Laman

Jumat, 29 April 2011

Potret Sang Nabi Mulia Dalam Hadis Bukhari (Nabi saw. Menggilir Sembilan Istri beliau Dalam Satu Malam Dengan Sekali Mandi!)


Antara Penghormatan Allah SWT Dan Gambaran Bukhari Tentang Aktifitas Kehidupan Malam Nabi Muhammad saw.

Bagaimana Nabi mulia kita saw. mengisi waktu-waktu paling berharga beliau… Apakah seperti yang Allah firmankan dalam surah al Muzammil (73):
يا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ 
Hai orang yang berselimut (Muhammad) (1)
قُمِ اللَّيْلَ إِلاَّ قَليلاً


bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (2)
نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَليلاً 
(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, (3 )
أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَ رَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتيلاً 
atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan- lahan. (4)
إِنَّا سَنُلْقي‏ عَلَيْكَ قَوْلاً ثَقيلاً

Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat (5)
إِنَّ ناشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئاً وَ أَقْوَمُ قيلاً

Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.(6)
Dan juga dalam ayat:
إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنى‏ مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَ نِصْفَهُ وَ ثُلُثَهُ وَ طائِفَةٌ مِنَ الَّذينَ مَعَكَ وَ اللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَ النَّهارَ عَلِمَ أَنْ لَنْ تُحْصُوهُ فَتابَ عَلَيْكُمْ فَاقْرَؤُا ما تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضى‏ وَ آخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَ آخَرُونَ يُقاتِلُونَ في‏ سَبيلِ اللَّهِ فَاقْرَؤُا ما تَيَسَّرَ مِنْهُ وَ أَقيمُوا الصَّلاةَ وَ آتُوا الزَّكاةَ وَ أَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً وَ ما تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْراً وَ أَعْظَمَ أَجْراً وَ اسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحيمٌ 
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang- orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali- kali tidak dapat menentukan batas- batas waktu- waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang- orang yang sakit dan orang- orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang- orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (20 )
Bagaimana Nabi mulia kita saw. menyambut seruan Allah SWT dalam firman-Nya:
وَ مِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نافِلَةً لَكَ عَسى‏ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقاماً مَحْمُوداً 
Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah- mudahan Tuhan- mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (79)
Apakah Nabi mulia saw. mengindahkan perinyath Tuhannya dengan mengisi waktu-waktu malam beliau dengan bertahajjud, menegakkan shalat sebagai media spiritual taqarrub/mendekatkan diri kepada Allah sebagai mempersiapkan jiwa untuk menerima wahyu/qaulan tsaqilan?
Apakah Nabi mulia pujaan Allah tidak menggubris  perintah Allah untuk menghidupakn malam-malam beliau dengan ibadah sebab waktu malam -seperti difirmnankan Allah: Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan?
Para ulama dan ahli tafsir Sunni menerengkan bahwa perintah dalam ayat-ayat di atas itu bersifat wajib atas Nabi saw. Artinya menghidupkan waktu malam beliau dengan bertahajjud adalah sebuah kewajiban… sebagai  mana mengisi malam-malam beliau dengan bangus separoh malam atau melebihkan atau mengurangi sedikit darinya  adalah juga sebuah kewajiban atas Nabi saw. demikian ditegaskan Ibnu Katsir dalam Tafsirnya,4/434.
Mengihupkan waktu malam dengan beribadah adalah ciri hamba-hamba veriman yang Allah banggakan dalam firman-Nya:
تَتَجافى‏ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفاً وَ طَمَعاً وَ مِمَّا رَزَقْناهُمْ يُنْفِقُونَ 
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (QS. al Sajdah[32]:16)
lalu bagaimana Bukhari kebanggaan ulama Ahlusunnah mengisahkan kegiatan Nabi mulia kita dalam mengisi malam-malam beliau? Apakah sesuai yang digambarkan Allah dalam Al Qur’an suci-Nya…. Beliau mengisinya dengan bertahajjud, beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT? Ataukah KITAB TERSHAHIH SETELAH AL QUR’AN ini benar-benar meiliki informasi yang luput terekam oleh memori Al Qur’an? Apakah Shahih Bukhari ingin membongkar edisi kehidupan Nabi saw. yang sengaja dirahasiakan Allah SWT karena akan mencoreng nama harus dan reputasi Nabi kebanggan dan pujaan-Nya?!
Atau jangan-jangan informasi yang disajikan Bukhari dalam Shahihnya ini yang patut dicurigai sebagai konspirasi musuh-musuh Islam dalam menjatuhkan wibawa Nabi saw. dan kenabian?
Jawabnya kami serahkan kepada Anda..
Bagaimana Bukhari Mempotret Aktifitas Malam Nabi Muhammad saw.
Mungkin mirip seperti layaknya paparazi… para sahabat meneropong dan berusaha mendapat informasi terkini dan terheboh tentang aktifitas kehidupan malam Nabi Muhammad saw. mereka memerhatikan setiap gerik dan sepak terjang beliau… dari satu kamar/bait ke kamar lain… mereke begitu penasaran… apa kira-kira yang dilakukan Nabi saw. dengan masuk keluar dari satu kamat/bait seorang istrinya ke kamar istri lainnya… . dan akhirnya mereka mengerathii bahwa Nabi saw. ternyata memberikan nafkah batin secara merata… Nabi saw. melakukan aktifitas seks… hubungan badan dengan semua istri beliau dalam satu malam… dan hanya ddengan sekali mandi…. Entah dari mana mereka tahu bahwa Nabi saw. melakukan aktifitas seks dengan istri-istri beliau… dan setelahnya beliau pun tidak langsung mandi, tetapi melanjutkan ke kamar lain untuk melakukan senggama dengan istri lain lagi dan demikian seterusnya sehingga sembilan istri beliau kebagian jatah semuanya…. sungguh aneh dan luar biasa kecanggihan daya lacak para sahabat itu… entah ada CC TV di setiap ruang kamar beliau (Wal Iyadzu billah)?
Atau malaikat Jibril as. turun kepada mereka mewahyukan semua aktifitas Nabi mulia di dalam bilik-bilik kamar dengan istri-istri beliau?
Atau Nabi saw. setiap hendak melanjutkan aktifitasnya ke kamar istri lain mampir terlebih dahulu kepada para sahabat (yang begitu bersemangat merekam “Sunnah Nabi”) dan memberitahukan kepada mereka apa yang tadi barusan beliau lakukan di dalam kamar tertutup itu?
Atau jangan-jangan istri-istri beliau yang membocorkan kegiatan seks Nabi saw. yang menggilir mereka dengan sekali mandi?
Wallahu A’lam.
Dalam Shahih-nya yang diyakini mayoritas ulama Ahlusunnah kitab tershahih setelah Kitab Suci Al qur’an, Bukhari mengulang-ulang pengisahan riwayat dari sahabat Anas ibn Malik yang mengatakan bahwa Nabi mulia saw. mengisi malam-malam hening beliau  (yang Allah firmankan dalam Al Qur’an-Nya sebagai waktu utama untuk menegakkan shalat dan mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah dan merenung akan kemaha agungan kerajaan-Nya) dengan hanya melanpiaskan hasrat birahi beliau dengan menggilir sembilan atau sebelas istri beliau dalam satu malam dengan sekali mandi.
Waktu malam yang sebenarnya harus dijadikan kendaraan untuk terbang menuju maqam agung kedekatan  di sisi Allah SWT.
Gosip tentang rutinitas Nabi saw. tersebut telah menjadi gosip dan buah bibir di kalangan para sahabat Nabi mulia saw. Mereka menggosipkan bahwa Nabi mulia diberi kekuatan seks (waliyâdzu billah) seperti kekuatan tiga puluh pria. Dan itu adalah ciri kesempurnaan kenabian Nabi Muhammad saw.!!
Riwayat tentang gossip di atas dapat Anda jumpai dalam berbagai tempat dalam Shahih Bukhari dan Muslim. Di bawah ini akan saya sebutkan beberapa darinya:
§  Riwayat-riwayat Bukhari
1- Shahih Bukhari: Kitabul Ghusl, Bab Idza Jama’ Tsumma ‘Ada Wa Man Dâra ‘Alâ Nisâ’ihi Fi Ghuslin Wâhidin (Jika seorang bersetubuh kemudian ia kembali dan orang yang berkeliling menggauli istri-istrinya dengan satu kali mandi):1\73 hadis nomer:268.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ قَتَادَةَ قَالَ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدُورُ عَلَى نِسَائِهِ فِي السَّاعَةِ الْوَاحِدَةِ مِنْ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَهُنَّ إِحْدَى عَشْرَةَ قَالَ قُلْتُ لِأَنَسٍ أَوَكَانَ يُطِيقُهُ قَالَ كُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّهُ أُعْطِيَ قُوَّةَ ثَلَاثِينَ وَقَالَ سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ إِنَّ أَنَسًا حَدَّثَهُمْ تِسْعُ نِسْوَةٍ
… dari Anas ibn Malik, ‘Ia berkata, ‘Adalah Nabi saw.  berkeliling mengilir sembilan -bahkan dalam sebagaian riwayat- sebelas istri beliau dalam satu malam dengan hanya sekali mandi. Dan dalam sebagaian darinya ditanyakan kepada Anas: Apakah Nabi saw. mampu melakukan senggama dengan sembilan istri beliau semalam? Maka Anas menjawab , “Kami sering berbincang-bincang bahwa beliau di beri kekuatan tiga puluh leleki.
2. Shahih Bukhari: Kitabul Ghusl, Bab: al-Junub Yakhruju Wa Yamsyi Fi as-Suuq wa Ghairihi ( Seorang yang junub keluar dan berjalan di pasar dan lainnya):1\76 hadis nomer:284.
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ حَمَّادٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُمْ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ فِي اللَّيْلَةِ الْوَاحِدَةِ وَلَهُ يَوْمَئِذٍ تِسْعُ نِسْوَةٍ.
…dari Qatadah, ia bertutur bahwa Anas ibn Malik mengabarkan kepada mereka bahwa Nabi Allah saw. mengitari sembilan istrinya dalam satu malam. Dan ketika itu beliau mempunyai sembilan orang istri.
3. Hadis yang sama juga diriwaytakan dalam Kitabun-Nikah, Bab Katsratun-Nisa’(Banyaknya istri):7\4 hadis nomer:5068.
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ حَمَّادٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُمْ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ فِي اللَّيْلَةِ الْوَاحِدَةِ وَلَهُ يَوْمَئِذٍ تِسْعُ نِسْوَةٍ
Hadis yang sama juga diriwaytakan dalam Kitabun-Nikah, Bab: Man Thafa Ala Nisa’ihi Fi Ghuslin Wahidin (Orang yang berkeliling megauli istri-istrinya dengan satu kali mandi):7\44, hadis nomer:5215.
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ حَمَّادٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُمْ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ فِي اللَّيْلَةِ الْوَاحِدَةِ وَلَهُ يَوْمَئِذٍ تِسْعُ نِسْوَةٍ
§  Riwayat-riwayat Muslim
Shahih Muslim dalam :Kitab al-Haidl , hadis nomer :467.
و حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَبِي شُعَيْبٍ الْحَرَّانِيُّ حَدَّثَنَا مِسْكِينٌ يَعْنِي ابْنَ بُكَيْرٍ الْحَذَّاءَ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ هِشَامِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ بِغُسْلٍ وَاحِدٍ.
…dari Hisyam ibn Zaid dari Anas, “Sesungguhnya Nabi saw. mengitari istri-istrinya dengan sekali mandi.”
§  Riwayat-riwayat Turmudzi
Shahih at-Turmudzi : Kitab ath-Thaharah, Bab Mâ Jâ’a fi ar rajuli Yathûfu alâ Nisâ’ihi Bighuslin wahidinhadis nomer :130.
حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ فِي غُسْلٍ وَاحِدٍ.
قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي رَافِعٍ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَنَسٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ بِغُسْلٍ وَاحِدٍ وَهُوَ قَوْلُ غَيْرِ وَاحِدٍ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْهُمْ الْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ أَنْ لَا بَأْسَ أَنْ يَعُودَ قَبْلَ أَنْ يَتَوَضَّأَ وَقَدْ رَوَى مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ هَذَا عَنْ سُفْيَانَ فَقَالَ عَنْ أَبِي عُرْوَةَ عَنْ أَبِي الْخَطَّابِ عَنْ أَنَسٍ وَأَبُو عُرْوَةَ هُوَ مَعْمَرُ بْنُ رَاشِدٍ وَأَبُو الْخَطَّابِ قَتَادَةُ بْنُ دِعَامَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى وَرَوَاهُ بَعْضُهُمْ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يُوسُفَ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ ابْنِ أَبِي عُرْوَةَ عَنْ أَبِي الْخَطَّابِ وَهُوَ خَطَأٌ وَالصَّحِيحُ عَنْ أَبِي عُرْوَةَ.
…dari Qatadah dari Anas bahwa Nabi saw. mengitari istri-istrinya dengan sekali mandi.
Dan dalam bab (masalah) ini terdapat hadis dari Abu Râfi’. Abu Isa (at Turmudzi) berkata, “Hadis (riwayat) Anas adalah hadis hasan shahih, bahwa Nabi saw. mengitari istri-istrinya dengan sekali mandi. Dan ini adalah pendapat banyak kalangan ahli ilmu (ulama), diantaranya adalah Hasan al Bshri, yaitu tidak mengapa kembali menggauli sitri sebelum berwudhu’… .”
§  .Riwayat-riwayat Nasa’i
Sunan an-Nasa’i: Kitab ath-Thaharah, bab Ityânu Nisâ’ Qabla Ihdâtsil Ghusli, hadis nomer :263 dan 264, Kitab an-Nikah : hadis 3147.
أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَيَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَاللَّفْظُ لِإِسْحَقَ قَالَا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ حُمَيْدٍ الطَّوِيلِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَافَ عَلَى نِسَائِهِ فِي لَيْلَةٍ بِغُسْلٍ وَاحِدٍ.
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ قَالَ أَنْبَأَنَا مَعْمَرٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ فِي غُسْلٍ وَاحِدٍ.
Dan dalam Kitab an-Nikah, Bab Dzikru Amri Rasulillah saw. fi an Nikah…: hadis 3147.
أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ مَسْعُودٍ عَنْ يَزِيدَ وَهُوَ ابْنُ زُرَيْعٍ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ أَنَّ أَنَسًا حَدَّثَهُمْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ فِي اللَّيْلَةِ الْوَاحِدَةِ وَلَهُ يَوْمَئِذٍ تِسْعُ نِسْوَةٍ
§  Riwayat-riwayat Abu Daud
Sunan Abu Daud: Kitab ath-Thaharah, Bab Fil Junubi Ya’ûd, hadis nomer:188.
حَدَّثَنَا مُسَدَّدُ بْنُ مُسَرْهَدٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَافَ ذَاتَ يَوْمٍ عَلَى نِسَائِهِ فِي غُسْلٍ وَاحِدٍ قَالَ أَبُو دَاوُد وَهَكَذَا رَوَاهُ هِشَامُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ وَمَعْمَرٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ وَصَالِحُ بْنُ أَبِي الْأَخْضَرِ عَنْ الزُّهْرِيِّ كُلُّهُمْ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم
§  Riwayat-riwayat Ibnu Majah
Sunan Ibnu Majah : Kitab ath-Thaharah, hadis nomer: 581 dan 582.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ وَأَبُو أَحْمَدَ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ فِي غُسْلٍ وَاحِدٍ.
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ صَالِحِ بْنِ أَبِي الْأَخْضَرِ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَنَسٍ قَالَ وَضَعْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غُسْلًا فَاغْتَسَلَ مِنْ جَمِيعِ نِسَائِهِ فِي لَيْلَةٍ
Aku menyiapkan air mandi untuk Rasulullah saw., lalu beliau mandi sekali untuk (bersesuci dari menggauli) seluruh istri-istrinya dalam satu malam.”
§  Riwayat-riwayat Imam Ahmad dalam Musnad
10. Musnad Ahmad bin Hambal :Juz 3 hal99,11,161,166,185,189,225,239 da 252.
§  Riwayat-riwayat Darimi
11. Sunan ad-Darimi: Kitab ath-Thaharah hadis nomer:746 dan 747. 
Kisah Luapan Birahi Setan Khalifah Agung Ahlusunnah
Nah, sekarang coba bandingkan antara sang Nabi mulia saw. dengan seorang Khalifah bejat yang hanya pandai melampiaskan syahwat birahinya…. Setelahnya Anda pasti mulai mengerti sebagian dari tujuan diproduksinya riwayat-riwayat yang mendeskriditkan keagungan dan kehormatan Nabi agung Muhammad saw.
Jika seorang Khalifah Rasulullah (?!) kerasukan syahwat bandang, maka tak ada apapun yang mampu menghentikannya, kecuali ajaran agama. Jika agama dapat diajak kompromi, itu pasti kerena kelihaian Sang Abu Yusuf; Qadhi andalan Sang Khalifah Rasulillah di saat kepepet!
Pada suatu ketika Khalifah Harun ar-Rasyid jatuh cinta kepada seorang budak wanita milik Isa ibn Ja’far, ia meminta dari Isa agar menghibahkan budak tersebut untuknya, akan tetapi Isa menolak dengan alasan karena ia telah bersumpah untuk tidak menjual dan atau menghibahkannya kepada siapapun, dan konsekuensi dari melanggarnya adalah akan jatuh (thalaq) cerai atas istrinya, memerdekakan seluruh budaknya dan mensedekahkan segala yang ia miliki.
Disini, sekali lagi diperlukan kelihaian dalam meramu fatwa agar budak wanita yang seksi dan molek itu tetap dapat di nikmati sang Khaifah, sementara Isa ibn Ja’far tidak harus terbentur oleh sumpah yang terlanjur ia ucapkan. Sekali lagi, disini Anda akan menyaksikan terobosan baru yang spektakuler dalam dunia ramu-meramu fatwa yang diatraksikan oleh sang Qadhi al-Qudhaat kaliber dunia, Abu Yusuf. Ia memberikan solusi dengan mengatakan kepada Isa bagilah budak itu menjadi dua bagian, separoh pertama hibahkan untuk ar-Rasyid dan separoh kedua di jual, dengan demikian ia keluar dari sumpahnya, sebab ia tidak menjual semuanya dan tidak menghibahkan semuanya, akan tetapi menjual separoh dan menghibahkan separoh lainnya!!
Dan untuk imbal jasa jerih payah memeras otak dalam meramu fatwa tersebut ia berhak menerima hadiah sebesar dua ratus ribu dirham dan dua puluh pak/kotak baju.Tentang aktraksi fatwa dia atas Ibnu as-Sammak berkomentar: sesungguhnya jika aku berkata bahwa Abu Yusuf itu gila tidak ada seorangpun yang menerima ucapanku, namun sebenarnya ia adalah seorang yang sedang bergulat dengan dunia tapi ia dijatuhkan/di kalahkan.[1]
__________________________________
[1] Tarikh Baghdad:14/250 dan 255.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar