Salah satu risalah terpenting dalam misi risalah para nabi adalah memerangi kebodohan, syirik, khurafat, kezaliman, ketidakadilan dan penistaan hak asasi manusia. Sebagai nabi yang membawa misi risalah terakhir dan rasul yang paling mulia, Nabi Muhammad Saw tidak pernah sejenakpun melalaikan tugasnya untuk menyelamatkan umat manusia dari kebodohan, diskriminasi dan kezaliman. Rasulullah Saw membawa program bimbingan terkait semua permasalahan yang dihadapi umat manusia dari yang paling parsial hingga yang paling penting, termasuk masalah hari kiamat, mata pencaharian, tugas dan tanggung jawab, ekonomi, politik, dan spiritual.
Ayat 25 surah al-Hadid menyebutkan tujuan utama dari pengutusan para nabi yaitu untuk menegakkan keadilan dan memerangi kezaliman. Ayat ini berbunyi; "Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan." (QS. 57:25)
Para nabi menentang ketidakadilan karena hal itu mencegah terwujudnya kehidupan yang baik bagi umat manusia. Allah Swt menyerupakan kehidupan yang baik atau hayat tayyibah dengan pohon yang kokoh, rindang dan penuh dengan buah. Di surat Ibrahim ayat 24-25 Allah Swt berfirman: Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
Permisalan itu juga disabdakan oleh Nabi Saw dalam menyifati keberhasilan misi risalah beliau. Saat menyaksikan sebagian sahabat menangis setelah menderita kekalahan dalam perang Mu'tah, beliau bersabda, "Jangan menangis. Sebab umatku ibarat kebun dimana pemiliknya telah berjerih payah memelihara, melakukan apa saja yang diperlukan dan memotong ranting-rantingnya berlebihan. Kebun ini akan segera menghasilkan dan setiap tahun akan memberi buah kepada masyarakat. Mungkin saja di akhir buahnya lebih besar dan rantingnya lebih panjang."
Revolusi Islam adalah sebuah gerakan yang lahir dari pandangan yang menjunjung tinggi keadilan dan melangkah untuk menghidupkan kembali cita-cita para nabi. Revolusi Islam adalah gerakan rakyat yang mendambakan hidupnya kembali nilai-nilai agung insani yang diajarkan oleh Nabi Saw. Gerakan ini muncul dalam bentuk revolusi besar yang juga mempengaruhi semua bangsa di dunia. Memang, revolusi yang memiliki dasar dan pondasi kuat pasti akan mempengaruhi lingkungan sekitar bahkan dunia.
Dengan terjadinya revolusi Islam muncul gelombang baru kembalinya umat Islam kepada sirah nabi dan hukum serta ajaran yang dibawa oleh beliau. Dengan kepemimpinannya atas revolusi Islam di Iran, Imam Khomeini (ra) mengenalkan kembali kaum muslimin kepada Islam yang murni. Revolusi Islam terjadi di seperempat terakhir abad 20 yang lantas menjadi fenomena besar yang mengubah tatanan dunia. Revolusi ini menggiring manusia ke arah nilai-nilai suci dan insani. Lahirnya fenomena ini di abad ke-20 membuktikan bahwa buah dari pohon yang ditanam oleh Nabi Saw tidak mengenal batas waktu untuk berbuah dan menghadiahkannya kepada umat manusia. Ajaran Nabi Saw meliputi semua manusia sepanjang masa dan untuk kebahagiaan hakiki mereka.
Mengikuti langkah Rasulullah, Imam Khomeini juga melakukan gerakan revolusi untuk menghidupkan Islam kembali. Revolusi ini dilandasi oleh semangat ketuhanan, terprogram dan dipenuhi dengan keimanan dan ketulusan. Beliau mengatakan, "Kita harus mendobrak dinding kebodohan dan khurafat untuk sampai ke mata air Islam murni yang diajarkan Nabi Saw. Hari ini, hal yang terbaik di dunia adalah Islam." Imam Khomeini memandang rakyat laksana cahaya kesucian dan kejujuran yang menarik masyarakat dunia ke arahnya.
Revolusi Islam berhasil menempatkan unsur agama di posisi teratas mengungguli unsur-unsur yang lain. Revolusi ini telah mengajukan ide-ide baru seperti perspektif politik Islam, keadilan sosial dalam tatanan internasional, hukum internasional Islam, serta persatuan agama dan madzhab. Revolusi Islam memberikan pesan tentang penghormatan kepada kebebasan bangsa-bangsa di dunia untuk berpikir, berpandangan dan berkemerdekaan. Pesan ini tersadur dari nilai insani yang diajarkan oleh Nabi, yang memberikan kehormatan kepada manusia dan mengakui hak alamiah bagi semua orang untuk memiliki kehidupan yang sehat dan dibawah lindungan keadilan. Nabi Saw memandang semua manusia sederajat dan semua layak untuk mendapat penghormatan.
Kemenangan revolusi Islam telah mengangkat derajat dan harga diri umat Islam di dunia. Umat Islam merasa bangga menjadi pengikut risalah Ilahiyah yang terakhir ini. Imam Khomeini dalam banyak kesempatan menegaskan bahwa revolusi Islam di Iran adalah revolusi yang berlandaskan ajaran murni Nabi yang menetapkan kehormatan bagi manusia. Dengan kata lain, revolusi Islam telah melahirkan gelombang baru di tengah umat Islam yang menghidupkan kembali Islam dan memberikan status yang layak kepada umat Islam dalam kehidupan politik dan sosial.
Ajaran Nabi Muhammad memberikan nilai insani kepada manusia khususnya kaum perempuan. Dalam banyak kesempatan beliau menjelaskan kedudukan tinggi kaum wanita dan hak mereka untuk memiliki harta dan kebebasannya. Di bawah naungan ajaran Nabi, kaum perempuan bisa mengembangkan potensi, serta membebaskan diri dari keterbelengguan, keterhinaan dan krisis identitas. Revolusi Islam adalah gerakan yang mengajak umat untuk kembali kepada ajaran ini, serta menciptakan peluang bagi kaum wanita untuk terjun ke tengah masyarakat dengan menjaga kehormatan dan kesuciannya. Salah satu bukti dari gerakan itu adalah majunya kaum wanita di Iran yang islami di kancah ilmu, sains, serta kegiatan sosial dan semisalnya.
Sosok pribadi Imam Khomeini, pemimpin besar revolusi Islam mengingatkan kita kepada keagungan pribadi Rasulullah Saw. Rakyat menyaksikan gambaran nyata dalam bentuknya yang lebih kecil dari figur agung Nabi yang hidup 14 abad lalu pada sosok Imam Khomeini dalam akhlak, ketaatannya beribadah, keterlibatannya dalam kehidupan sosial, rumah tangga, ekonomi dan politik. Sistem pemerintahan Islam ini juga dibangun sedemikian sehingga tolok ukur bagi pemimpin didasari pada keluhuran akhlak, kecakapan memimpin dan perilaku agung yang mengingatkan umat kepada Nabi Saw. Karena itu, dalam sistem pemerintahan ini, hubungan antara pemimpin dan rakyat terjalin dengan baik, yang landasannya adalah keyakinan yang diiringi cinta antara kedua belah pihak. Sang pemimpin yang salah satu syarat utamanya adalah kedalaman pengetahuannya akan agama dan hukum Islam, berkewajiban untuk menjalankan hukum Allah.
Dengan demikian, revolusi dan republik Islam telah menghidupkan pelita cinta di hati umat dan membuatnya siap untuk mendengar seruan dan pesan Nabi dan menerima pemerintahan rakyat yang dibentuk oleh manusia yang paling cakap dalam memimpin di antara para pengikut utusan terakhir Allah. Nabi Saw menyeru umat kepada apa saja yang diperlukan dalam kehidupan manusia sepanjang masa, dan hal itu pula yang dilakukan oleh Imam Khomeini mengikuti jejak sang Nabi. Republik Islam di Iran telah mengumpulkan manusia di bawah panji ketuhanan, kebebasan berpikir, makrifat, dan hak-hak manusia. Imam Khomeini mengatakan, "Jika iman dan amal dengan semua perintah Allah diterapkan dalam semua aktivitas sosial, politik, ekonomi dan semua sisi kehidupan manusia maka masalah hari ini yang paling rumit sekalipun akan terselesaikan. Hari ini, dunia terjebak dalam kebuntuan, dan tak ada alternatif kedua selain menyerah di hadapan hidayah para Nabi." (IRIB/AHF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar