Sejak sekian lama Universiti Al-Azhar Asy-Syarif yang berada di kota
Kairo-Mesir telah menjadi pusat dan kiblat pendidikan bagi masyarakat
Ahlus Sunnah. Al-Azhar telah banyak mencetak para ulama dan tokoh Ahlus
Sunnah yang kemudian tersebar di segala penjuru dunia, termasuk Malaysia
& Indonesia. Para alumni al-Azhar dapat bersaing dengan
alumni-alumni Timur Tengah seperti Saudi Arabia, Sudan, Tunis, Moroko,
Jordan, Qatar dan negara-negara lainnya. Inilah salah satu penyebab
al-Azhar menjadi semakin berpengaruh di berbagai negara muslim dunia,
sehingga seorang pemimpin al-Azhar menjadi rujukan dan panutan bagi
pemimpin perguruan tingi lain di Timur Tengah.Di sini, saya akan
menunjukkan beberapa fatwa dari para petinggi al-Azhar berkenaan
kebebasan beramal dengan mazhab Ja`fari, atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Syiah Imamiah Itsna ‘Asyariyah. Kita akan mulai dengan fatwa
dari guru besar yang memulai fatwa pembolehan tersebut.
Terjemahan Teks Fatwa Pertama
Berikut saya terjemahkan teks fatwa pertama sebagai bukti Syiah Imamiyah adalah sah sebagai mazhab Islam yang boleh diamalkan :
Fatwa Rektor Universitas Al-Azhar, Syaikh Al-Akbar Mahmud Syaltut
Pejabat Pusat Universiti al-Azhar
Dengan nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang
Teks Fatwa yang dikeluarkan Yang Mulia Syaikh Al-Akbar Mahmud Syaltut, Rektor Universitas Al-Azhar tentang Kebolehan Mengikuti Mazhab Syiah Imamiah
Soal: Yang Mulia, sebahagian orang percaya bahawa penting bagi seorang Muslim untuk mengikuti salah satu dari empat mazhab yang terkenal agar ibadah dan muamalahnya benar secara syar’i, sementara Syiah Imamiah bukan salah satu dari empat mazhab tersebut, begitu juga Syiah Zaidiah. Apakah Yang Mulia setuju dengan pendapat ini dan melarang mengikuti mazhab Syiah Imamiyah Itsna ’Asyariyah misalnya?
Jawab:
1. Islam tidak menuntut seorang Muslim untuk mengikuti salah satu mazhab tertentu. Sebaliknya, kami katakan: setiap Muslim punya hak mengikuti salah satu mazhab yang telah diriwayatkan secara sahih dan fatwa-fatwanya telah dibukukan. Setiap orang yang mengikuti mazhab-mazhab tersebut boleh berpindah ke mazhab lain, dan bukan sebuah tindakan kriminal baginya untuk melakukan demikian.
2. Mazhab Ja’fari, yang juga dikenal sebagai Syiah Imamiyah Itsna ‘Asyariyyah (Syiah Dua Belas Imam) adalah mazhab yang secara agama benar untuk diikuti dalam ibadah sebagaimana mazhab Sunni lainnya.
Kaum Muslim wajib mengetahui hal ini, dan sebolehnya menghindarkan diri dari prasangka buruk terhadap mazhab tertentu mana pun, kerana agama Allah dan Syari’atnya tidak pernah dibatasi pada mazhab tertentu. Para mujtahid mereka diterima oleh Allah Yang Mahakuasa, dan dibolehkan bagi yang bukan-mujtahid untuk mengikuti mereka dan menyepakati ajaran mereka baik dalam hal ibadah maupun transaksi (muamalah).
Tertanda,
Mahmud Syaltut
Fatwa di atas dikeluarkan pada 6 Juli 1959 dari Rektor Universitas
al-Azhar dan selanjutnya dipublikasikan di berbagai penerbitan di Timur
Tengah yang mencakup, tetapi tidak terbatas hanya pada:
1. Surat kabar Ash-Sha’ab (Mesir), terbitan 7 Juli 1959.
2. Surat kabar Al-Kifah (Lebanon), terbitan 8 Juli 1959.
Bagian di atas juga dapat ditemui dalam buku Inquiries About Islam
oleh Muhammad Jawad Chirri, Direktur Pusat Islam Amerika (Islamic Center
of America), 1986, Detroit, Michigan.
Fatwa Ulama Islam Sunni Lain
Fatwa Mufti Agung Syria, Almarhum Syeikh Ahmad Kaftaroo
Soal: Apakah mazhab-mazhab seperti Zaidi, Ja’fari, dan Ibadhiah adalah mazhab-mazhab Islam?
Jawab: Membatasi feqah Islam hanya kepada Al-Quran suci dan Sunnah
adalah kelalaian terhadap agama Islam dan ini telah menjadikan agama
yang benar ini suatu agama yang berpandangan kabur yang terbatas pada
sasaran kecil yang tidak mampu memenuhi berbagai keinginan manusia dan
persoalan-persoalan kehidupan.
Sudut pandang mazhab-mazhab ini dalam cabang-cabang feqah berbeza.
Meskipun demikian, mazhab-mazhab feqah ini berjalan di atas
prinsip-prinsip Islam dan begitu juga di dalam prinsip-prinsip yang
dapat diperdebatkan, perbezaan-perbezaan yang ada di antara para fuqaha`
berkaitan cabang-cabang dari mazhab Islam adalah untuk memudahkan
orang-orang dan menghilangkan berbagai kesulitan mereka.
Kerana itu, dengan mempertimbangkan fakta-fakta ini, mengikuti
(bertaqlid) kepada salah satu mazhab-mazhab diizinkan sekalipun itu
mengharuskan ia mengarah ke eklektisisme kerana Mazhab Maliki dan
sekelompok Mazhab Hanafi secara tepat mempunyai fatwanya. Dengan
demikian, beramal yang didasarkan pada mazhab-mazhab Islam yang termudah
atau bertaqlid pada perintah-perintah termudah ketika itu
mengharuskannya dan layak diizinkan, kerana agama Tuhan adalah mudah,
bukan agama yang sulit.
Misalnya, Allah SWT berfirman: Maka barang siapa terpaksa kerana
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Mâidah:3)
Kerana itu, Mazhab Zaidi digolongkan sebagai salah satu mazhab Islam
termulia terutama sekali ketika buku yang ditulis oleh Imam Yahya bin
Murtadha berjudul Al-Bahr Azh-Zhakhar Al-Jamâ, suatu ensiklopedi fikih
di dalamnya tidak ada perbedaan apa pun dengan fikih dari Ahlus Sunnah
kecuali mereka mempunyai perbedaan-perbedaan parsial di dalam isu-isu
seperti ketidaksahan mengusap kepala atau kaki dengan ujung jari-ujung
jari yang basah ketika berwudhu juga pemboikotan atas pembantaian oleh
non-Muslim.
Syiah Imamiah adalah mazhab Islam yang paling dekat kepada mazhab
Imam Syafi’i. Perbedaan fiqihnya dengan fiqah Ahlus Sunnah hanya terkait
pada tujuh belas permasalahan.
Demikian juga Mazhab Ibadhiah adalah mazhab yang paling dekat kepada
mazhab Ahlul Jamaah (Sunni) menyangkut pendapat tersebut karena
perintah-perintah fikih dari para pengikutnya diturunkan berdasarkan
Al-Quran, Sunnah, ijma’, dan qiyas.
Kerana alasan–alasan di atas, perbezaan-perbedzaan yang ada di antara
para fuqaha seharusnya tidak boleh dianggap sebagai tidak lazim kerana
agama itu dinilai sebagai realiti yang satu dan unik. Lagi pula, sumber
dan asal-muasal agama semata-mata Wahyu Ilahi.
Tidak pernah terdengar bahwa perbezaan-perbezaan yang ada di antara
mazhab-mazhab fiqih telah memicu pertikaian atau konflik bersenjata di
antara para pengikut mazhab. Semua itu kerana perbezaan-perbezaan yang
ada di antara mazhab-mazhab Islam berkenaan dengan fiqih ilmiah dan
ijtihad bersifat parsial, dan menurut Nabi Islam SAW, “Kerana keputusan
ijtihadnya, fakih menerima pahalanya. Jika ijtihadnya sesuai, dua pahala
untuknya. Jika tidak sesuai, tetap ada satu pahala untuknya.”
Dengan demikian, tidaklah tepat menisbatkan sesuatu apa pun kepada
mazhab-mazhab Islam kecuali jika di dalam kerangka ini. Mazhab-mazhab
yang disebutkan adalah mazhab-mazhab Islam dan fikih mereka terhormat
juga didukung
Fatwa Mantan Mufti Agung Mesir, Nashr Farid Washl, Mengenai
“Iqtida” (Mengikuti) Para Pengikut Mazhab Islam lain dari Ahlul Bait AS
Yang Mulia Profesor Dr. Nashr Farid Washl, Mufti Mesir,
Wassalamu’alaikum wa rahmatulah,
Bagaimanakah pendapat Anda mengenai orang yang bertaklid kepada Imam Ahlul Bait AS?
Jawab:
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Sudah maklum bahwa setiap Muslim yang beriman kepada Allah SWT ,
bersyahadat atas monoteisme (tauhid), mengakui misi Nabi Muhammad SAW,
tidak menyangkal perintah-perintah agama dan orang yang dengan
sepenuhnya sadar akan rukun-rukun Islam dan salat dengan tata cara yang
benar, maka niscaya juga tepat baginya sebagai imam salat jamaah bagi
yang lain dan juga mengikuti imamah orang lain ketika melakukan salat
sehari-hari meskipun ada perbedaan-perbedaan (paham) keagamaan di antara
imam dan makmumnya. Prinsip ini pun berlaku bagi Syiah Ahlul Bait AS.
Kita bersama mereka (Syiah Ahlul Bait) menyangkut Allah, Rasulullah SAW, Ahlul Bait AS, juga para sahabat Nabi Muhammad SAW.
Tidak ada perbedaan di antara kita dan mereka menyangkut
prinsip-prinsip dan dasar-dasar syariah Islam juga kewajiban-kewajiban
desisif agama.
Ketika Allah SWTmemberikan rahmat-Nya kepada kami sehingga bisa hadir
di Republik Islam Iran di kota-kota seperti Tehran dan Qum. Ketika kami
menjadi imam salat berjamaah mereka bermakmum kepada kami, begitu juga
ketika mereka menjadi imam kami bermakmum kepada mereka.
Karena itu, kami memohon kepada Allah SWT untuk melahirkan persatuan
di antara umat Islam, menghapus setiap permusuhan, kesulitan, perbedaan
di antara mereka dan mengangkat kesulitan-kesulian yang ada di antara
mereka sekaitan dengan fikih dan kewajiban-kewajiban agama yang
sekunder.
Kesimpulan
Seperti yang anda telah dapat lihat dan baca di atas, mereka ialah
antara beberapa ulama besar dalam dunia Islam Ahlul Sunnah, dan dapat
diperhatikan bahawa mereka membenarkan, mempersetujui serta berpandangan
positif terhadap mazhab Ahlulbait. Mereka tidak akan
sewenang-sewenangnya mengeluarkan fatwa, jika mereka tidak memahami dan
mendalami sesuatu perkara itu.
Oleh itu, Ayyuhal Muslimun, contohilah mereka, dan janganlah kalian
menunjukkan perasaan permusuhan dan buruk sangka pada kami. Marilah
kita jalinkan hubungan persaudaraan, kita menyembah tuhan yang sama,
mengikuti Rasul yang sama, Kiblat kita sama, banyak lagi hal-hal yang
kita punya persamaan berbanding perbezaan.
Ayyuhai Muslimun, ikutilah seruan perpaduan ini, buangkan sangka
buruk dahn hasutan syaitan dari kita. Sahutlah tangan saudara mu ini,
dan bersama, ISLAM ITU KUAT.
Berikut ialah tambahan fatwa saya..eratkanlah perpaduan dan jauhi perpecahan, hehe. Wasalam
sYIAH iMMAMIAH TAK SESAT????...
BalasHapusberjayanya syiah bertakiyah sehingga ulama' suni terpedaya dengan mereka.
BalasHapus