Laman

Rabu, 12 Oktober 2011

Ibnu Taymiah Menfasikkan Para Sahabat Anshar!!


Ibnu Taymiah: Para Sahabat Anshâr Terjebak Dalam Jeratan Jahiliyah!!


Perselisihan apakah Nabi saw. telah menunjuk pengganti beliau dalam menjalankan pemerintahan Islam sepeninggal beliau atau tidak, adalah perselisihan klasik yang terjadi di antara kaum Muslimin. Kaum Syi’ah meyakini Nabi saw. telah menunjuk Imam Ali as. sebagai Khalifah dan Imam yang berhak memimpin umat Islam sepeninggal beliau saw. dengan penunjukan terang. Sementara Ahlusunnah sepakat bahwa Nabi tidak menunjuk siapapun yang akan menggantikan posisi beliau dalam memimpin. Sebab Nabi saw. telah menyerahkannya kepada sahabat agar menunjuk siapa pemimpin yang mereka tunjuk melalui mekanisme musyawarah (Syurâ).



Kemudian di tengah-tengah perbedaan pendapat ini, meneroboslah “Kelompok Liar” yang mengatas namakan Ahlusunnah dan bermaksud menandingi Syi’ah dalam pandangannya bahwa Nabi saw. sebenarnya telah menunjuk Abu Bakar sebagai Khalifah dengan penunjukan yang juga tidak kalah tegasnya dengan penunjukan yang diklaim oleh Syi’ah untuk Imam Ali as. Di antara tokoh kelompok ini adalah Ibnu Taymiah, ia tampil mengatas namakan Ahlusunnah dalam mengahadapi kaum Syi’ah melalui kitab Minhâj as Sunnah-nya.

Artikel ini tidak ditulis khusus untuk menyoroti argumentasi masing-masing dari kelompok-kelompok di atas… Akan tetapi hanya sekedar keluh kesal karena kini pihak Ahlusunnah dicemari dengan tampilnya “oknum liar” yang berpura-pura membela akidah Ahlusunnah sementara dalam hampir seluruh sikap pembelaannya, -selain merugikan Ahlusunnah itu sendiri- ia sering kali menyimpang dari dasar-dasar kesunnian mazhab!

Sebagai contoh kecil, Ahlusunnah dalam argumentasinya yang ditegakkan untuk membuktikan keabsahan khilafah Abu Bakar sama sekali tidak akan terjebak dalam sikap pelecehan terhadap sahabat siapapun yang terlibat dalam persengketaan dalam masalah suksesi kepemimpinan ini… terhadap sikap Imam Ali as. dan keluarga serta para pendukungnya yang enggan memberikan baiat untuk Khalifah Abu Bakar, Ahlusunnah tidak pernah berani menyalahkan mereka… Mereka sudi mencarikan alasan apapun demi menjaga kehormatan para sahabat mulia tersebut. Demikian pula dengan sikap Ahlusunnah terhadap para pembesar sahabat Anshar… apapun yang menjadi pilihan sikap mereka, para ulama Ahluusnnah menghormatinya.. termasuk ketika tokoh mereka seperti Sa’ad ibn Ubadah enggan membaiat Abu Bakar dan Umar sebagai Khalifah.

Namun tidak demikian dengan Ibnu Taymiah… kata-kata keji segera terlontar atas siapapaun yang menampakkan sikap keengganan dalam mendukung khilafah Abu Bakar… Imam Ali as. tak henti-hentinya menjadi bulan-bulanan tuduhan kejinyaseperti yang telah banyak kami ungkap di dalam bolg ini…

Kini giliran para sahabat mulai Nabi saw. yang banyak mendapat pujian dalam Al Qur’an dan sabda-sabda Nabi saw. sebagai Anshar/para pembela setia Agama…Karena dalam rapat di pendopo Saqifah mereka menyuarakan tekad mereka dalam mencalonkan selain Abu Bakar sebagai Khalifah… Maka Ibnu Taymiah segera meluncurkan edisi terkeji dalam dunia tuduh-menuduh… mereka semua dituduhnya sebagai terjangkit karakter dan mental jahiliyah… yang mana kedatangan Nabi saw. adalah untuk memberantasnya….  Dalam sikapnya itu, mereka tidak bersandar kepada hujjah/dalil-dalil syar’i… semua hanya karena fanatik kesukuan…, demikian kata  Ibnu Taymiah

Sebuah tuduhan yang luar biasa kejinya… Kaum Anshar membentuk tidak kurang separoh total masyarakat Muslim di ibu kota Madinah saat itu ia tuduh sebagai yang terjangkit virus Jahliyah… dan itu artinya bahwa Nabi saw. ternyata tidak mampu mencongkelnya dalam jiwa para sahabat Anshar!! Nabi saw. telah gagal total dalam membina mereka!! Bukankah demikian yang akan tampak dari tuduhan Ibnu Taymiah itu?

Jujur saja saya katakan, bahwa Ibnu Taymiah dalam membahas masalah imamah kubrâ/khilafah mengalami kekacauan dan kerancuan luar biasa dan komentar-komentar tentangnya juga saling kontradiktif… serta tampak jelas bahwa ia tidak mampu menyikapi berbagai data sejarah yang datang melaporkan masalah ini.

Karenanya sesekali ia menolak anggapan adanya ketidak jelasan dalam masalah adanya nash penunjukan atas Abu Bakar di kalangan para sahabat dan umat islam secara umum (pendapat yang dianut sekte Nawâshib/selain Ahlusunnah yang sedang dipertahankan Ibnu Taymiah) yang katanya, karena sangat jelasnya masalah ini sehingga ia tidak perlu berpanjang-panjang mengurainya…. Tapi anehnya di sisi lain Ibnu Taymiah dengan terpaksa mengakui bahwa benar-benar telah terjadi persengketaan di antara para sahabat… di mana banyak kalangan sahabat Anshar meminta agar Sa’ad ibn Ubadah dipilih sebagai Khalifah… dalam mengahadapi kenyataan di atas misalnya, Ibnu Taymiah segera menghajar para sahabat Anshar dengan menunduh mereka sebagai  yang bersikap dan berprilaku jahiliyah…

Dalam kitab Minhâj as Sunnah (yang banyak dibanggakan kaum Wahabi/Salafi dalam menghujat Syi’ah dan juga dalam memojokkan Imam Ali dan Ahlulbait Nabi saw., khususnya ketika mengkufuri hadis-hadis keutamaan Ali dan Ahlulbait as. yang dishahihkan para ulama Ahlusunnah, seperti yang sedang gencar dilakonkan oleh blog-blog dan situs Anti Ahlulbait yang berkedok anti Syi’ah…. Saya harap Anda mau memperhatikan apa yang mereka tulis… tidak jarang hadis shahih keutamaan Ali dan Ahlulbait as. yang dengan tanpa rasa tanggung jawab mereka kufuri sembari mengandalkan: Berkata Syeikhuil Islam Ibnu Taimiyah….).. dalam kitab tersebut Ibnu Taymiah berkata menuduh kaum Anshar sebagai berikut:

“Global permasalahan ini: seluruh yang dinukil dari kalangan kaum Anshar dari bani Abdi Manaf bahwa mereka itu meminta agar selain Abu Bakar diangkat sebagai Khalifah tidaklah mereka itu menyebut Hujjah Syar’iyah, tidak pula menyebutkan bahwa selain Abu Bakar itu lebih berhak atasnya dan lebih utama. Akan tetapi ucapannya itu hanya muncul dari kecintaan kepada suku dan kabilahnya, dan adanya keinginan agar imamah/khilafah itu berada di tangan kabilahnya.

Dan seperti dimaklumi bahwa seperti itu bukanlah termasuk dalil syar’i dan jalan agama dan tidak pula termasuk yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya agar diikuti kaum Mukminin. Akan tetapi ia adalah Syu’bah/sempalan mental jahiliyah dan sejenis fanatisme terhadap nasab dan suku. Dan hal ini termasuk yang Allah utus (Nabi) Muhammad untuk meninggalkan dan membatalkannya.” [1]
(Minhajus Sunnah, Tahqiq Dr. Muhammad Rasyad Salim, Jilid 1, hal 520) 

Kami berkata:
Coba Anda perhatikan apa yang ia katakan terhadap kaum Anshar… bukankah pernyataaan itu tuduhan penfasikan para sahabat Anshar? Adakah ia mencerminkan sikap ulama Ahlusunnah, bahkan apakah ia mencerminkan sikap hormat ulama Islam terhadap kaum Anshar? Bukankah mencintai kaum Anshar itu bukti keimanan sebagai dalam riwayat yang dishahihkan para ulama Ahlusunnah? Lalu mengapakah kini Ibnu Taymiah menghujat mereka dengan menuduh bahwa sikap mereka itu tidak lain hanya diilhami oleh mentalitas Jahiliyah?

Apakah membela kekhalifahan Abu Bakar harus menghujat Imam Ali as.?

Apakah membela kekhalifahan Abu Bakar harus menghujat dan menfasikkan kaum Anshar?

Pernahkah Anda menemukan Ibnu Taymiah menghujat Mu’awiyah ketika ia enggan membaiat Imam Ali as. yang telah dibaiat oleh sabahat Muhajirin dan Anshar dan tidak berhenti sampai di situ, kemudian ia malah menyulut api pemberontakan melawan kekhalifahan Imam Ali as. yang shah, dengan tipu muslihat dan sikap licik menyesatkan kaum awam dan dengan dukungan kaum munafikin dan mereka yang hanya mementingkan maslahat dunia yang fana semata?

Pernahkan Anda menyaksikan Ibnu Taymiah mengatakan bahwa Mu’awiyah dalam semua kejahatannya itu diilhami oleh kemunafikannya? … Oleh mentalitas Jahiliyah? …. Oleh bisikan setan Damasqus?

Pernahkan Anda membaca bahwa Ibnu Taymiah menyalahkan Yazid putra Mu’awiyah yang membantai habis-habisan Ahlulbait Nabi kita Muhammad saw.; Imam Husain dan keluarganya serta pengikut setianya?

Penahkah Anda mebaca Ibnu Taymiah menyalahkan Yazid putra Mu’awiyah yang telah memerintahkan pasukannya untuk menyerang kota suci Madinah dan membantai penduduknya serta menghalalkan pasukannya untuk bertbuat kerusakan dan kedurjanaan apa saja selama tiga hari di kota suci Nabi kita? Sehingga ratusan, bahkan ribuan, -seperti yang dilaporkan para sejarahwan Islam- gadis-gadis suci kota suci tersebut diperkosa oleh pasukan bejat tersebut… sampai-sampai, setelah pristiwa itu ayah-ayah mereka setiap kalau menikahkan putri-putri mereka tidak benari menjamin apakah putri-putri mereka masih perawan!! Pernahkan Anda membaca Ibnu Taymiah menyalahkan Yazid?

Bukankah kaum Anshar itu sahabat Nabi saw.?

Bukankah Imam Husain as. itu sahabat dan Ahlulbait Nabi saw.?

Bukankah penduduk kota suci Madinah saat itu adalah putra-putri sahabat Nabi saw.?

Dimana pembelaan kita perhadap mereka?

Jika kaum Wahhabi/Salafi bangkit seperti orang kesurupan setiap kali mendengar Mu’awiyah bahkan si Yazid –terkutuk- dihujat karena kejahatan dan kemunafikannya. Dan kemudian menghujati si penghujat dengan panah beracum pengafiran atau paling tidak panah pemfasikan… lalu mengapakan kali ini ketika para sahabat Anshar dikecam dan difitnah Ibnu Taymiah mereka tak bergerak bak sebatang kayu mati tanpa perasaan? Mengapa mereka jusrtu bersorak-sorak bak sekawanan kera hutan sambil menjerit-jerit: Hidup Sang Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah! Hidup Sang Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah Hidup Sang Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah!

Inikah Mazhab Salafi yang mereka agungkan! Terkutuklah mazhab yang membela kaum munafikin dan mengecam kaum mukminin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar