Tafsir Surat Ali Imran Ayat 1-6 Surat Ali-Imran merupakan surah ketiga al-Quran. Surat ini terdiri dari 200 ayat yang diturunkan di Madinah dan bernama "Ali Imran" yang artinya "Keluarga Imran" yang diambil dari ayat 33 surat ini. Ayah Nabi Musa dan ayah Sayyidah Maryam, keduanya bernama Imran dan maksud dari keluarga Imran adalah keluarga Nabi Musa dan Nabi Isa. Tetapi dalam surat ini, yang diungkap adalah kisah kelahiran Sayyidah Maryam, ibadah-ibadahnya dan puteranya Nabi Isa dan keluarga Imran sebagai keluarga pilihan Tuhan yang mendapat penghormatan dan pujian.
Ayat Ke 1-2: Artinya:
Alif Lam Mim. Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri. Mengenai Alif, lam, Mim, pada permulaan surat al-Baqarah, telah dibahas dalam surat al-Baqarah. Disebutkan di sana bahwa huruf-huruf ini yang datang pada permulaaan 29 surah al-Quran merupakan rahasia al-Quran antara Nabi dan Tuhan. Dan kemungkinan suatu petunjuk bahwa al-Quran adalah mukjizat ilahi yang tersusun dari huruf-huruf alif-ba yang diketahui semua orang, maka setiap orang ditantang untuk membuat kitab semacam al-Quran dari huruf alif ba, kalau mereka mampu. Ayat selanjutnya menyinggung soal sifat-sifat Tuhan. Dia yang memiliki semua kesempurnaan dan suci dari semua aib dan kekurangan. Dia yang bukan hanya dalam zat, melainkan dalam sifat pun tidak ada yang menyerupainya. Sebelum ini, kita tidak ada dan setelah ini, kita akan tiada, tetapi Dia senantiasa ada dan akan terus ada. Oleh yang demikian, hanya Dia-lah yang layak dipuji dan disembah dan tak seorangpun dan sesuatu yang layak dijadikan sesembahan. Dari ayat ini, kita ambil pelajaran bahwa:
1. Dari pada tunduk di hadapan sesama manusia lantaran kekayaaan atau jabatan atau kekuasaaan, kita tunduk hanya kepada Allah.
2. Setiap orang memiliki kekurangan dan yang memiliki kesempurnaan pasti bersumber dari Dia.
3. Kesempurnaan mutlak hanya milik Allah semata.
Ayat Ke 3-4: Artinya:
Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). Setelah Allah Swt menurunkan kitab samawi Taurat dan Injil kepada para penganutnya yang disebut dalam al-Quran sebagai Ahlul Kitab, Allah menurunkan juga al-Quran sebagai kitab paling sempurna. Ketika Allah menurunkan al-Quran, para Ahlul Kitab tidak mau beriman kepada Nabi Muhammad Saw, Islam dan kitab yang diturunkan kepadanya, yaitu al-Quran. Mereka heran dan tidak bersedia beriman kepada Nabi Muhammad dan Islam. Ayat ini diturunkan untuk menjawab keheranan mereka bahwa Allah Swt di sepanjang sejarah telah memilih para nabi dan menurunkan kitab dan syariat yang baru melalui sebagian mereka. Kitab-kitab samawi tersebut, masing-masing saling membenarkan karena semuanya datang dari satu Tuhan dan semuanya berdasarkan kebenaran dan kejujuran. Oleh karenya, tidak mengherankan, kalau Allah yang menurunkan Taurat dan Injil kepada Musa dan Isa, juga menurunkan al-Quran kepada Muhammad Saw. Jika kalian memang mencari kebenaran, maka kalian harus mengimani. Namun jika kalian mengingkari atau kufur, maka kalian akan ditimpa hukuman Tuhan di dunia dan akhirat dan tidak ada jalan untuk lari. Dari ayat ini, kita petik beberapa pelajaran:
1. Tujuan dari kedatangan Rasul dan Nabi dan diturunkannnya kitab-kitab samawi adalah memberi petunjuk masyarakat dan menyatukan mereka berdasarkan kebenaran, bukannnya kitab itu sendiri menyebabkan pertikaiaan dan perselihan bagi mereka.
2. Pada waktu kita jatuh ke lembah kebingungan untuk mengenali kebenaran, maka kita harus kembali kepada al-Quran yang merupakan pemisah antara kebenaran dan kebatilan dan alat untuk mendeteksi mana yang benar dan mana yang salah atau batil. Ayat Ke 5-6: Artinya:
Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit. Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Salah satu dari akar dosa adalah lupa mengingat Allah. Manusia lupa kalau dirinya sedang dilihat dan berada di dalam pengawasan Tuhan. Dan apapun yang didengar, dikatakan atau dilakukan, semuanya tidak tersembunyi di mata Allah. Bukan hanya amal perbuatan manusia, melainkan apa yang ada di bumi dan langit dari berbagai makhluk, semuanya di sisi Allah terang dan diketahui dan tidak satupun yang terlepas dari penglihatan-Nya. Bahkan manakala keberadaan kita tersembunyi dari pandangan orang lain dan kita sedang menjalani hari-hari di dalam perut ibu kita ketika dalam bentuk janin, hanya Tuhan-lah yang melihat keberadaan kita. Bahkan Dia-lah yang membentuk kita sesuai dengan kehendaknya yang bijaksana. Bahkan pengaruh faktor-faktor keturunan ayah dan ibu terhadap anak adalah berdasarkan tadbir dan kebijaksananNya dan tidak keluar dari lingkaran kekuasaaan dan kehendak Tuhan.
Menarik sekali, topik pembentukan manusia oleh Tuhan terdapat di antara ayat yang berkaitan dengan diturunkannya kitab-kitab samawi. Mungkin hal ini menunjukkan poin ini bahwa Tuhan yang memberikan kehidupan kepada kalian di saat kalian berbentuk janin. Dia pulalah yang menumbuhkan batin dan ruh kalian dengan menetapkkan undang-undang dan menurunkan kitab dan menghidupkan masyarakat. Dari ayat ini, kita dapat memperoleh beberapa pelajaran:
1. Faktor banyaknya jumlah orang dan makhluk lain, tempat dan waktu, tidak satupun yang menyebabkan Allah tidak dapat mengetahui semua tadi.
2. Meskipun Allah Swt mampu melakukan segala perbuatan, namun Allah Swt tidak melakukan suatu pekerjaan bertentangan dengan hikmah, dan keinginan-Nya mengikuti hikmah-Nya. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar