Laman

Selasa, 19 April 2011

DIALOG (MUNASYADAH) ANTARA IMAM HASAN BIN ALI BIN ABI THALIB as DENGAN MUAWIYAH BIN ABU SUFYAN BESERTA PENDUKUNGNYA Imam Hasan Membongkar Jati Diri Musuh-Musuh Islam


Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma sholi ala Muhammad wa aali Muhammad
Kajian ilmu sejarah diperkenalkan dengan istilah “sejarah pesanan”, sebuah penulisan sejarah yang diskenariokan sang tokohnya dengan atribut ke “serba lebihan’, sementara lawan dari sang tokoh itu di identikan dengan ke “serba jahat” atau “serba kurang” alias “bisa-biasa saja’ Demikianlah sejarah Islam,  Demikianpula sejarah islam, tokoh-tokoh yang pada dasarnya besar bahkan Allah dan Rasulunya memuji berkali-kali akan kebesaran tokoh ini tiba-tiba tinta sejarah menjadi  lumer… sementara  mereka yang disebut para ‘Thulaqa” tiba-tiba hadir dalam catatan sejarah dengan tinta emas.. melibas habis kebesaran tokoh-tokoh sentral pendiri Islam itu…. Tentapi beruntunglah Allah justru memadamkan apai kejahatan dibalik reruntuhan catatan sejarah, tersembul lembaran otokritik sekaligus antitesis dari sejarah yang sudah mapan… Imam Hasan b Ali bin Abi Thalib as membongkar jati diri musuh-musuh islam yang dalam catatan sejarah tertulis dengan tinta emas. Imam Hasan menunjukan siapa sesungguhnya : Mu`awiyah b. Abi Sufyan, `Amru b. `Uthman b. `Affan, `Amru b. al-`As, `Atbah b. Abi Sufyan, al-Walid b. `Uqbah b. Abi Mu`it,  al-Mughirah b. Syu`bah dan Marwan bin Hakam, bagaiamana Allah dan Rasulullah memandang mereka…



Redaksi syiahnews.wordpress pada kesempatan ini menyajikan Munasyadah antara Imam Hasan dan Muawiyah beserta pendukungnya, semula majlis ini dimaksudkan oleh Muawiyyah cs sebagai ajang untuk “memblejeti Imam Hasan as” sekaligus mempermalukan Imam Hasan as… tetapi….Dialog ini diklutip dari “Kitab al Ihtijaj” juz I halaman 269-279 karya ulama besar Abu Mansur Ahmad Bin Ali Bin Abu Thalib al Tabarsi  yang sudah dialih bahasakan oleh Prof. Dr Lutpi bin Ibrahim.
Munasyadah Antara Imam Hasan dan Muawiyah dan pendukungnya
Diriwayatkan  dari al-Sya`bi, Abi Mikhnaf dan  Yazid  b. Habib al-Misri sesungguhnya mereka berkata: Sesungguhnya tidak terdapat pertengkaran di dalam Islam , hingga pada suatu hari terdapat orang berkumpul  di satu majlis yang kemudian majelis itu telah membuat gempar. Dalam majelis tersebut dihadiri oleh : Mu`awiyah b. Abi Sufyan, `Amru b. `Uthman b. `Affan, `Amru b. al-`As, `Atbah b. Abi Sufyan, al-Walid b. `Uqbah b. Abi Mu`it,  al-Mughirah b. Syu`bah, mereka memiliki kesamaan pandangan.

Amru b. al-`As berkata kepada Mu`awiyah :
“Mengapa anda  tidak mengutus orang agar  Hasan bin `Ali dapat hadir disini (untuk mengetahui pandanganya),  bukankah dia telah menghidupkan sunnah Bapaknya. Langkah (dia justru) digerakkan di masa lalu,  dia mengikutinya dengan sangat patuh. Percaya­lah, perkara ini (jika tidak dibicarakan dengan mendatangkan Hasan)  akan membawa kepada perkara yang lebih besar dimasa datang. Sekiranya anda mendatangkan dia disini  nis­caya kami akan menghinanya dan menghina  bapaknya. Kami  akan  mencacinya dan mencaci bapaknya. Kami akan memperkecil  dirinya dan  memperkecil bapaknya. Dan kami akan terus melakukannya sampai dia membenarkan anda.

Mu`awiyah  berkata  kepada mereka:
Aku khawatir (jika Hasan b Ali dihadirkan)  kita  akan dibelenggu dengan kehinaan sebagaimana hinaya kita dilempar dalam kubur. Demi  Tuhan, sesungguhnya aku  melihat Hasan b Ali  dengan penuh kebencian. Dengan alasan itu  aku  akan mempermalukan dirinya.Sesungguhnya jika aku mendatangkanya itu semata-mata untuk mengajarinya dan mempermalukan dia di hadapan kalian.[1]

Amru b. al-`As berkata:
“Apakah anda sedemikian khawatir, bukankah kadangkala kebatilannya mengatasi kebenaran kita, kesakitannya mengatasi kesehatan  kita?

Muawiyyah  menjawab:
“Tidak”

Amru b. al-`As berkata:
“Jika keadaannya begitu,  suruhlah Hasan b Ali datang kemari”

Utbah  berkata:
“Aku kurang yakin untuk menghadirkan Hasan b Ali disini. Demi Tuhan, kita tidak akan mampu untuk menghadapinya, bahkan justru dia sangat mampu untuk  menghadapi kita semua. ingatlah dia salah satu dari  Ahl al-Bait  yang handal dan cerdas.

Tetapi kemudian  mereka memutuskan untuk menghadirkan Hasan dalam majelis mereka, kemudian  diutus seorang  lelaki kepada Hasan untuk datang di majelis itu Setelah utusan bertemu hasan,  lantas  dia  berkata kepada Hasan:

Utusan Muawiyah berkata:
Mu`awiyah  mengundang anda untuk hadir dalam majelisnya

Imam Hasan b Ali as bertanya:
Siapa saja yang bersamanya?

Utusan Muawiyah itu menjawab:
Di sisinya si  polan dan  si polan. Dia menyebut nama-nama mereka semua.

Imam Hasan bin Ali as berkata:
Sungguh malang mereka,  azab akan segera  mendatangi mereka dalam keadaan mereka tidak menyedarinya.

Kemudian Imam Hasan bin Ali as berkata:
Wahai jariah ( seorang pembantu imam) ambilkan kain  untukku.

Kemudian  Imam Hasan as berkata:
Wahai  Tuhanku, sesungguhnya  dengan Engkau aku menolak ancaman mereka, aku  mohon perlindungan-MU darip segala kejahatan mereka, aku mohon  pertolongan-Mu  atas rencana mereka. Lantaran itu lindungi  aku  dari mereka menurut kehendak Engkau, bilamana Engkau kehendaki dengan segala kekuatan Engkau ya arhama al-Rahimin.

Kemudian  Imam Hasan as berkata kepada utusan muawiyah:
“Ini adalah doa untuk mem­ohon kemenangan”

Ketika Imam Hasan b Ali tiba di majelis,  Mu`awiyah menyambutnya, Muawiyah menjabat tangan Imam Husain b Ali

Imam Hasan b Ali as  berkata:
Sesungguhnya orang yang  anda  sambut kedatangannya adalah satu jaminan keselamatan untuknya dan “berja­bat tangan” merupakan satu  tanda perdamaian.

Mu`awiyah berkata:
Ya! kami mengutus anda  datang ke mari supaya anda meengakui bahwa sesungguhnya `Utsman telah dibunuh secara kejam dan  sesungguhnya bapak kamulah  yang membunuh Utsman. Oleh karena  itu  dengarkanlah  dan camkan  kata-kata kami  kemudian  berilah jawabannya  kepada kami sebagaimana mereka akan menanyai kamu. Walau bagaimanapun kedudukanku tidak menghalang kamu untuk  memberi jawaban kepada kami.

Imam Hasan b Ali as  berkata:
Subhanallah, saya anda undang untuk datang ke rumah anda dan  dengan kemurahan izin anda,  Demi Allah aku akan  mem­beri jawapan  kepada majelis menurut apa  yang  majelis ini kehendaki.  Sesungguhnya aku merasa malu kepada tuan rumah ini  (Muawiyyah b Abu Sofyan) karena dalam satu perkara justru akan membuka aib.  Dan jika saya memberikan jawaban yang mematahkan pendapat mereka, sesungguhnya aku merasa malu kepada tuan rumah (Muawiyyah) karena ini menunjukan kelemahan. Karena dalam beberapa hal ada yang harus diakui dan beberapa hal yang lain harus diakui kekeliruanya. Sesungguhnya jika  aku mengetahui bahwa kalian bermaksud mempertanyakan sesuatu kepadaku, niscaya  aku akan datang  bersama Bani Hasyim sebanyak bilangan mereka.  Disebabkan kalian hanyamenghendaki diriku,  dan kalian akan bertindak diluar sepengetahuanku  terhadapku. Sesungguhnya Allah `Azza Wajalla yang  menjadi waliku pada hari ini dan selepasnya. Lantaran  itu  silahkan kalian berbicara,  aku  akan mendengarkannya. Tidak ada  kekuatan melainkan dengan Allah S.W.T.

`Amru  b. `Uthman b. `Affan berkata:
Sesungguhnya aku  tidak ingin mendengar  perkataan seperti hari ini, dari  seorang keturunan Bani  `Abdu l-Muttalib setelah peristiwa  pembunuhan `Utsman. Sedangkan  Utsman  adalah sepupu mereka, mempunyai kedudukan yang tinggi dalam Islam  teru­tamanya di sisi Rasulullah (s.`a.w).  Ketahuillah, tindakan kalian kepada Utsman, menunjukan sejahat-jahatnya penghormatan kepada  Allah karena kalian telah menga­lirkan  darahnya menciptakan permusuhan dan  menabur  fitnah,  karana hasad  dengki kalian menuntut apa yang bukan  menjadi  milik kalian. Bukankah kamu mengetahui bahwa Utsman  merupakan orang yang terdahulu memeluk Islam dan kedudukannya yang tinggi di  sisi  Allah  dan Rasul-Nya.Alangkah hinanya jika Hasan bin Ali dan seluruh Bani `Abdu  l-Muttalib  menjadi pembunuh `Utsman! di saat mereka masih hidup, mereka  berjalan ke  mana  mana sedangkan `Utsman mati  berlumuran darahnya.  Di samping itu, kami mempunyai hak untuki menuntut bela atas  sembi­lan belas darah Bani Umayyah yang dibunuh di Badr.

Kemudian `Amru b. al-`As menyahuti dan berkata:
“Kami mengutus kepada kamu agar salah satu anak lelaki Abu Turab  datang dalam majelis ini dan kami meminta pengakuan dari kamu  bahwa  sesung­guhnya bapk  kamulah   yang telah meracun  Abu  Bakr  al-Siddiq, bersekongkol membunuh `Umar  al-Faruq  dan  pembunuhan `Utsman dhi al-Nuraini secara zalim.  Dan Bapak kamu  menuntut  khalifah yang bukan haknya. Bapak kamu telah menabur fitnah.

Amru b. al-`As  melanjutkan perkataanya :
“Ketahuilah  kalian wahai Bani Abdu l-Muttalib, Allah tidak mengkaruniakan al-Mulk(pemerintahan)  kepada kalian. Lantas kalian ingin menguasai apa yang tidak halal  bagi  kalian.  Wahai kamu  Hasan, Kamu mengatakan bahwa kamu adalah  Amir al-Mukminin, sedangkan kamu tidak mempunyai kemampuan dalam masalah kekhalifahan.  Justeru karena itu  menjadi alasan bagiku untuk meninggalkan si bodoh yang berada di kalangan Quraisy. Kebodohan kamu disebabkan perbuatan bapak kamu yang jahat.  Sesungguhnya kami mengundang  kamu  semata-mata untuk menunjukan kejahatan  kamu dan bapak kamu.  Kamu  tidak akan mampu mengelak dari tuduhan kami apalagi  membohongi kami  menge­nainya, tetapi sekiranya kamu dapati kami berbohong dalam  sesuatu perkara atau kami mengatakan sesuatu  yang tidak benar maka silahkan anda membantahnya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya  kamu  dan bapak kamu adalah sejahat-jahat makhluk Allah. Adapun mengenai bapak kamu syukurlah bahwa Allah telah membunuhnya  dan mengasingkannya.  Adapun  kamu berada di dalam kekuasaan  kami, kami  boleh membuat pilihan. Demi Allah sekiranya kami  membunuh kalian tidaklah (kami) berdosa di sisi Allah dan tidak mendatang­kan keaiban di sisi orang banyak.

Kemudian `Atbah bin Abu Sufyan berkata:
Wahai Hasan, sesung­guhnya  bapak kamu adalah sejahat-jahat orang Quraisy bagi kabilah Quraisy.  Dia telah memutuskan silat al-Rahim di kalangan Quraisy  dan menga­lirkan darahnya.Sesungguhnya kamu berasal dari kalangan  pembunuh-pembunuh `Utsman.Justeru itu kami berhak membunuh kamu karenanya. Sesungguhnya  kamu wajib membayar ganti rugi sebagaimana disebutkan  di dalam kitab Allah Azza Wajalla dan kamilah orang yang memerangi anda mengenainya. Adapun bapak kamu, Allah telah membunuhnya  dan  ia  sudah selesai.  Adapun harapan  kamu untuk mendapatkan khilafah, maka kamu bukanlah orang yang layak mengenainya krena kamu tidak memiliki kemampuan  dalam semua segi.


Kemudian  al-Walid bin `Uqbah bin Abi Mu`it  berbicara seperti yang lainya dia berkata:
Wahai Bani Hasyim!  Kalianlah  orang pertama yang telah menyebarkan  aib  `Utsman dan mengumpulkan orang banyak untuk menentangnya.  dan  kalian membunuhnya  kerana kalian menginginkan al-Mulk (pemerintahan),  memutuskan Silat  al-Rahim, membinasakan  umat,  mengalirkan  darah  mereka karena mengejar kekuasan, mengejar dunia yang buruk dan mencintainya, sedangkan `Utsman adalah bapak saudara  kalian.  Dia adalah ipar kalian dan Utsman adalah sebaik-baik ipar.  Sesungguhnya  ka­lianlah orang pertama  yang  hasad  kepadanya  dan  mencacinya. Kemudian kalian merencanakan  pembunuhannya.  Apakah kamu tidak berfikir tentang azab Allah yang bakal ditimpakan kepada kalian.

Kemudian  Mughirah  bin Syu`bah pula berkata:
Wahai  Hasan! Sesungguhnya  `Utsman telah dibunuh secara zalim. Justeru  itu bapak kamu tidak dapat menghindar dari tanggungjawab bahwa dia adalah si pembunuhan  terse­but.  Kami  katakan kepadamu bahwa bapakmu telah melindungi pembunuh-pembunuh `Utsman dengan berbagai cara.  Dan itu sudah cukup sebagai bukti bahwa bapakmu  meridhi  pembunuhan  itu.  Demi Allah bapakmu mempunyai  pedang dan lidah  yang panjang. bapakmu membunuh orang yang hidup  dan mencela orang yang mati.

Mughirah  bin Syu`bah melanjutkan perkataanya :
“(ketahuilah olehmu) Bani  Umayyah itu lebih baik daripada Bani Hasyim.  Mu`awiyah adalah lebih baik daripada kamu wahai  Hasan  .Bapak kamu telah menentang (nasaba) Rasulullah s.`a.w. pada masa hidupnya dan beliau (saw) berusaha menutupinya sebelum kewafatannya dan  bapakmu ingin membunuhnya. Tetapi   Perkara tersebut  diketahui  oleh Rasulullah s.`a.w.  Bapakmu juga menolak bai`ah  kepada Abu Bakr sehingga dan bapakmu menaruh dendam kusumat, kemudian bapakmu meracuninya sehingga mati. Selepas itu  bapakmu menentang `Umar  sehingga bapakmu berhasrat memenggal lehernya.  Kemudian  bapakmu  menyokong pembunuhannya.  Selepas itu bapakmu mencaci `Utsman sehing­ga  bapakmu  membunuhnya pula. Lantaran itu bapakmu  terlibat  di  dalam pembunuhan  mereka. Manakah kedudukannya di  sisi  Allah  wahai Hasan!


Mughirah  bin Syu`bah  masih melanjutkan perkataanya :
Sesungguhnya Allah  telah  menjadikan sultan (pemerintah) sebagai wali kepada orang yang dibunuh di dalam kitab-Nya. Justeru itu Mu`awiyah adalah wali orang yang dibunuh tanpa hak.   Justeru  itu adalah wajar jika kami membunuh kamu dan saudara lelaki kamu. Demi Allah darah `Ali tidaklah lebih berbahaya dari darah  `Uts­man.  Lantaran itu Allah tidak akan menghimpunkan pada kalian dua perkara wahai Bani `Abdu l-Muttalib, pemerintahan(al-Mulk) dan kenabian (al-Nubuwwah).
Kemudian Mughirah berhenti bicara.

Lalu  Imam Hasan  bin `Ali as berkata:
Segala puji bagi  Allah  yang  telah memberi hidayah kepada orang yang awal kalian dengan  orang yang awal  kami dan orang yang akhir kalian dengan  orang yang akhir kami.  Selawat dan salam ke atas datukku Muhammad nabi  dan keluarganya.  Kalian dengarlah jawabanku dan  kalian  fahamilah baik-baik.  Dengan andalah aku mulai wahai Mu`awiyah. Demi Tuhan,wahai Azraq (Mu`awiyah) tidak seorangpun mencaciku selain  dari­pada anda.  Mereka itu tidak mencaciku, tidak mencelaku  selain daripada  anda dan mereka itu tidak mencelaku tetapi  anda  telah mencela  dan mencaciku.  Itu adalah petanda kejahatan  anda  dan pendapat  anda kerana memusuhi kami dan hasad dengki anda  kepada kami  serta permusuhan anda terhadap Muhammad s.`a.w. dahulu  dan sekarang.

Imam Hasan  bin `Ali as melanjutkan perkataanya:
Demi  Allah sekiranya aku dan mereka (‘Amri Bin Utsman bin Affan, Amri bin al As, Atbah bin Abu Sufyan, Walid bin ‘Uqabah Bin Abi Mu’it, Al Mughirah bin Syu’bah)  wahai Azraq  berbicara di Masjid Rasulullah s.`a.w. dan disaksikan orang-orang Muhajirin dan Ansar, niscaya mereka tidak mampu berbicara sedemi­kian rupa dan mereka tidak mempermalukanku atas kedatanganku  sebegini. Justeru itu dengarlah daripadaku wahai kumpulan yang menentangku. Janganlah  kalian menyembunyikan kebenaran yang  kalian  mengeta­huinya.  Dan janganlah kalian membenarkan kebatilan sekiranya aku berkata mengenainya. Aku akan mulai percakapanku  dengan  anda wahai Mu`awiyah dan aku tidak akan berkata sesuatu pun  melainkan ia bertepatan dengan anda.

Imam Hasan  bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah, adakah kalian mengetahui bahawa lelaki yang kalian telah mencacinya itu adalah orang  yang telah mengerjakan  solat di hadapan dua kiblat, sementara anda masih  menyembah al-Lata dan al-`Uzza?[2] Dia juga telah mela­kukan  dua bai`ah, bai`ah al-Ridwan dan bai`ah al-Fath sedangkan anda wahai Mu`awiyah, di bai`ah pertama kafir sementara di bai`ah kedua anda menarik balik bai`ah anda (nakitsin)[3]

Imam Hasan  bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kepada kalian dengan nama Allah adakah kalian  mengetahui bahwa  sesungguhnya Rasulullah (s.`a.w.) telah  mengepung  Bani Quraidah dan Bani Nadhir kemudian beliau (s.`a.w.) mengutus `Umar b. al-Khattab bersama bendera Muhajirin dan Sa`d b. Mu`adh bersa­ma bendera Ansar.  Adapun Sa`d b. Mu`adh mundur dari medan  perang karena cidera.  Sedangkan `Umar b al Khattab telah melarikan diri dari  medan  peperangan. Bukankah beliau (saw) dan para sahabat mengatakan bahwa dia adalah seorang yang pengecut. [4] kemudian  Rasulullah (s.`a.w.) bersabda: “Besok aku akan  mem­beri bendera kepada seorang lelaki di mana dia  mencintai  Allah dan Rasul-Nya, Allah dan RasulNya  mencintainya, dia akan terus berjuang sehingga Allah memberi  keme­nangan melaluinya”.[5]  Abu Bakr, `Umar serta orang-orang Muhajirin dan Ansar kurang senang  mengenainya. `Ali pada masa itu mengidap penyakit  mata. Rasul  (s.`a.w.) menjemputnya lalu meniup matanya lalu  dia pun sembuh.[6] Kemudian beliau memberikan kepadanya satu bendera.[7] Dia pun pergi berjuang sehingga mendapat kemenangan dengan perto­longan  Allah  S.W.T sedangkan anda pada masa  itu  di  Makkah adalah seorang musuh Allah dan Rasul-Nya.  Adakah sama di antara lelaki yang  mencintai  sesuatu kerana Allah  dan  Rasul-Nya dengan lelaki yang memusuhi Allah dan RasulNya? [8] Aku bersumpah  dengan nama Allah bahawa hati anda tidak pernah menerima Islam,  tetapi lidah anda takut.  Karena itu anda berbicara tidak sesuai dengan yang  ada  di hati anda. Lihat umpamanya hadis Nabi s.`a.w. kepada `Ali  A.S:  ” Tidak akan mencintai Ali  melainkan dia seorang mukmin,  dan tidak membencikan Ali melainkan dia seorang munafik” [9].

Imam Hasan  bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian  mengetahui bahawa  Rasulullah(s.`a.w.) telah melantiknya (`Ali) di  Madinah sebelum peperangan Tabuk tanpa memarahi dan membencinya. Lalu orang-orang munafik  bberbicara mengenainya. Maka  beliau (`Ali) berkata: Janganlah anda meninggalkan aku wahai Rasulullah  kerana aku tidak pernah meninggalkan anda di berbagai peperangan.Lantas Rasulullah (s.`a.w.) bersabda: Anda adalah wasiku, khali­fahku kedudukanmu seperti  kedudukan Harun  di  sisi  Musa”. Kemudian beliau memegang tangan `Ali A.S seraya bersabda: “Wahai manusia! Siapa yang menjadikan aku wali, maka  sesungguhnya  dia telah menjadikan Allah wali. Dan siapa yang  telah  menjadikan `Ali  wali maka dia telah menjadikan aku wali.Siapa yang telah mentaati aku,maka sesungguhnya dia telah mentaati Allah. Dan siapa  yang mentaati `Ali maka dia mentaati aku. Dan siapa  yang mencintaiku, maka dia mencintai Allah. Dan siapa yang  mencintai `Ali, maka dia telah mencintaiku”.[10]

Imam Hasan  bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian  mengetahui bahawa sesungguhnya Rasulullah (s.`a.w.) bersabda pada Haji Wada`: ” Wahai  manusia sesungguhnya aku telah tinggalkan  kepada  kalian dan kalian tidak akan sesat selepasnya; Kitab Allah dan itrah Ahl l-Baitku.  Justeru  itu  halalkanlah  halalnya  dan  haramkanlah haramnya.  Beramallah menurut muhkamnya dan  berimanlah  menurut mutasyabihahnya.
Dan katakanlah: Kami percaya apa yang telah diturunkan Allah (al-Kitab),  cintailah  Ahl  l-Baitku dan  itrahku.   Hormatilah orang-orang yang mewalikan mereka.Tolonglah mereka bagi menentang musuh-musuh mereka. Sesungguhnya kedua-duanya akan sentiasa berada pada kalian sehinggalah dikembalikan ke atasku  di  Haud pada hari kiamat.[11] Kemudian beliau menjemput `Ali ketika beliau berdiri di atas mimbar  lalu menarik tangannya seraya bersabda: ”Wahai  Tuhanku, hormatilah  orang yang mewalikannya, musuhilah orang yang  menen­tangnya. Wahai Tuhanku, jangan jadikan di bumi ini tempat  duduk penentang-penentang  `Ali,  dan di langit tidak ada  tempat  naik serta jadikanlah mereka di neraka yang terbawah“.[12]

Imam Hasan  bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian  mengetahui bahwa sesungguhnya Rasulullah (s.`a.w.) bersabda: Andalah  orang yang boleh mengambil air di haudku di hari kiamat. Anda akan membekalkan air  daripadanya  sebagaimana seorang daripada  kamu  membekalkan ” wanita asing ” di tengah untanya”.[13]


Imam Hasan  bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah, adakah kalian mengetahui bahwa `Ali telah berjumpanya (s.`a.w.) ketika sakit yang membawa kepada kewafatannya,  maka  Rasulullah (s.`a.w.) menangis.   Lalu  `Ali berkata: Apakah  yang membuat anda  menangis  wahai  Rasulullah? Beliau bersabda: “Apa yang membuat aku menangis adalah  kerana keilmuanku  bahwa hasad dengki masih membara di hati  umat  ini, tetapi mereka tidak berani melahirkannya sehingga aku wafat”[14]

Imam Hasan  bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah, adakah kalian mengetahui bahawa  Rasulullah (s.`a.w.) ketika hampir wafat, Ahl  al-Baitnya berkumpul  dan beliau bersabda: “Sesungguhnya Ahl al-Baitku  pada kalian sepertilah bahtera Nuh.  Siapa yang menaikinya selamat dan siapa yang meninggalkannya tenggelam”. [15]

Imam Hasan  bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian  mengetahui bahawa  para sahabat Rasulullah (s.`a.w.) telah menerima  wilayah `Ali pada masa hidup Rasulullah ? [16]

Imam Hasan  bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian  mengetahui bahawa  sesungguhnya `Ali adalah orang yang pertama  mengharamkan segala  keinginan  duniawi ke atas dirinya,  lantas  Allah  `Azza Wajalla menurunkan ayat Surah al-Maidah 5: 88-89  ”Wahai  orang-orang  yang beriman janganlah kamu kalian mengharamkan  apa  yang baik  yang telah Allah halalkan bagi kamu,  dan  janganlah  kamu melampaui  batas.  Sesungguhnya Allah tidak menyukai  orang-orang yang melampaui batas.  Dan makanlah makanan yang halal lagi  baik daripada apa yang Allah telah rezekikan kepada kamu, dan  bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadaNya“. Di sisinya segala jenis ilmu; ilmu mengenai hukum, kefasihan bercakap, keilmuan yang utuh dan sebab-sebab turunnya al-Qur’an.[17] Beliau adalah di kalangan kumpulan di mana kami tidak  mengetahui mereka  melengkapi sepuluh orang yang telah  diberitahukan  Allah bahwa  mereka  adalah Mukminin. Sedangkan kalian  di  kalangan kumpulan  yang  hampir bilangan mereka  dilaknati Allah  di  atas lidah Rasulullah (s.`a.w.). Lantaran itu aku menjadi saksi untuk  kalian  dan menjadi saksi bagi menentang  kalian;  sesungguhnya  kalian  adalah orang-orang yang dilaknati Allah  di  atas  lidah nabi-Nya. [18]

Imam Hasan  bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian mengetahui bahawa  sesungguhnya Rasulullah (s.`a.w.) mengutus  kepada  anda supaya  anda menulis bagi pihaknya kepada Bani Khuzaimah  ketika Khalid  b. Walid melakukan angkara terhadap mereka,  maka  utusan itu berpaling  kepadanya (Mu`awiyah) lalu  berkata:  Dia  sedang makan.  Maka utusan berpaling kepada anda sebanyak tiga kali. Dan setiap  kali dia berpaling kepada anda dia berkata:  Dia sedang makan.Maka Rasululullah (s.`a.w.) bersabda:  ” Wahai  Tuhanku,janganlah Engkau membuat perutnya terasa kenyang.” Justeru  itu sabda  itu adalah untuk anda dan makanan anda sehingga hari  kia­mat.

Imam Hasan  bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian  mengeta­hui: Sesungguhnya apa yang aku perkatakan itu benar. Sesungguhnya wahai Mu`awiyah anda menarik dengan bapa anda di atas  seekor unta merah diterajui oleh saudara anda yang duduk.Ini  berlaku di  hari al-Ahzab.  Maka Rasulullah (s.`a.w.) melaknati  pemandu, penunggang dan penarik. Bapa anda adalah penunggang, anda penar­ik dan saudara anda yang duduk adalah pemandu [19]

Imam Hasan  bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian mengetahui bahawa  sesungguhnya Rasulullah (s.`a.w.)  telah  melaknati  Abu Sufyan:
Pertama:  Ketika beliau (s.`a.w.) keluar dari Makkah  ke  Madinah dan Abu Sufyan datang dari Syam.Lantas Abu Sufyan  marah  lalu mencacinya  dan mengancamnya dan berhasrat untuk melakukan tindakan ka­sar  terhadapnya tetapi Allah memalingkannya dari melaksanakan niat jahatnya.
Kedua:  Hari al-`Air (keledai) di mana  di usir Abu  Sufyan  supaya ia tidak menjadi penghalang Rasulullah (s.`a.w.).
Ketiga:  Hari Uhud di mana Rasulullah (s.`a.w.) bersabda:  ” Allah adalah maula kami sedangkan anda tidak  mempunyai  maula.” Abu Sufyan berkata: Kami ada al-`Uzza sedangkan kalian tidak mempun­yainya.  Lantaran itu Allah, para Malaikat-Nya, para Rasul-Nya  dan Mukminun melaknatinya.
Keempat: Hari Hunain di mana Abu Sufyan mulai mengumpulkan Qurai­sy  dan  Hawazin sementara `Uyainah  mengumpulkan  Ghatafan dan Yahudi.  Lalu  Allah menentang mereka dengan  kemarahan mereka sendiri sehingga mereka tidak dapat mencapai kemenangan.  Ini  adalah firman Allah `Azza Wajalla diturunkan  di  dalam dua surah kedua-duanya mengenai Abu Sufyan dan  para  sahabatnya sebagai kafir dan anda wahai Mu`awiyah di hari itu seorang musyr­ik menurut pendapat bapa anda di Makkah.[20] Sedangkan `Ali di hari itu bersama Rasulullah (s.`a.w.) mematuhi  aga­manya.
Kelima: Firman-Nya Surah al-Fath 48:25″Dan merekalah orang-orang kafir yang menghalangi kamu dari Masjid Haram” Anda, bapak anda dan musyrikin Quraisy menghalang  Rasulullah (s.`a.w.). Justeru  itu Allah melaknatinya dengan  laknat  yang meliputinya dan zuriatnya sehingga hari kiamat. [21]
Keenam:  Hari  al-Ahzab di mana Abu Sufyan  mengumpulkan  Quraisy sementara `Uyainah b. Hasin b. Badr  mengumpulkan  Ghatafan.  Lantas  Rasulullah  (s.`a.w.) melaknati  pemandu, pengikut  dan penarik. Ditanya  Rasulullah: Adakah di kalangan penunggang itu  muk­min?  Beliau bersabda: Laknat tidak akan mengenakan mukmin dari  kalan­gan penunggang (al-Atba`)Tetapi di kalangan pemandu tidak  ada seorang pun daripada mereka mukmin, tidak ada seorang  pun  yang menyahuti seruan dan tidak seorang pun berjaya.
Ketujuh:  Hari  Thaniyyah, di mana  Rasulullah (s.`a.w.) hampir dibunuh oleh dua belas orang lelaki. Tujuh daripada mereka  dari Bani Umayyah, lima daripada semua kabilah Quraisy.  Justeru itu Allah  dan Rasul-Nya melaknati  orang-orang  yang  memasuki al-Thaniyyah selain daripada Nabi (s.`a.w.). [22]


Imam Hasan  bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian mengetahui sesungguhnya  Abu  Sufyan telah  berjumpa  dengan `Utsman  ketika dia dibai`ah di Masjid Rasulullah (s.`a.w.), dia berkata: Wahai anak saudaraku! Adakah selain kita sekarang? Dia menjawab: Tidak ada. Maka Abu Sufyan berkata: Putarkanlah jabataan  khali­fah ditangan pemuda-pemuda Bani Umayyah.  Demi orang yang  di  mana diri Abu Sufyan di tangan-Nya, tidak ada syurga dan neraka? [23]

Imam Hasan  bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian mengetahui bahwa  sesungguhnya Abu Sufyan memegang  tangan  Husain  ketika `Utsman  dibai`ah  dan berkata: Wahai  anak saudaraku, marilah keluar bersama-samaku  ke kubur Baqi`.Lalu beliaupun  keluar bersamanya sehinggalah sampai di pertengahan kubur, dia menendang kubur  itu dan  melaung dengan  sekuat-kuatnya: Wahai  penghuni kubur!  Perkara di mana kalian memerangi kami kerananya  sekarang ia berada di tangan kami sedangkan kalian telah  menjadi bangkai. Lantas Husain b. `Ali A.S berkata: Allah menjadikan  anda sejahil-jahilnya dan Dia menjadikan muka anda  hitam-hitamnya. Kemudian beliau melepaskan tangannya lalu meninggalkannya keseor­angan. Sekiranya al-Nu`man b. Basyir tidak menahan   tangannya (Abu Sufyan) dan mengembalikannya ke Madinah, nescaya dia mati di situ. Ini  adalah  untuk anda wahai Mu`awiyah. Adakah  anda  mampu menolak  hujah kami dan hujah orang yang anda telah  melaknatinya bahawa sesungguhnya bapak anda Abu Sufyan berhasrat untuk  menjadi Muslim, tetapi anda telah mengutus kepadanya sebuah bait syair yang menonjolkan kelebihan Quraisy dan lain-lain. Justeru  itu anda  telah menghalanginya  dari menerima Islam  dan  anda  telah menghalanginya.[24] `Umar b. al-Khattab telah melantik anda menjadi wali (gabenor) di Syam, tetapi anda  mengkhianatinya.   Kemudian `Utsman melantik anda menjadi wali, tetapi anda hanya menunggu saat kehancurannya.Kemudian lebih daripada itu  anda  bersama-sama menentang Allah dan Rasul-Nya.  Sesungguhnya  anda  telah memerangi `Ali  A.S sedangkan anda  telah mengenalinya  sebagai orang yang pertama memeluk Islam, kelebihannya,  keilmuannya  di dalam segala urusan.[25] Malah  beliau lebih layak daripada anda dan selain  daripada anda di  sisi  Allah dan Rasul-Nya. Anda  telah  membuat manusia dalam keraguan.Anda telah mengalirkan darah makhluk  Allah  dengan  tipudaya  dan   kelicikan   anda.  Perbuatan orang yang tidak beriman dengan hari akhirat dan  tidak takutkan pembalasan. Malah apabila sampai ajal, anda akan  ber­pindah ke tempat yang paling celaka sedangkan `Ali ke tempat yang paling baik.  Dan Allah pasti menunggu anda. [26] Ini adalah khusus untuk anda wahai Mu`awiyah. Adapun keai­ban-keaiban  anda yang lain aku tidak mau menyebutkannya  kerana aku tidak mau memanjangkan perkara ini.

Imam Hasan  bin `Ali as berkata Kepada Amru b Utsman:
Adapun anda wahai `Amru b. `Utsman, jawabanku terhadap  anda tidak akan mencapai maksudnya disebabkan kebodohan anda. Sekir­anya anda mengikuti perkara-perkara tersebut, anda akan  mengeta­hui bahawa  anda sepertilah nyamuk  manakala ia  berkata  kepada lebah: Berpeganglah sekuat-kuatnya kerana aku ingin turun di atas anda.  Lalu  lebah menjawab: Aku tidak pun  menyedari  kejatuhan anda di atasku. Bagaimana turunnya anda ke atasku akan menyulit­kanku? Demi  Allah sesungguhnya aku tidak  merasa  bahwa  anda secara terang memusuhiku sehingga ia menyulitkanku. Dan aku akan memberi jawapan kepada kata-kata anda: Adakah cacian anda  terha­dap  `Ali A.S. akan mengurangi kemuliaannya atau  menjauhkannya dari Rasulullah  (s.`a.w.)?  Atau ujiannya  itu membuat cacat Islam, atau  tidak ada keadilan di dalam hukum?   Atau  cintakan dunia?  Sekiranya anda menjawab salah satu daripada persoalan-persoalan tersebut, maka sesungguhnya anda telah berbohong.
Adapun  kata-kata anda: Sesungguhnya bagi kalian  pada  kami sembilan  belas  hutang darah musyrikin Bani  Umayyah  di  dalam peperangan  Badr,   jawabanku  bahawa Allah  dan Rasul-Nya  telah membunuh mereka semua. Mudah-mudahan  kamu  akan membunuh di kalangan  Bani Hasyim sembilan belas, dan tiga selepas sembilan belas kemudian dibunuh di   kalangan  Bani  Umayyah  sembilan  belas.  Sembilan belas sekaligus selain apa yang telah dibunuh di kalangan Bani Umayyah di mana bilangan mereka sebenar tidak diketahui melainkan Allah. Sesungguhnya Rasulullah (s.`a.w.) bersabda: “Apabila sampai Bani Umayyah tiga puluh orang lelaki, mereka membagi-bagikan harta Allah  di  kalangan  mereka. Mengambil  hamba-hamba-Nya  sebagai milik, kitab-Nya sebagai simbol semata.Apabila mereka mencapai jumlah tiga ratus sepuluh orang, mereka berhak dilaknati.Dan apabila  mereka  mencapai jumlah empat ratus tujuh  puluh  lima, kebinasaan  mereka lebih cepat daripada mengunyah sebiji  kurma”. Begitu  juga  Hakam b. Abi al-`As termasuk di  dalam  firman  dan hadis itu juga.  Rasulullah (s.`a.w.) bersabda: Rendahlah suara kalian kerana Bani Umayyah sedang mendengar.
Manakala Rasulullah (s.`a.w.)  melhat mereka  di dalam mimpinya, begitu  juga  orang-orang  yang memiliki urusan khalifah selepasnya.  Ia  meresahkan Rasulullah (s.`a.w.).Lalu Allah `Azza Wajalla berfirman  maksudnya  ”Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam al-Qur’an” (Surah al-Isra’ 17: 60) iaitu Bani Umayyah.  Allah juga berfirman “Malam al-Qadar  (kemuliaan)  itu lebih baik dari seribu bulan” (Surah al-Qadar 97: 3). Aku menja­di saksi untuk kalian dan ke atas kalian bahawa kekuasaan kalian selepas pembunuhan `Ali hanya seribu bulan yang telah  ditetapkan oleh Allah `Azza Wajalla di dalam kitab-Nya.

Imam Hasan  bin `Ali as berkata Kepada Amru b al ’Ash:
Adapun  anda  wahai `Amru b. al-`Ash  yang  dilaknati Allah, sesungguhnya anda adalah anjing (ganas).  Ibu anda adalah  perem­puan jahat.Anda dilahirkan di atas “hamparan” yang dikongsikan oleh beberapa lelaki Quraisy seperti Abu Sufyan b. al-Harb,  al-Walid  b. Mughirah, `Uthman b. al-Harth, al-Nadar b.  Kaldah  dan al-`As b. Wa’il.  Setiap mereka menyangka bahawa anda adalah anak lelakinya.  Kemudian seorang yang paling jahat  daripada  mereka mendapat kemenangan di atas anda. [27]
Kemudian  anda  berkhutbah  dalam  keadaan  berdiri:  Aku membenci Muhammad.  Al-`As b. Wa’il berkata: Sesungguhnya  Muham­mad adalah seorang lelaki yang terputus keturunannya. Sekiranya beliau mati nescaya terputuslah keturunannya. Lantas Allah S.W.T. menurunkan ayat Surah al-Kauthar 108: 3 “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus“.
Ibu  anda pernah datang menawarkan dirinya kepada Bani  `Abd Qais supaya menidurinya (bughyah)dia mendatangi mereka  menurut giliran mereka  yang dilakukan di dalam perjalanan ataupun di  wadi-wadi mereka.Kemudian  anda pada setiap  tempat  dipersaksikan  oleh Rasulullah (s.`a.w.) sebagai musuh yang paling kuat  menentangnya dan yang paling pembohong. Kemudian anda adalah di antara penum­pang-penumpang bahtera; orang-orang yang mendatangi Raja Najjasyi bagi membunuh Ja`far b. Abu Talib dan orang-orang Muhajirin  lain memohon perlindungan  Raja Najjasyi. Tetapi  tipudaya  tersebut terceraiberai  dan  membuat datuk anda berada di  bawah  (gagal) dan menghancurkan  niat jahatnya serta usaha anda yang sia-sia.   Dia telah menjadikan kalimah orang-orang kafir di bawah dan  kalimah Allah di atas.[28]
Adapun kata-kata anda tentang `Utsman, maka anda yang  tidak mempunyai sifat malu dan keagamaan, anda telah menyalakan api  ke atasnya. Kemudian anda telah melarikan diri ke Palestina  semata-mata kerana  menunggu giliran. Manakala  berita  pembunuhannya sampai, anda telah menawarkan diri anda kepada Mu`awiyah. Lantas anda menjual agama anda kepadanya dengan dunia orang lain  wahai si jahat.  Kami tidak mencela anda karana memarahi kami dan kami tidak juga  mengkritik anda karana cintakan kami.  Anda  adalah musuh Bani Hasyim pada masa Jahiliyah dan Islam.
Sesungguhnya  anda  telah menghina Rasulullah  (s.`a.w.)  di dalam tujuh puluh bait syair. Justeru itu Rasulullah  (s.`a.w.) bersabda: “Wahai Tuhanku sesungguhnya aku tidak pandai bersyair, lantaran  itu aku tidak patut menjawabnya oleh itu wahai  Tuhanku laknatilah  `Amru b. al-`As pada  setiap  bait  syair seribu laknat”. [29]
Kemudian  anda wahai `Amru, anda lebih mencintai dunia  anda daripada  agama  anda. Anda telah mengadap  Raja  Najjasyi  dan memberi  hadiah kepadanya semasa lawatan anda pada kali  pertama dan  kedua. Tetapi kesemuanya menemui jalan buntu. Hasrat  anda adalah supaya Ja`far dan para sahabatnya dibunuh.  Manakala  Raja Najjasyi  menyalahkan anda mengenainya, lantas anda  menghalalkan darah sahabat anda `Ammarah b. al-Walid. [30]

Imam Hasan  bin `Ali as berkata Kepada Walid b Uqbah:
Adapun  anda  wahai Walid b. `Uqbah, demi Allah,  aku  tidak mencela  anda  memarahi `Ali karena beliau  telah  menyebat  anda delapan  puluh  kali sebutan. [31] Dan beliau telah membunuh  bapak  anda di hari Badr. Meskipun anda  mencacinya,  Allah telah menamakannya mukmin di dalam sepuluh  ayat al-Qur’an. Dan Dia telah menamakan anda fasiq sebagaimana  fir­man-Nya  dalam  Surah al-Sajdah 32: 18 “Maka  apakah orang  yang beriman  seperti  orang yang fasiq?  Mereka  tidak  sama“.  Dan firman-Nya  dalam  Surah al-Hujurat 49: 6  ”Hai  orang-orang  yang beriman,  jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu  berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan sesuatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menye­babkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. Adapun anda dan sebutan anda sebagai Quraisy pada hakikatnya anda  bukanlah  Quraisy, malah anda adalah  anak  lelaki  kepada seorang yang tidak mengetahui budi bahasa dari keluarga Safuriyah bernama Zakwan.
Adapun  sangkaan  anda bahawa kami telah  membunuh  `Utsman, demi Allah, Talhah, Zubair dan `Aisyah sendiri tidak mampu  untuk menuduhkan dan mengkaitkanya dengan `Ali b. Abi Talib. [32] Bagaimana anda  sanggup berkata sedemikian rupa?  Sekiranya anda bertanya ibu anda siapa­kah bapak anda ketika dia meninggalkan Zakwan, lalu dia mengaitkan anda  dengan `Uqbah b. Abu Mu`it, nescaya dia merasa  angkuh  dan sombong dengan  apa yang dia lakukan. Sedangkan Allah  telah menyediakan  bagi anda, bapak anda dan ibu anda kehinaan  dan  me­nanggung  malu di dunia dan di akhirat.  Allah tidak akan  menza­limi hamba-hamba-Nya.[33]
Kemudian  anda  wahai Walid!  Allah lebih besar  dari  orang yang anda kaitkan namanya. Bagaimana anda mencaci  `Ali  karena sekiranya anda bekerja keras niscaya anda dapat mempastikan nasab anda kepada bapak anda yang sebenar dan bukan kepada  orang  yang dikaitkan namanya  dengan anda.Kerana ibu anda  sendiri  telah mengatakan: Wahai anakku, bapa anda adalah lebih celaka dan jahat daripada `Uqbah.


Imam Hasan  bin `Ali as berkata Kepada Utbah b. Abu Sufyan :
Adapun  anda `Utbah b. Abu Sufyan; Demi Allah anda  bukanlah pandai sehingga aku memberi jawapan kepada anda, tidak pula  bera­kal sehingga  aku mendera anda,  karena tidak ada di  sisi  anda kebaikan yang diharapkan sekiranya anda mencaci `Ali, tidak  ada keaiban baginya terhadap anda, kerana anda di  sisiku  tidaklah setanding dengan  seorang hamba `Ali b. Abu Talib  sehingga  aku memberi jawapan kepada anda dan mencela anda,  tetapi Allah `Azza Wajalla sedang  menunggu anda, bapak anda, ibu anda  dan  saudara anda.  Anda adalah dari zuriat datuk-datuk anda yang  disebutkan di dalam al-Qur’an, maka Dia berfirman di dalam Surah al-Ghasyiah 88:  3-5 “Bekerja keras lagi kepayahan (nasibah),  memasuki  api yang  sangat  panas, diberi minum (dengan air) dari  sumber  yang sangat panas”.
Adapun  ancaman  anda untuk membunuhku,  kenapa  anda  tidak membunuh  orang  yang anda mendapatinya di  atas  hamparan  anda bersama  isteri anda.Dia telah mengalahkan anda bagi menguasai kemaluannya  (farajnya) dan dia berkongsi dengan anda  pula  bagi mendapatkan anaknya sehingga dia mengaitkan anak lelaki  tersebut dengan  anda sedangkan ia bukanlah anak lelaki  anda. Celakalah anda!  Jikalaulah anda bekerja keras bagi membalas dendam  terha­dapnya adalah lebih wajar kerana ia merupakan  suatu  kebebasan, kerana anda mengancam untuk membunuhku, tetapi aku tidak mencela anda mencaci  `Ali  kerana beliau telah  membunuh saudara  anda secara bertarung.  Beliau dan Hamzah b. `Abdu  l-Muttalib  telah berkongsi di dalam pembunuhan datuk anda, sehingga Allah membakar mereka berdua  dengan  api neraka dan merasakan  mereka  berdua dengan azab yang pedih. Dan beliaulah yang mengusir bapa saudara anda sebelah ibu dengan perintah Rasulullah (s.`a.w.).
Adapun harapanku untuk menjadi khalifah, demi Allah  sekira-nya aku  mengharapkannya adalah kerana aku  berhak  menuntutnya. Sedangkan  anda tidak setanding dengan saudara anda dan tingkah laku  bapak anda. Kerana saudara anda lebih kuat menentang  Allah S.W.T. dan paling kuat tuntutannya bagi mengalirkan darah Muslim­in.  Dia juga menuntut apa yang dia tidak layak untuknya  dengan menipu orang ramai.  Justeru itu Allah memusnahkan tipu  dayanya, dan Allah sebaik-baik orang yang mendedahkan tipu daya mereka.
Adapun  kata-kata  anda: Sesungguhnya  `Ali  adalah  sejahat jahat  Quraisy  untuk Quraisy. Demi Allah,  beliau  tidak  hina sehingga  memerlukan  kasihan  belas, dan  beliau  tidak  dibunuh secara zalim.

Imam Hasan  bin `Ali as berkata Kepada Utbah b. Abu Sufyan :
Adapun  anda wahai Mughirah b. Syu`bah!   Sesungguhnya  anda adalah  musuh  Allah, meninggalkan kitab-Nya,  pembohong  terhadap nabi-Nya [34]       Anda adalah penzina dan wajib dilaksanakan hukum rajam ke atas anda, kerana orang-orang yang adil dan baik menjadi saksi terhadap anda.  Tetapi rajam anda ditangguhkan lantas kebenaran ditolak dengan kebatilan dan kebenaran dengan kekerasan [35] Justeru  Allah menyediakan untuk anda azab  yang  pedih. Kehinaan  di  dalam kehidupan dunia dan azab  di  akhirat  adalah lebih hina. Andalah  orang yang telah  memukul  Fatimah  binti Rasulullah (s.`a.w.) sehingga terkeluar darahnya dan  ”tergugur” kandungannya kerana anda menghina Rasulullah (s.`a.w.) dan menya­lahi  perintahnya “mencabuli” kemuliaan anak perempuannya  kerana Rasulullah (s.`a.w.) bersabda kepadanya: “Wahai Fatimah!  Andalah penghulu  wanita syurga”.[36]
Dan Allah akan  memasukkan  anda  ke neraka dan anda akan menerima akibat dari kata-kata anda sendiri. Mana  satukah di kalangan tiga perkara anda telah  mencaci  `Ali, adakah kekurangannya pada keturunannya?  Atau  jauhnya  daripada Rasulullah  (s.`a.w.)?   Atau ia membawa bencana  pada  Islam  atau kezaliman  di dalam hukuman, atau cinta kerana dunia?  Sekiranya anda berpendapat sedemikian maka sesungguhnya anda berbohong dan orang ramai akan membohongi anda pula.
Adakah  anda  menyangka  bahwa  `Ali  A.S.  telah  membunuh `Utsman  secara zalim?! `Ali, demi Allah orang yang paling  ber­takwa dan orang yang paling bersih daripada orang yang mencelanya mengenai perkara tersebut. Sekiranya `Ali telah membunuh `Utsman secara zalim, demi Allah anda bukanlah ada kaitan dengannya. Di masa hidupnya anda tidak pernah membantunya dan pada masa matinya anda tidak menerima pusaka daripadanya.  Anda masih mengelilingi rumah anda mengejar wanita-wanita jahat, anda menghidupkan amalan jahiliyah, anda mematikan Islam sepertilah di masa lalu.
Adapun  penentangan  anda  terhadap  Bani  Hasyim  dan  Bani Umayyah adalah dakyah anda untuk Mu`awiyah. Adapun pendapat anda mengenai pemerintahan dan pendapat para sahabat  anda  tentang kerajaan (al-Mulk) yang  anda  miliki,  ia adalah seperti Fir`aun yang telah memerintah Mesir selama  empat ratus  tahun sedangkan Musa dan Harun adalah nabi yang  diutus menghadapi penderitaan. Ia adalah milik Allah. Dia  memberi­kannya  kepada orang yang baik dan jahat.  Allah berfirman  dalam Surah al-Anbiya’ 21: 111 “Dan aku tidak mengetahui boleh jadi hal itu cobaan  bagi kamu dan kesenangan sampai kepada  suatuwaktu saja“.  Dan  firman-Nya dalam Surah al-Isra’ 17: 16  ”Dan  jika Kami  hendak  membinasakan suatu negeri,  maka  Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaa­ti  Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri  itu, maka  sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan  (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”.

Kemudian Imam Hasan b Ali as pun berdiri sambil membaca Surah al-Nur 24: 26:
” Wanita-wanita yang keji bagi  lelaki yang  keji  dan lelaki yang keji bagi wanita-wanita yang  keji.” Mereka wahai Mu`awiyah, demi Allah, adalah anda para sahabat anda dan pengikut-pengikut anda.       Dan  lelaki yang baik adalah bagi wanita-wanita  yang  baik. Mereka itulah bersih daripada tuduhan yang dilemparkan  ke  atas mereka.  Bagi mereka pengampunan dan rezeki yang mulia.  Mereka adalah `Ali b. Abi Talib A.S, para sahabatnya dan Syi`ahnya.

Kemudian  beliau Imam Hasan b Ali as  berkata  kepada  Mu`awiyah:
Rasakalah akibat apa yang telah dilakukan oleh tangan  anda.  Se­sungguhnya Allah telah menyediakan bagi anda dan mereka kehinaan di dalam kehidupan dunia dan azab yang pedih di akhirat.

Mu`awiyah berkata kepada para sahabatnya:
Rasakanlah akibat apa yang anda telah lakukannya.

Al-Walid  b. `Uqbah berkata:
Demi Allah, kami tidak  merasakan melainkan sebagaimana anda  merasakannya dan  kami  tidak  berani melainkan menentang anda.

Mu`awiyah berkata:
Tidakkah aku telah berkata kepada  kalian sesungguhnya kalian tidak akan dapat menghina lelaki itu (Hasan). Sekiranya  kalian mentaatiku semenjak awal tadi, niscaya kalian beroleh kemenangan menentang lelaki ini apabila beliau  mendedah­kan keburukan kalian. Demi Allah, beliau tidak berdiri  sehingga beliau menyeksaku seisi rumah. Dan aku bercita-cita untuk  men­yerangnya. Lantaran itu tidak ada kebaikan di hari ini dan  sele­pasnya

Marwan b. Hakam mendengar  tentang  perjumpaan Mu`awiyah dan para sahabatnya dengan Hasan b. `Ali A.S.Lalu dia datang  berjumpa  dengan mereka di sisi Mu`awiyah dan bertanya mereka.


Marwan b. Hakam berkata :
Apakah  (benar) apa yang telah sampai kepadaku tentang Hasan  dan kemarahannya?

Mu`awiyah menjawab :
“memanglah begitu”

Marwan b. Hakam berkata :
Kenapa kalian tidak menjemputku  bersama?  Demi Allah, aku akan mencacinya, aku  akan mencaci bapanya, Ahl al-Baitnya dengan cacian sehingga hamba-hamba lelaki dan perempuan aku berpesta dengan penuh kegembiraan.

Mendengar itu Imam Hasan b Ali berkata kepada Marwan b Hakam :
Adapun anda wahai Marwan[1],  bukan  aku  yang mencaci  anda  dan bapak anda, tetapi Allah `Azza Wajalla  telah melaknati anda, bapak anda, keluarga anda, zuriat anda dan zuriat yang keluar dari keturunan bapa anda sehingga hari kiamat di atas lidah Nabi-Nya Muhammad. Demi Allah, wahai Marwan,  anda  tidak akan mengingkarinya,  begitu  juga orang yang  datang  di  dalam majlis ini kerana laknat ini adalah daripada Rasulullah (s.`a.w.) untuk anda dan bapa anda sebelum anda.[37]  Allah tidak akan  menam­bahkan  kepada anda apa yang menakutkan anda melainkan  kezaliman yang  besar.  Memang benar Allah dan rasul-Nya dan  Dia berfirman dalam  Surah al-Isra’ 17: 60 “Dan pohon kayu yang terkutuk  dalam al-Qur’an,  dan Kami menakuti mereka tetapi  yang demikian  itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka”.Anda  Wahai  Marwan  dan zuriat anda  merupakan  pohon  yang dilaknati Allah di dalam al-Qur’an.Demikian itu adalah daripada Rasulullah  (s.`a.w.)  daripada  Jibra`il  daripada  Allah `Azza Wajalla.[38]

Mu`awiyah melompat, lalu meletakkan tangannya di mulut Hasan seraya berkata:
Wahai Abu Muhammad! Aku bukanlah jahat dan ganas.

Lalu Hasan A.S membersihkan kainnya, kemudian beliau berdiri dan keluar.  Mereka juga keluar dari majlis itu dengan  kemarahan dan dukacita serta dengan muka hitam di dunia dan akhirat.












[1] Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas , Tunis 1972 M.,  hlm. 200.

[2] Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 200;  al-Turmudhi, Abu `Isa Muhammad b. `Isa b. Sawrah, Sunan al-Turmudhi, V, hlm. 642;  al-Tabari, Abu Ja`far Muhammad b. Jarir, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Cairo 1956 M., II, hlm. 310.

[3] Ibid.
[4] Al-Bukhari,  Abu `Abdullah Muhammad b. Ismail,  Sahih Bukhari, Cairo 1348 H., III, hlm. 46; Al-Hakim al-Nisaburi, Muhammad b. `Abdullah,  al-Mustadrak `ala al-Sahihain fi al-Hadis,  Cairo, 1969 M., III, hlm. 37;  al-Dhahabi,  Abu `Abdullah Muhammad b. Ahmad b. `Uthman, al-Talkhis, Hyderabad, 1958 M., III, hlm. 37   dan lain-lain.

[5] Al-Khawarizmi,  al-Manaqib, Cairo 1340 H., hlm. 232;  Ibn Hajr al-`Asqalani, Lisan al-Mizan, VI, hlm. 237; al-Qunduzi al-Hanafi, Sulayman b. Ibrahim, Yanabi` al-Mawaddah fi Syama`il al-Nabi wa Fada`il Amir al-Mu’minin `Ali, Iran 1385 H., hlm. 132.

[6] Al-Khawarizmi, ibid., hlm. 148.

[7] Al-Qunduzi al-Hanafi, Yanabi` al-Mawaddah, hlm. 81

[8] Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 200-201.

[9] Al-Qunduri al-Hanafi, Yanabi’ al-Mawaddah, hlm. 112.

[10] Al-Wahidi, Asbab al-Nuzul, Cairo 1957 M., I, hlm. 422;  al-Zamakhsyari,  Abu al-Qasim Mahmud b. `Umar,  al-Kasysyaf `an Haqa`iq Ghawamid al-Tanzil wa `Uyun al-Aqawil fi Wujuh al-Ta`wil, Cairo t.t., I, hlm. 422; al-Syablanji, Mu`min b. Hasan Mu`min, Nur al-Absar fi Manaqib al-Bayt al-Nabi  al-Mukhtar (s.`a.w.), Cairo 1367 H., hlm. 105;  al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-`Ummal, VI, hlm. 117.

[11] Muslim,  Abu al-Husayn Muslim b. Hajjaj,  Sahih Muslim,  Cairo, 1311 H., II, hlm. 238;  Ahmad b. Hanbal,  al-Musnad, III, hlm.  17, 26, 59;  IV, hlm. 367;  al-Turmudhi, Sahih, II, hlm. 308.
[12] Ibn Hajr al-`Asqalani,  Abu al-Fadl Ahmad b. `Ali  b. Muhammad b. Muhammad, Tahdhib al-Tahdhib, Hyderabad 1327 H.,  XI, hlm.445;  al-Kanji al-Syafi`i, Kifayah al-Talib,  Tehran 1404 H.,  hlm. 116-117.
[13] Al-Khawarizmi, al-Manaqib, hlm. 143

[14] Al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-`Ummal, VI, hlm. 408;  al-Khatib al-Baghdadi, Tarikh Baghdad, Baghdad 1950 M.,  XII, hlm. 397; al-Kanji al-Syafi`i, Kifayah al-Talib, hlm. 273.

[15] Al-Hakim, al-Mustadrak,  II, hlm. 343;  al-Qunduzi  al-Hanafi, Yanabi` al-Mawaddah, hlm. 27.
[16] Al-Zamakhsyari, al-Kasysyaf,  I, hlm. 422;  al-Syablanji, Nur al-Absar, hlm. 105.

[17] Abu Nu`aim al-Asfahani, Hilyah al-Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya’,  Cairo 1956 M., I, hlm. 67;  al-Kanji al-Syafi`i, Kifayah al-Talib, hlm. 208-9.

[18] Al-Syablanji, Nur al-Absar, hlm. 89; al-Kanji al-Syafi`i, Kifayah al-Talib, hlm. 172-174.

[19] Ibn al-Athir,  `Izz al-Din Abu Hasan `Ali b. Muhammad  b. `Abd al-Kasim al-Jazari, Usd al-Ghabah fi Ma`rifah al-Sahabah, Baghdad 1349 H., IV, hlm. 385;  Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 201.

[20]Al-Tabari, Tarikh, XI, hlm. 357; Nasr b. Mazahim, Kitab al-Siffin, Baghdad 1950 M., hlm. 247.

[21] Lihat umpamanya, al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-`Ummal, VI, hlm.91

[22] Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 201-202

[23] Lihat umpamanya, al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-`Ummal, VI, hlm.91-93; al-Hakim, al-Mustadrak, IV, hlm. 480.

[24] Ibn Abi al-Hadid,  `Izz al-Din Abu Hamid `Abd al-Hamid  b. Abi al-Husayn Hibat Allah, Syarh Nahj al-Balaghah, Cairo 1959 M., II, hlm. 102.

[25] Al-Kanji al-Syafi`i, Kifayah al-Talib, hlm. 172-173

[26] Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 200.

[27] Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 204-205.

[28] Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 186.

[29] Al-Haithami, Nur al-Din `Ali b. Abi Bakr, al-Majma` al-Zawa`id, Tunis 1375 H., VII, hlm. 348-350.

[30] Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 186-187.

[31] Ibn al-Athir, Usd al-Ghabah, IV, hlm. 408.

[32] Ibn Qutaibah,  Abu Muhammad `Abdullah b. Muslim,  al-Imamah wa al-Siyasah, Cairo 1332 H., I, hlm. 84.

[33] Al-Haithami, al-Majma`, VII, hlm. 247-250.

[34] Al-Haithami, al-Majma`, VII, hlm. 247-250.

[35] Ibn Hajr al-`Asqalani,  Abu al-Fadl Ahmad b. `Ali  b. Muhammad   b. Muhammad, al-Isabah fi Ma`rifah al-Sahabah,  Baghdad 1345, H., III, hlm. 452;  Ibn al-Athir, Usd al-Ghabah, IV, hlm. 407; al-Muttaqi al-Hindi,  Kanz al-`Ummal, III, hlm. 88.

[36] Ahmad b. Hanbal, al-Musnad,  I, hlm. 293;  al-Turmudhi, Sahih, VI, hlm. 301.

[37] Al-Tabari, Tafsir, Cairo 1952 M., XXX, hlm. 167; al-Hakim, al-Mustadrak, III, hlm. 170; Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 209.

[38] Al-Turmudhi, Sahih, II,  hlm. 120;  al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-`Ummal, I, hlm. 252;  Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 209.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar