Laman

Rabu, 04 Juli 2012

Yahya Hayder, Perjalanan Spiritual dari Wahabi ke Syiah


Nama saya Yahya Hayder Seymour. Saya dilahirkan di Filipina pada tahun 1987 dengan nama Sean Andrew Seymour. Ayah saya warga Skotlandia dan ibu saya seorang Filipina. Itu berari seorang berdarah campuran atau dengan istilah half cast seperti yang disebut oleh rekan-rekan saya. Kedua orang tua saya bercerai ketika saya masih muda. Ibu saya terpaksa membesarkan kakak saya yang waktu itu berusia 3 tahun, sementara saya baru berusia 9 bulan. Ibu berusaha keras untuk membesarkan kami, meskipun ia berada di sebuah negara asing, Skotlandia. Sebuah Negara yang agak kasar terhadap orang asing.


Berasal dari Filipina, secara alami saya adalah seorang Katolik Romawi. Saya memang percaya akan wujudnya Tuhan, tetapi bukan dalam bentuk dogma yang tertentu. Bukan juga dari sudut pandang Panteisme. Walaupun saya punya minat dalam berbagai agama yang dilahirkan dalam sejarah, saya sering membaca agama, mitos dan legenda.
Pada usia 13-14, saya berteman dengan orang-orang yang salah. Mungkin karena saya ingin merasa punya kelompok dan mendapat perhatian. Oleh karena itu, saya menjadi salah seorang anak dari keluarga yang berlatarbelakang kelas menengah yang dihormati, yang berlagak kononnya ghetto, dan seperti itu. Saya mulai merokok pada usia 14 tahun, dan minum Binge pada usia yang sama. Sayangnya kebiasaan ini memberi dampak buruk bagi pelajaran saya. Nilai-nilai di sekolah mulai menurun  dan akhirnya saya dikeluarkan dari sana. Pada usia tersebut, guru pembimbing saya telah memberikan saran agar saya melakukan proyek pribadi sebagai hukuman. Tugas ini harus dilakukan selama 2 bulan dan tugasnya mengkaji tradisi Filipina. Proyek ini menjadi bertambah menarik karena dengan sendirinya saya mulai mengenal agama Islam. Boleh jadi Islam merupakan keyakinan besar dunia yang tidak pernah timbul dibenak saya sebelum ini.
Sejarah membuktikan bahwa leluhur saya dahulu adalah muslim sebelum kedatangan Spanyol ke Filipina. Orang-orang Spanyol inilah yang memaksakan agama Kristen di bagian Utara Negara ini dan sebagian besarnya dengan cara brutal. Bagaimanapun saya tidak melihat Islam secara mendalam pada saat itu.
Saya mula membaca sejarah dan politik dunia sebagai hobi, sesuatu yang sebelum ini tidak pernah terlintas di pikiran saya. Saya mula memutuskan bahwa kehidupan saya akan menjadi mimpi buruk bila saya tidak segera mengambil sikap. Ia akan menjadi akhir kehidupan saya tanpa meninggalkan kelayakan mendasar dan tidak juga mampu untuk maju serta gagal dalam kehidupan.
Saya berubah dan serius mengikut agama yang seharus dipatuhi oleh kedua orang tua saya. Akhirnya, saya memutuskan untuk menumpukan perhatian serius kepada Katolik dan melaksanakan ajarannya. Sekalipun doktrin Trinitas membuat minat saya mengkaji Katolik, di sisi lain, saya juga tidak yakin Paus menjadi wakil Tuhan di bumi.
Saat ke Mesir, saya mengunjungi ayah. Di sana saya diberikan sebuah al-Quran terjemahan bahasa Inggris. Saya mulai membacanya. Saya mendapai al-Quran sungguh menarik. Terutama di dalamnya disebutkan nabi-nabi yang saya akrab dengannya termasuklah Nabi Isa as yang mempunyai peran lebih logis dalam agama ini. Saya juga merasakan bahwa buku ini, meletakkan Tuhan di posisi yang tinggi selayaknya dibandingkan dengan Old Testament yang memberi penjelasan tentang Tuhan.
Dalam Old Testament atau Perjanjian Lama menyebut Tuhan adalah penerobosan dari Israiliyyat atau sekelompok hadis palsu yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad Saw, yang secara umumnya telah dipalsukan oleh yahudi dan Kristen, malah sebagian umat Islam juga meyakininya…. Semoga Allah melindungi kita dari penyimpangan tersebut.
Setahun melakukan penelitian sayapun memeluk agama Islam pada usia 15/16 tahun. Saya menjadi seorang muslim yang setia dan mulai memusatkan diri dalam mempelajari agama ini. Kononnya ketika itu saya ingin menjadi contoh yang bersinar kepada mereka yang berada dalam kegelapan(seperti yang dijelaskan oleh Malcolm X dalam biografinya). Saya melibatkan diri dalam masyarakat lokal dan pada masa itu saya menjadi pengikut Najdi (Salafi atau Wahabi) yang tidak toleran dan meremehkan status Nabi dan keluarganya serta meninggikan status mereka yang menjadi sahabat Nabi tanpa mengetahui apakah itu layak atau tidak. Bagaimanapun Salafi sangat terorganisir dan begitu memahami kehendak masyarakat serta menarik perhatian anak muda.
Dengan mendapatkan dukungan dari negara kaya minyak Teluk Persia, terutama dari Arab Saudi dan Kuwait, kelompok Salafi-Wahabi ini mendapat dana mencukupi dan terorganisir. Selain itu mereka juga lebih aktif dalam berbagai bidang dan tugas-tugas misionaris dari syiah.
Bagian final kemajuan atau perkembangan spiritual saya ketika berusia 17 tahun. Kebetulan saya mendengar ceramah Sayed Mahdi Modaressi pada tanggal 1 Muharram di London……
Sebuah kisah lelaki, wanita dan anak-anak yang telah dibunuh dengan kejam oleh ekstrim muslim………siapakah mereka ini???
Cucu baginda Rasulullah Saw Husein dan keluarganya.
Saya terperanjat.
Selama berbulan-bulan saya melakukan penelitian, kemudian saya memutuskan bahwa terdapat bukti yang sahih lewat buku hadis kita sendiri(Ahlu Sunnah) bahwa mazhab Syaih adalah yang paling akurat dan status Ahlul Bait as serta peran mereka melindungi agama. Demikian juga cinta tulus terhadap keluarga Nabi, semuanya bersumber dari hari wafatnya Rasulullah dan juga peristiwa Saqifah.
Bagaimana bisa saya tidak merasakan kesedihan Rasulullah Saw, insan teragung di atas muka bumi? Banyak buku-buku sejarah yang merekam peristiwa hitam dalam kehidupannya, bagaimana mereka yang akrab dengannya berusaha untuk menghancurkannya dan warisannya. Sebagai seorang sunni, saya tahu benar bagaimana dua khalifah yang pertama begitu diberi pujian, begitu juga Khalid ibn al-Walid dan Imam Ali as, bagaimanapun kita tidak mengetahui apa-apa berkaitan Hasan dan Husein.
Saya masih teringat bagaimana saya bertanya mengapa Aishah memerangi Ali dan kemudian peperangan Imam Ali dengan Muawiyah? Bagaimana kejadian tersebut bisa berlaku ke atas generasi yang paling benar?? Sebenarnya, terlalu sedikit kebenaran yang terdapat mengenai mereka.
Sepanjang saya sebagai sunni, saya berusaha untuk menjelaskan kepada rekan dan keluarga yang non-muslim, yang percaya bahwa Islam sebagai agama fanatik dan teroris bahwa Islam tidak sedemikian. Bagaimanapun, saya kemudian menyadari bahwa Islam tidak jauh dari hakikat….
…. Islam yang diyakini oleh sebagian mayoritas Muslim benar mewakili sedikit teror dan ekstrim. Nabi Muhammad Saw dan keluarga baginda bukanlah arsitek dan tidak juga lambing terorisme, malah merekalah yang menjadi korban terbesar dan syahid yang diambil dari kita oleh teroris.
Muhammad, Fatima, Ali, Hasan dan Husein as adalah korban semua terorisme ini.
Akhirnya, saya dapat bernafas, hijab yang menutup mata saya terangkat dan saya dapat melihat dengan jelas jalan bimbingan.
Saya menyadari bahwa sejarah sering ditulis oleh pihak tirani. Kita masih saja membiarkan Islam dikorup dan dirusak oleh sampah masyarakat. Bani Umayah yang merupakan musuh Nabi ketika baginda hidup dan tidak lama selepas kewafatan baginda, toh seluruh dinasti Umayyah dibiarkan menjadikan penjaga dan memerintah seluruh umat, bagaimana bisa perkara seperti ini masuk akal??
Syiah merupakan keadilan yang revolusioner dan pusat jantung Islam, dan saya telah menemuinya. Syiah memberi hakikat gambaran yang amat menyedihkan kepada saya. Nabi Muhammad Saw dan mereka yang loyal kepada Tuhan adalah yang paling bertakwa, paling dermawan dan paling menyayangi; merekalah yang paling menderita, mereka menderita ditangan orang yang menganiaya mereka dan seterusnya menganiaya yang lain.
Bagaimanapun sebaik saja rantai ujian dan penderitaan berakhir dan kegelapan tenggelam, keadilan pun timbul dan merebak.
Saya menerima Syiah pada tahun 2004, dan meninggalkan cinta saya pada taghut dan penganiaya keluarga Muhammad Saw. Saya memberi baiahtsaya kepada Imam al-Mahdi, semoga Allah mempercepatkan kehadirannya. Sejak itu saya meninggalkan Universitas Skotlandia dan bergabung dengan Hawza Ilmiah London, dimana saya mendapat banyak ilmu dari Sheik Mohammed Saeed Bahmanpour, Sheikh Hakimelahi, Dr. Jassim Hussain dan Ayatollah Sayyed Fadhil Milani.
Segala puji kepada Allah, selawat dan salam ke atas Nabi Muhammad dan keluarganya. Laknat Allah ke atas pembunuh mereka.
Rabu, 15 Februari 2012 14:30 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar