Imam Ali (as) datang untuk meminang Sayyidah Fathimah Az-Zahra (as).
Rasuullah saw bersabda : “Wahai Ali, orang-orang telah mendahuluimu meminang Fathimah kepadaku. Setiap kali ku sampaikan (itu) kepada putriku, tidak tampak persetujuan darinya. Karena itu biarlah aku berbicara padanya tentangmu”
Setelah itu, Nabi (saww) menemui Sayyidah Fathimah (as) dan berkata : “Sesungguhnya Ali bin Abi Thalib telah masyhur keluarga dan keutamaannya dalam Islam. Aku mohon kepada Tuhanku untuk menikahkanmu dengan makhluk-NYA yang paling baik dan paling dicintai-NYA. Bagaimana pendapatmu wahai Fathimah.?”
Sayyidah Fathimah (as) terdiam, dan Rasulullah (saww) pun keluar seraya berkata; “Allahu Akbar..! Diamnya Fathimah (as) adalah persetujuan darinya”
Rasulullah (saww) kembali menemui Imam Ali (as) dan menyampaikan kabar gembira perihal persetujuan Sayyidah Fathimah (as).
Dalam riwayat lain disebutkan, Imam Ali menemui Rasulullah (saww) yang saat itu brada di rumah Ummu Salamah, ketika sampai didepan rumah Rasulullah (saww) Imam Ali mengetuk pintunya. Rasul (saww) berkata kepada Ummu Salamah;
“Bukalah pintu, orang yang mengetuk pintu adalah orang yang dicintai Allah dan Rasul-NYA, dan dia jiga mencintai Allah dan Rasul-NYA”
Ummu Salamah bertanya : “Wahai Rasulullah, Ayah dan ibuku menjadi tebusan anda, siapakah yang anda maksud?”
Rasulullah (saww) bersabda : “Wahai Ummu Salamah, diamlah, Dia Ksatria, lelaki pemberani, saudara putra paman, dan orang tercinta di sisiku”
Ummu Salamah bangkit dari tempat duduknya dan membuka pintu. Imam Ali (as) masuk dan mengucapkan salam kepada Rasulullah (saww), beliau duduk dekat Rasulullah (saww). Wajah Imam Ali (as) memerah lantaran malu. Beliau menundukkan kepala terdiam; tak mampu mengutarakan niatnya.
Beberapa saat berlalu dan keduanya tetap diam. Rasulullah (saww) memecah keheningan itu dengan bersabda; “Wahai Ali, tampaknya engkau datang menemuiku untuk suatu keperluan, namun engkau malu mengutarakannya. Sampaikanlah keperluanmu tanpa malu dan yakinlah keinginanmu pasti diterima”
Imam Ali (as) menjawab, “Wahai Rasulullah (saww), ayah dan ibu saya menjadi tebusan Anda..! Saya tumbuh besar di rumah Anda dan beroleh pendidikan dari Anda. Anda lebih baik ketimbang ayah dan ibu saya dalam mendidik saya. Saya beroleh hidayah melalui berkah keberadaan Anda. Wahai Rasulullah, Demi Allah, Anda adalah kekayaan dunia dan akhirat saya. Sekarang, telah tiba saatnya untuk membina sebuah rumah tangga, sehingga beroleh keterangan darinya. Jika Anda memandang baik, nikahkanlah saya dengan Fathimah. Sesungguhnya itu kebahagiaan terbesar bagi saya.”
Rasulullah merasa senang mendengar pernyataan Imam Ali (as). Beliau berkata : “Sabarlah, saya ingin tahu bagaimana pendapat Fathimah tentang hal ini”
Kemudian Rasulullah (saww) menemui Sayyidah Fathimah (as) dan berkata kepadanya : “Wahai putriku, Ali bin Abi Thalib datang meminangmu, setujukah bila aku menikahkanmu dengannya?”
Sayyidah Fathimah terdiam lantaran malu, namun tidak menunjukkan sikap menolak. Rasulullah (saww) paham bahwa diamnya Sayyidah Fathimah (as) merupakan tanda persetujuan darinya. Oleh karena itu Rasulullah (saww) berkata : “Allahu Akbar..! Diamnya Fathimah adalah setuju” (Abbas Azizi, 360 Fadhail Mashaib wa Karamat-e Fatimaeh)
Dalam kitab Hilyah al Auliya (5/59) Hafidz Abu Nu’aim menukilkan dr Ibn Mas’ud :
Acara pernikahan Sayyidah Fathimah dilangsungkan malam hari.
Keesokan harinya, Sayyidah Fathimah (as) menderita demam. Untuk menghibur putrinya, Rasulullah (saww) berkata kpd putrinya :
“Wahai Fathimah, aku menikahkanmu dengan seorang laki-laki yang di dunia ini merupakan pemimpin dan orang besar, sedangkan di akahirat dia termasuk orang-orang shaleh dan baik. Wahai Fathimah, takala Allah berkehendak menikahkanmu dengan Ali, Dia memerintahka Malaikat Jibril agar berdiri di langit keempat dan membacakan khutbah nikah dihadapan para malaikat yang berbaris-baris. Kemudian Allah memerintahkan kepada pohon-pohon surga agar membawa mutiara-mutiara dan menebarkannya kepada para malaikat. Setiap malaikat yang beroleh mutiara lebih banyak, maka dia membanggakan diri atas malaikat lain hingga hari kiamat”
Ummu Salamah menuturkan : “Sayyidah Fathimah membanggakan diri diatas para wanita lain, lantaran beliau adalah wanita pertama yang khutbah nikahnya dibacakan malaikat Jibril.
==
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aaali Muhammad ..
Ya Allah..Andai Kau berkenan Limpahkanlah rasa cinta pada kami,
yang Kau jadikan pengikut Rindu Rasulullah (saww) dan Khadijah Al Kubra (as),
yang Kau jadikan mata air kasih sayang Ali bin Abi Thalib (as) dan Fathimah Az-Zahra (as),
dan yang Kau jadikan Penghias keluarga Nabi-MU yang suci..
Semoga sepercik kebahagiaan kedua Manusia Agung itu akan kita rasakan juga kelak bersama seseorang yang kita cintai..
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad ..
Selamat Yaumul Mahabbah bagi pecinta Imam Ali (as) dan Sayyidah Fathimah (as).
Oleh: Haydar Syarif Alhusayn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar