Laman

Kamis, 13 Oktober 2011

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 50-58



Tafsir Surat Ali Imran Ayat 50-58
Ayat ke 50-51
Artinya:
Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus".


Dengan memperhatikan bahwa nabi Musa merupakan Nabi Bani Israel, dan membawa Taurat sebagai kitab Samawi untuk mereka. Dalam ayat ini, Nabi Isa menyatakan kepada masyarakat bahwa aku juga utusan Tuhannya Musa dan aku juga mempercayai kitab-Nya. Aku akan mencabut sebagian perintah Taurat yang telah ditetapkan sebagai hukuman dan sanksi atas dosa-dosa kalian, akan tetapi dengan syarat kalian bertakwa dan mengikuti agamaku yang merupakan agama Tuhan.
Kemudian Nabi Isa memperkenalkan dirinya sebagai hamba Tuhan dan berkata: "Allah Swt adalah Tuhanku dan Tuhan kalian, maka kita semua harus menyembah-Nya dan melangkah di jalan yang lurus dan pertengahan.
Dari ayat ini kita dapat beberapa pelajaran:
1. Para utusan Allah, kesemuanya saling menerima kenabian dan kerasulan antara satu dengan lainnya, dan setiap Nabi membenarkan kitab dan agama Nabi sebelumnya dan meyakininya.
2. Pengutusan para Nabi merupakan peristiwa Ilahi di sepanjang sejarah, bukannya suatu ledakan di suatu tempat atau masa tertentu.
3. Para Nabi sebagaimana halnya memiliki wilayah takwini dan kekuasaan untuk menguasai alam semesta, juga memiliki wiliyah tasyri'i dan menetapkan undang-undang. Walaupun demikian, kedua perkara itu harus dengan izin Tuhan.
Ayat ke 52-53
Artinya:
Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.
Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)".
Dengan semua tanda-tanda yang telah disaksikan oleh Bani Israel sehubungan dengan kenabian Isa as, namun sebagian besar mereka tidak beriman, dan hanya sedikit yang beriman dan mendukung beliau. Para pendukung Nabi Isa as ini oleh al-Quran disebut dengan nama Hawariy yang artinya golongan yang melepaskan jalan yang sesat dan bergabung dengan jalan kebenaran.
Dari ayat ini, bisa dipetik beberapa pelajaran:
1. Mengenali golongan yang Mukmin dan setia kepada agama serta mengorganisasi dan mengumpulkan mereka merupakan salah satu dari tugas para pemimpin agama.
2. Para Nabi menghendaki rakyat untuk Tuhan bukan untuk diri mereka sendiri, sebagaimana Nabi Isa as berkata: "Siapakah para penolong agama Allah?"
3. Setelah iman, peringkat atau tahap selanjutnya adalah tahap pasrah atau taslim, artinya orang yang beriman kepada Allah harus taat kepada perintah-perintah Allah.
Ayat ke 54-55
Artinya:
Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.
(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".
Telah disebutkan sebelumnya bahwa banyaknya mukjizat yang telah ditunjukkan oleh Nabi Isa as, namun tetap saja sebagian orang kafir dan menolak ucapan-ucapan nabi Isa as. Ayat ini memberitakan konspirasi mereka untuk membunuh Nabi Isa as dan disebutkan bahwa para pemuka kaum kafir telah merekayasa untuk membunuh suara Nabi Allah ini serta menyusun strategi.Dalam usaha menangkap Nabi Isa as dan sahabatnya, mereka menyediakan hadiah yang besar dan mempersiapkan pendahuluan-pendahuluan eksekusi buat Nabi Isa as.
Namun, Allah Swt menggagalkan rencana kotor mereka dan menyelamatkan Nabi Isa dengan kuasa-Nya. Menurut keyakinan kaum Kristen, kaum Yahudi telah menyalib Nabi Isa sampai beliau meninggal, dan kemudian, mereka mengkuburkan beliau. Pada waktu itu, Allah Swt membangkitkan Nabi Isa dan mengangkatnya ke langit. Tapi dari ayat-ayat al-Quran, khususnya ayat 157, surah an-Nisa', disimpulkan bahwa seorang yang menyerupai Nabi Isa as yang disalib dan dibunuh, sementara Nabi Isa as dikeluarkan dari lingkungan kufur dan diangkat ke langit. Sebagaimana halnya Nabi Muhammad untuk waktu yang pendek melakukan perjalanan mikraj dan diberitahu tentang hal-hal yang terjadi di langit.
Selanjutnya ayat ini memberitakan kabar gembira bahwa pengikut Isa al-Masih senantiasa akan lebih unggul dari para pemungkir Nabi Isa. Hal ini telah jauh sebelumnya diramalkan oleh al-Quran pada 1400 tahun silam dan terjadi dewasa ini.
Dari ayat ini, kita petik beberapa pelajaran:
1. Kehendak dan kemauan Tuhan di atas segala bentuk upaya dan kebijaksanaan manusia. Janganlah kita coba-coba membuat makar dan tipuan terhadap kehendak Tuhan.
2. Mengikuti jejak Nabi menyebabkan kemenangan dan keunggulan, sebaliknya kekafiran merupakan faktor kebinasaan dan kemusnahan.
Ayat ke 56-57-58
Artinya:
Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong.
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.
Demikianlah (kisah Isa), Kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al Quran yang penuh hikmah.
Makar Bani Israel untuk membunuh Nabi Isa as telah menyebabkan Tuhan menjatuhi sanksi berat ke atas mereka. Berdasarkan riwayat -riwayat sejarah, kira-kira 40 tahun, salah seorang dari kaisar Romawi menguasai mereka dan ribuan dari mereka dibunuh ataupun ditawan dan bahkan sebagian dari tawanan itu dijadikan makanan binatang buas. Namun demikian, Tuhan tidak melakukan kezaliman kepada siapapun, dan hukuman-hukuman itu disebabkan perbuataan mereka sendiri. Kekafiran, keras kepala, dan permusuhan tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali kehancuran, sementara amal saleh, dan iman pasti akan diikuti oleh nikmat-nikmat duniawi dan ukhrawi.
Dari ayat ini, kita dapat petik beberapa pelajaran:
1. Meskipun sunnah Allah Swt adalah menunda siksa atau pahala hingga Hari Kiamat, namun adakalanya, dibalasi di dunia ini juga .
2. Di depan kemurkaan Tuhan, tidak satupun kekuatan yang dapat menghalanginya, maka sebaiknya kita memikirkan akibat perbuatan-perbuatan kita sendiri. (IRIB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar