Sebelas tokoh Syiah di Malaysia, hari ini (Isnin, 14/2) melakukan
pertemuan dengan wakil Komisi Hak Asasi Manusia Malaysia (Suhakam),
Profesor Dr Dato Mahmood Zuhdi.
Menurut laporan tersebut, pembicaraan di meja bulat ini dinilai
positif. Prof Dato Mahmood dalam pertemuan itu berjanji akan membantu
masyarakat Syiah di negara ini sehingga mereka mendapat hak-hak seperti
warga negara Malaysia lainnya.
Sebelumnya, Datuk Mahmood dalam wawancaranya mengatakan, “Kalau
(baca; Andai) Syiah dibenarkan berkembang di negara ini, baiknya tidak
ada.” Dikatakannya pula, “Bila Syiah dibenarkan, ini akan menimbulkan
perpecahan.”
Menanggapi komentar tersebut, sejumlah tokoh Syiah menyesalkan sikap
Profesor Mahmood yang dianggap subjektif dalam menilai ajaran Ahlul Bait
as yang juga diistilahkan dengan Madzhab Jafari. Sementara itu, banyak
masyarakat Tionghua, India, Dayak dan Iban di Malaysia dengan menganut
berbagai ajaran. Meski demikian, tidak ada yang beranggapan bahwa
beragamanya ajaran di negara ini akan menyebabkan perpecahan. Untuk itu,
Syiah yang juga meninggikan ajaran-ajaran keluarga suci Rasulullah,
senantiasa mengedepankan nilai-nilai perdamaian dan kasih sayang.
Kamil Zuhairi Abdul Aziz yang juga termasuk salah satu tokoh Syiah terkemuka di Malaysia mengatakan, “Kami
adalah muslim sama seperti muslim lainnya di negeri ini. Akan tetapi,
kami hidup dalam ketakutan karena kami selalu diintimidasi dan ditahan
oleh pemerintah.” Ditambahkannya, “Syiah tiba di Malaysia pada abad ke-14. Untuk itu, Syiah bukanlah ajaran baru di negara ini.”
(IRIB/AR/SL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar