Persuratan Di Antara Muawiyah dan Muhammad Bin Abu Bakar
Bismillahi Taala. Salamun Alaikum wa rahmatollah.
Allahumma Sholi ala Muhammad wa aali Muhammad
Kepimpinan Imam Ali(as) dan Ahlulbait Rasul(sawa) dapat dibuktikan dengan berbagai sumber riwayat, samada dari Kitab Sunni mahupun Syiah. Begitu juga pergeseran yang terjadi antara beliau dan puak yang merampas kuasa atau yang cuba merampas kuasa, adalah satu perkara yang sahih dan terjadi secara benar dalam sejarah. Kini, insyaAllah, saya akan bawakan beberapa riwayat, surat dari Muhammad bin Abu Bakar, seorang Syiah yang setia kepada Imam Ali(as) dengan perampas kuasa, pembunuh Ahlulbait(as), penegak kebatilan, Muawiyah Bin Abu Sufyan.
Sumber Dokumen Surat antara Muawiyah dan Muhamad b Abu Bakr
Sejarawan besar Ahlu Sunnah, Al Baladzuri dalam kitabnya Ansab al Asyraf jilid II hal 393-397, Nasr bin Muhazin dalam karyanya Waq’at ash Shiffin hal 118-121;Ibnu Abil al Hadid, Syarh Nahjul Balaghah jilid III hal 188, Mas’udi pada karyanya Murudz Dzahab jil III hal 465, Abdul Malik bin Husain al Islami pada kitabnya Samth an Nujum al ‘awali Jilid II hal 465 telah merekodkan surat menyurat di antara Muawiyah dan Muhammad bin Abu Bakar(ra) yang kemudian membongkar misteri bagaimana kekhalifahan itu berpindah tangan, dan berikut adalah isi surat tersebut :
Isi Surat Muhammad bin Abu Bakr Kepada Muawiyyah b Abu Sofyan
Dari Muhammad Bin Abu Bakar,
kepada si Sesat Muawiyyah bin Shakhr
Salam kepada penyerah diri dan yang taat kepada Allah !
Amma ba’du, sesungguhnya Allah swt, dengan keagungan dan kekuasaan-Nya, menciptakan makhluk-Nya tanpa main-main. Tiada celah kelemahan dalam kekuasaan_Nya. Tiada berhajat Dia terhadap hamba-Nya. Ia menciptakan mereka untuk mengabdi kepada-Nya. Dia menjadikan orang yang tersesat atau orang yang lurus, orang yang malang dan orang yang beruntung.
Kemudian, dari antara mereka, Dia Yang Maha Tahu memilih dan mengkhususkan Muhammad SAW dengan pengetahuan-Nya. Dia jugalah yang memilih Muhammad saw berdasarkan ilmu-Nya sendiri untuk menyampaikan risalah-Nya dan mengemban wahyu-Nya. Dia mengutusnya sebagai Rasul dan pembawa khabar gembira dan pemberi peringatan.
Dan orang pertama yang menjawab dan mewakilinya, mentaatinya, mengimaninya, membenarkanya, menyerahkan diri kepada Allah dan menerima Islam sebagai agamanya, adalah saudaranya dan misanya Ali bin Abi Thalib, yang membenarkan yang ghaib. Ali mengutamakannya dari semua kesayanganya, menjaganya pada setiap ketakutan, membantunya dengan dirinya sendiri pada saat-saat mengerikan, memerangi perangnya, berdamai dengan perdamaianya, melindungi Rasulullah dengan jiwa raganya siang mahupun malam, menemaninya pada saat-saat yang menggetarkan, kelaparan serta dihinakan. Jelas tiada yang setara dengannya dalam berjihad. Tiada yang dapat menandinginya di antara para pengikut dan tiada yang mendekatinya dalam amal perbuatanya.
Dan aku berasa hairan melihat engkau hendak menandinginya ! Engkau adalah engkau ! Sejak awal lagi, Ali telah unggul dalam setiap kebajikan, paling tulus dalam niat, keturunannya paling bagus, isterinya adalah wanita utama. Dan saudaranya (Jaafar) syahid di perang Mu’tah manakala seorang lagi pamannya(Hamzah) adalah penghulu para syuhada perang Uhud. Ayahnya adalah penyokong Rasulullah saw dan isterinya.
Dan engkau adalah orang yang terlaknat, anak orang terkutuk. Tiada hentinya engkau dan ayahmu menghalangi jalan Rasululah saw. Kalian berdua berjihad untuk memadamkan nur Ilahi, dan kamu berdua melakukannya dengan menghasud dan menghimpun manusia, menggunakan kekayaan dan mempertengkarkan berbagai suku. Dalam keadaan demikian ayahmu mati. Dan engkau melanjutkan perbuatanya seperti itu pula.
Dan saksi-saksi perbuatan engkau adalah orang-orang yang meminta-minta perlindungan engkau, iaitu dari kelompok musuh Rasulullah yang memberontak, kelompok pemimpin-pemimpin yang munafiq dan pemecah belah dalam melawan Rasulullah saw.
Sebaliknya, saksi bagi Ali dengan keutamaanya yang terang dan keterdahuluanya (dalam islam) adalah penolong-penolongnya yang keutamaan mereka telah disebutkan di dalam Al Qur’an, iaitu kaum Muhajirin dan Ansar. Dan mereka itu merupakan pasukan yang berada di sekitarnya dengan pedang-pedang mereka dan siap menumpahkan darah untuknya. Mereka melihat keutamaan pada dirinya yang patut di taati dan malapetaka bila mengingkari .
Maka mengapa, wahai ahli neraka, engkau menyamakan dirimu dengan Ali, sedangkan beliau adalah pewaris dan pelaksana wasiat Rasulullah (sawa), bapa kepada anak-anak Rasulullah(sawa)(Hassanain), pengikut pertama, dan yang terakhir menyaksikan Rasulullah(sawa), teman berbincang, penyimpan rahasia dan sekutu Rasulullah saw dalam urusanya. Rasulullah saw memberitahukan urusan baginda kepadanya, sedangkan engkau adalah musuh dan anak dari musuh baginda.
Tiada peduli keuntungan apa pun yang engkau peroleh dari kefasikanmu di dunia ini dan bahkan Ibnu al Ash menghanyutkan engkau dalam kesesatanmu, akan tampak bahawa waktumu sudah berakhir dan kelicikanmu tidak akan ampuh lagi. Maka akan menjadi jelas bagimu siapa yang akan memiliki masa depan yang mulia. Engkau tidak mempunyai harapan akan pertolongan Allah, yang tidak engkau fikirkan.
Kepada-Nya engkau berbuat Licik, Allah menunggu untuk menghadangmu, tetapi kesombonganmu membuat engkau jauh dari Dia.
Salam bagi orang yang mengikuti petunjuk.
============================================================================
Surat balas Muawiyyah b Abu Sofyan kepada Muhammad b Abu Bakar
Dari Muawiyyah bin Abu Sufyan,
Kepada Pencerca ayahnya sendiri, Muhammad bin Abu Bakar.
Salam kepada yang taat kepada Allah
Telah sampai kepadaku suratmu, yang menyebut Allah Yang Maha Kusa dan Nabi Pilihan-Nya, dengan kata-kata yang engkau rangkaukan. Pandanganmu lemah. Engkau mencerca ayahmu. Engkau menyebut hak Ibnu Abi Thalib dan keterdahuluan serta kekerabatannya dengan Nabi Allah saw dan bantuan serta pertolongannya kepada Nabi pada setiap keadaan genting.
Engkau juga berhujjah dengan keutamaan orang lain dan bukan keutamaanmu. Aneh, engkau malah mengalihkan keutamaanmu kepada orang lain.
Di zaman Nabi saw, kami dan ayahmu telah melihat dan tidak memungkiri hak Ibnu Abi Thalib. Keutamaanya jauh di atas kami. Dan Allah SWT memilih dan mengutamakan Nabi sesuai janji-Nya. Dan melalui Nabi Dia menampakkan dakwah-Nya dan menjelaskan hujjah-Nya. Kemudian mengambil Nabi saw ke sisi-Nya.
Ayahmu dan Faruqnya (umar) adalah orang-orang pertama yang merampas hak ibnu Abi Thalib. Hal ini diketahui umum.
Kemudian mereka mengajak Ali membaiat Abu Bakar, tetapi Ali menunda dan memperlambatnya. Mereka marah sekali dan bertindak kasar. Hasrat mereka bertambah besar. Akhirnya Ali membaiat Abu Bakar dan berdamai dengan mereka berdua.
Mereka berdua tidak mengajak Ali dalam pemerintahan mereka. Tidak juga mereka menyampaikan kepadanya rahsia mereka, sampai mereka berdua meninggal dan berakhirlah kekuasaan mereka.
Kemudian bangkitlah orang ketiga, iaitu Usman yang menuruti tuntunan mereka. Engkau dan temanmu berbicara tentang kerosakan-kerosakan yang dilakukan Usman agar orang-orang yang berdosa di wilayah-wilayah mengembangkan niat-niat buruk terhadapnya dan engkau bangkit melawannya. Engkau menunjukkan permusuhanmu kepadanya untuk mencapai keinginan-keinginanmu sendiri.
Hai putra Abu Bakar, berhati-hatilah atas apa yang engkau lakukan. Jangan engkau menempatkan dirimu melebihi apa yang dapat engkau uruskan. Engkau tidak dapat menemukan seseorang yang mempunyai kesabaran yang lebih besar dari gunung, yang tidak pernah menyerah kepada suatu peristiwa. Tidak ada yang dapat menyamainya.
Ayahmu bekerja sama dengan beliau untuk mengukuhkan kekuasaanya. Bila ada kaum yang mengatakan bahawa tindakanmu benar, maka ketahuilah, ayahmu yang mengambil alih kekuasaan ini, dan kami menjadi sekutunya. Jika ayahmu tidak melakukan hal itu, maka kami tidak akan sampai menentang anak abu Thalib dan kami akan sudah menyerah kepadanya.
Tetapi kami melihat bahawa ayahmu memperlakukan Ali seperti ini dihadapan kami, dan kami pun mengikutinya, maka cacat apapun yang akan kamu dapatkan, maka arahkanlah itu kepada ayahmu sendiri atau berhentilah masuk campur(akan urusan kami).
Salam bagi orang yang kembali.
——————————————-
Kandungan surat ini agak menggusarkan jiwa. Ternyata dari isinya, terdapat satu pengkisahan cerita silam setelah kewafatan Nabi(sawa), tentang rampasan hak Imamah dari Imam Ali bin Abi Thalib(as). Malah Muawiyah, meletakkan kesalahan tertindasnya Ahlulbait(as) kepada para khalifah awwalin, yang memulakan segalanya. Wallahualam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar