Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma sholi ala Muhammad wa aali Muhammad
Kajian ilmu sejarah diperkenalkan dengan istilah “sejarah pesanan”, sebuah penulisan sejarah yang diskenariokan sang tokohnya dengan atribut ke “serba lebihan’, sementara lawan dari sang tokoh itu di identikan dengan ke “serba jahat” atau “serba kurang” alias “bisa-biasa saja’ Demikianlah sejarah Islam, Demikianpula sejarah islam, tokoh-tokoh yang pada dasarnya besar bahkan Allah dan Rasulunya memuji berkali-kali akan kebesaran tokoh ini tiba-tiba tinta sejarah menjadi lumer… sementara mereka yang disebut para ‘Thulaqa” tiba-tiba hadir dalam catatan sejarah dengan tinta emas.. melibas habis kebesaran tokoh-tokoh sentral pendiri Islam itu…. Tentapi beruntunglah Allah justru memadamkan apai kejahatan dibalik reruntuhan catatan sejarah, tersembul lembaran otokritik sekaligus antitesis dari sejarah yang sudah mapan… Imam Hasan b Ali bin Abi Thalib as membongkar jati diri musuh-musuh islam yang dalam catatan sejarah tertulis dengan tinta emas. Imam Hasan menunjukan siapa sesungguhnya : Mu`awiyah b. Abi Sufyan, `Amru b. `Uthman b. `Affan, `Amru b. al-`As, `Atbah b. Abi Sufyan, al-Walid b. `Uqbah b. Abi Mu`it, al-Mughirah b. Syu`bah dan Marwan bin Hakam, bagaiamana Allah dan Rasulullah memandang mereka…
Redaksi syiahnews.wordpress pada kesempatan ini menyajikan Munasyadah antara Imam Hasan dan Muawiyah beserta pendukungnya, semula majlis ini dimaksudkan oleh Muawiyyah cs sebagai ajang untuk “memblejeti Imam Hasan as” sekaligus mempermalukan Imam Hasan as… tetapi….Dialog ini diklutip dari “Kitab al Ihtijaj” juz I halaman 269-279 karya ulama besar Abu Mansur Ahmad Bin Ali Bin Abu Thalib al Tabarsi yang sudah dialih bahasakan oleh Prof. Dr Lutpi bin Ibrahim.
Munasyadah Antara Imam Hasan dan Muawiyah dan pendukungnya
Diriwayatkan dari al-Sya`bi, Abi Mikhnaf dan Yazid b. Habib al-Misri sesungguhnya mereka berkata: Sesungguhnya tidak terdapat pertengkaran di dalam Islam , hingga pada suatu hari terdapat orang berkumpul di satu majlis yang kemudian majelis itu telah membuat gempar. Dalam majelis tersebut dihadiri oleh : Mu`awiyah b. Abi Sufyan, `Amru b. `Uthman b. `Affan, `Amru b. al-`As, `Atbah b. Abi Sufyan, al-Walid b. `Uqbah b. Abi Mu`it, al-Mughirah b. Syu`bah, mereka memiliki kesamaan pandangan.
Amru b. al-`As berkata kepada Mu`awiyah :
“Mengapa anda tidak mengutus orang agar Hasan bin `Ali dapat hadir disini (untuk mengetahui pandanganya), bukankah dia telah menghidupkan sunnah Bapaknya. Langkah (dia justru) digerakkan di masa lalu, dia mengikutinya dengan sangat patuh. Percayalah, perkara ini (jika tidak dibicarakan dengan mendatangkan Hasan) akan membawa kepada perkara yang lebih besar dimasa datang. Sekiranya anda mendatangkan dia disini niscaya kami akan menghinanya dan menghina bapaknya. Kami akan mencacinya dan mencaci bapaknya. Kami akan memperkecil dirinya dan memperkecil bapaknya. Dan kami akan terus melakukannya sampai dia membenarkan anda.
Mu`awiyah berkata kepada mereka:
Aku khawatir (jika Hasan b Ali dihadirkan) kita akan dibelenggu dengan kehinaan sebagaimana hinaya kita dilempar dalam kubur. Demi Tuhan, sesungguhnya aku melihat Hasan b Ali dengan penuh kebencian. Dengan alasan itu aku akan mempermalukan dirinya.Sesungguhnya jika aku mendatangkanya itu semata-mata untuk mengajarinya dan mempermalukan dia di hadapan kalian.[1]
Amru b. al-`As berkata:
“Apakah anda sedemikian khawatir, bukankah kadangkala kebatilannya mengatasi kebenaran kita, kesakitannya mengatasi kesehatan kita?
Muawiyyah menjawab:
“Tidak”
Amru b. al-`As berkata:
“Jika keadaannya begitu, suruhlah Hasan b Ali datang kemari”
Utbah berkata:
“Aku kurang yakin untuk menghadirkan Hasan b Ali disini. Demi Tuhan, kita tidak akan mampu untuk menghadapinya, bahkan justru dia sangat mampu untuk menghadapi kita semua. ingatlah dia salah satu dari Ahl al-Bait yang handal dan cerdas.
Tetapi kemudian mereka memutuskan untuk menghadirkan Hasan dalam majelis mereka, kemudian diutus seorang lelaki kepada Hasan untuk datang di majelis itu Setelah utusan bertemu hasan, lantas dia berkata kepada Hasan:
Utusan Muawiyah berkata:
Mu`awiyah mengundang anda untuk hadir dalam majelisnya
Imam Hasan b Ali as bertanya:
Siapa saja yang bersamanya?
Utusan Muawiyah itu menjawab:
Di sisinya si polan dan si polan. Dia menyebut nama-nama mereka semua.
Imam Hasan bin Ali as berkata:
Sungguh malang mereka, azab akan segera mendatangi mereka dalam keadaan mereka tidak menyedarinya.
Kemudian Imam Hasan bin Ali as berkata:
Wahai jariah ( seorang pembantu imam) ambilkan kain untukku.
Kemudian Imam Hasan as berkata:
Wahai Tuhanku, sesungguhnya dengan Engkau aku menolak ancaman mereka, aku mohon perlindungan-MU darip segala kejahatan mereka, aku mohon pertolongan-Mu atas rencana mereka. Lantaran itu lindungi aku dari mereka menurut kehendak Engkau, bilamana Engkau kehendaki dengan segala kekuatan Engkau ya arhama al-Rahimin.
Kemudian Imam Hasan as berkata kepada utusan muawiyah:
“Ini adalah doa untuk memohon kemenangan”
Ketika Imam Hasan b Ali tiba di majelis, Mu`awiyah menyambutnya, Muawiyah menjabat tangan Imam Husain b Ali
Imam Hasan b Ali as berkata:
Sesungguhnya orang yang anda sambut kedatangannya adalah satu jaminan keselamatan untuknya dan “berjabat tangan” merupakan satu tanda perdamaian.
Mu`awiyah berkata:
Ya! kami mengutus anda datang ke mari supaya anda meengakui bahwa sesungguhnya `Utsman telah dibunuh secara kejam dan sesungguhnya bapak kamulah yang membunuh Utsman. Oleh karena itu dengarkanlah dan camkan kata-kata kami kemudian berilah jawabannya kepada kami sebagaimana mereka akan menanyai kamu. Walau bagaimanapun kedudukanku tidak menghalang kamu untuk memberi jawaban kepada kami.
Imam Hasan b Ali as berkata:
Subhanallah, saya anda undang untuk datang ke rumah anda dan dengan kemurahan izin anda, Demi Allah aku akan memberi jawapan kepada majelis menurut apa yang majelis ini kehendaki. Sesungguhnya aku merasa malu kepada tuan rumah ini (Muawiyyah b Abu Sofyan) karena dalam satu perkara justru akan membuka aib. Dan jika saya memberikan jawaban yang mematahkan pendapat mereka, sesungguhnya aku merasa malu kepada tuan rumah (Muawiyyah) karena ini menunjukan kelemahan. Karena dalam beberapa hal ada yang harus diakui dan beberapa hal yang lain harus diakui kekeliruanya. Sesungguhnya jika aku mengetahui bahwa kalian bermaksud mempertanyakan sesuatu kepadaku, niscaya aku akan datang bersama Bani Hasyim sebanyak bilangan mereka. Disebabkan kalian hanyamenghendaki diriku, dan kalian akan bertindak diluar sepengetahuanku terhadapku. Sesungguhnya Allah `Azza Wajalla yang menjadi waliku pada hari ini dan selepasnya. Lantaran itu silahkan kalian berbicara, aku akan mendengarkannya. Tidak ada kekuatan melainkan dengan Allah S.W.T.
`Amru b. `Uthman b. `Affan berkata:
Sesungguhnya aku tidak ingin mendengar perkataan seperti hari ini, dari seorang keturunan Bani `Abdu l-Muttalib setelah peristiwa pembunuhan `Utsman. Sedangkan Utsman adalah sepupu mereka, mempunyai kedudukan yang tinggi dalam Islam terutamanya di sisi Rasulullah (s.`a.w). Ketahuillah, tindakan kalian kepada Utsman, menunjukan sejahat-jahatnya penghormatan kepada Allah karena kalian telah mengalirkan darahnya menciptakan permusuhan dan menabur fitnah, karana hasad dengki kalian menuntut apa yang bukan menjadi milik kalian. Bukankah kamu mengetahui bahwa Utsman merupakan orang yang terdahulu memeluk Islam dan kedudukannya yang tinggi di sisi Allah dan Rasul-Nya.Alangkah hinanya jika Hasan bin Ali dan seluruh Bani `Abdu l-Muttalib menjadi pembunuh `Utsman! di saat mereka masih hidup, mereka berjalan ke mana mana sedangkan `Utsman mati berlumuran darahnya. Di samping itu, kami mempunyai hak untuki menuntut bela atas sembilan belas darah Bani Umayyah yang dibunuh di Badr.
Kemudian `Amru b. al-`As menyahuti dan berkata:
“Kami mengutus kepada kamu agar salah satu anak lelaki Abu Turab datang dalam majelis ini dan kami meminta pengakuan dari kamu bahwa sesungguhnya bapk kamulah yang telah meracun Abu Bakr al-Siddiq, bersekongkol membunuh `Umar al-Faruq dan pembunuhan `Utsman dhi al-Nuraini secara zalim. Dan Bapak kamu menuntut khalifah yang bukan haknya. Bapak kamu telah menabur fitnah.
Amru b. al-`As melanjutkan perkataanya :
“Ketahuilah kalian wahai Bani Abdu l-Muttalib, Allah tidak mengkaruniakan al-Mulk(pemerintahan) kepada kalian. Lantas kalian ingin menguasai apa yang tidak halal bagi kalian. Wahai kamu Hasan, Kamu mengatakan bahwa kamu adalah Amir al-Mukminin, sedangkan kamu tidak mempunyai kemampuan dalam masalah kekhalifahan. Justeru karena itu menjadi alasan bagiku untuk meninggalkan si bodoh yang berada di kalangan Quraisy. Kebodohan kamu disebabkan perbuatan bapak kamu yang jahat. Sesungguhnya kami mengundang kamu semata-mata untuk menunjukan kejahatan kamu dan bapak kamu. Kamu tidak akan mampu mengelak dari tuduhan kami apalagi membohongi kami mengenainya, tetapi sekiranya kamu dapati kami berbohong dalam sesuatu perkara atau kami mengatakan sesuatu yang tidak benar maka silahkan anda membantahnya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu dan bapak kamu adalah sejahat-jahat makhluk Allah. Adapun mengenai bapak kamu syukurlah bahwa Allah telah membunuhnya dan mengasingkannya. Adapun kamu berada di dalam kekuasaan kami, kami boleh membuat pilihan. Demi Allah sekiranya kami membunuh kalian tidaklah (kami) berdosa di sisi Allah dan tidak mendatangkan keaiban di sisi orang banyak.
Kemudian `Atbah bin Abu Sufyan berkata:
Wahai Hasan, sesungguhnya bapak kamu adalah sejahat-jahat orang Quraisy bagi kabilah Quraisy. Dia telah memutuskan silat al-Rahim di kalangan Quraisy dan mengalirkan darahnya.Sesungguhnya kamu berasal dari kalangan pembunuh-pembunuh `Utsman.Justeru itu kami berhak membunuh kamu karenanya. Sesungguhnya kamu wajib membayar ganti rugi sebagaimana disebutkan di dalam kitab Allah Azza Wajalla dan kamilah orang yang memerangi anda mengenainya. Adapun bapak kamu, Allah telah membunuhnya dan ia sudah selesai. Adapun harapan kamu untuk mendapatkan khilafah, maka kamu bukanlah orang yang layak mengenainya krena kamu tidak memiliki kemampuan dalam semua segi.
Kemudian al-Walid bin `Uqbah bin Abi Mu`it berbicara seperti yang lainya dia berkata:
Wahai Bani Hasyim! Kalianlah orang pertama yang telah menyebarkan aib `Utsman dan mengumpulkan orang banyak untuk menentangnya. dan kalian membunuhnya kerana kalian menginginkan al-Mulk (pemerintahan), memutuskan Silat al-Rahim, membinasakan umat, mengalirkan darah mereka karena mengejar kekuasan, mengejar dunia yang buruk dan mencintainya, sedangkan `Utsman adalah bapak saudara kalian. Dia adalah ipar kalian dan Utsman adalah sebaik-baik ipar. Sesungguhnya kalianlah orang pertama yang hasad kepadanya dan mencacinya. Kemudian kalian merencanakan pembunuhannya. Apakah kamu tidak berfikir tentang azab Allah yang bakal ditimpakan kepada kalian.
Kemudian Mughirah bin Syu`bah pula berkata:
Wahai Hasan! Sesungguhnya `Utsman telah dibunuh secara zalim. Justeru itu bapak kamu tidak dapat menghindar dari tanggungjawab bahwa dia adalah si pembunuhan tersebut. Kami katakan kepadamu bahwa bapakmu telah melindungi pembunuh-pembunuh `Utsman dengan berbagai cara. Dan itu sudah cukup sebagai bukti bahwa bapakmu meridhi pembunuhan itu. Demi Allah bapakmu mempunyai pedang dan lidah yang panjang. bapakmu membunuh orang yang hidup dan mencela orang yang mati.
Mughirah bin Syu`bah melanjutkan perkataanya :
“(ketahuilah olehmu) Bani Umayyah itu lebih baik daripada Bani Hasyim. Mu`awiyah adalah lebih baik daripada kamu wahai Hasan .Bapak kamu telah menentang (nasaba) Rasulullah s.`a.w. pada masa hidupnya dan beliau (saw) berusaha menutupinya sebelum kewafatannya dan bapakmu ingin membunuhnya. Tetapi Perkara tersebut diketahui oleh Rasulullah s.`a.w. Bapakmu juga menolak bai`ah kepada Abu Bakr sehingga dan bapakmu menaruh dendam kusumat, kemudian bapakmu meracuninya sehingga mati. Selepas itu bapakmu menentang `Umar sehingga bapakmu berhasrat memenggal lehernya. Kemudian bapakmu menyokong pembunuhannya. Selepas itu bapakmu mencaci `Utsman sehingga bapakmu membunuhnya pula. Lantaran itu bapakmu terlibat di dalam pembunuhan mereka. Manakah kedudukannya di sisi Allah wahai Hasan!
Mughirah bin Syu`bah masih melanjutkan perkataanya :
Sesungguhnya Allah telah menjadikan sultan (pemerintah) sebagai wali kepada orang yang dibunuh di dalam kitab-Nya. Justeru itu Mu`awiyah adalah wali orang yang dibunuh tanpa hak. Justeru itu adalah wajar jika kami membunuh kamu dan saudara lelaki kamu. Demi Allah darah `Ali tidaklah lebih berbahaya dari darah `Utsman. Lantaran itu Allah tidak akan menghimpunkan pada kalian dua perkara wahai Bani `Abdu l-Muttalib, pemerintahan(al-Mulk) dan kenabian (al-Nubuwwah).
Kemudian Mughirah berhenti bicara.
Lalu Imam Hasan bin `Ali as berkata:
Segala puji bagi Allah yang telah memberi hidayah kepada orang yang awal kalian dengan orang yang awal kami dan orang yang akhir kalian dengan orang yang akhir kami. Selawat dan salam ke atas datukku Muhammad nabi dan keluarganya. Kalian dengarlah jawabanku dan kalian fahamilah baik-baik. Dengan andalah aku mulai wahai Mu`awiyah. Demi Tuhan,wahai Azraq (Mu`awiyah) tidak seorangpun mencaciku selain daripada anda. Mereka itu tidak mencaciku, tidak mencelaku selain daripada anda dan mereka itu tidak mencelaku tetapi anda telah mencela dan mencaciku. Itu adalah petanda kejahatan anda dan pendapat anda kerana memusuhi kami dan hasad dengki anda kepada kami serta permusuhan anda terhadap Muhammad s.`a.w. dahulu dan sekarang.
Imam Hasan bin `Ali as melanjutkan perkataanya:
Demi Allah sekiranya aku dan mereka (‘Amri Bin Utsman bin Affan, Amri bin al As, Atbah bin Abu Sufyan, Walid bin ‘Uqabah Bin Abi Mu’it, Al Mughirah bin Syu’bah) wahai Azraq berbicara di Masjid Rasulullah s.`a.w. dan disaksikan orang-orang Muhajirin dan Ansar, niscaya mereka tidak mampu berbicara sedemikian rupa dan mereka tidak mempermalukanku atas kedatanganku sebegini. Justeru itu dengarlah daripadaku wahai kumpulan yang menentangku. Janganlah kalian menyembunyikan kebenaran yang kalian mengetahuinya. Dan janganlah kalian membenarkan kebatilan sekiranya aku berkata mengenainya. Aku akan mulai percakapanku dengan anda wahai Mu`awiyah dan aku tidak akan berkata sesuatu pun melainkan ia bertepatan dengan anda.
Imam Hasan bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah, adakah kalian mengetahui bahawa lelaki yang kalian telah mencacinya itu adalah orang yang telah mengerjakan solat di hadapan dua kiblat, sementara anda masih menyembah al-Lata dan al-`Uzza?[2] Dia juga telah melakukan dua bai`ah, bai`ah al-Ridwan dan bai`ah al-Fath sedangkan anda wahai Mu`awiyah, di bai`ah pertama kafir sementara di bai`ah kedua anda menarik balik bai`ah anda (nakitsin)[3]
Imam Hasan bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kepada kalian dengan nama Allah adakah kalian mengetahui bahwa sesungguhnya Rasulullah (s.`a.w.) telah mengepung Bani Quraidah dan Bani Nadhir kemudian beliau (s.`a.w.) mengutus `Umar b. al-Khattab bersama bendera Muhajirin dan Sa`d b. Mu`adh bersama bendera Ansar. Adapun Sa`d b. Mu`adh mundur dari medan perang karena cidera. Sedangkan `Umar b al Khattab telah melarikan diri dari medan peperangan. Bukankah beliau (saw) dan para sahabat mengatakan bahwa dia adalah seorang yang pengecut. [4] kemudian Rasulullah (s.`a.w.) bersabda: “Besok aku akan memberi bendera kepada seorang lelaki di mana dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, Allah dan RasulNya mencintainya, dia akan terus berjuang sehingga Allah memberi kemenangan melaluinya”.[5] Abu Bakr, `Umar serta orang-orang Muhajirin dan Ansar kurang senang mengenainya. `Ali pada masa itu mengidap penyakit mata. Rasul (s.`a.w.) menjemputnya lalu meniup matanya lalu dia pun sembuh.[6] Kemudian beliau memberikan kepadanya satu bendera.[7] Dia pun pergi berjuang sehingga mendapat kemenangan dengan pertolongan Allah S.W.T sedangkan anda pada masa itu di Makkah adalah seorang musuh Allah dan Rasul-Nya. Adakah sama di antara lelaki yang mencintai sesuatu kerana Allah dan Rasul-Nya dengan lelaki yang memusuhi Allah dan RasulNya? [8] Aku bersumpah dengan nama Allah bahawa hati anda tidak pernah menerima Islam, tetapi lidah anda takut. Karena itu anda berbicara tidak sesuai dengan yang ada di hati anda. Lihat umpamanya hadis Nabi s.`a.w. kepada `Ali A.S: ” Tidak akan mencintai Ali melainkan dia seorang mukmin, dan tidak membencikan Ali melainkan dia seorang munafik” [9].
Imam Hasan bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian mengetahui bahawa Rasulullah(s.`a.w.) telah melantiknya (`Ali) di Madinah sebelum peperangan Tabuk tanpa memarahi dan membencinya. Lalu orang-orang munafik bberbicara mengenainya. Maka beliau (`Ali) berkata: Janganlah anda meninggalkan aku wahai Rasulullah kerana aku tidak pernah meninggalkan anda di berbagai peperangan.Lantas Rasulullah (s.`a.w.) bersabda: Anda adalah wasiku, khalifahku kedudukanmu seperti kedudukan Harun di sisi Musa”. Kemudian beliau memegang tangan `Ali A.S seraya bersabda: “Wahai manusia! Siapa yang menjadikan aku wali, maka sesungguhnya dia telah menjadikan Allah wali. Dan siapa yang telah menjadikan `Ali wali maka dia telah menjadikan aku wali.Siapa yang telah mentaati aku,maka sesungguhnya dia telah mentaati Allah. Dan siapa yang mentaati `Ali maka dia mentaati aku. Dan siapa yang mencintaiku, maka dia mencintai Allah. Dan siapa yang mencintai `Ali, maka dia telah mencintaiku”.[10]
Imam Hasan bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian mengetahui bahawa sesungguhnya Rasulullah (s.`a.w.) bersabda pada Haji Wada`: ” Wahai manusia sesungguhnya aku telah tinggalkan kepada kalian dan kalian tidak akan sesat selepasnya; Kitab Allah dan itrah Ahl l-Baitku. Justeru itu halalkanlah halalnya dan haramkanlah haramnya. Beramallah menurut muhkamnya dan berimanlah menurut mutasyabihahnya.
Dan katakanlah: Kami percaya apa yang telah diturunkan Allah (al-Kitab), cintailah Ahl l-Baitku dan itrahku. Hormatilah orang-orang yang mewalikan mereka.Tolonglah mereka bagi menentang musuh-musuh mereka. Sesungguhnya kedua-duanya akan sentiasa berada pada kalian sehinggalah dikembalikan ke atasku di Haud pada hari kiamat.[11] Kemudian beliau menjemput `Ali ketika beliau berdiri di atas mimbar lalu menarik tangannya seraya bersabda: ”Wahai Tuhanku, hormatilah orang yang mewalikannya, musuhilah orang yang menentangnya. Wahai Tuhanku, jangan jadikan di bumi ini tempat duduk penentang-penentang `Ali, dan di langit tidak ada tempat naik serta jadikanlah mereka di neraka yang terbawah“.[12]
Imam Hasan bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian mengetahui bahwa sesungguhnya Rasulullah (s.`a.w.) bersabda: Andalah orang yang boleh mengambil air di haudku di hari kiamat. Anda akan membekalkan air daripadanya sebagaimana seorang daripada kamu membekalkan ” wanita asing ” di tengah untanya”.[13]
Imam Hasan bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah, adakah kalian mengetahui bahwa `Ali telah berjumpanya (s.`a.w.) ketika sakit yang membawa kepada kewafatannya, maka Rasulullah (s.`a.w.) menangis. Lalu `Ali berkata: Apakah yang membuat anda menangis wahai Rasulullah? Beliau bersabda: “Apa yang membuat aku menangis adalah kerana keilmuanku bahwa hasad dengki masih membara di hati umat ini, tetapi mereka tidak berani melahirkannya sehingga aku wafat”[14]
Imam Hasan bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah, adakah kalian mengetahui bahawa Rasulullah (s.`a.w.) ketika hampir wafat, Ahl al-Baitnya berkumpul dan beliau bersabda: “Sesungguhnya Ahl al-Baitku pada kalian sepertilah bahtera Nuh. Siapa yang menaikinya selamat dan siapa yang meninggalkannya tenggelam”. [15]
Imam Hasan bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian mengetahui bahawa para sahabat Rasulullah (s.`a.w.) telah menerima wilayah `Ali pada masa hidup Rasulullah ? [16]
Imam Hasan bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian mengetahui bahawa sesungguhnya `Ali adalah orang yang pertama mengharamkan segala keinginan duniawi ke atas dirinya, lantas Allah `Azza Wajalla menurunkan ayat Surah al-Maidah 5: 88-89 ”Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu kalian mengharamkan apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik daripada apa yang Allah telah rezekikan kepada kamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadaNya“. Di sisinya segala jenis ilmu; ilmu mengenai hukum, kefasihan bercakap, keilmuan yang utuh dan sebab-sebab turunnya al-Qur’an.[17] Beliau adalah di kalangan kumpulan di mana kami tidak mengetahui mereka melengkapi sepuluh orang yang telah diberitahukan Allah bahwa mereka adalah Mukminin. Sedangkan kalian di kalangan kumpulan yang hampir bilangan mereka dilaknati Allah di atas lidah Rasulullah (s.`a.w.). Lantaran itu aku menjadi saksi untuk kalian dan menjadi saksi bagi menentang kalian; sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang dilaknati Allah di atas lidah nabi-Nya. [18]
Imam Hasan bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian mengetahui bahawa sesungguhnya Rasulullah (s.`a.w.) mengutus kepada anda supaya anda menulis bagi pihaknya kepada Bani Khuzaimah ketika Khalid b. Walid melakukan angkara terhadap mereka, maka utusan itu berpaling kepadanya (Mu`awiyah) lalu berkata: Dia sedang makan. Maka utusan berpaling kepada anda sebanyak tiga kali. Dan setiap kali dia berpaling kepada anda dia berkata: Dia sedang makan.Maka Rasululullah (s.`a.w.) bersabda: ” Wahai Tuhanku,janganlah Engkau membuat perutnya terasa kenyang.” Justeru itu sabda itu adalah untuk anda dan makanan anda sehingga hari kiamat.
Imam Hasan bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian mengetahui: Sesungguhnya apa yang aku perkatakan itu benar. Sesungguhnya wahai Mu`awiyah anda menarik dengan bapa anda di atas seekor unta merah diterajui oleh saudara anda yang duduk.Ini berlaku di hari al-Ahzab. Maka Rasulullah (s.`a.w.) melaknati pemandu, penunggang dan penarik. Bapa anda adalah penunggang, anda penarik dan saudara anda yang duduk adalah pemandu [19]
Imam Hasan bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian mengetahui bahawa sesungguhnya Rasulullah (s.`a.w.) telah melaknati Abu Sufyan:
Pertama: Ketika beliau (s.`a.w.) keluar dari Makkah ke Madinah dan Abu Sufyan datang dari Syam.Lantas Abu Sufyan marah lalu mencacinya dan mengancamnya dan berhasrat untuk melakukan tindakan kasar terhadapnya tetapi Allah memalingkannya dari melaksanakan niat jahatnya.
Kedua: Hari al-`Air (keledai) di mana di usir Abu Sufyan supaya ia tidak menjadi penghalang Rasulullah (s.`a.w.).
Ketiga: Hari Uhud di mana Rasulullah (s.`a.w.) bersabda: ” Allah adalah maula kami sedangkan anda tidak mempunyai maula.” Abu Sufyan berkata: Kami ada al-`Uzza sedangkan kalian tidak mempunyainya. Lantaran itu Allah, para Malaikat-Nya, para Rasul-Nya dan Mukminun melaknatinya.
Keempat: Hari Hunain di mana Abu Sufyan mulai mengumpulkan Quraisy dan Hawazin sementara `Uyainah mengumpulkan Ghatafan dan Yahudi. Lalu Allah menentang mereka dengan kemarahan mereka sendiri sehingga mereka tidak dapat mencapai kemenangan. Ini adalah firman Allah `Azza Wajalla diturunkan di dalam dua surah kedua-duanya mengenai Abu Sufyan dan para sahabatnya sebagai kafir dan anda wahai Mu`awiyah di hari itu seorang musyrik menurut pendapat bapa anda di Makkah.[20] Sedangkan `Ali di hari itu bersama Rasulullah (s.`a.w.) mematuhi agamanya.
Kelima: Firman-Nya Surah al-Fath 48:25″Dan merekalah orang-orang kafir yang menghalangi kamu dari Masjid Haram” Anda, bapak anda dan musyrikin Quraisy menghalang Rasulullah (s.`a.w.). Justeru itu Allah melaknatinya dengan laknat yang meliputinya dan zuriatnya sehingga hari kiamat. [21]
Keenam: Hari al-Ahzab di mana Abu Sufyan mengumpulkan Quraisy sementara `Uyainah b. Hasin b. Badr mengumpulkan Ghatafan. Lantas Rasulullah (s.`a.w.) melaknati pemandu, pengikut dan penarik. Ditanya Rasulullah: Adakah di kalangan penunggang itu mukmin? Beliau bersabda: Laknat tidak akan mengenakan mukmin dari kalangan penunggang (al-Atba`). Tetapi di kalangan pemandu tidak ada seorang pun daripada mereka mukmin, tidak ada seorang pun yang menyahuti seruan dan tidak seorang pun berjaya.
Ketujuh: Hari Thaniyyah, di mana Rasulullah (s.`a.w.) hampir dibunuh oleh dua belas orang lelaki. Tujuh daripada mereka dari Bani Umayyah, lima daripada semua kabilah Quraisy. Justeru itu Allah dan Rasul-Nya melaknati orang-orang yang memasuki al-Thaniyyah selain daripada Nabi (s.`a.w.). [22]
Imam Hasan bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian mengetahui sesungguhnya Abu Sufyan telah berjumpa dengan `Utsman ketika dia dibai`ah di Masjid Rasulullah (s.`a.w.), dia berkata: Wahai anak saudaraku! Adakah selain kita sekarang? Dia menjawab: Tidak ada. Maka Abu Sufyan berkata: Putarkanlah jabataan khalifah ditangan pemuda-pemuda Bani Umayyah. Demi orang yang di mana diri Abu Sufyan di tangan-Nya, tidak ada syurga dan neraka? [23]
Imam Hasan bin `Ali as berkata :
Aku menyeru kalian dengan nama Allah adakah kalian mengetahui bahwa sesungguhnya Abu Sufyan memegang tangan Husain ketika `Utsman dibai`ah dan berkata: Wahai anak saudaraku, marilah keluar bersama-samaku ke kubur Baqi`.Lalu beliaupun keluar bersamanya sehinggalah sampai di pertengahan kubur, dia menendang kubur itu dan melaung dengan sekuat-kuatnya: Wahai penghuni kubur! Perkara di mana kalian memerangi kami kerananya sekarang ia berada di tangan kami sedangkan kalian telah menjadi bangkai. Lantas Husain b. `Ali A.S berkata: Allah menjadikan anda sejahil-jahilnya dan Dia menjadikan muka anda hitam-hitamnya. Kemudian beliau melepaskan tangannya lalu meninggalkannya keseorangan. Sekiranya al-Nu`man b. Basyir tidak menahan tangannya (Abu Sufyan) dan mengembalikannya ke Madinah, nescaya dia mati di situ. Ini adalah untuk anda wahai Mu`awiyah. Adakah anda mampu menolak hujah kami dan hujah orang yang anda telah melaknatinya bahawa sesungguhnya bapak anda Abu Sufyan berhasrat untuk menjadi Muslim, tetapi anda telah mengutus kepadanya sebuah bait syair yang menonjolkan kelebihan Quraisy dan lain-lain. Justeru itu anda telah menghalanginya dari menerima Islam dan anda telah menghalanginya.[24] `Umar b. al-Khattab telah melantik anda menjadi wali (gabenor) di Syam, tetapi anda mengkhianatinya. Kemudian `Utsman melantik anda menjadi wali, tetapi anda hanya menunggu saat kehancurannya.Kemudian lebih daripada itu anda bersama-sama menentang Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya anda telah memerangi `Ali A.S sedangkan anda telah mengenalinya sebagai orang yang pertama memeluk Islam, kelebihannya, keilmuannya di dalam segala urusan.[25] Malah beliau lebih layak daripada anda dan selain daripada anda di sisi Allah dan Rasul-Nya. Anda telah membuat manusia dalam keraguan.Anda telah mengalirkan darah makhluk Allah dengan tipudaya dan kelicikan anda. Perbuatan orang yang tidak beriman dengan hari akhirat dan tidak takutkan pembalasan. Malah apabila sampai ajal, anda akan berpindah ke tempat yang paling celaka sedangkan `Ali ke tempat yang paling baik. Dan Allah pasti menunggu anda. [26] Ini adalah khusus untuk anda wahai Mu`awiyah. Adapun keaiban-keaiban anda yang lain aku tidak mau menyebutkannya kerana aku tidak mau memanjangkan perkara ini.
Imam Hasan bin `Ali as berkata Kepada Amru b Utsman:
Adapun anda wahai `Amru b. `Utsman, jawabanku terhadap anda tidak akan mencapai maksudnya disebabkan kebodohan anda. Sekiranya anda mengikuti perkara-perkara tersebut, anda akan mengetahui bahawa anda sepertilah nyamuk manakala ia berkata kepada lebah: Berpeganglah sekuat-kuatnya kerana aku ingin turun di atas anda. Lalu lebah menjawab: Aku tidak pun menyedari kejatuhan anda di atasku. Bagaimana turunnya anda ke atasku akan menyulitkanku? Demi Allah sesungguhnya aku tidak merasa bahwa anda secara terang memusuhiku sehingga ia menyulitkanku. Dan aku akan memberi jawapan kepada kata-kata anda: Adakah cacian anda terhadap `Ali A.S. akan mengurangi kemuliaannya atau menjauhkannya dari Rasulullah (s.`a.w.)? Atau ujiannya itu membuat cacat Islam, atau tidak ada keadilan di dalam hukum? Atau cintakan dunia? Sekiranya anda menjawab salah satu daripada persoalan-persoalan tersebut, maka sesungguhnya anda telah berbohong.
Adapun kata-kata anda: Sesungguhnya bagi kalian pada kami sembilan belas hutang darah musyrikin Bani Umayyah di dalam peperangan Badr, jawabanku bahawa Allah dan Rasul-Nya telah membunuh mereka semua. Mudah-mudahan kamu akan membunuh di kalangan Bani Hasyim sembilan belas, dan tiga selepas sembilan belas kemudian dibunuh di kalangan Bani Umayyah sembilan belas. Sembilan belas sekaligus selain apa yang telah dibunuh di kalangan Bani Umayyah di mana bilangan mereka sebenar tidak diketahui melainkan Allah. Sesungguhnya Rasulullah (s.`a.w.) bersabda: “Apabila sampai Bani Umayyah tiga puluh orang lelaki, mereka membagi-bagikan harta Allah di kalangan mereka. Mengambil hamba-hamba-Nya sebagai milik, kitab-Nya sebagai simbol semata.Apabila mereka mencapai jumlah tiga ratus sepuluh orang, mereka berhak dilaknati.Dan apabila mereka mencapai jumlah empat ratus tujuh puluh lima, kebinasaan mereka lebih cepat daripada mengunyah sebiji kurma”. Begitu juga Hakam b. Abi al-`As termasuk di dalam firman dan hadis itu juga. Rasulullah (s.`a.w.) bersabda: Rendahlah suara kalian kerana Bani Umayyah sedang mendengar.
Manakala Rasulullah (s.`a.w.) melhat mereka di dalam mimpinya, begitu juga orang-orang yang memiliki urusan khalifah selepasnya. Ia meresahkan Rasulullah (s.`a.w.).Lalu Allah `Azza Wajalla berfirman maksudnya ”Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam al-Qur’an” (Surah al-Isra’ 17: 60) iaitu Bani Umayyah. Allah juga berfirman “Malam al-Qadar (kemuliaan) itu lebih baik dari seribu bulan” (Surah al-Qadar 97: 3). Aku menjadi saksi untuk kalian dan ke atas kalian bahawa kekuasaan kalian selepas pembunuhan `Ali hanya seribu bulan yang telah ditetapkan oleh Allah `Azza Wajalla di dalam kitab-Nya.
Imam Hasan bin `Ali as berkata Kepada Amru b al ’Ash:
Adapun anda wahai `Amru b. al-`Ash yang dilaknati Allah, sesungguhnya anda adalah anjing (ganas). Ibu anda adalah perempuan jahat.Anda dilahirkan di atas “hamparan” yang dikongsikan oleh beberapa lelaki Quraisy seperti Abu Sufyan b. al-Harb, al-Walid b. Mughirah, `Uthman b. al-Harth, al-Nadar b. Kaldah dan al-`As b. Wa’il. Setiap mereka menyangka bahawa anda adalah anak lelakinya. Kemudian seorang yang paling jahat daripada mereka mendapat kemenangan di atas anda. [27]
Kemudian anda berkhutbah dalam keadaan berdiri: Aku membenci Muhammad. Al-`As b. Wa’il berkata: Sesungguhnya Muhammad adalah seorang lelaki yang terputus keturunannya. Sekiranya beliau mati nescaya terputuslah keturunannya. Lantas Allah S.W.T. menurunkan ayat Surah al-Kauthar 108: 3 “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus“.
Ibu anda pernah datang menawarkan dirinya kepada Bani `Abd Qais supaya menidurinya (bughyah), dia mendatangi mereka menurut giliran mereka yang dilakukan di dalam perjalanan ataupun di wadi-wadi mereka.Kemudian anda pada setiap tempat dipersaksikan oleh Rasulullah (s.`a.w.) sebagai musuh yang paling kuat menentangnya dan yang paling pembohong. Kemudian anda adalah di antara penumpang-penumpang bahtera; orang-orang yang mendatangi Raja Najjasyi bagi membunuh Ja`far b. Abu Talib dan orang-orang Muhajirin lain memohon perlindungan Raja Najjasyi. Tetapi tipudaya tersebut terceraiberai dan membuat datuk anda berada di bawah (gagal) dan menghancurkan niat jahatnya serta usaha anda yang sia-sia. Dia telah menjadikan kalimah orang-orang kafir di bawah dan kalimah Allah di atas.[28]
Adapun kata-kata anda tentang `Utsman, maka anda yang tidak mempunyai sifat malu dan keagamaan, anda telah menyalakan api ke atasnya. Kemudian anda telah melarikan diri ke Palestina semata-mata kerana menunggu giliran. Manakala berita pembunuhannya sampai, anda telah menawarkan diri anda kepada Mu`awiyah. Lantas anda menjual agama anda kepadanya dengan dunia orang lain wahai si jahat. Kami tidak mencela anda karana memarahi kami dan kami tidak juga mengkritik anda karana cintakan kami. Anda adalah musuh Bani Hasyim pada masa Jahiliyah dan Islam.
Sesungguhnya anda telah menghina Rasulullah (s.`a.w.) di dalam tujuh puluh bait syair. Justeru itu Rasulullah (s.`a.w.) bersabda: “Wahai Tuhanku sesungguhnya aku tidak pandai bersyair, lantaran itu aku tidak patut menjawabnya oleh itu wahai Tuhanku laknatilah `Amru b. al-`As pada setiap bait syair seribu laknat”. [29]
Kemudian anda wahai `Amru, anda lebih mencintai dunia anda daripada agama anda. Anda telah mengadap Raja Najjasyi dan memberi hadiah kepadanya semasa lawatan anda pada kali pertama dan kedua. Tetapi kesemuanya menemui jalan buntu. Hasrat anda adalah supaya Ja`far dan para sahabatnya dibunuh. Manakala Raja Najjasyi menyalahkan anda mengenainya, lantas anda menghalalkan darah sahabat anda `Ammarah b. al-Walid. [30]
Imam Hasan bin `Ali as berkata Kepada Walid b Uqbah:
Adapun anda wahai Walid b. `Uqbah, demi Allah, aku tidak mencela anda memarahi `Ali karena beliau telah menyebat anda delapan puluh kali sebutan. [31] Dan beliau telah membunuh bapak anda di hari Badr. Meskipun anda mencacinya, Allah telah menamakannya mukmin di dalam sepuluh ayat al-Qur’an. Dan Dia telah menamakan anda fasiq sebagaimana firman-Nya dalam Surah al-Sajdah 32: 18 “Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasiq? Mereka tidak sama“. Dan firman-Nya dalam Surah al-Hujurat 49: 6 ”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan sesuatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. Adapun anda dan sebutan anda sebagai Quraisy pada hakikatnya anda bukanlah Quraisy, malah anda adalah anak lelaki kepada seorang yang tidak mengetahui budi bahasa dari keluarga Safuriyah bernama Zakwan.
Adapun sangkaan anda bahawa kami telah membunuh `Utsman, demi Allah, Talhah, Zubair dan `Aisyah sendiri tidak mampu untuk menuduhkan dan mengkaitkanya dengan `Ali b. Abi Talib. [32] Bagaimana anda sanggup berkata sedemikian rupa? Sekiranya anda bertanya ibu anda siapakah bapak anda ketika dia meninggalkan Zakwan, lalu dia mengaitkan anda dengan `Uqbah b. Abu Mu`it, nescaya dia merasa angkuh dan sombong dengan apa yang dia lakukan. Sedangkan Allah telah menyediakan bagi anda, bapak anda dan ibu anda kehinaan dan menanggung malu di dunia dan di akhirat. Allah tidak akan menzalimi hamba-hamba-Nya.[33]
Kemudian anda wahai Walid! Allah lebih besar dari orang yang anda kaitkan namanya. Bagaimana anda mencaci `Ali karena sekiranya anda bekerja keras niscaya anda dapat mempastikan nasab anda kepada bapak anda yang sebenar dan bukan kepada orang yang dikaitkan namanya dengan anda.Kerana ibu anda sendiri telah mengatakan: Wahai anakku, bapa anda adalah lebih celaka dan jahat daripada `Uqbah.
Imam Hasan bin `Ali as berkata Kepada Utbah b. Abu Sufyan :
Adapun anda `Utbah b. Abu Sufyan; Demi Allah anda bukanlah pandai sehingga aku memberi jawapan kepada anda, tidak pula berakal sehingga aku mendera anda, karena tidak ada di sisi anda kebaikan yang diharapkan sekiranya anda mencaci `Ali, tidak ada keaiban baginya terhadap anda, kerana anda di sisiku tidaklah setanding dengan seorang hamba `Ali b. Abu Talib sehingga aku memberi jawapan kepada anda dan mencela anda, tetapi Allah `Azza Wajalla sedang menunggu anda, bapak anda, ibu anda dan saudara anda. Anda adalah dari zuriat datuk-datuk anda yang disebutkan di dalam al-Qur’an, maka Dia berfirman di dalam Surah al-Ghasyiah 88: 3-5 “Bekerja keras lagi kepayahan (nasibah), memasuki api yang sangat panas, diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas”.
Adapun ancaman anda untuk membunuhku, kenapa anda tidak membunuh orang yang anda mendapatinya di atas hamparan anda bersama isteri anda.Dia telah mengalahkan anda bagi menguasai kemaluannya (farajnya) dan dia berkongsi dengan anda pula bagi mendapatkan anaknya sehingga dia mengaitkan anak lelaki tersebut dengan anda sedangkan ia bukanlah anak lelaki anda. Celakalah anda! Jikalaulah anda bekerja keras bagi membalas dendam terhadapnya adalah lebih wajar kerana ia merupakan suatu kebebasan, kerana anda mengancam untuk membunuhku, tetapi aku tidak mencela anda mencaci `Ali kerana beliau telah membunuh saudara anda secara bertarung. Beliau dan Hamzah b. `Abdu l-Muttalib telah berkongsi di dalam pembunuhan datuk anda, sehingga Allah membakar mereka berdua dengan api neraka dan merasakan mereka berdua dengan azab yang pedih. Dan beliaulah yang mengusir bapa saudara anda sebelah ibu dengan perintah Rasulullah (s.`a.w.).
Adapun harapanku untuk menjadi khalifah, demi Allah sekira-nya aku mengharapkannya adalah kerana aku berhak menuntutnya. Sedangkan anda tidak setanding dengan saudara anda dan tingkah laku bapak anda. Kerana saudara anda lebih kuat menentang Allah S.W.T. dan paling kuat tuntutannya bagi mengalirkan darah Muslimin. Dia juga menuntut apa yang dia tidak layak untuknya dengan menipu orang ramai. Justeru itu Allah memusnahkan tipu dayanya, dan Allah sebaik-baik orang yang mendedahkan tipu daya mereka.
Adapun kata-kata anda: Sesungguhnya `Ali adalah sejahat jahat Quraisy untuk Quraisy. Demi Allah, beliau tidak hina sehingga memerlukan kasihan belas, dan beliau tidak dibunuh secara zalim.
Imam Hasan bin `Ali as berkata Kepada Utbah b. Abu Sufyan :
Adapun anda wahai Mughirah b. Syu`bah! Sesungguhnya anda adalah musuh Allah, meninggalkan kitab-Nya, pembohong terhadap nabi-Nya [34] Anda adalah penzina dan wajib dilaksanakan hukum rajam ke atas anda, kerana orang-orang yang adil dan baik menjadi saksi terhadap anda. Tetapi rajam anda ditangguhkan lantas kebenaran ditolak dengan kebatilan dan kebenaran dengan kekerasan [35] Justeru Allah menyediakan untuk anda azab yang pedih. Kehinaan di dalam kehidupan dunia dan azab di akhirat adalah lebih hina. Andalah orang yang telah memukul Fatimah binti Rasulullah (s.`a.w.) sehingga terkeluar darahnya dan ”tergugur” kandungannya kerana anda menghina Rasulullah (s.`a.w.) dan menyalahi perintahnya “mencabuli” kemuliaan anak perempuannya kerana Rasulullah (s.`a.w.) bersabda kepadanya: “Wahai Fatimah! Andalah penghulu wanita syurga”.[36]
Dan Allah akan memasukkan anda ke neraka dan anda akan menerima akibat dari kata-kata anda sendiri. Mana satukah di kalangan tiga perkara anda telah mencaci `Ali, adakah kekurangannya pada keturunannya? Atau jauhnya daripada Rasulullah (s.`a.w.)? Atau ia membawa bencana pada Islam atau kezaliman di dalam hukuman, atau cinta kerana dunia? Sekiranya anda berpendapat sedemikian maka sesungguhnya anda berbohong dan orang ramai akan membohongi anda pula.
Adakah anda menyangka bahwa `Ali A.S. telah membunuh `Utsman secara zalim?! `Ali, demi Allah orang yang paling bertakwa dan orang yang paling bersih daripada orang yang mencelanya mengenai perkara tersebut. Sekiranya `Ali telah membunuh `Utsman secara zalim, demi Allah anda bukanlah ada kaitan dengannya. Di masa hidupnya anda tidak pernah membantunya dan pada masa matinya anda tidak menerima pusaka daripadanya. Anda masih mengelilingi rumah anda mengejar wanita-wanita jahat, anda menghidupkan amalan jahiliyah, anda mematikan Islam sepertilah di masa lalu.
Adapun penentangan anda terhadap Bani Hasyim dan Bani Umayyah adalah dakyah anda untuk Mu`awiyah. Adapun pendapat anda mengenai pemerintahan dan pendapat para sahabat anda tentang kerajaan (al-Mulk) yang anda miliki, ia adalah seperti Fir`aun yang telah memerintah Mesir selama empat ratus tahun sedangkan Musa dan Harun adalah nabi yang diutus menghadapi penderitaan. Ia adalah milik Allah. Dia memberikannya kepada orang yang baik dan jahat. Allah berfirman dalam Surah al-Anbiya’ 21: 111 “Dan aku tidak mengetahui boleh jadi hal itu cobaan bagi kamu dan kesenangan sampai kepada suatuwaktu saja“. Dan firman-Nya dalam Surah al-Isra’ 17: 16 ”Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”.
Kemudian Imam Hasan b Ali as pun berdiri sambil membaca Surah al-Nur 24: 26:
” Wanita-wanita yang keji bagi lelaki yang keji dan lelaki yang keji bagi wanita-wanita yang keji.” Mereka wahai Mu`awiyah, demi Allah, adalah anda para sahabat anda dan pengikut-pengikut anda. Dan lelaki yang baik adalah bagi wanita-wanita yang baik. Mereka itulah bersih daripada tuduhan yang dilemparkan ke atas mereka. Bagi mereka pengampunan dan rezeki yang mulia. Mereka adalah `Ali b. Abi Talib A.S, para sahabatnya dan Syi`ahnya.
Kemudian beliau Imam Hasan b Ali as berkata kepada Mu`awiyah:
Rasakalah akibat apa yang telah dilakukan oleh tangan anda. Sesungguhnya Allah telah menyediakan bagi anda dan mereka kehinaan di dalam kehidupan dunia dan azab yang pedih di akhirat.
Mu`awiyah berkata kepada para sahabatnya:
Rasakanlah akibat apa yang anda telah lakukannya.
Al-Walid b. `Uqbah berkata:
Demi Allah, kami tidak merasakan melainkan sebagaimana anda merasakannya dan kami tidak berani melainkan menentang anda.
Mu`awiyah berkata:
Tidakkah aku telah berkata kepada kalian sesungguhnya kalian tidak akan dapat menghina lelaki itu (Hasan). Sekiranya kalian mentaatiku semenjak awal tadi, niscaya kalian beroleh kemenangan menentang lelaki ini apabila beliau mendedahkan keburukan kalian. Demi Allah, beliau tidak berdiri sehingga beliau menyeksaku seisi rumah. Dan aku bercita-cita untuk menyerangnya. Lantaran itu tidak ada kebaikan di hari ini dan selepasnya
Marwan b. Hakam mendengar tentang perjumpaan Mu`awiyah dan para sahabatnya dengan Hasan b. `Ali A.S.Lalu dia datang berjumpa dengan mereka di sisi Mu`awiyah dan bertanya mereka.
Marwan b. Hakam berkata :
Apakah (benar) apa yang telah sampai kepadaku tentang Hasan dan kemarahannya?
Mu`awiyah menjawab :
“memanglah begitu”
Marwan b. Hakam berkata :
Kenapa kalian tidak menjemputku bersama? Demi Allah, aku akan mencacinya, aku akan mencaci bapanya, Ahl al-Baitnya dengan cacian sehingga hamba-hamba lelaki dan perempuan aku berpesta dengan penuh kegembiraan.
Mendengar itu Imam Hasan b Ali berkata kepada Marwan b Hakam :
Adapun anda wahai Marwan[1], bukan aku yang mencaci anda dan bapak anda, tetapi Allah `Azza Wajalla telah melaknati anda, bapak anda, keluarga anda, zuriat anda dan zuriat yang keluar dari keturunan bapa anda sehingga hari kiamat di atas lidah Nabi-Nya Muhammad. Demi Allah, wahai Marwan, anda tidak akan mengingkarinya, begitu juga orang yang datang di dalam majlis ini kerana laknat ini adalah daripada Rasulullah (s.`a.w.) untuk anda dan bapa anda sebelum anda.[37] Allah tidak akan menambahkan kepada anda apa yang menakutkan anda melainkan kezaliman yang besar. Memang benar Allah dan rasul-Nya dan Dia berfirman dalam Surah al-Isra’ 17: 60 “Dan pohon kayu yang terkutuk dalam al-Qur’an, dan Kami menakuti mereka tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka”.Anda Wahai Marwan dan zuriat anda merupakan pohon yang dilaknati Allah di dalam al-Qur’an.Demikian itu adalah daripada Rasulullah (s.`a.w.) daripada Jibra`il daripada Allah `Azza Wajalla.[38]
Mu`awiyah melompat, lalu meletakkan tangannya di mulut Hasan seraya berkata:
Wahai Abu Muhammad! Aku bukanlah jahat dan ganas.
Lalu Hasan A.S membersihkan kainnya, kemudian beliau berdiri dan keluar. Mereka juga keluar dari majlis itu dengan kemarahan dan dukacita serta dengan muka hitam di dunia dan akhirat.
[1] Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas , Tunis 1972 M., hlm. 200.
[2] Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 200; al-Turmudhi, Abu `Isa Muhammad b. `Isa b. Sawrah, Sunan al-Turmudhi, V, hlm. 642; al-Tabari, Abu Ja`far Muhammad b. Jarir, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Cairo 1956 M., II, hlm. 310.
[3] Ibid.
[4] Al-Bukhari, Abu `Abdullah Muhammad b. Ismail, Sahih Bukhari, Cairo 1348 H., III, hlm. 46; Al-Hakim al-Nisaburi, Muhammad b. `Abdullah, al-Mustadrak `ala al-Sahihain fi al-Hadis, Cairo, 1969 M., III, hlm. 37; al-Dhahabi, Abu `Abdullah Muhammad b. Ahmad b. `Uthman, al-Talkhis, Hyderabad, 1958 M., III, hlm. 37 dan lain-lain.
[5] Al-Khawarizmi, al-Manaqib, Cairo 1340 H., hlm. 232; Ibn Hajr al-`Asqalani, Lisan al-Mizan, VI, hlm. 237; al-Qunduzi al-Hanafi, Sulayman b. Ibrahim, Yanabi` al-Mawaddah fi Syama`il al-Nabi wa Fada`il Amir al-Mu’minin `Ali, Iran 1385 H., hlm. 132.
[6] Al-Khawarizmi, ibid., hlm. 148.
[7] Al-Qunduzi al-Hanafi, Yanabi` al-Mawaddah, hlm. 81
[8] Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 200-201.
[9] Al-Qunduri al-Hanafi, Yanabi’ al-Mawaddah, hlm. 112.
[10] Al-Wahidi, Asbab al-Nuzul, Cairo 1957 M., I, hlm. 422; al-Zamakhsyari, Abu al-Qasim Mahmud b. `Umar, al-Kasysyaf `an Haqa`iq Ghawamid al-Tanzil wa `Uyun al-Aqawil fi Wujuh al-Ta`wil, Cairo t.t., I, hlm. 422; al-Syablanji, Mu`min b. Hasan Mu`min, Nur al-Absar fi Manaqib al-Bayt al-Nabi al-Mukhtar (s.`a.w.), Cairo 1367 H., hlm. 105; al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-`Ummal, VI, hlm. 117.
[11] Muslim, Abu al-Husayn Muslim b. Hajjaj, Sahih Muslim, Cairo, 1311 H., II, hlm. 238; Ahmad b. Hanbal, al-Musnad, III, hlm. 17, 26, 59; IV, hlm. 367; al-Turmudhi, Sahih, II, hlm. 308.
[12] Ibn Hajr al-`Asqalani, Abu al-Fadl Ahmad b. `Ali b. Muhammad b. Muhammad, Tahdhib al-Tahdhib, Hyderabad 1327 H., XI, hlm.445; al-Kanji al-Syafi`i, Kifayah al-Talib, Tehran 1404 H., hlm. 116-117.
[13] Al-Khawarizmi, al-Manaqib, hlm. 143
[14] Al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-`Ummal, VI, hlm. 408; al-Khatib al-Baghdadi, Tarikh Baghdad, Baghdad 1950 M., XII, hlm. 397; al-Kanji al-Syafi`i, Kifayah al-Talib, hlm. 273.
[15] Al-Hakim, al-Mustadrak, II, hlm. 343; al-Qunduzi al-Hanafi, Yanabi` al-Mawaddah, hlm. 27.
[16] Al-Zamakhsyari, al-Kasysyaf, I, hlm. 422; al-Syablanji, Nur al-Absar, hlm. 105.
[17] Abu Nu`aim al-Asfahani, Hilyah al-Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya’, Cairo 1956 M., I, hlm. 67; al-Kanji al-Syafi`i, Kifayah al-Talib, hlm. 208-9.
[18] Al-Syablanji, Nur al-Absar, hlm. 89; al-Kanji al-Syafi`i, Kifayah al-Talib, hlm. 172-174.
[19] Ibn al-Athir, `Izz al-Din Abu Hasan `Ali b. Muhammad b. `Abd al-Kasim al-Jazari, Usd al-Ghabah fi Ma`rifah al-Sahabah, Baghdad 1349 H., IV, hlm. 385; Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 201.
[20]Al-Tabari, Tarikh, XI, hlm. 357; Nasr b. Mazahim, Kitab al-Siffin, Baghdad 1950 M., hlm. 247.
[21] Lihat umpamanya, al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-`Ummal, VI, hlm.91
[22] Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 201-202
[23] Lihat umpamanya, al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-`Ummal, VI, hlm.91-93; al-Hakim, al-Mustadrak, IV, hlm. 480.
[24] Ibn Abi al-Hadid, `Izz al-Din Abu Hamid `Abd al-Hamid b. Abi al-Husayn Hibat Allah, Syarh Nahj al-Balaghah, Cairo 1959 M., II, hlm. 102.
[25] Al-Kanji al-Syafi`i, Kifayah al-Talib, hlm. 172-173
[26] Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 200.
[27] Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 204-205.
[28] Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 186.
[29] Al-Haithami, Nur al-Din `Ali b. Abi Bakr, al-Majma` al-Zawa`id, Tunis 1375 H., VII, hlm. 348-350.
[30] Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 186-187.
[31] Ibn al-Athir, Usd al-Ghabah, IV, hlm. 408.
[32] Ibn Qutaibah, Abu Muhammad `Abdullah b. Muslim, al-Imamah wa al-Siyasah, Cairo 1332 H., I, hlm. 84.
[33] Al-Haithami, al-Majma`, VII, hlm. 247-250.
[34] Al-Haithami, al-Majma`, VII, hlm. 247-250.
[35] Ibn Hajr al-`Asqalani, Abu al-Fadl Ahmad b. `Ali b. Muhammad b. Muhammad, al-Isabah fi Ma`rifah al-Sahabah, Baghdad 1345, H., III, hlm. 452; Ibn al-Athir, Usd al-Ghabah, IV, hlm. 407; al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-`Ummal, III, hlm. 88.
[36] Ahmad b. Hanbal, al-Musnad, I, hlm. 293; al-Turmudhi, Sahih, VI, hlm. 301.
[37] Al-Tabari, Tafsir, Cairo 1952 M., XXX, hlm. 167; al-Hakim, al-Mustadrak, III, hlm. 170; Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 209.
[38] Al-Turmudhi, Sahih, II, hlm. 120; al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-`Ummal, I, hlm. 252; Sibt Ibn al-Jauzi, Tadhkirah al-Khawwas, hlm. 209.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar