Laman

Jumat, 03 Februari 2012

Khutbah Imam Ali As No 191



Kedudukan Tinggi Amirul Mukminin dan Perbuatan Islam yang Menakjubkan

Hati-hatilah! Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada saya untuk memerangi mereka yang memberontak atau membuat kekacauan di bumi. Mengenai para pelanggar baiat, saya telah memerangi mereka; mengenai para penyeleweng dari kebenaran, saya telah melancarkan perang suci terhadap mereka; dan mengenai orang-orang yang telah keluar dari agama, saya telah menempatkan mereka dalam kehinaan (yang parah).[**]


Mengenai iblis di lobang, ia pun telah saya tanggulangi melalui pekikan keras, yang dengan itu jeritan hatinya dan goncangan dadanya juga kedengaran.[***] Hanya sebagian kecil dari pemberontak yang tertinggal. Apabila Allah memberikan kepada saya satu kesempatan lagi atas mereka, saya akan menumpas mereka kecuali sedikit sisa yang mungkin tinggal bertebaran di pinggiran-pinggiran kota.


Bahkan ketika saya masih anak-anak, saya telah merendahkan dada para lelaki Arab (yang kenamaan), dan mematahkan ujung tanduk (yakni mengalahkan para kepala) suku Rabi'ah dan Mudhar. Pastilah Anda tahu akan kekerabatan saya yang dekat dan hubungan saya yang khusus dengan Rasulullah (saw). Ketika saya masih kanak-kanak, beliau mengasuh saya. Beliau biasa menekankan saya ke dada beliau dan membaringkan saya di sisi beliau di tempat tidur beliau, mendekatkan tubuh beliau kepada saya dan membuat saya mencium bau beliau. Beliau biasa mengunyah sesuatu kemudian menyuapi saya dengannya. Beliau tidak mendapatkan kebohongan dalam pembicaraan saya, tak ada pula kelemahan dalam suatu tindakan saya.

Sejak waktu penyapihannya, Allah telah menempatkan seorang malaikat yang kuat bersama beliau untuk membawa beliau sepanjang jalan akhlak yang luhur dan perilaku yang baik, siang dan malam, sementara saya biasa mengikuti beliau seperti seekor anak unta mengikuti jejak kaki induknya. Setiap hari beliau menunjukkan kepada saya beberapa dari akhlaknya yang mulia dan memerintahkan saya untuk mengikutinya seperti panji. Setiap tahun beliau pergi menyendiri ke bukit Hira', di mana saya melihat beliau tetapi tak seorang pun lainnya melihat beliau. Di hari-hari itu Islam tidak teidapat di rumah mana pun selain rumah Rasulullah (saw) dan Khadijah, sementara saya adalah orang ketiga dari keduanya. Saya biasa melihat dan memperhatikan sinar cahaya dari wahyu dan risalah Ilahi, dan benghirup napas kenabian.

Ketika wahyu turun kepada Nabi Allah (saw), saya mendengar bunyi keluhan iblis. Saya berkata, "Wahai Rasulullah, keluhan apakah itu?" dan beliau menjawab, "Ini iblis yang telah kehilangan segala harapan untuk disembah. Ya, 'Ali, Anda melihat apa yang saya lihat dan Anda mendengar apa yang saya dengar, kecuali bahwa Anda bukan nabi; tetapi Anda adalah seorang wazir dan sesungguhnya Anda pada (jalan) kebajikan."

Saya bersama beliau ketika sekelompok orang Quraisy datang seraya berkata kepada beliau, "Hai, Muhammad, Anda telah membuat suatu pengakuan besar yang tak ada dari nenek moyang kalangan famili Anda telah melakukannya. Kami meminta kepada Anda satu hal; apabila Anda memberi jawaban atasnya kepada kami, kami akan mempercayai bahwa Anda adalah seorang nabi dan rasul; tetapi, apabila Anda tak dapat (memenuhinya), kami akan tahu bahwa Anda seorang penyihir dan pembohong."

Rasulullah berkata, "Apa yang Anda minta?" Mereka berkata, "Suruhlah pohon ini berpindah bagi kami, bahkan dengan akar-akamya, dan berhenti di hadapan Anda." Nabi menjawab, "Apabila Allah melakukannya untuk Anda, apakah Anda akan percaya dan memberi kesaksian atas kebenaran itu?" Mereka berkata, "Ya." Maka beliau berkata, "Saya akan menunjukkan kepada Anda apa yang Anda kehendaki, tetapi saya tahu bahwa Anda tak akan tunduk kepada kebajikan, dan ada di antara Anda sekalian orang-orang yang akan dilemparkan ke dalam lobang dan orang-orang yang akan membentuk partai-partai (melawan saya)." Kemudian Nabi Suci berkata, "Hai pohon, apabila Anda beriman kepada Allah dan Hari Pengadilan, dan mengetahui bahwa saya adalah Rasul Allah, datanglah dengan akar-akar Anda dan berdirilah di hadapan saya atas izin Allah." Derni Dia yang mengutus beliau dengan kebenaran, pohon itu berpindah sendiri dengan dengungan besar dan kepakan seperti kepakan sayap burung, sampai ia berhenti di hadapan Rasulullah, sementara beberapa rantingnya menurun sampai ke bahu saya, dan saya berada di sisi kanan Nabi Suci.

Ketika orang-orang itu melihatnya, mereka berkata dengan bangga dan sombong, "Sekarang Anda perintahkanlah separuhnya datang kepada Anda sedang yang separuhnya lagi tinggal (di tempatnya)." Nabi memerintahkan pohon itu untuk berlaku seperti itu. Kemudian setengah dari pohon itu maju kepada beliau secara yang mencengangkan dan dengan dengungan yang lebih keras, hampir menyentuh Rasulullah. Kemudian mereka berkata, dengan tidak beriman dan secara memberontak, "Suruhlah yang setengah itu kembali (berpadu) kepada sesamanya dan menjadi seperti semula." Nabi memerintahkannya dan pohon itu pun kembali. Lalu saya berkata, "Ya Rasulullah, saya yang pertama beriman kepada Anda dan mengakui bahwa pohon itu telah melakukan apa yang baru saja telah dilakukannya dengan perintah Allah Yang Mahamulia, sebagai saksi atas Kenabian Anda dan untuk meninggikan kata Anda. Atasnya semua orang itu berteriak, "Malah seorang penyihir, seorang perabohong; itu sihir yang menakjubkan, ia sangat mahir dalam hal itu. Hanya lelaki seperti ini (sambil menunjuk kepada saya) dapat berdiri sebagai saksi kepada Anda dalam urusan Anda." Sungguh, saya termasuk kepada kelompok manusia yang ddak mempedulikan ejekan siapa pun dalam urusan mengenai Allah. Wajah mereka adalah wajah orang benar dan ucapan mereka adalah ucapan orang berkebajikan. Mereka berjaga di waktu malam (dalam ibadat kepada Allah) dan menjadi menara (petunjuk) di siang hari. Mereka berpegang teguh pada tali Al-Qur'an, menghidupkan sunah-sunah Allah dan Rasul-Nya. Mereka tidak menyombong dan tidak bergelimang dalam mengagumi diri, tidak menyeleweng dan tidak membuat bencana. Hati mereka berada di surga, sedang tubuh mereka sibuk beramal.

-----

** Amirul Mukminin 'Ali, Ab Ayyub al-Anshari, Jabir ibn 'Abdullah al-Anshari, 'Abdullah ibn Mas'ud, 'Ammar ibn Yasir, Abfl Sa'id al-Khudri, dan 'Abdullah ibn 'Abbas meriwayatkan bahwa Nabi telah memerintahkan 'Ali ibn Abi Thalib untuk memerangi orang-orang pelanggar baiat (nkitsn), penyeleweng dari kebenaran (qsithn), dan orang-orang yang meninggalkan agama (mriqn). (Mustadrak, III, h. 139; al-Isti'ab, III, h. 1117; Usd al-Ghdbah, III, h. 32-33; ad-Durr al-Mantsur, VI, h. 18; al-Khasha'ish al-Kubr, II, h. 138; Majma' az-Zawa'id, V, h. 186 dan VI, h. 235 dan VII, h. 238; Kanz al-'Umml, VI, h. 72, 82, 88, 155, 215, 319, 391, 392; Tarikh Baghdd, VIII, h. 340, h. 186-187; Tarikh Ibn Katsr, VII, h. 304-306; ar-Riydh an-Ndhirah, II, h. 240; Syarh al-Mawhib al-Laduniyyah, III, h. 316-317; Mawadhdhah al-Auham, I, h. 386.) Ibn Abil Hadid mengatakan, "Telah dibuktikan (dengan periwayatan yang benar) dari Nabi bahwa beliau berkata kepada 'Ali, 

'Anda akan memerangi para pelanggar janji, para penyeleweng dari kebenaran, dan orang-orang yang meninggalkan agama.'"


Pelanggar janji adalah kaum Jamal, karena melanggar baiat mereka kepadanya. Penyeleweng dari kebenaran adalah orang Suriah (Syam) di Shiffin. Orang yang meninggalkan agama adalah kaum Khariji. Tentang ketiga kelompok ini Allah berfirman,


"Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri...." (QS. 48:10)


(Tentang kelompok yang kedua) Allah berfirman,


"Adapun orang-omg yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka mejadi kayu api bagi neraka jahanam." (QS. 72:15)


Mengenai kelompok yang ketiga, Ibn Abil Hadid merujuk hadis berikut: Bukhari, ash-Shahih, IV, h. 166-167; Muslim, ash-Shahih, m, h. 109-117; Tarmidzi, al-Jami' al-Shahih, IV, h. 481; Ibn Majah, as-Sunan, I, h. h. 59-62; an-Nasa'i, as-Sunan, II, h. 65-66; Malik ibn Anas, d-Muwaththa', h. 204-205; ad-Daraquthni, as-Sunan, III, h. 131-132; ad-Darim, as-Sunan, II, h. 133; Ab Dawd, as-Sunan, IV, h. 241-246; al-Hakim, al-Mustadrak, II, h. 145-154 dan IV, h. 531; Ahmad ibn Hanbal, al-Musnad, I, h. 88, 140, 147, dan III, h. 56, 65; dan al-Baihaqi, as-Sunan al-Kubr, VIII, h. 170-171. Semuanya telah meriwayatkan melalui sekelompok sahabat Nabi bahwa beliau berkata tentang Dzul Khuwaishirah (julukan Dzuts-Tsudayyah Hurqs ibn Zuhair at-Tamimi, pemimpin kaum Khariji).


"Dari keturunan orang ini akan muncul orang yang membaca Al-Qur'an tetapi tidak sampai melewati kerongkongan mereka; mereka akan membunuh para pengikut Islam dan akan membiarkan pemuja berhala. Mereka akan memandang sekilas melalui ajaran Islam sama tergesa-gesanya seperti panah melewati mangsanya. Apabila saya sampai mendapatkan mereka, saya akan membunuh mereka seperti kaum 'Ad."


Kemudian Ibn Abil Hadid melanjutkan,


"Ini suatu tanda kenabian (Nabi Muhammad saw) dan ramalannya tentang pengetahuan rahasia." (Syarh Nahjul Balghah, XIII, h. 183)






*** Dengan "iblis di lobang", rujukannya ialah Dzuts-Tsudayyah (yang nama lengkapnya telah disebutkan dalam catatan nomor 5 di atas, yang terbunuh di Nahrawan oleh sambaran kilat dari langit, dan tak ada orang lagi yang perlu membunuhnya dengan pedang. Nabi telah meramalkan kematiannya. Oleh karena itu, setelah menumpas kaum Khariji di Nahrawan, Amirul Mukminin keluar mencari, tetapi tidak menemukan mayatnya di mana-mana. Sementara itu, ar-Rayyan ibn Shabirah melihat sekitar empat puluh atau lima puluh mayat di dalam lobang di tepi terusan. Ketika mayat-mayat itu dikeluarkan, mayat Dzuts-Tsudayyah juga terdapat di antara mereka. la dinamai Dzuts-Tsudayyah karena sebongkok daging di bahunya. Ketika Amirul Mukminin melihat mayatnya, ia berkata, "Allah Maha-besar, tidak saya berkata bohong, tidak pula saya dibohongi." (Ibn Abil Hadid, Syarh Nahjul Balghah, XIII, h. 183-184; ath-Thabari, I, h. 3383-3384; Ibn Atsir, III, h. 348).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar