Laman

Rabu, 19 Oktober 2011

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 163-166‎



Ayat ke 163-164:‎
Artinya:‎
Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak asda Tuhan melainkan Dia ‎yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.‎
Sesungguhnya dalam pencitptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan ‎siang, bahtera yagn berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, ‎dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu air itu Dia hidupkan bumi ‎sesudah mati (keringnya) dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan ‎pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh ‎terdapat tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan.‎


Bukti terbaik akan keesaan Allah Swt, adalah homogenitas antara unsur-unsur ‎alam dari angin, hujan dan tanah yang menyediakan lahan bagi terwujudnya ‎kehidupan dan tumbuhnya berbagai eksistensi.'‎
Tatanan yang selaras ini dari satu sisi menunjukkan keesaan Allah Swt, dan dari ‎sisi lain menunjukkan ilmu dan kekuasaan mutlak-Nya, dan dapat dikatakan, dunia ‎bagaikan syair panjang indah yang memiliki bait yang banyak. Namun memiliki satu ‎wazan dan kafiyah dan pada keseluruhannya menunjukkan bahwa seorang penyair ‎tangguh yang menciptakannya.‎
Ayat ini dengan menekankan keesaan Allah, menyentuh enam keagungan Allah ‎dalam penciptaan, yang akan kami jelaskan secara ringkas.‎
Pertama, inti penciptaan langit dan bumi. Bumi yang mana kita hidup di ‎permukaannya dengan segenap kebesarannya merupakan salah sebuah planet ‎dari tata surya, dimana tata surya salah satu dari ribuan galaksi.‎
Kedua, perputaran bumi mengelilingi matahari yang menyebabkan adanya malam ‎dan siang dan empat musim dalam setahun.‎
Ketiga, kapal-kapal yang melayani manusia dengna membawa barang-barang dan ‎penumpang dan meskipun sangat besar dan berat, tetapi tidak tengelam dalam air ‎bahkan dengan tiupan angin, menempuh perjalanan panjang.‎
Keempat, hujan yang Allah turunkan dari langit dan menyebabkan kehidupan ‎kembali bumi dan diternukannya berbagai jenis fauna dan flora. Air bersih yang ‎telah disterilisasi menyebabkan kesegaran udara dan lingkungan.‎
Kelima, tiupan angin yang tidak menyebabkan bergeraknya kapal, melainkan ‎menyebabkan penerbukan tetumbuhan, bergeraknya awan, perpindahan udara ‎panas dan dingan dan bergantinya udara yang terpolusi kota dengan udara yang ‎sehat.‎
Keenam, mendung-mendung yang menanggung beban berat air, namun ‎bertentangan dengan daya tarik bumi, bergelantung di antaa bumi dan langit dan ‎memindahkan air dari satu tempat ke tempat yang lain.‎
Jelas sekali, orang-orang yang sampai pada kesadaran akan keagungan dan ‎keesaan Allah Swt, adalah orang-orang yang mau berpikir dan merenungkan ‎tanda-tanda tadi, dan melewati tanda-tanda dengan kepedulian.‎
Ayat ke-165:‎
Artinya:‎
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan ‎selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun ‎orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah, dan jika seandainya orang-‎orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa pada hari ‎kiamat, bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah, amat berat siksaannya niscaya ‎mereka menyesal.‎
Meskipun semua pertanda wujud, di langit, bumi dan laut dari binatang dan ‎tumbuh-tumbuhan memberikan kesaksian kepada keesaan Allah, namun bagi ‎orang-orang yang tidak berpikir dalam tanda-tanda tadi, mereka hanya akan ‎melihat sebab-sebab lahiriah, dan menyembah selain Allah.‎
Adakalanya mereka menyembah berhala atau batu ciptaan tangannya sendiri dan ‎tunduk di hadapannya dan mempersembahkan cinta kepadanya. Adakalanya ‎beberapa manusia, meyakini peran seperti Allah dalam penciptaan dan perputaran ‎alam yang mana siap berkorban untuknya.‎
Semua kecintaan tadi sebagai ganti dari kecintaan kepada Allah, menempati jiwa ‎dan akan menyebabkan ketundukan di hadapan sesembahan palsu tadi. Padahal, ‎kelaziman iman kepada Allah adalah semua kecintaan manusia adalah untuk Allah ‎dan di jalan Allah, dimana kecintaan ini akan dihasilkan berlandaskan makrifah dan ‎pengetahuan, bukannya seperti kecintaan musyrikin terhadap sesembahan yang ‎berdasarkan kepada kebodohan, khurafat, dan taqlid. Kendati, mereka yang pergi ‎kepada selain Allah, jika mereka menyaksikan Kiamat, mereka akan memahami ‎bahwa semua kekuatan adalah di tangan Allah dan mereka telah salah jalan ‎berlindung kepada selain Allah untuk memperoleh kemuliaan dan kekuatan.‎
Ayat ke-166:‎
Artinya:‎
Yaitu orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari tangan orang-orang yang ‎mengikutinya dan mereka melihat siksa, dan ketika segala hubungan antara ‎mereka terputus sama sekali.‎
Ayat ini merupakan peringatan, supaya manusia berwaspada dan lihatlah siapakah ‎pemimpinmu? Siapakah yang engkau ikuti dan kepada siapakan engkau ‎mempersembahkan cinta? Kita harus teliti dalam memilih pemimpin, karena masa ‎depan kita hingga hari kiamat adalah bersangkutan dengannya dan pada hari itu, ‎setiap orang akan dibangkitkan dengan sesiapa yang dicintainya.‎
Kini marilah kita lihat pelajaran-pelajaran yang dapat dipetik dari ayat-ayat di atas: ‎
‎1. Mengenali alam, merupakan salah satu jalan pengenalan Allah Swt, karena alam ‎merupakan tempat tajalli (penjelmaan) ilmu, kekuatan, dan kebijaksanaan Allah ‎Swt. ‎
‎2. Barang siapa dan apa saja yang menggantikan tempat kecintaan Allah ‎merupakan petanda syirik dan jauh dari Allah. ‎
‎3. Pada hari Kiamat, kecintaan-kecintaan palsu yang dibangun berdasarkan ‎fantasi, akan berubah menjadi kebencian dan dengki. ‎
‎4. Petanda iman dan kecintaan mendalam kepada Allah akan tampak dengan ‎mengamalkan perintah-perintah-Nya. ‎
Para pemimpin tiran pada hari Kiamat bukan saja tidak memiliki kekuatan, bahkan ‎begitu tidak setia, sehingga mereka berlepas tangan dari para pengikutnya.‎(IRIB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar