Laman

Jumat, 30 Maret 2012


Takwil Shalat


  • Jabir meriwayatkan:
    (Suatu ketika), saya sedang bersama Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib. Beliau melihat seorang pria tengah berdiri mengerjakan shalat. Usai shalat, beliau bertanya kepadanya, “Wahai fulan, tahukah engkau takwil (penjelasan tentang) shalat?”

    Lelaki itu menjawab, “Wahai junjunganku, apakah shalat memiliki takwil selain (sebagai) ibadah?”
    Beliau menjawab, “Benar, demi Yang Mengutus Muhammad dengan kenabian :
    • Takwil takbir pertamamu hingga takbiratul ihram (adalah) hendaknya terlintas dalam dirimu, tatkala engkau mengucapkan: Allâhu akbar (Allah Mahabesar), bahwa Allah lebih besar untuk disifati dengan berdiri atau duduk.
    • Takbir kedua, Allah lebih besar untuk disifati dengan gerak atau diam.
    • Takbir ketiga, Allah lebih besar untuk disifati dengan benda, yang serupa dengan sesuatu, atau dibandingkan dengan sesuatu yang lain.
    • Takbir keempat, lintaskan dalam pikiranmu bahwa Allah tidak mungkin dihinggapi sifat-sifat dari luar atau tertimpa pelbagai penyakit.
    • Takbir kelima, lintaskan dalam benakmu bahwa Allah tidak dapat disifati dengan materi, sifat, menempati sesuatu, atau sesuatu yang lain menempati-Nya. Dalam
    • Takbir keenam, lintaskan dalam benakmu bahwa Allah tidak mengalami kepunahan, perpindahan, dan perubahan dari suatu kondisi ke kondisi lain.
    • Dan dalam takbir ketujuh, lintaskan dalam benakmu, bahwa Allah tidak bisa dijangkau panca indra.”
    • Takwil membungkukkan badan dalam rukuk adalah hendaknya terlintas dalam dirimu, ‘Aku beriman pada-Mu, meski Kau penggal leherku.
    • Manakala engkau mengucapkan: Sami’allâhu liman hamidahu (Allah mendengar siapa saja yang memuji-Nya), takwilnya, ‘Dialah yang mengeluarkanku dari ketiadaan menuju keberadaan.
    • Takwil sujud pertama, tatkala engkau sujud, hendaknya terlintas dalam dirimu, ‘Dari tanah inilah Engkau menciptakanku.
    • Tatkala mengangkat kepala dari sujud pertama, lintaskan dalam hatimu, ‘Dari tanah ini pula, Engkau mengeluarkanku.’”
    • Takwil sujud kedua, ‘Engkau masukkan diriku ke dalam tanah (liang lahat).
    • Tatkala mengangkat kepala dari sujud kedua, lintaskan di hatimu, ‘Engkau mengeluarkanku dari tanah sekali lagi (hari kebangkitan).
    • Takwil duduk tasyahudmu dengan posisi kaki kanan di atas kaki kiri adalah hendaknya terlintas di hatimu, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku menegakkan kebenaran dan melumpuhkan kebatilan.’”
    • Takwil tasyahudmu adalah pembaharuan keimanan, mengembalikan keislaman, dan mengakui hari kebangkitan setelah kematian.
    • Takwil bacaan tasyahud adalah memuliakan Tuhan, Sang Pemelihara Yang Mahasuci, mengagungkan-Nya atas apa yang dikatakan orang-orang zalim dan disifatkan orang-orang ateis.
    • Takwil ucapanmu: Assalâmu ‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuhu adalah belas kasih Allah. Artinya, ini merupakan keselamatan bagi kalian dari siksa (Allah) di hari kiamat kelak.”
    Kemudian, Amirul Mukminin Ali menambahkan, “Barangsiapa tidak mengetahui takwil shalatnya seperti ini, shalatnya cacat (tidak sempurna).”

    Sumber: Bihar al-Anwar, jil. LXXXIV, hal. 254; Mizan al-Hikmah, bab “Huruf Shâd”, hal. 394-396.

    1 komentar:

    1. download islamic movie (subtitle indo)

      http://inspiremovie.wordpress.com/

      BalasHapus