Laman

Selasa, 19 April 2011

MENGUAK MISTERI PEREBUTAN KEKHALIFAHAN IMAM ALI B ABI THALIB as MELALUI SURAT MENYURAT ANTARA MUHAMMAD bin ABU BAKAR DENGAN MUAWIYYAH bin ABU SOFYAN


Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma Sholi ala Muhammad wa aali Muhammad

Bergesernya kekhalifahan Imam Ali b Abi Thalib ke tangan yang tidak berhak yang kemudian membawa  pada pergeseran kepada seluruh Imam yang ditetapkan oleh Allah dan Rasulnya dapat dibuktikan dengan melalui berbagai cara. Pada kesempatan kali ini, redaksi syiahnews.wordpress.com memberikan bukti lain, yakni bukti berupa surat-menyurat antara Muhammad bin Abu Bakar dengan Muawiyyah bin Abu Sofyan, dari isi surat tersebut sudah dengan sendirinya bercerita tentang fenomena mengapa kekhalifahan yang telah ditetapkan di Al Ghadir kemudian tiba-tiba tidak berjalan sebagaimana mestinya.



Sumber Dokumen Surat antara Muawiyah dan Muhamad b Abu Bakr
Terselip bukti dalam  tebalnya kitab-kitab sejarah tentang fenomena nasib kekhalifahan Imam Ali bin Abi Thalib yang seharusnya dapat berjalan begitu Rasulullah saww  tetapi kemudian berpindah tangan. Banyak orang berdalih bahwa kekhalifahan yang ada lahir dari kewajaran secara alami, tanpa proses fait a coumpli …. benarkah ?

sejahrawan  besar ahlu sunnah Baladzuri dalam kitabnya Ansab al Asyraf jilid II hal  393-397, Nasr bin Muhazin dalam karyanya Waq’at ash Shiffin hal 118-121; Ibnu Abil al Hadid, Syarh  Nahjul Balaghah jilid III hal 188, Mas’udi pada karyanya Murudz Dzahab jil III hal 465, Abdul Malik  bin Husain al Islami pada kitabnya Samth an Nujum al ‘awaliJilid II hal 465  mendokumentasikan surat menyurat antara Muawiyah dan Muhammad b abu bakar yang kemudian membongkar misteri bagaimana kekhalifahan itu berpindah tangan, dan berikut adalah isi surat tersebut :


Isi Surat Muhammad bin Abu Bakr Kepada Muawiyyah b Abu Sofyan
Dari Muhammad Bin Abu Bakar,
kepada si tersesat Muawiyyah bin Shakhr

Salam kepada penyerah diri dan yang taat kepada Allah !

Amma ba’du, sesungguhnya Allah swt, dengan keagungan dan kekuasaan-Nya, menciptakan makhluk-Nya tanpa main-main. Tiada celah kelemahan dalam kekuasaan_Nya. Tiada berhajat Dia terhadap hamba-Nya. Ia menciptakan mereka untuk mengabdi kepada-Nya. Dia menjadikan orang yang terseesat atau orang yang lurus, orang yang malanbg dan orang yang beruntung.

Kemudian, dari antara mereka, Dia Yang Maha Tahu memilih dan mengkhususkan Muhammad SAW dengan pengetahuan-Nya. Dia jugalah yang memilih Muhammad saw berdsarkan ilmu-Nya sendiri untuk menyampaikan risalah-Nya dan mengemban wahyu-Nya. Dia mengutusnya sebagai rasul dan npembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.

Dan orang pertama yang menjawab dan mewakilinya, mentaatinya, mengimaninya, membenarkanya, menyerahkan diri kepada Allah dan menerima Islam sebagai agamanya, adalah saudarantya dan misanya Ali bin Abi Thalib, yang membenarkan yang ghaib. Ali mengutamakannya dari semua kesayanganya, menjaganya pada setiap ketakutan, membantunya dengan dirinya sendiri pada saat-saat mengerikan, memerangi perangnya, berdamai dengan perdamaianya, melindungi Rasulullah dengan jiwa raganya siang maupun malam, menemaninya pada saat-saat yang  menggetarkan, kelaparan serta dihinakan. Jelas tiada yang setara dengannya  dalam berjihad. Tiada yang dapat menandinginya di antara para pengikut dan tiada yang mendekatinya dalam amal perbuatanya.

Dan saya heran melihat engkau hendak menandinginya ! engkau adalah engkau ! sejak awal Ali unggul dalam setiap kebajikan, paling tulus dalam niat, keturunannya paling bagus, istrinya adalah wanita utama. Dan pamanya (ja’far) syahid di perang Mu’tah Dan seorang pamanya lagi (Hamzah) adalah penghulu para syuhada perang uhud. Ayahnya adalah penyokong Rasulullah saw dan istrinya.

Dan engkau adalah orang yang terlaknat, anak orang terkutuk. Tiada hentinya engkau dan ayahmu menghalangi jalan Rasululah saw. Kamu berdua berjihad untuk memadamkan nur Ilahi, dan kamu berdua melakukannya dengan menghasud  dan menghimpun manusia, menggunakan kekayaan dan mempertengkarkan berbagai suku. Dalam keadaan demikian ayahmu mati. Dan engkau melanjutkan perbuatanya seperti itu pula.

Dan saksi-saksi perbuatan engkau adalah orang-orang yang meminta-minta perlindungan engkau, yaitu dari kelompok musuh Rasulullah yang memberontak, kelompok pemimpin-pemimimpinm yang munafiq dan pemecah belah dalam melawan Rasulullah saw.

Sebaliknya sebagai saksi bagi Ali dengan keutamaanya yang terang dan keterdahuluanya (dalam islam) adalah penolong-penolongnya yang keutamaan mereka telah disebutkan di dalam Al Qur’an, yaitu kaum muhajirin dan anshar. Dan mereka itu mertupakan pasukan yang berada di sekitarnya dengan pedang-pedang mereka dan siap menumpahkan darah untuknya. Mereka melihat keutamaan pada dirinya yang patut di taati dan malapetaka bila mengingkari .

Maka mengapa, hai ahli neraka, engkau menyamakan dirimu dengan Ali, sedang dia adalah pewaris dan pelaksana wasiat rasulullah saw, ayah anak-anak Rasulullah saw, pengikut pertama, dan yang terakhir menyaksikan Rasulullah saw, teman berbincang, penyimpan rahasia  dan serikat Rasulullah saw dalam urusanya. Rasulullah saw memberitahukan pekerjaan beliau kepadanya, sedangkan engkau adalah musuh dan anak dari musuh beliau.

Tiada peduali keuntungan apa pun yang engkau peroleh dari kefasikanmu di dunia ini dan bahkan Ibnu al ash menghanyutkan engkau dalam kesesatanmu, akan tampak bahwa waktumu berakhir sudah dan kelicikanmu tidak akan ampuh lagi. Maka akan menjadi jelas bagimu siapa yang akan memiliki masa denpan yang mulia. Engkau tidak mempunyai harapan akan pertolongan Allah, yang tidak engkau pikirkan.

Kepada-Nya engkau berbuat Licik, Allah menunggu untuk menghadangmu, tetapi kesombongfanmu membuat engkau jauh dari Dia.
Salam bagio orang yang mengikuti petunjuk.

Balasan Muawiyyah b Abu Sofyan kepada Muhammad b Abu Bakar



dari Muawiyyah bin Abu Sufyan,
Kepada  Pencerca ayahnya sendiri, Muhammad bin Abu Bakar.
Salam kepada yang taat kepada Allah

Telah sampai kepadaku suratmu, yang menyebut Allah Yang Maha Kusa dan Nabi Pilihan-Nya, dengan kata-kata yang engkau rangkaukan. Pandanganmu lemah. Engkau mencerca ayahmu. Engkau menyebut hak Ibnu Abi Thalib dan keterdahuluan serta kekerabatannya dengan Nabi Allah saw dan bantuan serta pertolongannya kepada Nabi pada setiap keadaan genting.

Engkau juga berhujjah dengan keutamaan orang lain dan bukan keutamaanmu. Aneh, engkau malah mengalihkan keutamaanmu kepada Orang lain.
Dijaman Nabi saw, kami dan ayahmu telah melihat dan tidak memungkiri hak Ibnu Abi Thalib. Keutamaanya jauh di atas kami. Dan Allah SWT memilih dan  mengutamakan Nabi sesuai janji-Nya. Dan melalui Nabi Dia menampakkan dakwah-Nya dan menjelaskan hujjah-Nya. Kemudian mengambil Nabi saw ke sisi-Nya.

Ayahmu dan faruqnya (umar) adalah orang-orang pertama yang merampas hak ibnu Abi Thalib. Hal ini diketahui umum.
Kemudian mereka mengajak Ali membaiat Abu Bakar, tetapi Ali menunda dan memperlambatnya. Mereka marah sekali dan bertindak kasar. Hasrat mereka bertambah besar. Akhirnya Ali membaiat Abu Bakar dan berdamai dengan mereka berdua.

Mereka berdua tidak mengajak Ali dalam pemerintahan mereka. Tidak juga mereka menyampaikan kepadanya rahasia mereka, sampai mereka berdua meninggal dan berakhirlah kekuasaan mereka.

Kemudian bangkitlah orang ketiga, yaitu usman yang menuruti tuntunan mereka. Engkau dan temanmu berbicara tentang kerusakan-kerusakan yang dilakukan Usman agar orang-orang yang berdosa di propinsi-propinsi mengembangkan maksud-maksdu buruk terhadapnya dan engkau bangkit melawanya. Engkau menunjukkan permusuhanmu kepadanya untuk mencapai keinginan-keinginanmu sendiri.

Hai putra Abu Bakar, berhati-hatilah atas apa yang engkau lakukan, Jangan engkau menempatkan dirimu melebihi apa yang dapat engkau urusi., engkau tidak dapat menemukan seseorang yang mempunyai kesabaran yang lebih besar dari gunung, yang tidak pernah menyerah kepada suatu peristiwa. Tak ada yang dapat menyamainya.

Ayahmu bekerja sama dengan dia mengukuhkan kekuasaanya. Bila kaum katakan bahwa tindakanmu benar, maka ketajhuilah ayahmu yang mengambil alih kekuasaan ini, dan kami menjadi sekutunya. Apbila ayahmu tidak melakukan hal ini, maka kami tidak akan sampai menentang anak abu Thalib dan kami akan sudah menyerah kepadanya.
Tetapi kami melihat bahwa ayahmu memperlakukan Ali seperti ini dihadapan kami, dan kami pun mengikutinya, maka cacat apapun yang akan kamu dapatkan, maka arahkanlah itu kepada ayahmu sendiri atau berhentilahg turut campur

Salam bagi orang yang kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar