Laman

Rabu, 12 Oktober 2011

Ibnu Taymiah: Imam Ali ra. Bodoh Akan Syari’at Dan Sunnah Nabi saw.


Imam Ali ra. Bodoh Akan Syari’at Dan Sunnah Nabi saw.Sebuah episode baru dalam dunia kebencian kepada manusia-manusia suci yang ditampilkan oleh seorang Anak Taymiah, Syeikhul Islam-nya kaum Wahabi, ketika ia dengan tanpa sungkan-sungkan menuduh Imam Ali ra. bodoh akan banyak hukum syari’at Islam dan sunah Nabi saw., bahkan sampai ajal menjemputnyapun ia (Ali) tidak mengetahuinya dan tidak merisaukan kebodohannya itu!!



Sunggh luar biasa adab Anak Taymiah kali ini.
Pasti anak-anak Wahabi ingusan menuduh saya membuat-buat kepalsuan atas nama Ibnu Taymiah dan mengancam saya agar mempetanggung jawabkan kebohongan saya! Baca sendiri tuduhan Ibnu Taymiah di bawah ini:

Ia berkata:
و علِيٌّ -رضيَ الله عنه- قَدْ خَفِيَ عليه منْ سُنَّةِ رسولِ الهِ (صلى الله عليه-و وآله- و سلم) أضْعافُ ذلِكَ، و منها ما مات و لم يَعْرِفْهُ.
Ali ra. samar baginya dari sunah Rasulullah saw. berlipat dari yang samar (bagi Umar). Diantaranya ada yang tidak ia ketahuinya sampai ia mati… .[1]Setelah menegaskan bahwa Umar adalah sahabat terpandai setelah Abu Bakar, ia kembali menuding Imam Ali ra. sering beranggapan tentang suatu hukum akan tetapi kenyataannya tidak sepertti yang ia anggap, dan ia pun tetap bersikukuh menganggapnya begitu sampai mati dengan membawa anggapan keliru tersebut.

Ketika membela Umar karena anggapannya bahwa Nabi Muhammad saw. tidak wafat Ibnu Taymiah berkata:
و علِيٌّ قَدْ تَبَيَّنَ لَهُ أُمورٌ بِخلافِ ما كان يَعْتَقِدُه فيها أضعافُ ذلِكَ، بلْ ظَنَّ كثيرًا مِنَ الأحكامِ على خلافِ ما هِيَ عليه و ماتَ على ذلكَ.
Dan Ali telah tanpak baginya banyak perkara yang berbeda dengan apa yang ia yakini sebelumnya, dan hal berlipat-lipat dari apa yang dianggap Umar. Bahkan ia (Ali) mengira-ngira hukum berbeda dengan apa yang semestinya, dan ia pun mati dengan membawa keyakinan itu.[2]Jadi sampai-sampai banyak hukum Islampun Ali tidak mengetahuinya dan beranggapan salah tentangnya dan anggapan salah itu sampai dibawa mati olehnya!
____________________________________
[1] Minhâjus-Sunnah: 3/139.
[2] Minhajus-Sunnah: 4/222-223.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar