Laman

Selasa, 07 Juni 2011

Nasib Pengkhianat Arab Tidak Lebih Baik dari Yahudi di Perang Ahzab (Catatan Lama)

Dua hari lalu tepatnya hari Jumat 16 Januari 2009, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menyampaikan pesan kepada Ismail Haniyah, Perdana Menteri sah Palestina yang salah satu isinya berbunyi demikian:

Para pengkhianat Arab juga harus tahu bahwa nasib mereka tidak akan lebih baik dari orang-orang ...Yahudi dalam perang Ahzab. Allah swt berfirman: “Dan dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan dia memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka. Sebagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan” (QS. 33: 26).”



Sebuah pernyataan keras yang disampaikan oleh Sayyid Ali Khamenei. Namun apa alasan di balik pernyataan ini?

Beliau melanjutkan:
Umat manusia kini bersama rakyat Gaza. Setiap negara yang bersikap menentang hal ini, berarti jarak mereka dengan rakyatnya semakin jauh dan nasib negara-negara seperti ini sudah jelas.

Namun sebagaimana kakeknya, Imam Husein as dalam setiap perang masih tetap menjalankan tugasnya untuk menuntun dan memberi hidayah, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei masih mencoba menasihati para pengkhianat Arab ini dengan ucapannya:

Bila mereka masih memikirkan kehidupan dan kehormatannya, harus mengingat ucapan Imam Ali as yang berkata, “Kematian kalah dalam kehidupan kalian dan kehidupan mengalahkan kematian kalian.”

Dukungan Terhadap Ismail Haniyah
Pesan yang disampaikan oleh Ayatullah Sayyid Ali Khamenei bukan tanpa alasan dan tiba-tiba. Karena dalam pidatonya tanggal 12 Januari 2009, Ismail Haniyah menukil ayat ke-173 surat Ali Imran yang menceritakan proses propaganda musuh dalam perang Ahzab agar umat Islam di Madinah merasa takut dan meninggalkan keimanan mereka. Namun jawabannya sungguh di luar dugaan. Bukannya mereka tambah takut, tapi sebaliknya keimanan mereka semakin bertambah dan hanya menyandarkan dirinya kepada Allah.

Allah Swt berfirman, “(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, Karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.”

Ismail Haniyah sebelum membacakan ayat di atas mengatakan, “Rasa-rasanya ayat ini diturunkan kepada kami dan tengah berbicara mengenai kondisi yang tengah kami hadapi saat ini.”

Buat kita apa yang disampaikan oleh Ismail Haniyah mungkin hanya untuk membangkitkan semangat warga Gaza dan para pejuang Palestina. Namun tidak bagi Ayatullah Sayyid Ali Khamenei. Beliau menangkap hakikat yang dirasakan tidak hanya oleh Ismail Haniyah, tapi juga warga Gaza dan para pejuang Palestina. Para korban yang ditayangkan televisi menjadi bukti pernyataan Ismail Haniyah, bagaimana mereka tidak pernah mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan lemahnya keimanan, tapi ucapan yang meluncur selalu Hasbunallahu Wani’mal Wakil (Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung).

Pergerakan negara-negara pengkhianat seperti Arab Saudi, Mesir, Yordania ditambah musuh dalam selimut bernama Mahmoud Abbas yang sering diwanti-wanti oleh Yasser Arafat agar menjauhi perselisihan dengan sesama Palestina, dalam Perang Furqan di Gaza ini bak perilaku orang-orang Yahudi Madinah yang telah berjanji tidak akan mengkhianati umat Islam di Madinah. Namun ternyata hanya dengan menyaksikan besarnya pasukan Ahzab, orang-orang Yahudi Madinah seperti Bani Qainuqa’, Bani Nadhir dan Bani Quraidhah kemudian melakukan pengkhianatan terhadap umat Islam dan ikut dalam barisan musuh. Namun apa yang mereka dapatkan?

Perang Ahzab merupakan salah satu perang paling menentukan dalam sejarah Islam. Di perang Ahzab pasukan syirik dan kufur bergabung dengan pasukan nifaq melawan Islam. Kekalahan umat Islam dalam perang tidak seimbang ini, baik dari sisi persenjataan dan jumlah pasukan, sama artinya dengan kehancuran Islam. Di tengah-tengah kondisi yang demikian orang-orang Yahudi melakukan pengkhianatan. Mereka menganggap jumlah pasukan dan persenjataan yang dimiliki oleh pasukan Ahzab mampu menghancurkan umat Islam dan mereka bisa kembali menguasai Madinah.

Namun mereka tidak lengkap menganalisa sebab-sebab kemenangan dan melupakan pertolongan ilahi. Sekaitan dengan masalah ini Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. dan adalah Allah Maha melihat akan apa yang kamu kerjakan. (yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka.” (QS. 33: 9-10)

Ismail Haniyah yang melihat kenyataan di lapangan mampu merasakan bantuan ilahi ini. Haniyah berkata, “Kami merasakan bantuan ilahi ada bersama kami. Apa yang terjadi sejatinya tanda-tanda dan mukjizat ilahi. Kami benar-benar merasakan perhatian Allah”. Bantuan ilahi ini yang menjadi rahasia kemenangan muqawama di Gaza. Karena seluruh perhitungan materialistik tidak dapat menerima angkatan bersenjata sedemikian modern mampu di kalahkan hanya oleh roket-roket sederhana buatan tangan para pejuang Palestina. Menyaksikan ini para pengkhianat Arab dengan ideologi materialistiknya memilih mengkhianati bangsa mereka sendiri. Mereka menjadi buta mata dan hati saat menyaksikan hingga hari ini jumlah korban syahid telah mencapai 1.000-an lebih dan sedikitnya 5.000 orang lainnya cedera.

Mereka lupa dalam pemikiran dan ideologi Islam ada yang namanya bantuan ilahi. Ini juga sekaligus membuktikan kebenaran Sayyid Ali Khamenei ketika menyebut mereka munafik. Bantuan ilahi adalah keyakinan prinsip dalam Islam. Itulah mengapa mereka disebut munafik karena masih memakai idiom-idiom agama untuk menutupi siapa diri mereka sebenarnya. Namun bangsa-bangsa Arab dan umat Islam sudah tidak bisa lagi dibohongi.

Sesuai dengan ayat al-Quran yang menyebut nasib para pengkhianat Yahudi dalam perang Ahzab dengan dibunuh atau ditawan, kondisi para pengkhianat Arab juga tidak akan lebih baik dari itu dan waktu yang akan membuktikannya.

Berdoalah semoga kita masih hidup saat menyaksikan para pengkhianat Arab itu digantung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar