Laman

Selasa, 28 Februari 2012

Murka Allah Bagi Pembunuh Hujr bin Adi, dkk

Pada hari ke 19 Ramadhan, Amirul Mukminin Imam Ali as sulit berbicara akibat racun yang bersarang dalam dirinya, dan beliau berkata, "Singkatkanlah pertanyaan-pertanyaan kalian."

Hujur bin Adhi berkata, "Aku berdiri dan mengungkapkan syair kepada Imam Ali as,
Alangkah malangnya sang pemuka kaum takwa, ayah para manusia suci, sang Haidar yang suci (jiwanya) !
Orang kafir yang nista, pezina, terkutuk, fasik turunnya, celakalah yang telah membunuhnya.
Laknat Allah bagi yang berpaling dari kalian (wahai Ahlulbayt) dan yang berlepas diri dari kalian dengan laknat yang amat dahsyat.
Karena kalian pada hari Mahsyar adalah bekalku, dan kalian Itrah Sang Nabi pemberi hidayah.


Mendengar syair Hujur ini, Imam Ali as menatapnya seraya berkata, "Bagaimanakah jadinya engkau nanti, yang pada saat itu, engkau akan dipaksa untuk berlepas diri dariku?"

Hujur menjawab,"Aku bersumpah demi Allah, seandainya aku dicincang dengan pedang lalu dibakar, aku tidak akan berpaling darimu."

Imam Ali as berkata,"Semoga Allah memberimu balasan yang baik dan taufik dalam setiap kebaikan."

Hujr bin Adi al Adbar adalah seorang sahabat Rasulullah (saww) dan salah satu pengikut sejati Imam Ali (as). Muawiyah Laknatullah telah memerintahkan pengikutnya (Laknatullah untuk mereka) membunuh Hujr bin Adi al Adbar. Hujr merupakan salah seorang sahabat Rasulullah (saww) yang tidak terima jika Imam Ali (as) dihina dengan cara apapun. Ibn Ziyad Laknatullah menyarankan kepada Muawiyah Laknatullah untuk menangkap Hujr dan sahabat-sahabatnya. Saat perjalanan ke Damaskus, Muawiyah Lakanatullah memerintahkan agar mereka dibunuh.

Ulama Mazhab Hanafi, Kamaluddin Umar ibn al Adim mencatat dalam Bughyat al Talib fi Tarikh Halab juz.2 hal.298 :

“Dia (Hujr bin Adi al Adbar) adalah penduduk Kufah, ia datang menemui Rasulullah (saww) sbg utusan (dr Kufah) dan dia salah seorang perawi dari (jalur) Ali bin Abi Thalib”

Hujr bin Adi al Adbar ikut serta dalam perang Jamal dan Sifin disisi Ali dan dia termasuk dalam syiah-nya. Ia telah dibunuh atas perintah Muawiyah di desa Mriaj Adra dekat Damaskus. Pada saat akan dibunuh ia meminta ; “Jgn singkirkan rantai ini setelah aku terbunuh, bgtu juga jgn bersihkan darahnya. Kami akan bertemu dg Muawiyah dan akan ku laporkan penentanganku terhadapnya” (Al Isaba, juz.1 halm.313 “Dzikr Hujr bin Adi”).

Aisyah berkata :

“Muawiyah..! kau telah membunuh Hujr dan sahabat-sahabatnya, Demi Allah, Rasul (saww) berkata kepadaku ; “Di lembah Adra tujuh orang akan terbunuh, yg membuat Allah dan seluruh (isi) langit murka”
(Tarikh, olh ibn Asakir, juz. 12 hal.227 “Dzikr Hujr bin Adi”)

“Hujr dan sahabat-sahabatnya ditangkap dan dibawa ke lembah Adra yang dekat dengan damaskus. Muawiyah memerintahkan bahwa hujr dan sahabat-sahabatnya hrs dibunuh dilembah tsb.”
(asad-ul-Ghaba, juz.1 hal. 244 “Dzikr Hujr bin Adi”)

Ibn Qutayba Dinwari (213-276 H) mencatat dalam karyanya yg masyhur “Al Ma’arif'”hal 76 :
Ia datang kepada Rasulullah saw sebagai utusan dan masuk Islam, ia hadir dalam perang Qadsiya, ia juga hadir dalam perang Jamal dan Sifin bersama Ali, lalu Muawiyah membunuhnya di Adra bersama kelompoknya”

Ulama mazhab Syafi’i, Allamah Hibatullah Lalkai (w.418) mencatat dalam “Syarh Usul Itiqad Ahlu Sunnah” Juz. 7 hal. 18 :
“Apa yang telah diriwayatkan mengenai karamah Hujr bin Adi atau Qais Makhshus seorang sahabat Rasulullah (saw)”

Imam Ali (as) bicara mengenai Hujr bin Adi :

Tercatat bahwa Imam Ali meramalkan terbunuhnya Hujr, hal ini oleh Allamah Muttaqi al Hindi dicatat dalam “Kanzul-Ummal” :
(Imam) Ali berkata “Hai orang-orang Kufah..! tujuh orang terbaik di antara kalian akan terbunuh, perumpamaan mereka sama dengan orang beriman di lembah”. Hujr bin Adi al Adbar dan sahabat-sahabatnya berada diantara mereka, dan mereka berasal dari Kufah, Muawiyah membunuh mereka di Adra perbatasan Damaskus” 
(Kanzul Umal, Juz. 13 hal.531 riwayat 36530)


Pernah juga Aisyah bertanya kepada Muawiyah, (Kanzul Ummal juz.13 hal.556 riwayat 37510) :
Abi al Aswad meriwayatkan bahwa Muawiyah menemui Aisyah, dan Aisyah bertanya kepadanya ;
“Mengapa kau bunuh orang-orang Adra” (mksdnya Hujr dan sahabatnya).
Muawiyah menjawab : “Wahai Umul Mukminin, Aku melihat bahwa kematian mereka lebih baik untuk umat dan hidupnya mereka akan membawa kerugian umat”
Ia (Aisyah) berkata : “Aku mendengar Rasulullah (saww) berkata : “Beberapa orang akan terbunuh di Adra, Allah dan penduduk surga akan murka karena hal itu”


Untuk para Nashibi (wahabi) Muawiyah adalah orang yang mulia, mereka menyanjung Muawiyah dan mengatakan dia adalah Khalifah Muslim, menyebut “Radhiallahu Anhu” setelah menyebut namanya…!

Sejarah dipaparkan sangat jelas bahwa Muawiyah telah membuat Allah Murka, bukan hanya dalam kasus yang ini, ia adalah pembenci Ahlul Bait (as) yang masuk dalam al Ahzab 33. Tidak diragukan lagi bahwa Muawiyah adalah orang yang pantas dilaknat..!

Dalam Al Bidayah wal Nihayah juz. 8 hal.55 disebutkan bahwa :
“Ibn Asakir mencatat bahwa Hujr datang kepada Rasulullah (saw) dan mendengar (hadis) dari Ali, ammar, Syarajil bin Marat yang dikenal dengan Syarjil bin Marat”

Al Hakim dalam Mustadrak membuat bab khusus tentang Hujr bin Adi (ra), “Keutamaan Hujr bin Adi (ra) dan Ia seorang sahabat Muhammad saw (Manaqib Hujr bin Adi wa huwa asahab Muhammad” (Al Mustadrak Sahihain Juz.3 hal.468)

Jika orang berdalih bahwa Muawiyah adalah “sahabat” Rasul (saww) dan oleh karenanya ia tidak boleh dilaknat, siapapun yang mengatakan hal tersebut, lihatlah bahwa Muawiyah adalah pembunuh sahabat Rasulullah (saww) yang sekaligus pengikut Imam Ali (as), maka cukup bagi kami bahwa murka Allah kepada Muawiyah membebaskan kami untuk melaknat orang terkutuk ini.

"Sesungguhnya orang-orang yang menyimpan apa yang Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh semua makhluk yang dapat melaknat. Kecuali mereka yang telah bertaubat dan melakukan perbaikan dan menerangkan kebenaran, mereka itu Akulah Yang Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang."(Al-
Baqarah ;159-160)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar