Laman

Kamis, 20 Oktober 2011

Ibnu Taymiah Berbohong Atas Nama Sahabat Dalam Pengutamaan Abu Bakar&Umar Atas Imam Ali as. (2)



Kedua, Ibnu Taymiah berkata, “Jika ada yang berkata, ‘apabila apa telah sahih dari hadis-hadis tentang keutamaan Ali ra. seperti hadis “Aku akan serahkan bendera (pimpinan) kepada seorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan dicintai Allah dan Rasul-Nya”, hadis “Tidakkah engkau puas bahwa kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa” dan hadis “Ya hanya merekalah Ahlubaitku, maka hilangkan rijs dari mereka dan secikan mereka sesuci-sucinya” … apabila semua itu bukan khashaish, keistimewaan khusus Ali, akan tetapi juga disekutu oleh orang lain dalam hal itu, maka mengapakah sebagian sahabat berandai-andai memilikinya, seperti yang diriwayatkan dari Sa’ad ibn Abi Waqqâsh dan Umar ibn al Khaththab?




Maka jawabnya adalah: Sesunguhnya pada yang demikian terdapat kesaksian dari Nabi saw. untuk Ali akan keimanannya baik secara batin maupun secara lahir, dan penetapan kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya dan keharusan atas kaum Mukmini untuk mencintainya.[1]
Nah, sekarang, jika sahabat Umar, Sa’ad dan lainnya saja berandai-andai memiliki keutamaan seperti yang dimiliki Ali as., walaupun hanya satu saja, dan berangan-angan andai Nabi sa. Sudi memberikan kesaksian akan keutamaan bagi mereka seperti yang diberikan untuk Ali… bukankah itu semua pengakuan dari mereka bahwa Ali as. adalah lebi unggul dari mereka?! Adakah pengakuan melebihi apa yang mereka katakana?!
Lalu dimanakah kesepakatan para sahabat, seperti yang diklaim Ibnu Taymiah itu?
Ketiga, Ternyata Ibnu Taymiha tidak berhenti di sini dalam mengakui adanya perselisihan dalam masalah ini, dan pengakuannya bahwa hanya Ali-lah yang telah mencapai kesempurnaan iman lahir-batin, akan tetapi ia lebih  jauh, pada lesempatan lain ia mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang ia katakana sebelumnya dalam masalahtafdhîl Abu Bakar dan Umar atas Imam Ali as.!! Berdasar hadis-hadis sahih dalam keyakinannya, Ibnu Taymiah mengatakan bahwa Ahlulbait Nabi saw. lebih utama dan lebih ungul darti seluruh kaum Muslimin dan yang paling utamanya mereka setelah Nabi saw. adalah Ali as.!!
Demikian Ibnu Taymiah menyimpulkan dair hadis-hadis sahih, tentunya ketika duduk merenung di keheningan suasana nun jauh dari pertikaian mazhabiah seperti ketika ia menulis buku Minhaj as Sunnah-nya. Dalam suasana jauh dari memperdebatkan masalah-masalah memazhaban, Ibnu Taymiah dengan lancar tanpa terseot-seot oleh fanatisme mazhabiah ia menegaskan keunggulan bani Hasyim atas suku-suku laion dari bangsa Quraisy, apalagi dari selainnya!
Ibnu Taymiah berkata, “Sesungguhnya bani Hasyim adalah paling unggulnya suku Quraisy, dan suku Quraisy adalah paling unggulnya bangsa Arab, dan bangsa Arab adalah paling unggulnya anak keturunan Adam, sebagaimana telah sahih dari Nabi saw. sabda dalam hads sahih, “Sesunggunhya Allah memilih keturunan Ismail, dan memilih Kinanah dari  keturunan Ismail, dan memilih Quraisy  dari  keturunan Kinanah, memilih bani Hasyim dari  suku Quraisy.”    
Dalam Shahih Muslim dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda di Ghadir Khum, “Aku peringatkan kalian akan Ahlulbaitku! Aku peringatkan kalian akan Ahlulbaitku! Aku peringatkan kalian akan Ahlulbaitku!.”
Dalam kitab-kitab Sunan disebeutkan bahwa Abbas mengeluhkan kepada beliau saw. bahwa sebagian orang Quraisy menghinakan mereka (bani Hasyim), maka beliau saw. bersabda, “Demi Zat yang jiwaku di tangan-Nya, tiada akan masuk surga sehingga mereka mencintai kalian karena Allah dank arena kecintaan kekerabatnku.”…
Dan apabila mereka itu paling afdhalnya makhluk maka tidak diragukan lagi bahwa amal-amal mereka adalah paling afdhalnya amal perbuatan! Maka paling afdhalnya mereka adalah Rasulullah saw. yang tiada tandingan dari kalangan manusia.
Maka orang mulia dari kalangan mereka tentu lebih utama dari orang mulia dari suku-suku Quraisy dan bangsa Arab lainnya bahkan dari bani Israil dan selainnya.
Kemudian Ali, Hamzah, Ja’far, Ubaidullah ibn Harits adalah orang-orang pertama yang memeluk Islam dari kalangan Muhajirin, jadi mereka lebih afdhal dari sahabat peringkat thabaqah kedua dari suku-suku lain. Oleh sebab itu ketika hari perang Badar, Nabi saw. memerintah mereka untuk tampil berdual menghadapi kafir Quraisy![2]
Demikianlah apa yang dikatakan Ibnu Taymiah dalam kitabnya Ra’sul Husain, adakah kesamaran pada kata-katanya? Bukankah ia sebagai sebuah pengakuan tegas bahwa Ahlulbait lebih utama dan lebih unggul?! Perhatikan kata-kata Ibnu Taymiah ini: Maka orang muliafadhil dari kalangan mereka tentu lebih utama dari orang mulia dari suku=suku Quraisy dan bangsa Arab lainnya bahkan dari bani Israil dan selainnya. Dan dan apabila mereka itu paling afdhalnya makhluk maka tidak diragukan lagi bahwa amal-amal mereka adalah paling afdhalnya amal perbuatan!
Dengan demikian ia semestinya menyahakan sesiapa yang menyalahi pendapat ini dalam maalah tafdhîl! Sebab pengutamaan Ahlulbait dan bani Hasyim bersifat rabbani, dari Allah SWT. Allah-lah yang berkehendak menetapkan keunggulan mereka atas semua manusia! Sementara pengunggulan selain Ali atas Ali as. adalah omongan orang! Tetapi mengapa justru Ibnu Taymiah berpendapat sebaliknya, ia menyerang dan menghujat sesiapa yang mengutamakan Ali atas para sahabat, termasuk Abu Bakar dan Umar, dan dianggapnya pendapat itu mencemooah para sahabat yang –katanya- telah mengutmakan Utsman atas Ali! Lalu apalagi mengutamakan Ali di atas Abu Bakar dan Umar! Apakah Ibnu Taymiah lupa bahwa dengan sikapnya itu ia bertentangan dengan sabda Nabi suci dalam hadis isthifâ’ yang ia sahihkan sendiri?!
Apakah pendapat segentir sahabat lebih diutamakan dari firman Alah dan sabda nabi-Nya?! Lalu apabila terjadi kontradiksi antara keduanya, manakah yang harus kita ambil, pendapat sahabat atau firman Allah dan sabda Nabi-Nya?! Apakah firman Allah dan sabda Nabi-Nya akan kita campakkan hanya kerena omongan segentir sdahabat?! Atau bahkan karena adanya ijmâ’ fiktif  ala Ibnu Taymiah?
§        Tidak Ada Tempat bagi Perbandingan!
Nash-nash keislaman; Alqur’an dan Sunnah telah menegaskan tanpa sedikit keraguan bahwa tidak ada tempat bagi membanding-bandingkan Imam Ali as. dengan sahabat-sahabat lain.
· Ali as. telah ditetapkan kesuciannya olehn Allah SWT dalam ayat at That-hîr dan dikhususkan Nabi dalam hadis al Kisâ’.
· Ali as. adalah wali kaum Mukminin sebagaimana ditetapkan dalam ayat al Wilayah:
إِنمَّاَ وَلِيُّكُمُ اللهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ الَّذِيْنَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَ يُؤْتُوْنَ الزَّكَاةَ وَ هُمْ رَاكِعُوْنَ * وَ مَنْ يَتَوَلَّ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ وَ الَّذين آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْغَالِبُوْنَ . (المائدة 55-56).
“Sesungguhnya wali kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk {kepada Allah}. Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut {agama} Allah itulah yang pasti menang. (QS:5;55-56)
Dan dalam Khutbah Ghadir nabi saw. bersabda:
مَنْ كُنْتُ مَولاهُ فَعَلِيٌّ مولاهُ
“Barang siapa yang aku pemimpinnya maka Ali juga pemimpinnya… .”
Maka semua orang masuk dalam keharusan menerima wilayah/ kepeminpinan tersebut! 
§ Setiap Muslim/mukmin diperintah untuk berpegang teguh dengan ketaatan dan berwilayah kepada beliau as. sesuai dengan nash hadis Ghadir dan hadis Tsaqalain. Serta ratusan nash lainnya.
§ Dan apakah hadis Râyah menyisakan ruang bagi para pengacau untuk membanding-banding Imam Ali as. dangan selainnya?![3]
§ Di manakah tempat untuk membanding-bandingkan Ali as. dengan selainnya?! Sementara beliau as. adalah orang pertama yang akan melaporkan kasus penganiayaan umat terhadapnya kelak di hari kiamat, seperti diriwayatkan Imam Bukhari dala Shahihnya:
أَنا أَوَّلُ مَنْ يَجْثُو بينَ يَدَيْ الرحمن للْخُصُومَةِ يومَ القيامَةِ.
 “Aku orang pertama yang akan bertegak lutut di hadapan Allah Dzat Yang Maha Rahman di hari kiamat untuk melaporkan sengketa.” [4]
Imam Ali as. Melerai Semua Perselisihan Dalam Masalah ini!
Setelah semua ini, coba kita perhatikan sabda Imam Ali as. yang akan memberikan ketarangan akhira dan keputusan penutup tentang mengunggulan.
Ali as. bersabda: 
لا يُقَاسُ بِآلِ مُحَمَّد(عليهم السلام)مِنْ هذِهِ الاُمَّةِ أَحَدٌ، وَلا يُسَوَّى بِهِمْ مَنْ جَرَتْ نِعْمَتُهُمْ عَلَيْهِ أبَداً. هُمْ أَسَاسُ الدِّينِ، وَعِمَادُ اليَقِينِ، إِلَيْهمْ يَفِيءُ الغَالي، وَبِهِمْ يَلْحَقُ التَّالي، وَلَهُمْ خَصَائِصُ حَقِّ الوِلايَةِ، وَفِيهِمُ الوَصِيَّةُ وَالوِرَاثَةُ، 
“Tidaklah dapat disbanding-bandingkan Âlu (keluarga suci) Muhammad as. dengan seorangpun dari umat ini dan tidaklah sama sekali layak disamakan dengan mereka sesiapa yang kenikmatan Allah atasnya itu lewat mereka. Mereka adalah pmdasi agama, pilar-pilar keyakinan. Kepada mereka orang yang berlebihan akan kembali, dan kepada mereka orang yang teledor akan menyusul. Hanya mereka yang memiliki kekhususan hak kewalian dan hanya pada merekalah wasiat dan pewarisan.”[5]
Raslullah saw. juga bersabda:
نَحنُ بنُوا عبدِ المطَّلِب سادَةُ أهْلِ الجنَّةِ؛ أنا و حمزَةُ و علِيٌّ و جعْفَرُ و الحسنُ و الحسينُ و المهْدِيْ.
Kam keluarga besar banu Abdul Muththalib adalah penghulu-penghulu ahli surga; aku, Hamzah, Ali, ja’far, Hasan dan Husain serta al Mahdi.”[6]

§        Ibnu Taymiah Berbohong Atas Nama Sahabat!
Seperti telah Anda baca sebelumnya bagaimana Ibnu Taymiah memastikan bahwa para sahabat, seluruh sahabat tanpa terkecuali telah bersepakat akan keunggulan dan keutamaan Abu Bakar dan Umar atas Imam Ali as., sementara klaim itu hanya sebuah kebohongan belaka, Dan mungkin karena alas an itu atau lainnya pada akhirnya ia menumbangkan sendiri klaim palsunya tersebut dalam kesempatan lain entah dengan sadar atau tidak!
Ibnu Taymiah berkata:
 ما اختلفَ أَحَدٌ مِنَ الصحابَةِ و التابعين في تفضيْلِ أبي بكر و عمر و تَقْديمِهِما على جميعِ الصحابَةِ.
“Tidak seorangpun dari sahabat dan tabi’in berselisih bahwa Abu Bakar dan Umar lebih afdhal atas seluruh sahabat.’”[7]

§        Ibnu Taymiah Berbohong Atas Nama Ibnu Abbas  ra.!
Sebagimana ia juga berbohong atas nama Ibnu Abbas ra., sahabat yang begitu dekat dan kental persahabatannya dengan Imam Ali as., seorang murid setia yang selalu menyebar-luaskan ilmu  dan fatwa-fatwa Imam Ali as. Ya, tidak sekali atau dua kali, dan tidak hanya dalam satu klaim atau dua klaim Ibnu taymiah berbohong atas nama Ibnu Abbas ra demi melecehkan dan mendiskriditkan Imam Ali as…. kali ini Ibnu Taymiah berbohong tentang sikap Ibnu Abbas ra. yang katanya lebih mengunggulkan dan mengutamakan Abu Bakar dan Umar di atas Imam Ali as., seperti telah anda simak bualannya pada lembaran-lembaran yang telah lalu.
Ibnu Taymiah berbual:
مَنْ عرفَ حالَ ابنِ عباسِ علِمَ أَنَّهُ كان يُفَضِّلُ أبابكر وعمرَ علَى عَلِيٍّ-رضِيَ اللهُ عنهُمْ-.
“Barangsiapa mengenal keadaan Ibnu Abbas  pasti ia mengetahui bahwa ia mengutamakan Abu bakar dan Umar atas Ali …” [8]
Tidak cukup sampai di sini, mungkin karena kurang puas, Ibnu Taymiah mengatakan bahwa sikap Ibnu Abbas ra. itu adalah telah dinukil secara mutawâtir/pasti dan meyakinkan. Perhatikan kata-kata Ibnu Taymiah di bawah ini:
و المُتواتِرعَنهُ أنَّهُ كانَ يُفَضِلُّ عليهِ أبا بكرٍ و عُمَرَ, و َلَهُ مُعايَباتٌ يَعِيْبُ بِها عَلِيًّا و يَأْخُذُ عليهِ أشياءَ مِنْ أمورِهِ
“Dan yang mutawâtir darinya (ibnu Abbas ra.) bahwa ia mengunggulkan Abu Bakar dan Umar atas Ali. Dan ia memilii banyak celaan, ia mencela Ali dengannya dan menyalahkan Ali dalam banyak urusannya…”[9]
Jadi jelas, tidak cukup mengatakan bahwa sikap Ibnu Abbas ra. itu telah diriwayatkan secara mutawâtir…. Ibnu taymiah menambahkan bahwa Ibnu Abbas ra. sebenarnya adalah seorang yang sangat berseberangan dengan Imam Ali as. dan banyak mencacat dan menyalahkannya dalam banyak hal dan urusan!
§        Ibnu Taymiah Berbohong Atas Nama Ahlulbait as.!
Tidak cukup berbohong atas nama sahabat-sabahat Nabi pengikut Ali as., Ibnu Taymiah memuaskan nafsunya dengan berbohong atas nama-nama harum keluarga Ali dan bani Hasyim untuk mendukung klaimnya, bukan sekedar mengunggulkan Abu Bakar dan Umar atas Imam Ali as. akantetapi lebih jauh lagi dalam mengakui keabsahan kekhilafahan Ali as.
Ibnu Taymiah berkata:
إِنَّ العِترَةَ لَمْ تَجْتَمِعْ على إمامَتِهِ ولا أَفضَلِيَّتِهِ، بلْ أَئِمَّةُ العترَةِ كابنِ عباس و غيرِهِ يُقَدِّمُوْنَ أبا بكر و عمر….
و النَقْلُ الثابِتُ عَنْ جميعِ علماءِ أهلِ البيتِ من بني هاشم من التابعين و تابِعِيْهِمْ مِنْ وُلْدِ الحسينِ بنِ علِيٍّ و ولدِ الحسنِ و غيرِهِم كانوا يَتَوَلَّوْنَ أبا بكر و عمر ، و كانوا يُفَضِّلُونهُما على عَلِيٍّ، و النقولُ عنهم ثابِتَةٌ متواتِرَةٌ!
“Sesunggunhya Itrah (keluerda dekar Nabi saw.) tidak bersepakat atas keimamahan dan keunggulannya (Ali), bahkan para imam itrah seperti Ibnu Abbas dan lainnya mengutamakan Abu Bakar dan Umar (dalam imamah dan keunggulan)….
Dan penukilan yang pasti dari seluruh ulama Ahlulbait dari bani hasyim, baik dari generasi tabi’in atau setelahnya dari keturunan Husain dan keturunan Hasan dan selainnya, mereka telah sepakat mendukung kekhilafahan Abu bakar dan Umar dan mereka mengutakanan keduanya atas Ali. Penukilan ini dari mereka telah tetap/pasti dan mutawâtir.[10]
(Bersambung)


[1] Minhaj as Sunnah,3/11-12.
[2] Ra’sul Husain:200-201.
[3] Hadis ar Râyah dishahihkan Ibnu taymiah kendati ia mengingkarinya sebagai kekhususan Imam Ali as.
[4] Shahih Bukhari, Kitab at tafsir, Tafsir surah al Hajj,6/124 dengan sanad dari Qais ibn ‘Ubbâd dari Ali ibn Abi Thalib ra.
[5] Nahjul Balaghah, Khutbah no. 2.
[6] Sunan Ibnu Mâjah,2/1368 hadis no4087. Semua perawi pada sanad hadis ini adalah muwatstsqn (diakui kejujurannya) kecuali Ali ibn Ziyâd, tidak ada komentar tentangnya baik mengapresisinya mauoun mencecatnya. Demikian dalam Majma’ az Zawaid.
[7] Minhaj as Sunnah,4/98.
[8] Minhaj as Sunnah,3/213.
[9] Minhaj as Sunnah,4/63.
[10] Minhaj as Sunnah,4/105.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar