Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamad bin Jassim Al Thani telah menyuarakan dukungan negaranya untuk pembentukan kembali hubungan antara Republik Islam Iran dan Mesir, sebagai langkah yang akan menguntungkan seluruh kawasan.
"Qatar mendukung hubungan diplomatik antara Mesir dan Iran," kata Sheikh Hamad Al Thani dalam konferensi pers bersama mitranya dari Mesir Essam Sharaf di Doha, Press TV, (Kamis,28/4) mengutip situs al-Bashir melaporkan.
"Semua negara Teluk Persia memiliki kedutaan besar di Tehran. Hubungan Mesir dengan Iran akan menguntungkan negara-negara regional dan ini sama sekali tidak akan merugikan mereka," tambahnya.
Menyinggung kompetisi baru antara Doha dan Kairo untuk kepemimpinan bergilir Liga Arab, Sheikh Hamad Al Thani menuturkan, proses itu tidak berarti ada ketegangan antara kedua negara.
Sementara itu, Essam Sharaf mengatakan, tidak ada kontradiksi antara hubungan Mesir-Iran dan hubungan dengan negara-negara Arab. Ditambahkannya, keamanan di kawasan Teluk Persia adalah nilai besar bagi rakyat Mesir.
Tehran dan Kairo membangun kembali hubungan mereka pada awal April dengan menandatangani sejumlah perjanjian di bidang pariwisata. Perjanjian pertama sejak jatuhnya Hosni Mubarak ini, akan berlaku setelah pertukaran duta besar antara Mesir dan Iran.
Iran memutuskan hubungan dengan Mesir setelah Kairo menandatangani perjanjian Camp David 1978 dengan rezim Zionis Israel dan memberikan suaka politik kepada Syah despotik, Mohammad Reza Pahlevi.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Mesir Nabil El Arabi menyerukan normalisasi hubungan dengan Iran dan menekankan komitmen Kairo untuk memperbaiki hubungan dengan Tehran.
Langkah itu menuai kritik dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia menyatakan takut dan kecewa dengan rencana Mesir untuk melanjutkan hubungan dengan Iran. (IRIB/RM/PH)
"Qatar mendukung hubungan diplomatik antara Mesir dan Iran," kata Sheikh Hamad Al Thani dalam konferensi pers bersama mitranya dari Mesir Essam Sharaf di Doha, Press TV, (Kamis,28/4) mengutip situs al-Bashir melaporkan.
"Semua negara Teluk Persia memiliki kedutaan besar di Tehran. Hubungan Mesir dengan Iran akan menguntungkan negara-negara regional dan ini sama sekali tidak akan merugikan mereka," tambahnya.
Menyinggung kompetisi baru antara Doha dan Kairo untuk kepemimpinan bergilir Liga Arab, Sheikh Hamad Al Thani menuturkan, proses itu tidak berarti ada ketegangan antara kedua negara.
Sementara itu, Essam Sharaf mengatakan, tidak ada kontradiksi antara hubungan Mesir-Iran dan hubungan dengan negara-negara Arab. Ditambahkannya, keamanan di kawasan Teluk Persia adalah nilai besar bagi rakyat Mesir.
Tehran dan Kairo membangun kembali hubungan mereka pada awal April dengan menandatangani sejumlah perjanjian di bidang pariwisata. Perjanjian pertama sejak jatuhnya Hosni Mubarak ini, akan berlaku setelah pertukaran duta besar antara Mesir dan Iran.
Iran memutuskan hubungan dengan Mesir setelah Kairo menandatangani perjanjian Camp David 1978 dengan rezim Zionis Israel dan memberikan suaka politik kepada Syah despotik, Mohammad Reza Pahlevi.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Mesir Nabil El Arabi menyerukan normalisasi hubungan dengan Iran dan menekankan komitmen Kairo untuk memperbaiki hubungan dengan Tehran.
Langkah itu menuai kritik dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia menyatakan takut dan kecewa dengan rencana Mesir untuk melanjutkan hubungan dengan Iran. (IRIB/RM/PH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar