Pesan Ayatullah Khamenei Pemimpin Besar Revolusi Islam kepada Seminar “Iqamah Shalat”
Bismillahirrahmanirrahim
Pembentukan perkumpulan ulama atau cendikiawan untuk “Iqamah Shalat” adalah salah satu hal terpenting yang harus dilaksanakan dalam Republik Islam. Karena mendirikan shalat adalah buah dan bukti pertama pemerintahan orang-orang shalih. Dan pada tingkatan selanjutnya giliran sampai pada zakat sebagai pengatur harta (perekonomian) masyarakat dan pemberantas kefakiran dan juga amar ma’ruf dan nahi munkar yakni pengarahan kepada kebaikan dan pencegahan dari keburukan… Iqamah shalat tidak hanya harus dilakukan oleh orang-orang shaleh, hal ini tidak harus bergantung kepada pembentukan pemerintahan Ilahi, namun tiang agama ini harus didirikan dalam masyarakat dan semua orang harus mengetahui rahasia dan isyarahnya serta mengambil berkah darinya, pancaran maknawiyat dan kejernihan dhikir Ilahi (mengingat Allah swt) menerangi dan menjernihkan seluruh ufuk masyarakat, memotifasi jasmani dan rohani secara bersamaan ke arah shalat dan memberikan thuma’ninah (ketenangan) dan keteguhan.
Shalat adalah rukun asli agama dan harus memiliki kedudukan terpenting dalam kehidupan manusia. Kehidupan thayyibah manusia berada dalam bayang-bayang hegemoni agama Allah swt, akan diraih ketika manusia menghidupkan hatinya dengan mengingat Allah swt dan dengan bantuannya dapat melawan seluruh daya tarik keburukan dan kerusakan, menghancurkan seluruh berhala dan menghalau tangan-tangan panjang seluruh setan intern dan ekstern dari dirinya sendiri. Dhikir dan kehadiran selalu ini hanya akan diperoleh dengan berkah shalat. Dan pada hakekatnya shalat adalah pendukung kuat dan simpanan tiada habis dalam sebuah perlawanan yang selalu dihadapi dalam setiap kondisi oleh setiap orang melawan setan hawa nafsunya sendiri yang menariknya kepada kehinaan dan kesengsaraan dan melawan setan-setan adidaya (kekuasaan) yang dengan kekayaan dan power memaksa tunduk dan menyerah dengan kehinaan.
Tidak ada satu perantara apapun yang lebih kokoh dan langgeng untuk menjalin koneksi antara manusia dengan Allah swt dari pada shalat. Manusia-manusia paling pemula (dalam tingkatan ibadah) memulai menjalin hubungannya dengan Allah swt melalui shalat dan wali-wali Allah paling tinggi juga mencari surga kesunyian untuk kedekatan dengan yang dicinta dalam shalat. Tambang dhikir dan munajat ini senantiasa tiada berakhir dan siapa saja yang lebih banyak mengetauhinya maka akan memperoleh manifestasi dan cahaya terang yang lebih banyak…
Kalimat-kalimat dan dhikir-dhikir shalat masing-masing adalah sebuah ringkasan yang mengisyaratkan kepada sebagian dari pengetahuan-pengetahuan agama dan secara berulang-ulang dan berkesinambungan akan mengingatkannya kepada pendiri shalat. Shalat yang didirikan dengan tadabbur dalam makna-maknanya, tanpa kelalaian dan kelupaan akan menjadikan manusia hari demi hari lebih mengenal pengetahuan-pengetahuan Ilahi dan akan lebih bergantung kepadanya.
Pancaran cahaya shalat, rahasia-rahasia, simbol-simbol dan pelajaran-pelajaran yang termuat di dalamnya, serta dampaknya dalam membangun individu dan sosial tidak dapat dikatakan dalam pembahasan pendek ini bahkan juga seorang yang tidak berpengetahuan seperti saya dapat memberikan pengetahuan mengenai kedalamannya…
Yang saya katakan dengan pena pendek dan pengetahuan tidak berarti ini adalah rakyat dan masyarakat kita, terutama kaum remaja kita yang hari ini memikul beban tanggung jawab yang berat di pundak, harus meyakini shalat sebagai sebuah sumber kekuatan yang tidak pernah akan sirna dan akan menjadikan kita membutuhkan sandaran kokoh dhikir kepada Allah swt, harapan dan kepercayaan kepada-Nya lebih dari waktu-waktu yang lain dan dari semua orang dalam menghadapi medan yang pada hari ini berada di hadapan kita. Dan shalat adalah sumber air bergejolak yang memberikan harapan, kepercayaan dan kekuatan spiritual kepada kita.
Shalat dengan sepenuh hati dan konsentrasi adalah shalat yang penuh dengan dhikir dan mengingat Allah swt, shalat yang mana seseorang sedang berbincang-bincang dengan Tuhannya dan menyerahkan sepenuh hatinya kepada-Nya, shalat yang senantiasa mengajarkan pengatahuan-pengetahuan tinggi Islam kepada manusia. Shalat yang demikian ini akan melepaskan manusia dari kehampaan dan kelemahan, menerangi ufuk kehidupan di depan matanya, memberikan tekad dan iradah serta tujuan kepadanya dan menyelamatkan hatinya dari kecondongan kepada penyelewengan, dosa dan kehinaan. Dari sinilah shalat tidak pernah kehilangan prioritasnya dalam seluruh kondisi, bahkan dalam medan tempur dan cobaan-cobaan kehidupan yang paling sulit.
Manusia selalu butuh kepada shalat dan lebih butuh dalam kondisi-kondisi bahaya.
Pada hakekatnya dalam membahas permasalahan shalat sangat kurang mendapat atensi. Hasilnya adalah shalat hingga saat ini tidak mendapatkan tempat yang semestinya, bahkan dalam pemerintahan Islam kita. Tanggung jawab berat ini berada di pundak ulama dan para pemilik pengetahuan-pengetahuan Islam yang harus memperkenalkan shalat dengan lebih baik kepada semua orang khususnya kepada generasi muda, dari anak-anak taman kanak-kanak hingga pengkaji tingkat tinggi, masing-masing sesuai dengan benak dan pengetahuannya dapat melangkah dalam mengenal shalat dan rahasia-rahasianya dan mengenal hal-hal yang belum diketahui, bahkan urafa besar juga menulis dan mengajarkan asrar (rahasia-rahasia) shalat kepada para salik medan makrifat, artinya kedalaman samudera ini sedemikian tidak diketahui dan masih layak untuk ditempuh.
Dalam masyarakat kita pasal penting dalam memperkenalkan shalat harus dibuka dalam semua lapisan dan jenjang.
Media-media terutama televisi dan radio harus memperkenalkan dan mengingatkan shalat dengan berbagai macam cara dan metode.
Dalam siaran televisi dan radio shalat harus diprioritaskan dalam semua tempat dan seluruh kondisi, sehingga kecintaan iman dan rasa dahaga dhikir kepada Allah swt bersemi dalam hati. Dalam kelas-kelas pelajaran agama sekolah-sekolah dan universitas-universitas shalat harus memperoleh kedudukan semestinya. Ucapan-ucapan matang dan pemikiran-pemikiran tinggi dalam mengenal kembali shalat harus dihamparkan dan diletakkan di hadapan benak dan hati para pelajar dan mahasiswa.
Filsafat shalat dan analisa munajat dan rahasia-rahasianya harus diungkapkan dengan bahasa seni di hadapan semua orang sehingga setiap orang akan menikmatinya dengan kadar kapasitasnya, kitab-kitab dan lembaran-lembaran ringkasan hendaknya ditulis oleh para pengkaji dan ulama dalam berbagai tingkatan dan dari bermacam sudut pandang, serta menjadi modal usaha-usaha seni dan sastra, sebuah pasal juga harus dibuka untuk mempermudah pelaksanaan shalat.
Dalam seluruh tempat-tempat umum seperti sekolah-sekolah, kampus-kampus, pabrik-pabrik, tempat-tempat pelatihan tentara, bandara-bandara, stasiun-stasiun, kantor-kantor pemerintahan dan sejenisnya harus direncanakan tempat-tempat yang sesuai untuk pelaksanaan shalat. Masjid-masjid dan mushalla-mushalla harus senantiasa bersih, rapi dan membangkitkan keinginan untuk shalat. Hendaknya shalat didirikan pada waktu fadhilah (awal waktu) dan dengan berjamaah. Dalam setiap lingkungan orang-orang yang memiliki kelayakan dan para tokohnya harus lebih diutamakan dan secara praktis mereka harus mengajarkan kepada orang lain untuk memperhatikan shalat dan ringkasnya dalam semua tempat bergerak ke arah shalat dan bersegera kepadanya harus lebih terasa.
Dengan mukaddimah-mukaddimah ini, dengan seizin Allah swt dan dengan atensi-atensi dan doa-doa suci Waliullah Al-A’dham ruhi fidahu (Imam Zaman) negara dan masyarakat kita akan dekat dengan tujuan-tujuan tinggi shalat dan memanfaatkan berkah-berkahnya.
Dalam penutup saya merasa perlu berterima kasih sepenuh hati kepada mereka yang mempersiapkan kumpulan ini dan kepada semua orang yang dengan pengetahuan akan kepentingan shalat berusaha di jalan iqamah shalat, terutama kepada Hujjatul Islam Qara’ati yang melangkahkan kaki dalam jalan ini dengan segenap hati dan kecintaan dan saya berharap usaha-usaha penuh ikhlas ini diterima oleh Allah swt.
Wassalamu ‘Alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
Sayed Ali Khamenei 16 / 7 / 1370 (HS)
Sayed Ali Khamenei 16 / 7 / 1370 (HS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar