepemimpinan tercapai; dengan perilaku adil,
lawan dikalahkan; dan dengan kesabaran terhadap orang bodoh,
sahabatnya bertambah.
225. Amirul Mukminin as berkata: Aneh bahwa orang pencemburu tidak
menaruh cemburu akan kesehatanjasmani.
226. Amirul Mukminin as berkata: Orang serakah berada dalam belenggu kenistaan.
227. Amirul Mukminin as ditanyai tentang iman, lalu ia berkata: Iman
berarti pengakuan dengan hati, pernyataan dengan lidah dan pengamalan
dengan anggota tubuh.
220. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang merasa sedih atas dunia
ini sesungguhnya merasa tidak senang atas ketetapan Allah. Orang yang
mengeluh atas petaka yang menimpanya berarti ia mengeluh tentang
Allah. Orang yang mendekati dan membungkuk kepada orang kaya karena
kekayaannya, maka sepertiga dari agamanya telah hilang. Apabila
sese-orang membaca Al-Qur’an dan ketika mati masuk neraka, maka itu
berarti bahwa ia termasuk di antara orang-orang yang memperlakukan
ayat-ayat Ilahi dengan olok-olok. Apabila hati seseorang tertaut
kepada dunia, maka ia mendapatkan tiga hal, yakni kecemasan yang tak
pernah meninggalkannya, keserakahan yang tak pernah membebaskannya,
dan hawa nafsu yang tak pernah dipenuhinya.
229. Amirul Mukminin as berkata: Kepuasan adalah sebaik-baik kekayaan
dan kebaikan akhlak adalah sebaik-baik nikmat.
230. Amirul Mukminin as ditanyai tentang firman Allah, “Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik”. (QS. 16:97) la berkata: Itu berarti
kepuasan (qanâ’ah).
231. Amirul Mukminin as berkata: Jadilah mitra orang yang
berkelimpahan rezeki, karena ia lebih mungkin untuk mendapatkan
kekayaan yang lebih besar dan secara wajar akan mendapatkan saham di
dalamnya.
232. Amirul Mukminin as berkata tentang firman Allah: “Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan”(QS. 16:90):
Adil berarti pemerataan, dan ihsân (kebajikan) berarti nikmat.
233. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang memberi dengan tangannya
yang pendek akan diberi dengan tangan yang panjang.
Sayid Radhi mengatakan: Arti ucapan ini ialah bahwa bila seseorang
mendermakan dari kekayaannya walaupun sedikit, Allah Yang Mahatinggi
memberikan kepadanya ganjaran yang besar dan banyak baginya. Dan dua
“tangan” yang disebutkan itu berarti nikmat. Jadi, Amirul Mukminin as
telah membedakan antara nikmat seseorang dan nikmat Allah; ia
menggambarkan nikmat orang sebagai kecil dan nikmat Allah besar.
Nikmat Allah selalu lebih besar dari nikmat manusia karena nikmat
Allah adalah mendasar dalam pengertian bahwa setiap nikmat lainnya
bersumber darinya dan berpaling kepadanya.
234. Amirul Mukminin as berkata kepads putranya Hasan: Jangan mencari
peperangan; tetapi bila Anda terpanggil untuk itu, Anda harus
menyambutnya, karena yang mencari peperangan adalah pendurhaka
(pemberontak) dan pendurhaka pantas dihancurkan.
235. Amirul Mukminin as berkata: Perilaku yang terbaik dari wanita
adalah yang merupakan perilaku yang terburuk bagi pria, yakni: angkuh,
penakut, dan kikir. Jadi, karena perempuan itu sombong ia tak mau
mengizinkan siapa pun mendapat akses kepadanya; karena ia kikir ia
akan memelihara hartanya sendiri dan harta suaminya, dan karena ia
penakut ia takut akan segala yang menimpanya.
236. Amirul Mukminin as pernah ditanya: Gambarkanlah orang bijaksana
bagi kami, lalu ia berkata: “Bijaksanalah orang yang menempatkan
hal-hal pada tempatnya yang tepat.” Lalu ia ditanyai tentang orang
jahil, dan ia berkata, “Saya telah mengatakannya.”
Sayid Radhi mengatakan: Artinya, orang jahil ialah yang tidak
menempatkan hal-hal pada tempatnya yang semestinya. Amirul Mukminin as
mengelak dari menggambarkannya karena sifat-sifatnya tepat berlawanan
dengan orang bijaksana.
237. Amirul Mukminin as berkata: Demi Allah, dunia Anda ini lebih
rendah dalam pandangan saya daripada isi perut babi di tangan seorang
lepra.
238. Amirul Mukminin (as) berkata: Sekelompok oiang menyembah Allah
karena menghasratkan ganjaran; ini ibadat pedagang. Suatu kelompok
lain beribadat karena takut; ini ibadat budak. Suatu kelompok lagi
menyembah Allah karena rasa syukur dan terima kasih; ini ibadat oiang
merdeka.
239. Amirul Mukminin as berkata: Perempuan adalah jelek, dan yang
terjelek dari kejelekannya itu ialah oiang tak dapat hidup tanpa
mereka.
240. Amirul Mukminin as berkata: Orang yang malas dan lamban
kehilangan hak-haknya, dan oang yang percaya kepada penggunjing
kehilangan teman.
241. Amirul Mukminin as berkata: Sebongkah batu yang diperoleh
secaiajahat dalam sebuah rumah adalah jaminan atas keruntuhannya.
Sayid Radhi mengatakan: Dalam satu hadis, ucapan ini diatributkan
kepada Nabi SAWW. Tak heran bahwa kedua ucapan itu saling menyerupai
karena keduanya didorong dari sumber yang sama dan tersebar melalui
sarana yang sama.
242. Amirul Mukminin as berkata: Hari kaum tertindas atas kaum
penindas akan lebih keias daripada hari kaum penindas atas kaum
tertindas.
243. Amirul Mukminin as berkata: Takutlah kepada Allah hingga beberapa
derajat, walaupun sedikit, dan pasanglah tirai antara Anda dan Allah,
walaupun tipis.
244. Amirul Mukminin as berkata: Bila jawabannya banyak, pokok yang
tepat tetap kabur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar