Laman

Rabu, 12 Oktober 2011

Ibnu Taymiah: Tentang Ucapan Umar ‘Andai Bukan Karena Ali, Pasti Umar Celaka’


Ibnu Taymiah: Tentang Ucapan Umar ‘Andai Bukan Karena Ali, Pasti Umar Celaka’. Ibnu Taymiah sedang berhadapan dengan sebuah kenyataan tentang keunggulan ilmu Imam Ali ra. di atas para sahabat lain tidak terkecuali Khalifah Umar ibn al- Khaththab ra yang ia unggulkan di atas Ali ra. dengan dasar bualan-bualan palsu yang menggelikan kaum ibu sekalipun sedang ditinggal mati bayi kesayangannya.



Ia sedang berhadapan dengan kenyataan pahit yang tidak mungkin ia relakan tanpa menampakkan sikap sinis dan meremehkan dan andai bisa pasti ia bohongkan. Entah mengapa kali ini ia sedikit punya rasa malu untuk berbohong dengan mengatakan bahwa bukti itu adalah palsu!

Bukti-bukti mutawatir telah mengabadikan bahwa dalam banyak kesempatan, ketika sedang menghadapi masalah pelik yang memusingkan, Khalifah Umar ra selalu mendapat bantuan penyelesaian dari Imam Ali ra. sehingga dengan jujur ia mengatakan:
لَوْ لاَ علِي لَهَلكَ عُمَرُ.
“Andai bukan karena Ali pasti celakalh Umar!” Sekali lagi saya katakan, Ibnu Taymiah sepertinya tidak suka dengan kejujuran Khalifah Umar. Benih-benih keragu-raguan-pun mulai ia tebarkan. Ibnu Taymiah berkata:

هَذَا لا بُعْرَفُ أَنَ عُمرَ قالَهُ إلاَّ في قضِيَّةٍ واحِدَةٍ، إنْ صَحَّ ذلك، و كان عمر يقول مثلَ هذا لِمَنْ هو دُونَ عليٍّ.

“Ucapan itu tidak diketahui dikatakan Umar, kecuali dalam satu kasus saja, itupun kalau benar. Dan Umar pun telah mengatakannya untuk orang yang lebih rendah dari Ali.”

Anda berhak bertanya terharan-heran, kedengkian apa yang sebenarnya terpendam di hati Ibnu Taymiah sehingga ia selalu menampakkan kegigihannya dalam menolak setiap keutamaan Imam Ali ra. atau meragukannya dengan tanpa alasan? Dalam hemat kami, membela Khalifah Umar ra. atau sahabat manapun tidak mesti dibarengi dengan kebencian kepada Imam Ali as. dan membohongkan berbagai keutamaan yang disandangnya. Namun berbeda dengan Ibnu Taymiah, seperti ia merasa kurang absah dalam membela para jujungannya kalau tidak dibarengi dengan melecehkan Imam Ali ra. Aneh!
Tetapi kami tidak akan mempermasalahkannya dalam hal ini. kami hanya akan membuktikan ketidak benaran omongannya bahwa ucapan Khalifa Umar itu hanya ia ucapkan sekali saja dan dalam kasus semata wayang!

Dan karena Ibnu Taymiah mengatakan ucapan itu tidak diketahui dikatakan Umar, kecuali dalam satu kasus sajamaka untuk menghemat ruang dan tenaga, kami hanya akan menyebutkan dua kasus saja, walaupun sebenarnya terdapat puluhan kasus sehingga ucapan itu menjadi sedikian masyhur dari Khalifah Umar.

Kasus Pertama, Abu Daud dalam kitab Shahihnya, [1]dari Ibnu Abbas ra: Ada seorang wanita gila berzina, setelah tertangkap dan terbukti bersalah, Umar bermusyawarah, sanksi apa yang harus dikenakan ke atasnya, kemudian Umar menginstruksikan agar wanita itu dirajam, ketika sanksi hendak dilaksanakan, Imam Ali as. melihat kerumunan masa, lalu beliau bertanya, “Ada apa ini?” mereka menjawab, “Wanita gila dari suku fulan berzina dan Umar memerintahkan agar ia dirajam.” Imam Ali as. berkata, “Lepaskan dan pulangkan ia”. Lalu Imam Ali as. datang menjumpai Umar dan berkata, “Tidakkah kamu tahu bahwa sanksi hukuman tidak berlaku (dicabut) dari tiga golongan manusia, orang gila sehingga ia waras, orang yang sedang tidur sehingga ia terjaga dan anak kecil sehingga ia baligh dan berakal?” Umar menjawab, “Ya, saya tahu.” Jangan-jangan wanita ini adalah wanita gila[2] bani fulan, ia berzina ketika sedang datang gilanya. Maka Umar berkata:
لَوْ لاَ علِي لَهَلكَ عُمَرُ.
“Andai bukan karena Ali pasti celakalh Umar!”Cuplikan kejadian ini juga diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Shahih-nya, Kitabul Muharibin, bab la yurjamu Al majnun wa Al majnunah, Imam Ahmad dalam Musnad-nya,1/140 dan 154, Al Dârulquthni dalam Sunan-nya, kitabul hudud: 346, Al Muttaqi Al Hindi dalamKanzul-nya,3/95, Al Munnawi dalam Faidlul Qadir-nya,4/356.

Al Asqallani dalam Fathu Bari,15/131, menjelaskan bahwa kejadian itu diriwayatkan dari banyak jalur dengan redaksi yang sedikit berbeda-beda.Kasus Kedua, Abdurazzaq, Abdu ibn Humaid, Ibnu al Mundzir, Ibnu Abi Hatim, Al Baihaqi, Muhibbuddin, Al Muttaqi al Hindi, ath Thabari dan Ibnu Abdilbarr meriwayatkan bahwa ada seorang wanita melahirkan bayinya setelah enam bulan melangsungkan pernikahannya, maka Umar hendak merajamnya (dengan anggapan bahwa kehamilannya adalah hasil perzinahan sebelum menikah), setelah ditegur Imam Ali as, beliau membatalkan keputusannya untuk merajamnya dan ia berkata:
لَوْ لاَ علِي لَهَلكَ عُمَرُ.
“Andai bukan karena Ali pasti celakalh Umar!” [3] Seperti telah kami katakan bahwa banyak kasus lain di mana Khlaifah Umar berkomentar tentang bantuan Imam Ali ra. dengan beragam redaksi seperti: ‘Semoga aku tidak dibiarkan setelahmu hai Ali’,Semoga aku tidak dibiarkan menghadapi permasalah pelik tanpamu hai Ali’, semoga aku tidak berada di sebuah kota yang engkau tidak ada di situ’ dll.Dengan demikian Anda dapat tambahkan kebohongan Anak Taymiah ini ke dalam daftar panjang kebohongannya! Atau dalam daftar kebodohannya!

Selamat atas kaum Wahabi dan antek-antek mereka yang bermakmum kepadaSyeikhul Islam yang gemar berbohong dan mengobral kebodohan!
____________________________
[1] “Shahih Abu Dawud”: 28/148, bab Al Majnun Yasriq aw Yushib Haddan.
[2] Yang dimaksud dengan “wanita gila”, adalah wanita yang mengidap penyakit jiwa, terkadang sembuh dan kadang-kadang datang gangguan tersebut dan sangat dimungkinkan bahwa ia berzina ketika gangguan itu datang kepadanya. Demikian ditegaskan dalam riwayat Al Munnawi.
[3] Ar Riyâdh an Nadhirah:,2/194 dan al Istî’âb,3/1103.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar