Laman

Rabu, 19 Oktober 2011

Tafsir Surat al-Baqarah Ayat 81-86



Tafsir Surat al-Baqarah Ayat 81-86
Ayat ke-81-82:

Artinya:
 
(Bukan demikian), yang benar, barang siapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.



Ayat sebelumnya memaparkan harapan kosong Yahudi bahwa mereka tidak akan masuk neraka dan menganggap hal tersebut sebagai suatu kebohongan terhadap Allah. Sedangkan dua ayat ini menerangkan bentuk balasan dan pahala ilahi pada hari kiamat. Setiap perbuatan dosa yang dilakukan dengan kesengajaan dan keinginan akan menenggelamkannya ke dalam dosa tersebut, dan ia akan selamanya berada di neraka dan tidak ada jalan keluar baginya. Balasan ini tidak membedakan antara Yahudi dan etnis-etnis lain.
Sementara itu syarat masuk ke surga ilahi adalah iman dan amal saleh yang harus selalu berdampingan. Iman saja dan perbuatan baik saja, tidak mencukupi. Bagaimana pula halnya dengan orang-orang yang ingin ke surga hanya dengan khayalan dan angan-angan.
Ayat ke-83:

Artinya:
 
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.
Dalam pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai adanya perjanjian dengan Bani Israel, tetapi belum disebutkan isi perjanjian tersebut. Dalam ayat-ayat ini disebutkan butir-butir perjanjian itu. Janji-janji ilahi yang telah disampaikan oleh para rasul kepada umat manusia adalah sesuai dengan akal dan fitrah manusia, dan Allah swt meletakkan nilai-nilai agama ini di hati naluri setiap manusia. Ajaran utama semua rasul adalah tauhid dan keesaan Allah, yaitu semua perbuatan akan menyebabkan kebahagaian, jika terdapat warna Ilahi dan berintikan pada tauhid.
Perintah Ilahi yang kedua setelah ibadah kepada Allah, adalah taat kepada ayah dan ibu serta berbuat baik kepada mereka. Karena mereka adalah perantara diciptakannya kita; dan rahmat ilahi sampai kepada kita melalui mereka. Membantu kaum miskin yang terdapat di dalam masyarakat, khususnya sanak saudara, datang di samping perintah berbuat baik kepada kedua orang tua, sehingga manusia tidak hanya melihat dirinya dan keluarganya, tetapi juga memperhatikan masyarakat di mana ia hidup dengan mereka. Di samping berkhidmat kepada masyarakat dijelaskan pula ibadat kepada Allah dengan cara khusus yaitu sholat, yang menunjukkan keperluan umat manusia kepada hubungan kontinyu dengan Allah swt.
Tidak hanya perbuatan, tetapi ucapan seorang penyembah Tuhan yang Esa juga harus mulia dan baik, hal itu bukan hanya kepada orang-orang seagamanya saja, tetapi kepada semua manusia baik mu'min ataupun kafir.
Ayat ke-84:

Artinya:
 
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): Kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya.
Ayat ini adalah lanjutan ayat sebelumnya yang menjelaskan 6 butir perintah-perintah ilahi, dan menjelaskan dua butir lain sehubungan dengan kehormatan jiwa manusia, tempat tinggal dan tanah air mereka. Salah satu keperluan utama masyarakat, adalah menjaga keamanan masyarakat, keamanan nyawa dan tanah air. Masalah ini dijelaskan di semua agama ilahi.
Sebagaimana hak untuk hidup adalah hak utama bagi setiap manusia, dari setiap kaum, etnis dan ideologi, oleh karena itu membunuh dianggap sebagai dosa besar dan balasan di dunianya adalah qishas dan di akherat adalah neraka. Kecintaan terhadap tanah air adalah masalah fitrah di mana agama juga menghormatinya, oleh sebab itu tidak seorang pun boleh mengambil hak tersebut dari seseorang.
Dari empat ayat di atas terdapat empat pelajaran yang bisa kita petik, antara lain:
1. Diskriminasi adalah hal yang terlarang, semua umat manusia sama di hadapan Allah swt. Tidak sebuah kaum atau etnis pun mempunyai kelebihan di hadapan Allah swt kecuali dengan takwa dan amal saleh.
2. Pertimbangan balasan dan pahala ilahi adalah iman dan amal perbuatan, bukan sangkaan dan khayalan; dan hanya berharap tanpa beramal sama sekali tidak berfaedah.
3. Dosa, kadang-kadang sampai menempel pada diri manusia sehingga menyelimuti hati dan jiwanya dan tidak ada perbuatan dan perkataan yang ia lakukan kecuali kejahatan dan kotor.
4. Janji yang terpenting Allah swt atas manusia, sehingga jika berdasarkan hal itu manusia beramal, ia akan mencapai kebahagiaan; yaitu sebagai berikut:
Tauhid dan penyembahan kepada Tuhan yang Esa.
Berbuat baik kepada kedua orang tua, membantu orang-orang baik dari kalangan kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang buta.
Berbuat baik kepada masyarakat.
Mendirikan shalat.
Memberikan zakat.
Menjauhkan diri dari pembunuhan.
Tidak melakukan penyerangan terhadap rumah dan tanah air orang lain.
Ayat ke-85:

Artinya:
 
Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.
Ayat ini menegur dan mencela Bani Israel, yang telah berjanji kepada Allah untuk tidak saling membunuh, namun nyatanya mereka tetap saja melakukan hal tersebut. Selain bunuh-membunuh, Bani Israil juga suka mengusir orang dari rumahnya sendiri sehingga terlunta-lunta tak bertempat tinggal. Jika ada di antara anggota keluarga mereka ditawan, mereka memandangnya sebagai sebuah penghinaan.
Oleh karena itu, seharusnya mereka juga memandang membunuh dan menelantarkan orang adalah lebih buruk dari itu. Jika membayar denda dan membebaskan tawanan adalah perintah Taurat, maka menjauhi pembunuhan dan pengusiran orang, juga merupakan sunnah Taurat. Sesungguhnya kalian berpasrah kepada hawa nafsu bukannya kepada ajaran-ajaran kitab Samawi, karena jika perintah-perintah ilahi tersebut sesuai dengan selera kalian, kalian dengan senang hati menaatinya, namun sebaliknya, jika perintah itu tidak seirama dengan selera kalian, kalian menendangnya. Bahkan kalian saling membantu dalam melakukan kemungkaran dan dosa.
Ayat ini memandang indikator iman yang sejati pada manusia adalah amal perbuatan, itupun amal perbuatan yang sesuai dengan hukum Allah, bukannya perbuatan yang sesuai dengan kepentingan dan selera pribadi. Karena yang demikian itulah yang disebut egoisme. Bukan hanya melakukan dosa, bahkan membantu orang dalam melakukan dosa adalah terlarang.
Imam Kadzim as, salah seorang keturunan dan Ahli Bait Nabi berbicara kepada salah seorang Muslim, demikian, "Menyewakan unta kepada kerabat istana Harun, Khalifah Dinasti Abbasiah, walaupun unta itu digunakan untuk pergi ke haji, dihitung sebagai dosa, karena engkau berharap mereka kembali dari perjalanan itu dengan selamat, sehingga engkau mendapatkan uang sewanya. Sedangkan menyukai tetap hidupnya seorang zalim adalah dosa."
Dari ayat di atas terdapat tiga pelajaran yang bisa kita petik, antara lain:
1. Manusia diciptakan bebas dan punya hak untuk memilih.
2. Semua sama di hadapan hukum ilahi.
3. Cinta dunia salah satu faktor pembunuhan.
Ayat ke-86:

Artinya:
 
Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.
Ayat ini menjelaskan bahwa akar atau sebab mereka menodai janji-janji ilahi, melakukan pembunuhan dan menelantarkan orang, tidak lain adalah uang dan kemewahan dunia dan mereka hanya bersedia melakukan perintah-perintah yang menjanjikan kepentingan dan keuntungan, namun mereka tidak ambil peduli dengan masalah-masalah yang bertaut dengan alam akhirat.
Dengan segala dosa dan penyembahan harta dunia yang dilakukan oleh kaum Yahudi, mereka tetap saja yakin, tidak akan dikenakan siksa. Ayat ini menegaskan, berbeda dengan harapan sesat ini, maka sebagaimana orang-orang lain yang berbuat dosa, mereka akan mendapat siksa atas perbuatan dosa mereka dan tak seorang pun yang dapat menolong mereka.
Dari ayat di atas terdapat empat pelajaran yang bisa kita petik, antara lain:
1. Sunnah ilahi adalah melanjutkan keberadaan pemimpin langit di tengah-tengah masyarakat.
2. Pendidikan tidak boleh ditinggalkan.
3. Para malaikat menyampaikan bantuan Allah kepada para wali-Nya.
4. Para nabi harus dekat dengan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar