Laman

Kamis, 13 Oktober 2011

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 40-44



Tafsir Surat Ali Imran Ayat 40-44
Ayat ke 40-41
Artinya:
Zakariya berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?". Berfirman Allah: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya".
Berkata Zakariya: "Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)". Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari".


Walaupun Zakariya meminta dari Allah agar memberikan kepadanya seorang anak, namun ia tetap terkejut saat Allah memberitakan kabar gembira bahwa tak lama lagi ia akan dikaruniai seorang anak. Karena isterinya mandul sejak usia muda dan sekrang usianya telah lanjut. Artinya, potensi untuk mengandung sudah tidak ada lagi.

Sejatinya ini hal yang biasa. Setiap manusia tatkala dihadapkan dengan suatu persoalan yang betentangan dengan hukum alam, ia akan tenggelam dalam pemikiran dan sulitnya baginya menerima dengan keyakinan hati. Karena ia merasa harus menyaksikannya dengan mata sendiri. Itulah mengapa Zakarya meminta kepada Allah agar menunjukkan sebagian dari kekuasaan-Nya kepadanya, sekaligus memberikan tanda-tandanya.
Lantaran mukjizat ilahi, Zakariya yang bertubuh kuat dan tak punya masalah dalam berbicara, jadi kehilangan kemampuan bicaranya selama tiga hari. Selama itu pula ia hanya dapat menyampaikan maksudnya hanya melalui gerakan bibir dan bahasa isyarat. Anehnya, setiap saat, ketika ia mengingat Tuhan, lisannya terbuka dan bertasbih.
Dari ayat ini kita dapatkan beberapa pelajaran:
1. Kehendak Tuhan lebih utama dari segala sesuatu. Jika Dia berkehendak , ketuaaan ayah dan kemandulan seorang ibu tidak dapat menjadi kendala bagi kelahiran seorang anak.
2. Allah Swt mampu melakukan segala perbuatan. Jika Dia berkehendak, lisan dapat berbicara dan jika Allah berkehendak lain, maka Dia tidak memberlakukan hukum ini.
Ayat ke 42-43
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).
Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'.
Kesuciaan, shalat dan ibadah tulus Maryam telah menyebabkan Tuhan memilihnya dan memberikan kedudukan dan derajat tinggi melebihi wanita-wanita lain. Kedudukannya sedemikian tingginya sehingga para malaikat berbicara langsung dengan beliau dan menyampaikan perintah-perintah Tuhan kepada beliau tanpa perantara sampai pada derajat, dimana seorang Nabi seperti Nabi Isa AS lahir dari rahimnya dan dibesarkan di bawah asuhannya. Para malaikat berkata kepada Maryam, untuk mensyukuri inayah dan kemurahan Tuhan ini, sinambungkanlah khudhu' dan kerendahan jiwa di depan Tuhan dan ruku' dan bersujudlah bersama-sama dengan orang-orang yang mendirikan shalat jamaah.
Dari ayat ini kita dapatkan beberapa pelajaran:
1. Allah Swt tidak mengutus seseorang tanpa alasan, melainkan pilihan Tuhan adalah berdasarkan kelayakan dan kemampuan. Sayidah Maryam yang melewati sepanjang hari harinya dengan menghamba kepada Allah dengan tulus, ia layak mendapatkan kedudukan dan penghormatan.
2. Para malaikat juga berbicara dengan selain nabi (manusia biasa), tetapi dengan syarat orang yang bersangkutan layak untuk mendapat perlakuan istimewa ini.
Kehadiran kaum wanita dalam shalat-shalat jamaah adalah terpuji, tetapi dengan syarat sebagaimana halnya Maryam.
Ayat ke 44
Artinya:
Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.
Kaum musyrikin Mekah untuk mengingkari wahyu al-Quran mengatakan bahwa al-Quran tidaklah lebih dari cerita fiktif dan Muhammad mempelajarinya dari para pembesar Yahudi ataupun membacanya di dalam kitab-kitab kaum terdahulu. Sebagai jawaban pernyataan ini, Allah Swt berfirman, "Banyak sekali dari kisah-kisah yang dibawakan oleh al-Quran adalah perkara gaib yang tidak seorangpun mengetahuinya dan Rasul Saw diberitahu melalui wahyu; misalnya kejadian nazar ibu Sayidah Maryam, tidak seorangpun yang tahu kecuali Alllah Swt, ataupun tidak seorangpun tahu bagaimana Sayidah Maryam diasuh dan itu semua adalah berita-berita gaib yang diwahyukan kepada Rasul Saw.
Mengenai pengasuhan Maryam, dalam ayat sebelum ini, telah dinyatakan bahwa ibu Sayidah Maryam telah bernazar bahwa anaknya itu akan dijadikan abdi Batul Maqdis, dan ia dibawa ke takmir masjid. Mereka bersaing untuk mengemban tugas pengasuhan Sayidah Maryam. Karena ayah dan ibu Maryam adalah dari keluarga Bani Israel yang terhormat dan setiap orang ingin mendapatkan kebanggaan itu.
Dari ayat ini kita dapat petik beberapa pelajaran:
1. Al-Quran adalah wahyu Tuhan, bukan cuplikan dari kitab-kitab lain ataupun menukil hafalan-hafalan orang lain.
2. Persaingan haruslah dalam menanggung tugas-tugas spiritual dan suci bukannya dalam memperoleh kedudukan dan pangkat duniawi. (IRIB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar