Laman

Minggu, 14 April 2013

Nasib Musuh Imam Husein as: Ibnu Hauzah


Nasib Musuh Imam Husein as: Ibnu Hauzah

Ibnu Hauzah

Abdullah bin Hauzah Tamimi, anggota pasukan Umar bin Saat di Karbala yang suka menghina. Ia salah satu orang yang dikutuk langsung oleh Imam Husein as dalam peristiwa ini. Ia berasal dari kabilah Tamim. Sebagian buku sejarah menyebutnya Ibnu Hauzah dan yang lain menulis namanya Taimi.


Di hari Asyura, ketika pasukan Bani Umayah akan menyerang pasukan Imam Husein as, Ibnu Hauzah pergi ke depan pasukan Imam Husein as. Ia memanggil Imam Husein as dengan bahasa yang kasar dan kurang ajar. Berkali-kali ia melakukan itu. Di akhir ucapannya, Imam Husein as bergerak ke depan berhadap-hadapan dengannya.

Imam Husein as bertanya, "Apa yang engkau inginkan?"

Ibnu Hauzah menjawab, "Ubassyiru bin Naar. Kabar gembira! Engkau akan dimasukkan ke neraka Jahannam!"

Imam Husein as membalikkan badannya kepada para sahabatnya dan bertanya, "Siapa dia?"

Mereka menjawab, "Ibnu Hauzah Tamimi."

Imam Husein as berkata kepadanya, "Engkau pembohong. Aku akan pergi menghadap Allah dengan penuh kasih sayang dan mendapat syafaat-Nya."

Setelah mengucapkan itu, Imam Husein as mengutuknya dan berkata, "Ya Allah! Bawa dia ke api neraka!"

Ibnu Hauzah sangat marah mendengar ucapan Imam Husein as. Ia kemudian berusaha menggerakkan  kudanya ke arah Imam Husein as, tapi yang terjadi kudanya seakan-akan liar dan tidak menuruti keinginannya. Kudanya bergerak semakin liar dan akhirnya Ibnu Hauzah terjatuh, sementara satu kakinya tetap tersangkut ke badan kuda dan yang satunya lagi terlepas.

Muslim bin Ausajah, sahabat Imam Husein as yang melihat kondisi Ibnu Hauzah seperti itu dengan cepat bergerak ke arahnya lalu mengayunkan pedangnya ke arah kakinya dengan kuat, sehingga kakinya putus.

Kuda masih bergerak liar dan berlari dengan cepat sehingga kepalanya membentur batu, tanah dan apa saja yang ada di depannya, sehingga akhirnya ia tewas seketika. Tapi kuda miliknya berhenti dan mulai menginjak-injak jasad Ibnu Hauzah, sehingga badanya benar-benar hancur dan yang tertinggal hanya dua kakinya. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

Sumber:
1. Muntahal Amal.
2. Nafas al-Mahmum.
3. Farhang Asyura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar