Laman

Rabu, 04 Juli 2012

Allah SWT dan Nabi SAW juga melaknat dan mencaci sejumlah sahabat !


ilust_1
Adapun laknat, maka tidak bisa kita katakana tidak boleh atau haram, sebab Allah SWT di dalam Al Quran menyebutkan kurang lebih 38 kali, bahwa diri-Nya melaknat orang-orang yang dzalim, orang-orang kafir, orang-orang yang tidak melakukan amar makruf dan nahi mungkar dari kaum Bani Israil melalui Nabi Isa dan Daud. Begitu juga dalam banyak hadits disebutkan, bahwa Allah melaknat orang yang menyuap dan penerima suap, yang membangun kuburan sebagai sesembahan, yang meminum minuman khamer, penjualnya, yang memproduksinya, yang membawanya dan banyak lagi yang lainnya.


Hal itu menunjukkan, bahwa melaknat itu boleh asal tepat sasaran. Yakni orang yang kita doakan agar jauh dari rahmat Allah adalah orang yang memang tidak akan menerima rahmat Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam Al Quran.
Laknat adalah bentuk ekspresi ketidaksetujuan atas prilaku seseorang yang bertentangan dengan agama, ia merupakan lawan dari shalawat, permohonan kerelaan dari Allah bagi orang-orang baik. Hal ini tentu adalah sebuah keniscayaan, sebab di dalam agama memang kita dituntut untuk berlepas diri dari musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya, artinya kita tidak menyetujui apa yang mereka lakukan, kalau tidak begitu maka berarti kita tidak beriman dan tidak lah mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Karena itulah kita dapatkan laknat dalam berbagai doa ziarah yang diajarkan oleh para Imam Ahlul Bait as kepada kita. Karena kita memang dituntut untuk melepaskan diri dari para musuh Ahlul Bait sebagai bukti kecintaan kita kepada mereka.
Namun apakah ekspresi boleh dilakukan dalam semua keadaan? Tentu tidak, di saat ada orang-orang yang tidak memahami dan tidak ada kesempatan untuk menjelaskan kepada mereka, sehingga mereka memiliki kesalah pahaman atas kita, maka kita tidak boleh melakukan hal itu.
Coba renungkan ayat 104 dari surah Al Baqarah dimana Allah SWT melarang kaum mukminin untuk mengatakan ra’inaa kepada Nabi saw dan diperintahkan untuk mengatakan undzurnaa sebagai gantinya, padahal dua kata itu memiliki makna yang sama. Sebabnya adalah karena kata yang pertama memiliki makna jelek dalam bahasa Ibrani sehingga orang-orang Yahudi mengejek kaum muslimin atas hal itu.
Mungkin ini yang dimaksudkan oleh sebuah hadits dari Imam Ali bin Abi Thalib as dimana beliau kurang menyukai banyak melaknat musuh-musuhnya, seperti dalam sabdanya yang disebutkan dalam kitab Bihar Al Anwar Juz 32 Hal 399, yang artinya aku tidak menyukai kalian banyak melaknat dan mencaci-maki kemudian berlepas diri. Aku lebih suka dan lebih benar menurutku jika kalian mengatakan, bahwa mereka itu adalah begini dan begini lalu kalian berdoa: Ya Allah selamatkanlah darah mereka dan darah kami dan perbaikilah hubungan kami dengan mereka, berilah mereka petunjuk dari kesesatan mereka sehingga mereka mengetahui hal-hal yang belum mereka ketahui dan mereka luruskan hal-hal yang bengkok dan permusuhan mereka.
  1. Al-Walid bin Uqbah bin Abi Mu’it yang telah dinamakan oleh Allah sebagai fasiq ketika diutuskan oleh Nabi SAW untuk memungut zakat daripada Bani Mustalaq. Dia pulang dan memberi tahu Nabi SAW  bahawa Bani Mustalaq telah keluar untuk memeranginya. Lalu Nabi SAW` bersiap sedia dengan tentera untuk memerangi mereka.
Maka Allah berfirman: Terjemahan:”Hai orang-orang yang beriman, jika     datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita maka periksalah       dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal          atau perbuatanmu itu.”[ Qs. Al-Hujurat (49):6]
Al-Walid bin Uqbah bin Abi Mu’it  merupakan famili Khalifah Uthman dari         sebelah ibunya. Semasa pemerintahannya, Khalifah Uthman melantik beliau        sebagai gabenor di Kufah, al-Baladhuri, al-Ansab al-Asyraf, V, hlm.22; Ibn        Abd al-Barr, al-Isti’ab, III, hlm.594 menceritakan bahawa al-Walid bin        Uqbah adalah seorang peminum arak. Beliau pernah sembahyang Subuh     dalam keadaan mabuk. Ibn Qutaibah di dalam al-Imamah wa al-Siyasah,      Cairo, 1957, I, hlm.32,menyatakan al-Walid bin Uqbah sembahyang Subuh       empat rakaat kerana mabuk.
Al-Walid termasuk  kalangan sahabat, lalu di manakah keadilan seorang     yang fasiq?
2.   Al-Jadd  bin  Qais dari  Bani Salmah telah diturunkan ayat mengenai           dirinya.      FirmanNya: “Di antara mereka ada orang yang berkata: “Berilah       saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya         terjerumus kedalam fitnah”. Ketahuilah bahawa mereka telah terjerumus ke    dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-        orang kafir.” [Al-Taubah (9):49]
3.   Tha’labah bin Hatib bin Umar bin Umayyah di antara orang yang turut
berperang di dalam peperangan Badar dan Uhud. Dia tidak mahu      mengeluarkan      zakat hartanya. Lalu Allah berfirman: Dia tidak mahu      mengeluarkan zakat hartanya.
Lalu Allah berfirman: Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar   kepada Allah:”Sesungguhnya jika Allah memberi sebahagian kurniaNya    kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk      orang yang saleh.”[Qs. Al-Taubah (9):75-76]
4. Hujr bin Adi dan tujuh sahabat Rasulullah SAWA telah dibunuh oleh   Muawiyah kerana mereka tidak melaknati Ali AS.  (sumber : Ibn al-Athir, Tarikh,I,hlm.18-55;al-Muttaqi al-Hind, Kunz al-Ummal,VII,hlm.88)
‘Aisyah menentang Muawiyah kerana membunuh Hujr bin Adi dan sahabat sahabatnya. ‘Aisyah berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sekumpulan manusia akan membunuh di ‘Azra’ di mana Allah dan seluruh penghuni langit akan memarahi mereka” [ Ibn Kathir, Tarikh,VIII,hlm.55]
Sahabat Nabi Bernama Kirkirah Masuk Neraka !
Perhatikan Hadits ini :Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah yang berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amr dari Salim bin Abil Ja’d dari Abdullah bin Amr yang berkata “Pernah ada seseorang yang biasa menjaga perbekalan Nabi SAW, orang tersebut bernama Kirkirah. Kemudian dia pun meninggal dunia, ketika itu Rasulullah SAW bersabda : “Dia berada di Neraka”. Maka para sahabat pergi melihatnya dan mereka mendapatkan sebuah mantel yang diambilnya dari harta rampasan perang sebelum dibagikan [Shahih Bukhari 4/74 no. 3074]
Imam Muslim Juga Meriwayatkan Aksi Pelaknatan Nabi saw. Atas Sahabatnya!
Peristiwa lain yang dapat disebutkan di sini ialah apa yang diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya, bahwa dalam sebuah perjalanan Nabi saw. bersama para sahabat beliau, dalam perjalanan itu beliau berpesan agar tidak seorangpun yang mendahului beliau menuju tempat air yang kebetulan sangat sedikit itu, beliau bersabda “ Jangan seorang mendahului saya ke tempat iar itu.”Tetapi anehnya malah ada sekelompok yang dengan sengaja mendahului beliau mengambli air dari tempat. Kata Hudzaifah ra., “Maka Nabi melaknat mereka.”[Shahih Muslim. 17,125-126.]
Sahabat Yang Malas Berperang Diancam Al Quran !
Al-Jadd bin Qais daripada Bani Salmah telah diturunkan ayat: “Di antara mereka ada orang yang berkata:”Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.” Ketahuilah bahawa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang kafir.”  [ Al-Taubah (9):49]

Sahabat Nabi Yang Ingkar Zakat Diabadikan Al Quran !
Tha’labah bin Hatib bin Umar bin Umayyah di antara orang yang turut berperang di dalam peperangan Badar dan Uhud. Dia tidak mahu mengeluarkan zakat hartanya. Lalu Allah berfirman: Dia tidak mahu mengeluarkan zakat hartanya. Lalu Allah berfirman:”Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah:”Sesungguhnya jika Allah memberi sebahagian kurniaNya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang yang saleh.”[ Al-Taubah (9):75-76]

ilust_1
sahabat Nabi dalam Al Quran :
(1) ADA YANG MENINGGALKAN NABI KETIKA SEDANG KHOTBAH JUM’AT, HANYA UNTUK MELIHAT PERNIAGAAN DAN PERMAINAN
bahkan sebagian mereka lebih memilih perdagangan dan permainan daripada mendengarkan Nabiullah Muhammad saww berkhutbah, “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki” (Qs. Al Jumuah : 11)
(2) ADA YANG MENYAKITI NABIT DENGAN MEMBUAT GOSIP MURAHAN
Di antara mereka  ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan: “Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya”. Katakanlah: “Ia mempercayai semua yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu”. Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih. (At Taubah : 61)
(3) ADA YANG BERSUMPAH PALSU
Mereka bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya, dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka sekali-kali tidaklah mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi. (At Taubah : 74)
(4) ADA YANG KIKIR DAN ENGGANG BERSEDEKAH
Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).(At Taubah : 75-76)
(5) ADA YANG MENINGGIKAN SUARA DIHADAPAN NABI DAN BERKATA DENGAN SUARA KASAR (KERAS)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari. (Al Hujuraat : 2)
(6) ADA YANG MENCAMPUR ADUKKAN KEBAIKAN DAN KEBURUKAN
“Dan ada pula yang lain, yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampuradukkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. At-Taubah: 102).    
(7) ADA YANG BERPRASANGKA SEPERTI PRASANGKA JAHILIYA KEPADA ALLAH – KETIKA RASULULLAH MENYERUKAN UNTUK BERPERANG
Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: “Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?”. Katakanlah: “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah”. Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini”. Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.(Ali Imran : 154)
(8) ADA YANG MENGANGGAP JANJI ALLAH DAN RASULULLAH SEBAGAI TIPU DAYA
“Dan (ingatlah) ketika orang- orang munafik DAN orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata:” Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.” (QS. Al Ahzâb ;12)
(9) ADA YANG ENGGAN UNTUK IKUT DALAM BERPERANG
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersiap siagalah kamu dan majulah (ke medan pertempuran) secara berkelompok atau majulah bersama-sama (serentak). Dan sesungguhnya di antara kamu pasti ada orang yang sangat enggan (ke medan pertempuran). Lalu jika kamu ditimpa musibah dia berkata, “Sungguh, Allah telah memberikan nikmat kepadaku, karena aku tidak ikut berperang bersama mereka.”(Qs. An-Nisa’: 71-72).
(10) JIKA MEREKA IKUT PERANG, MALAH MEMBUAT KEKACAUAN DAN MELEMAHKAN”
Jika (mereka berangkat bersamamu), niscaya mereka tidak akan menambah (kekuatan)mu, malah hanya akan membuat kekacauan, dan mereka tentu bergegas maju kedepan di celah-celah barisanmu untuk mengadakan kekacauan (dibarisanmu); sedang diantara kamu ada orang-orang yang sangat suka mendengarkan (perkataan) mereka. Allah mengetahui orang-orang yang dzalim.”(Qs. At-Taubah: 47).    
(11) LARI DARI MEDAN PERANG
Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah(mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.(At Taubah : 25)
(12) TIDAK MEMATUHI PERINTAH NABI, HANYA DEMI BEREBUT RAMPASAN PERANG
(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Ali Imran : 153)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar