Laman

Kamis, 05 Mei 2011

Tuduhan Terhadap Syi'ah Dengan Mengatakan, " Syi'ah meyakini 17.000 Ayat dalam Al-Qur'an ".

Banyak beredar di internet mengenai hadis syiah yang mengatakan bahwa ayat al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah (saww) melalaui Jibril (as) berjumlah 17.000 ayat.




عَلِيُّ بْنُ الْحَكَمِ عَنْ هِشَامِ بْنِ سَالِمٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ ع قَالَ إِنَّ الْقُرْآنَ الَّذِي جَاءَ بِهِ جَبْرَئِيلُ ع إِلَى مُحَمَّدٍ ص سَبْعَةَ عَشَرَ أَلْفَ آيَةٍ


"Sesungguhnya al-Qur'an yang dibawa Jibril as kepada Muhammad saww memiliki 17.000 ayat"
(Al-Kafi, j. 2, Kitab Fadhl Al-Qur'an, h. 634,hadis ke 28)





Kedudukan hadis :


1.   Al-Majlisi mengatakan Muwaththaq [1]  (Mir'at Al-'Uqul, j. 12,h. 525)
2.   Hur al-Amili  mengatakan Shahih  (Al-Fuwa'id Al-Tusiyyah,topik ke 96, h. 483)


Alamah Majlisi berkomentar :


"Khabar ini shahih dan jelas bahwa khabar (hadis) ini dan hadis seperti itu adalah jelas bahwa al-Qur'an diperpendek dan berubah, dan dalam pendapatku, ini makna yang mutawatir, dan membuang riwayat ini akan membawa kita untuk menolak semua akhbar (riwayat) secara umum." (Mir'at Al-Uqul, 12/525)


Mari kita lihat lebih dalam mengenai hadis tersebut. Secara umum, melihat matannya kita sudah yakin bahwa al-Qur'an tidak berubah dan tidak ada tahrif, dan Al-Qur'an yang ada pada kita saat ini tidak ada masalah tahrif. Secara umum hadis ini dhaif diriwayatkan oleh dua orang (Ali bin Al-Hakam dan Hisyam bin Salim) sebelum Imam Ja'far as (Imam ke-6 syiah). Namun bukan ini permasalahannya. Telah dikethuai bahwa Al-Kulayni  tidak menuliskan sebuah sanad (mengulang menulis) jika sanad hadits sebelumnya relatif sama. Jadi yang perlu kita lakukan adalah menuju ke hadits sebelumnya. Berikut adalah rantai ke hadits sebelumnya.


مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى عَنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْحَكَمِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ فَرْقَدٍ وَ الْمُعَلَّى بْنِ خُنَيْسٍ قَالا






Sebagaimana kita lihat, adanya kesamaanperawi  disana, terdapat nama Ali bin Hakam, sehingga sanad  hadis sebenarnya akan terlihat seperti ini :


 محمد بن يحيى عن أحمد بن محمد عن علي بن الحكم عن هشام بن سالم عن أبي عبد الله ع قال


Sepintas, sanad tersebut Shahih, namun sepertinya tidak begitu. Dengan melihat hadis  ini dan jalur  Ali bin Al-Hakam meriwayatkan, maka kita akan mengasumsikan bahwa bahwa Muhammad bin Ahmad adalah Ahmad bin Muhammad bin Isa.  Kemungkinan yang benar adalah Ahmad bin Muhammad bin Sayyaar (Al-Sayyari), seorang yang dikenal Dhaif.


Ahmad bin Muhammad bin Sayyaar Dhaif Jiddan, Ghuluw, memiliki keyakinan yang menyimpang, menurut :
1.      Najasi, Rijal,h. 80,orang ke 192
2.      At-Tusi, Fihrist, h. 57, orang ke 70
3.      Al-Hilli, Al-Khulaashah,h. 203, orang ke 9 dan h.268, orang ke.27
4.      Ayatullah Khu'i, Mu'jam Rijal Al-Hadist, j. 2, h.. 282, orang ke 871




At-Tusi mencatat dalam al-Fihrist mengenai Ahmad bin Muhammad bin Sayyar :


"Ia menyusun kitab-kitab (al); Kitab Tsawab Al-Qur'an, Kitab Al-Tibb, Kitab Al-Qira'at, Kitab Al-Nawadir. Al Husain bin Ubaidillah meriwayatkan kepada kami, khususnya (kitab) An-Nawadir, dari Ahmad bin Muhammad bin Yahya. Ia berkata : Ayahku (Muhammad bin Yahya) meriwayatkan kepada kami. Dia berkata : As-Sayyari meriwayatkan kepada kami  kecuali apa yang didalamnya terdapat ghuluw (berlebihan) atau yang membingungkan.
(Fihrist,57,orang ke 70)


Kita akan berbicara tentang Kitab Al-Qira'at. Kita akan melihat rantai yang meriwayatkan bahwa Al-Tusi menerima  Kitab Al-Qira'at dari As-SayyariIa meriwayatkan kepada orang yang sama (Muhammad bin Yahya) seperti yang dinyatakan dalam sanad hadits tentang 17.000 ayat, yaitu :


محمد بن يحيى عن أحمد بن محمد
Muhammad bin Yahya dari Ahmad bin Muhammad




Sekarang kita lihat Najasi mengatakan tentang Ahmad bin Muhammad bin Sayyar :




“Kitab Tsawab Al-Qur'an , Kitab Al-Tibb, Kitab Al-Qira'at ,dan Kitab al-Nawadir, Kitab Al-Gharat; diriwayatkan kepada kami Al_husain bin Abdullah telah berkata; Ahmad bin Yahya meriwayatkan kepad kami dan Abu Abdullah Al-Qazwini meriwayatkan kepada kami dari ayahnya (Muhammad bin Yahya). Ia berkata; Al-Sayyari meriwayatkan kepada kami  kecuali apa yang didalamnya terdapat ghuluw (berlebihan) atau yang membingungkan.
(Rijal, h. 80, orang ke192)


Sekali lagi, Najasi menunjukkan rantai perawi Kitab yang ditulis oleh Al-Sayyari. Dan di rantai riwayat (perawi) dapat di lihat ia menyebutkan nama yang sama (Muhammad bin Yahya) yaitu orang yang meriwayatkan hadis tentang 17.000 ayat dalam al Qur'an.


Sekarang kita lihat di salah satu kitab Ahmad bin Muhammad bin Sayyaar (Kitaab Al-Qara'at) ia telah meriwayatkan hadis yang sama, kata-kata yang sama dengan rantai yang sama yang  ada dalam Al-Kafi.




Al-Nuri memiliki  Kitab Al-Qira'at-nya Ahmad bin Muhammad bin Sayyaar, dan dia telah meriwayatkan hadits ini dalam salah satu kitab dengan sanad yang sama :


احمد بن محمد السياري في كتاب القراءات عن علي بن الحكم عن هشام بن سالم قال قال أبو عبدالله عليه السلام : القرآن الذي جاء به جبرئيل(ع) إلى محمد صلى الله عليه وآله عشرة الف آية


Ahmad bin Muhammad Al-Sayyari dalam kitab Al-Qira'at dari Ali bin Al-Hakam dari Hisyaam bin Salim ia berkata Abu Abdillah  (as)berkata : "al-Qur'an yang dibawa Jibril as kepada Muhammad saww memiliki 10.000 ayat"
(Al-Nuri, dalam Fashl Al-Kitab,h. 235)


Setelah itu Al-Nuri menjelaskan :


كذا في نسختي وهي سقيمة والظاهر سقوط كلمة سبعة قبل عشرة لاتحاده متناً وسنداً لما في الكافي
Sebagaimana dalam naskahku ini cacat, dan tampaknya yang benar adalah kalimat tujuh digugurkan sebelum kata ashrah (sepuluh) dan sanad (rantai perawi) sama dengan di al-Kafi.




dan mari kita lihat dalam Kitab Al Qira'at  (h.9, hadist ke 16) oleh Ahmad bin Muhammad bin Sayyar :








Seperti yang kita lihat, hadits ini sama dengan yang ada dalam Al-Kafi, yang sebenarnya diriwayatkan dari Ahmad bin Muhammad bin Sayyar, dan BUKAN Ahmad bin Muhammad bin Isa, oleh sebab itu riwayat tersebut Dhaif.




========


Catatan kaki :
[1]. yaitu hadis yang diriwayatkan oleh orang yang bukan Syi'ah tetapi mereka dipercayai oleh Syi'ah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar