SERI KEBOHONGAN IBN TAIMIYAH 1
Sebelum anda membaca artikel kami dibawah ini, dan mengikuti pembuktian kami atas kebohongan Imam Besar Wahhabi/Salafy “Ibnu Taymiah”, kami ingin terlebih dahulu mengajak anda memperhatikan ucapan dan dusta Ibnu Taymiah dalam kitabnya “Minhajussunnah”.
Untuk kenetralan ilmiah Kami Scan-kan kitab Ibnu Taymiah yang diterbitkan oleh Institusi Wahabi yaitu “Universitas al-Imam Muhammad bin Saud al-Islamiyah” yang berada di negara sarang wahabi/salafy “Saudi Arabia”.
Buku ini diterbitkan 9 jilid dan di “tahqiq” oleh Dr. Muhammad Rasyad Salim, serta diberi kata pengantar oleh Dr. Abdullah bin Abdul-Muhsin at-Turky.
Kebohongan Ibnu Taymiah Tentang Hadis Turunnya Ayat al-Wilayah Untuk Imam Ali as. !
SCAN 1
وَقَدْ وَضَعَ بَعْضُ الكَذَّابِيْنَ حَدِيْثًا مُفْتَرًى: أَنَّ هذه الآيَةَ نَزَلَتْ فِيْ عليٍّ لَمَّا تَصَدَّقَ بِخاتَمِهِ في الصلاةِ، و هذا كِذْبٌ بِإِجماعِ أهِلِ العِلْمِ بالنقْلِ، كِذْبَهُ بيِّنٌ مِنْ وُجوهٍ كَثِيْرَةٍ
“Para pembohong telah memalsukan hadis buatan bahwa ayat “انما وليكم الله …” turun untuk Ali ketika ia mensedekahkan cincinnya dalam shalat, itu adalah bohong/palsu berdasarkan kesepakatan para ulama dan Ahli Hadis, dan kebohongannya telah tampak dari banyak sisi.”
[Minhajussunnah Jilid 2, hal. 30] (lihat scan diatas)]
*
SCAN 2
قولُهُ: قَدْ أجْمَعَوا أنَّها نزَلَتْ فيِ علِيٍّ مِنْ أَعْظَمِ الدَعاوِيْ الكاذِبَةِ، بَلْ أَجْمَعَ أهْلُ العلْمِ بالنقْلِ على أنَّها لَمْ تَنْزِلْ في علِيٍّ بخُصُوصِهِ، أنَّ عليًّا لِمْ يَتَصدَقْ بِخاتَمِهِ في الصلاةِ، و أجمَعَ أهْلُ العلْم بالحديثِ على أنَّ القصَّةَ الْمروِيَّةَ في ذلِكَ مِن الكذبِ الموضوعِ….
“Ucapannya bahwa ayat ini telah disepakati turun untuk Ali adalah paling dustanya pengakuan. Bahkan para ulama ahli hadis telah bersepakat bahwa ia tidak khusus turun untuk Ali, dan Ali tidak mensedekahkan cincinnya. Para ulama ahli hadis telah bersepakat bahwa kisah yang diriwayatkan tentang masalah itu adalah kobohongan dan palsu…”
[Mihajussunnah, jilid 7 hal. 11] (lihat scan diatas)]
*
SCAN 3
“Dan jumhur umat tidak mendengar berita ini, dan tidak ada di kitab-kitab andalan kaum muslimin, tidak di kitab-kitab shahih, tidak di kitab-kitan sunan, dan tidak di kitab-kitab jamik….”
[Minhajussunnah, Jilid 7, hal. 17] - (lihat scan diatas]
Kebohongan Ibnu Taymiah Tentang Hadis Turunnya Ayat al-Wilayah Untuk Imam Ali as. !
Berdusta dan menipu, apalagi dalam urusan agama adalah sebuah kejahatan yang tak terampuni di samping mencoreng nama baik seorang. Andai seseorang tidak lagi percaya kepada Allah dan hari pembalasan serta mahkamah Ilahi, pastilah ia akan menahan diri dari berbohong jika ia seorang kesatria… Bukan pecundang! Sebab kata pepatah Arabs, “Al kadzibu habluhu qashîrun/tali kebohongan itu pendek.” Cepat atau lambat kebohongan para pendusta akan terbongkar! Dan keterhinaan panjang akan selalu menyertainya!
Kali ini, kami akan menyajikan di hadapan Anda contoh-contoh dusta dan kebohongan serta penipuan yang dilakukan seorang Kesatria dari dusun Harrân yang oleh pemujanya digelari Syeikh Islam! Ia adalah Ibnu Taymiah, si “Jawara” yang selalu mendemonstrasikan sikap dusta -dengan mengatas-namakan ijmâ’ dan kesepatakan para ulama- setiap kali ia berhadapan dengan nash-nash keutamaan Ahlulbait Nabi saw. dan khususnya Imam Ali as.
Kebohongan demi kebohongan selalu ia sajikan kepada para pemujanya sebagai senjata ampuh menjatuhkan keutamaan Imam Ali as. di mata mereka!
Kali ini kami ajak pembaca menikmati menu spesial kebohongan hasil ramuan Ibnu Taymiah dalam menolak hadis shahih tentang turunnya ayat al Wilayah untuk Imam Ali as. ketika beliau mensedekahkan cincinya di saat shalat dalam keadaan ruku’ kepada seorang pengemis.
Teks Riwayat Asbâb Nuzul Ayat al Wilâyah:
Diriwayatkan oleh para ulama bahwa Abu Dzar al-Ghifari menceritakan di hadapan halayak yang sedang berkumpul mendengarkannya,
“Aku telah mendengar Rasulullah saw. dengan kedua (telingaku) ini, (dan Abu Dzar menambahkan):…tulilah keduanya jika aku berdusta (kemudian katanya lagi) dan telah aku saksikan beliau dengan kedua mataku ini, dan butalah keduanya jika aku berdusta, “Sabda Rasulullah saw.: Ali adalah pemimpin kelompok orang-orang yang tulus, pejuang yang memerangi kaum kafir, jayalah siapa yang membantunya, hinalah siapa yang menelantarkan dukungan baginya!”
Dan Abu Dzar melanjuntukan,” Suatu hari aku shalat bersama Rasulullah saw. maka masuklah ke masjid seorang pengemis dan tidak seorang pun memberinya sesuatu, pada saat itu Ali sedang shalat dalam keadaan ruku’ dan ia memberi isyarat dengan jari manisnya yang bercincin, lalu pengemis itu menghampirinya dan mengambil cincin itu dari jari Ali, Rasulullah menyaksikan hal itu dan beliau berdo’a dengan khusyu’nya kepada Allah, “Ya Allah sesungguhnya Musa telah memohon kepadamu:
Berkata Musa, “Ya Tuhan-ku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun; saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Mengetahui (keadaan) kami”.(QS:20;25-35).
Maka Engkau telah mewahyukan kepadanya:
قد أُوْتِيْتَ سُؤْلَكَ يَا مُوْسَى ….
“Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa.”
Dan aku, ya Allah –kata Rasulullah saw.- adalah hamba dan Nabi-Mu lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan jadikanlah untukku seorang wazir dari keluargaku; Ali, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku”. Abu Dzar berkata. ” Demi Allah, beliau belum sampai menyelasaikan ucapan (do’anya) melainkan Jibril al-Amin turun dengan membawa ayat ini”. Yaitu ayat:
إِنمَّاَ وَلِيُّكُمُ اللهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ الَّذِيْنَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَ يُؤْتُوْنَالزَّكَاةَ وَ هُمْ رَاكِعُوْنَ * وَ مَنْ يَتَوَلَّ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ وَ الَّذين آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْغَالِبُوْنَ . (المائدة 55-56)
“Sesungguhnya wali kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk {kepada Allah}. Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut {agama} Allah itulah yang pasti menang. (QS:5;55-56)
Hadis tentang sebab turun ayat tersebut di atas sebagai turun terkait dengan peristiwa di atas telah diriwayatkan oleh puluhan ulama dan ahli tafsir kenamaan dari berbagai jalur dan dishahihkan oleh banyak ulama.
Di antara yang meriwayatkan hadis turunnya ayat tersebut untuk Imam Ali as. dalam peristiwa tersebut adalah:
1) Al Hafidz Abu Bakar Ibnu Mardawaih al Ishbahani (W:416 H.) dari jalur Sufyan ats Tsauri dari Abu Sinan bin Said bin Sinan al-Barjani dari ad Dhahhak dari Ibnu Abbas. Jalur ini shahih dan para perawinya tsiqah ia juga meriwayatkan dari jalur lain yang ia katakana bahwa jalur ini tidak dapat dicacat dan ada jalur lain dari Ali as. Ammar dan Abi Rafi’ ra.
2) Abu Said al Asyaj al Kufi (W:257 H.) dalam tafsirnya dari Abu Nu’aim Fadil bin Da’im dari Musa bin Qais al Hadhrami dari Salamah bin Kuhail. Jalur ini shahih dan para perawinyan tisqah, terpercaya.
3) Jalaluddin as Suyuthi dalam tafsirnya ad Durr al Manstur.2,293 dari jalur al-Khatib, Abdul Razzaq, Abdu bin Humaid, Ibnu Jarir, Abu Syeikh, Ibnu Mardawaih dari Ibnu Abbas. Dari jalur ath Thabarani, Ibnu Mardawaih dari Ammar bin Yasin. Dari jalur Abu Syeikh dan ath Thabarani dari Ali as. Dari jalur Ibnu Abi Hatim, Abu Syeikh, dan Ibnu ‘Asâkir dari Salamah bin Kuhail. Dan jalur Ibnu Jarir dari Mujahid, as Suddi dan Uthah bin Hakim. Dan dari jalur ath Thabrani, Ibnu Mardawaih dan Abu Nu’aim dari Abu Rafi’. Dan dalam kitab Lubâb an Nuqûh-nya hal. 93 dari jalur-jalur yang telah lewat, kemudian ia berkata, ”Dan ini adalah bukti-bukti yang saling mendukung”. Dan dalam kitab Jam’u al-Jawami’-nya hal. 391 dari jalur al Khatib dari Ibnu Abbas dan hal. 405 dari jalur Abu Syeikh dan Ibnu Mardawaih dari Ali as. Dalam kitab Iklîl-nya hal. 93, ia mengutip komentar Ibnu al Furs bahwa (1) ayat itu menunjukkan bahwa gerakan yang sedikit dalam shalat tidak membatalkannya dan (2) shadaqah sunnah juga disebut zakat, karena sebab turunnya ayat ini berkaitan dengan sedekah Imam Ali as. kepada seorang pengemis ketika beliau dalam keadaan ruku’.
Dusta Ibnu Taymiah Yang Memalukan!
Setelah Anda ketahui bersama dan juga dalam uraian panjang dan penuh data dalam artikel kami : Ayat Turun Untuk Imam Ali as. adalah Palsu!! … datanglah Ibnu Taymiah mengatakan dengan tanpa rasa tanggung jawab agama dan etika bahwa seluruh hadis/riwayat tentang asbâb turunnya ayat itu untuk Imam Ali adalah kepalsuan belaka! Hanya para kadzâbûn/para pendusta yang memalsu-malsu dongeng itu!
Perhatikan kepalsuan Ibnu Taymiah ini! Ia berkata:
وَقَدْ وَضَعَ بَعْضُ الكَذَّابِيْنَ حَدِيْثًا مُفْتَرًى: أَنَّ هذه الآيَةَ نَزَلَتْ فِيْ عليٍّ لَمَّا تَصَدَّقَ بِخاتَمِهِ في الصلاةِ، و هذا كِذْبٌ بِإِجماعِ أهِلِ العِلْمِ بالنقْلِ، كِذْبَهُبيِّنٌ مِنْ وُجوهٍ كَثِيْرَةٍ.
“Para pembohong telah memalsukan hadis buatan bahwa ayat “انما وليكم الله …” turun untuk Ali ketika ia mensedekahkan cincinnyadalam shalat, itu adalah bohong/palsu berdasarkan kesepakatan para ulama dan Ahli Hadis, dan kebohongannya telah tampak dari banyak sisi.”
*
Dalam kesempatan lain ia juga memuntahkan luapan kebenciannya kepada Imam Ali as. dengan mengarang dusta dan kebohongan, sebagai berikut:
قولُهُ: قَدْ أجْمَعَوا أنَّها نزَلَتْ فيِ علِيٍّ مِنْ أَعْظَمِ الدَعاوِيْ الكاذِبَةِ، بَلْ أَجْمَعَ أهْلُ العلْمِ بالنقْلِ على أنَّها لَمْ تَنْزِلْ في علِيٍّ بخُصُوصِهِ، أنَّ عليًّا لِمْيَتَصدَقْ بِخاتَمِهِ في الصلاةِ، و أجمَعَ أهْلُ العلْم بالحديثِ على أنَّ القصَّةَ الْمروِيَّةَ في ذلِكَ مِن الكذبِ الموضوعِ….
“Ucapannya bahwa ayat ini telah disepakati turun untuk Ali adalah paling dustanya pengakuan. Bahkan para ulama ahli hadis telah bersepakat bahwa ia tidak khusus turun untuk Ali, dan Ali tidak mensedekahkan cincinnya. Para ulama ahli hadis telah bersepakat bahwa kisah yang diriwayatkan tentang masalah itu adalah kobohongan dan palsu….”
*
Siapa Si Pendusta Yang Sok Bicara Itu?
Setelah Anda saksikan dengan mata kepala Anda sendiri bagaimana Ibnu Taymiah –imam dan pujaan kaum Wahhabi dan penyanjung pohon terkutuk- berbohong atas nama agama .. atas nama ilmu pengetahuan… atas nama ijma’ dan kesepakatan para ulama ahli hadis dll. Sementara itu antara klaim palsunya dan sikap para ulama ahli hadis seperti jauhnya antara langit dan bumi dan berlawanan arah bagaikan timur dan barat!!
Setelah itu semua masihkah Anda menanti darinya kejujuran… obyektifitas dalam bersikap terhadap Imam Ali as.?!
Mengapakah setiap kali ia menyandarkan kepalsuannya yang menipu itu kepada ijma dan kesepakatan ulama, ia tidak pernah menyebutkan pernyataan dan penegasan mereka?! Atau bahkan sekedar menyebutkan nama-nama mereka?! Atau kalau sulit baginya hal demikian, mengapa ia tidak menyebutkan barang satu saja nama ulama yang sependapat dengannya dalam klaim palsu menipu penuh racun itu?!
Mengapa ia tidak pernah memaksa diri untuk menyebutkan nama-nama mereka?!
Bukankah puluhan nama ulama dan ahli hadis serta ahli tafsir yang meriwayatkannya bukan ulama di mata Ibnu Taymiah? Lalu siapakah ulama yang menurutnya jika mereka semua bukan ulama?!
Jika riwayat itu hanya diproduksi oleh para pembohong besar, lalu apa yang ia maksud dengan para pembohong besar itu adalah para ulama kepercayaan Ahlusunnah tersebut?
Papatah berkata: Guru kencing berdiri, murid kencing berlari…. Jika kaum Wahhabi menjadikan Ibnu Taymiah -pemuja pohon terkutuk- sebagai panutan mereka maka janganlah Anda heran apabila mereka juga gemar memalsu dan menipu seperti yang di-uswah-kan oleh “Syaikhul Islam”-nya para penyembah hawa nafsu.
[1] Minhâj as Sunnah, Jilid 2, hal. 30 cetakan Saudi Arabia (sesuai scan diatas) atau 1/155. Cet. Dar al Kotob al Ilmiah, seperti dalam pengumuman kami.
[2] Minhaj as Sunnah, Jilid 7. hal. 11. Cetakan saudi Arabia (sesuai scan diatas) atau 4/4. Cet. Dar al Kotob al Ilmiah, seperti dalam pengumuman kami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar