Laman

Jumat, 30 Maret 2012


Jangan Putus Asa dari Rahmat Allah


  • Kala itu, di Mesir tengah terjadi masa paceklik dan penduduk sekitarnya, seperti Kan’an, mulai kebingungan, semua bahan makanan habis. Sementara itu, Ya’qub memerintahkan putra-putranya untuk bergerak menuju Mesir dan mempersiapkan bahan makanan, namun kali ini dengan tujuan untuk mencari jejak Yusuf dan saudaranya, Benyamin. Belaiu berkata, “Wahai anak-anakku, pergi dan carilah Yusuf dan saudaranya.”
    Dan karena anak-anak Ya’qub kurang-lebih telah yakin bahwa Yusuf sudah tak bernyawa lagi, mereka pun merasa heran dengan perkataan dan penegasan sang ayah (untuk mencari Yusuf). Ya’qub pun berkata kepada mereka, “Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, karena kekuasaan-Nya berada di atas segala kesulitan. Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, karena hanya orang-orang kafir (yang tidak mengetahui kekuasaan Allah) saja yang berputus asa dari rahmat Allah.”

    Rasulullah Saw bersabda, “Jibril turun menemui Ya’qub dan berkata, ‘Hai Ya’qub, Allah yang Mahakasih menyampaikan salam kepadamu dan berkata: 'Aku sampaikan berita gembira kepadamu dan berbahagialah hatimu. Aku bersumpah demi kemuliaan dan kesucian-Ku, andaipun Yusuf dan saudaranya telah meninggal dunia, akan Ku-hidupkan mereka untukmu. Siapkanlah makanan untuk orang-orang yang tak mampu, karena hamba-hamba-Ku yang paling Ku-cintai adalah orang-orang miskin. Hai Ya’qub, tahukah engkau mengapa Ku-butakan matamu dan Ku-bungkukkan punggungmu? Penyebabnya adalah bahwa engkau pernah menyembelih seekor kambing dan ketka itu datang kepadamu seorang fakir miskin yang sedang berpuasa dan meminta makanan, tetapi engkau tidak memberinya.'”

    Imam Ja’far ash-Shadiq berkata, “Salah satu di antara dosa-dosa besar adalah putus asa dari rahmat Allah.”

    Berkenaan dengan akhir ayat 87: Sesungguhnya hanya orang-orang kafir sajalah yang berputus asa dari rahmat Allah. Telah diriwayatkan bahwa seorang lelaki meninggal dunia. Allah lalu mewahyukan kepada Nabi Musa as, ”Salah seorang pecinta-Ku telah meninggal dunia, mandikanlah dia.”

    Saat datang untuk memandikannya, Nabi Musa as melihat orang-orang di sekitarnya telah melemparkan jasadnya ke tengah tumpukan sampah dan menimbunnya dengan tanah lantaran kefasikan dan semua dosa-dosanya.

    Nabi Musa as berkata, “Ya Allah, Engkau telah mendengar sendiri apa yang dikatakan orang-orang itu tentang dosa-dosa lelaki ini!”

    Allah Swt berkata, “Hai Musa, saat ajal hendak menjemputnya, orang ini telah menjadikan tiga hal sebagai pemberi syafaatnya, yang apabila tiga hal itu dijadikannya sebagai penghapus semua dosanya, niscaya Aku akan mengampuni semua dosa-dosanya. Dia berkata,
    1. Ya Allah! Meskipun aku telah melakukan banyak dosa, namun perbuatan itu (terjadi) lantaran tipu-muslihat setan dan kawan yang tidak baik. Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya di dalam hatiku, aku tak menyukai perbuatan-perbuatan dosa yang telah kulakukan itu.
    2. Meskipun aku telah melakukan maksiat bersama orang-orang fasik, tetapi sebenarnya aku lebih suka berkumpul dan berkawan dengan orang-orang baik.
    3. Setiapkali orang baik dan orang tidak baik datang kepadaku untuk suatu keperluan, aku selalu mendahulukan orang yang berbuat baik daripada orang yang berbuat buruk.’”

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar