Di riwayat disebutkan, empat puluh hari setelah peristiwa tragis di Padang Karbala (Asyura), rombongan keluarga dan sahabat Imam Husein yang masih tersisa dalam perjalanan ke Madinah dari Syam. Dalam perjalanan ini mereka singgah ke Karbala. Imam Ali Zainal Abidin as dan Sayidah Zainab, adik Imam Husein beserta rombongan menggelar acara azadari (peringatan duka) atas syahidnya penghulu pemuda surga. Disebutkan pula, Jabir bin Abdillah Ansari, sahabat besar Rasulullah pada hari itu juga berziarah di pusara Imam Husein dan bergabung dengan keluarga Nabi dalam acara Arbain Huseini. Hari itu, kenangan akan perjuangan para kesatria Bani Hasyim dan sahabat setia Imam Husein dalam membela cucu Nabi dan misi kebangkitan Asyura kembali terkuak. Para peserta arbain Huseini di Padang Karbala benar-benar tenggelam dalam kesedihan dan seraya melantunkan bait-bait syair.
Karavan keluarga Imam Husein beserta sahabatnya ini tinggal di Karbala selama tiga hari. Setelah menggelar acara azadari selama tiga hari dan mengenang para syuhada Karbala, akhirnya mereka melanjutkan perjalanannya ke Madinah.
Karbala adalah budaya keimanan dan pengorbanan serta Asyura adalah sejarah kepahlawanan, cinta dan kebenaran. Di sepanjang sejarah kebenaran belum pernah muncul secara agung seperti saat tragedi Karbala. Tak diragukan lagi spirit perjuangan Imam Husein ibarat mercusuar yang menyelamatkan kita dari jalan kesesatan. Rasulullah Saw bersabda,"Husein adalah cahaya petunjuk dan kapal penyelamat." Imam Husein adalah reformis besar sepanjang sejarah dan melandasi kebangkitannya dengan slogan perang terhadap penyimpangan agama. Ini adalah pembawaan sang reformis yang berusaha menyelamatkan masyarakat dari jalan menyimpang.
Imam Husein sangat menderita akibat kebodohan dan kesesatan umat Islam. Oleh karena itu, beliau berusaha keras menyadarkan umatnya. Kesadaran umat Islam dapat disebut sebagai dampak penting dari kebangkitan Asyura. Salah satu strategi pemimpin zalim adalah pembodohan masyarakat dan membuat mereka terlena, karena dengan strategi ini penguasa zalim dapat melanjutkan pemerintahannya. Sebuah pemerintahan zalim dan rusak tidak akan dapat bertahan dengan strategi kekerasan. Oleh karena itu, para penguasa zalim memanfaatkan kebijakan mengubah keyakinan dan pandangan rakyat demi menjamin kursi kekuasaannya.
Bani Umayyah dengan strategi ini berkuasa atas umat Islam dan berusaha menyelewengkan ajaran suci Rasulullah dan menyimpangkan ajaran agama demi kepentingan mereka. Dalam kondisi sensitif ini, hilangnya makrifat dan pengetahuan di tengah masyarakat maka kesesatan serta penyimpangan adalah hal yang pasti. Ketika dalam agama makrifat dan pengetahuan juga sirna maka banyak ajaran agama baik di bidang politik dan sosial mengalami penyimpangan. Kondisi ini ditambah dengan maraknya ulama yang menjadi antek pemerintah zalim dan andil dalam menyebarkan kesesatan di tengah umat.
Rasulullah Saw ketika masih hidup pernah memperingatkan kondisi seperti ini. Beliau bersabda," Di antara kalian akan muncul kelompok yang kalian menilai shalat, puasa serta amal ibadah mereka tidak sepadan dengan perbuatan kalian. Mereka membaca al-Qur'an, namun bacaan tersebut tidak melampaui tenggorokan mereka. Kelompok ini telah keluar dari agama seperti panah yang melesat dari busurnya." Nabi menyebut kelompok ini sebagai orang-orang yang menyimpang pemahamannya, cupat pandangannya dan keras kepala.
Imam Husein yang menyadari bahayanya kekuatan-kekuatan zalim yang diluarnya tampak alim, mulai menyadarkan umatnya. Beliau berusaha menciptakan gelombang kesadaran agama, sosial dan politik di tengah masyarakat Islam. Imam Husein saat mensifati kelompok penipu ini mengatakan," Agama hanya permainan lidah mereka. Mereka menjual agamanya demi kepentingan duniawi. Oleh karena itu, orang beriman sejati yang lulus cobaan sangat sedikit."
Bani Umayyah menjadikan agama sebagai alat politik kepentingan mereka dan mereka berusaha mengubah ajaran suci agama dan menyebarkannya di tengah-tengah umat. Imam Husein yang memahami strategi busuk ini bangkit melawan penguasa dan mulai memberi pencerahan sosial dan politik kepada umat. Beliau juga memperingatkan bahaya yang mengancam nilai-nilai suci ajaran Islam serta merebaknya kesesatan.
Imam Husein menyebut bahaya utama bagi umat Islam adalah penguasa zalim dan gila dunia. Dari sini beliau menentang keras pengangkatan Yazid bin Muawiyah sebagai khalifah umat Islam. Beliau menekankan pengangkatan seorang pemimpin saleh dan bertakwa. Oleh karena itulah Imam Husein menyebut kebangkitannya sebagai upaya untuk menyebarkan kebenaran dan melarang kemungkaran serta memperbaiki kondisi umat Islam. Pencerahan Imam Husein dan kesyahidannya ibarat petir yang menyambar dan membangkitkan kesadaran sejumlah umat Islam.
Ibnu Khaldun, sejarawan besar Islam terkait dampak kebangkitan Asyura menulis,"Gelombang anti pemerintahan Bani Umayyah dan antek-anteknya mulai bermunculan. Sejumlah umat Islam menyesal tidak membantu cucu Rasulullah dan secara perlahan kesadaran menyebar ke seluruh penjuru wilayah Islam. Di sinilah peluang kebangkitan Mukhtar terbuka lebar."
Peran Sayidah Zainab dan Imam Sajjad as dalam menyebarkan pesan Asyura juga tidak boleh dilupakan, karena peran ini sangat signifikan. Pidato keturunan Rasulullah ini di hari-hari pertama pasca Asyura baik di Kufah dan Syam menjadi percikan pertama kesadaran umat Islam. Upaya keduanya berhasil menggoncangkan pemerintahan Bani Umayyah dan memperjelas kebenaran misi perjuangan Imam Husein.
Kebangkitan Imam Husein memiliki banyak dimensi baik di bidang sosial maupun politik. Dampak ini tidak terbatas oleh waktu dan tempat. Setelah peristiwa Asyura, pesan kebangkitan Imam Husein masih terus memperlihatkan pengaruhnya. Hal ini disebabkan kebangkitan Asyura selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan. Setiap fase perjuangan Imam Husein senantiasa mengedepankan nilai-nilai luhur seperti tauhid, keadilan dan anti kezaliman. Dari sisi spirit dan kesempurnaan nilai-nilai kemanusiaan, perjuangan Imam Husein tiada bandingannya. Pengorbanan, keimanan dan makrifat membuktikan misi agung kebangkitan Imam Husein.
Kebangkitan Asyura adalah manifestasi peperangan antara ideologi agama dan ideologi duniawi. Dari sini dapat dipahami bahwa kebangkitan Asyura yang berasaskan agama senantiasa abadi, berpengaruh dan menjadi inspirasi bagi setiap insan di bumi. Hal ini dapat dibuktikan sepanjang sejarah. Setiap kebangkitan yang mengambil contoh dari asas kebangkitan Imam Husein saat ini pasti memberikan hasil yang memuaskan dan berhasil menolong rakyat tertindas. Contoh nyata adalah Mahatma Gandhi, pejuang India. Ia mencontoh perjuangan Imam Husein dalam membebaskan rakyat India dari penindasan Inggris.
Revolusi Islam Iran adalah contoh lain dari berkah kebangkitan Imam Husein. Revolusi Islam Iran terbentuk dari nilai-nilai dan ajaran Asyura serta berhasil menumbangkan diktator Pahlevi. Hingga kini revolusi Iran tetap tegar dan melanjutkan misinya menentang kekuasaan zalim.
Asyura tak lebih hanya satu hari, namun pengaruhnya kekal hingga saat ini. Hati-hati suci terpengaruh oleh perjuangan Imam Husein. Kebangkitan Imam Husein sejak tahun 61 hijriah hingga kini ibarat mata air yang jernih dan menjadi tujuan para pencari kebenaran dan keadilan. Kebangkitan ini juga menjadi inspirasi bagi perjuangan menegakkan keadilan dan kebenaran di seluruh dunia. Ajaran Asyura tetap abadi sepanjang sejarah dan menjadi panutan segenap umat manusia pecinta keadilan dan penentang kezaliman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar