Laman

Jumat, 18 November 2011

Agama dan Keluarga Yang Sehat, Pengantar



Manusia adalah makhluk yang secara tabiat mencari kesempurnaan dan tujuan. Ia tidak puas dengan rutinitas kehidupan yang dijalaninya dan selalu menjauhi stagnansi. Karena itu, ia bisa menikmati hidup, ketika mampu memahami dengan benar tujuan keberadaannya di dunia ini. Dapat dikatakan bahwa di dunia saat ini ketidakpuasan yang dialami manusia bukan karena minimnya tingkat kesejahteraan mereka. Dengan kata lain, manusia yang hidup sederhana bahkan hidup dalam kondisi sulit sekalipun, bisa hidup bahagia ketika mampu memaknai kehidupannya dengan benar.



Kehidupan terbaik bisa didapatkan dalam lingkungan keluarga. Laki-laki dan perempuan, sebagai manifestasi dari penciptaan Allah Swt, menjejakkan kaki di bumi ini untuk bersama-sama memberi makna bagi kehidupan. Dari kehidupan bersama tersebut, lahir ketentraman dan kasih sayang yang menghantarkan manusia meniti jalan kesempurnaan secara lebih baik. Dengan dasar inilah, Allah swt dalam al-Quran al-Karim surat ar-Ruum ayat 21, menyebut salah satu tujuan penciptaan laki-laki dan perempuan adalah untuk mencapai ketentraman dan kasih sayang.

Sejak permulaan manusia hadir di alam dunia dan lahirnya ikatan pertama kehidupan, nampak bahwa manusia tumbuh dari lingkungan yang aman bernama keluarga. Kedatangan nabi Adam as dan Hawa as ke bumi sebagai keluarga pertama, menunjukkan bahwa manusia senantiasa memerlukan pasangan dalam mengarungi kehidupan menuju kesempurnaan. Sejak awal penciptaan, manusia telah menyadari secara fitrah bahwa kelanggengan kehidupan, keberlanjutan keturunan, serta kesempurnaan spiritual, material, fisik dan maupun mental, semuanya bergantung pada keluarga. Dalam lingkungan keluargalah kita menikmati kelembutan kasih sayang ibu dan kehangatan pelukan ayah.

Keluarga senantiasa menjadi perhatian agama-agama langit dan berbagai aliran pemikiran, karena peran vitalnya dalam kehidupan manusia. Keluarga merupakan lingkungan yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan material dan spiritual manusia. Saat ini, krisis identitas di dalam keluarga menjadi salah satu ancaman terbesar bagi masyarakat modern. Meningkatnya angka konflik dalam keluarga, perceraian, dan kian bertambahnya anak-anak tanpa pengasuh menunjukan krisis fundamental pada masyarakat modern.

Fenomena kemerosotan moral dan pengabaian sisi spiritual di tengah masyarakat, mengancam tatanan kehidupan sosial, dan korban terbesarnya adalah keluarga. Munculnya berbagai kekacauan saat ini, memicu kehawatiran berbagai kalangan. Para pemikir, psikolog, sosiolog dan pakar hukum memandang penyelesaian krisis ini erat kaitannya dengan masalah keluarga. Mereka mengajukan berbagai alternatif mengatasi krisis tersebut. Bagaimana pun, hal ini menunjukan bahwa keluarga memerlukan berbagai bimbingan, wejangan, pendidikan dan pengarahan dalam menghadapi liku-liku kehidupan.

Sebagian pakar meyakini bahwa sepanjang manusia yang telah maju secara sains mencampakkan keimanan dan moral, lalu dengan mengatasnamakan kemajuan meninggalkan tuntunan agama, maka cinta sejati dan kebahagiaan tidak akan pernah ada dalam keluarga. Selama orang mengingkari perbedaan natural antara pria dan wanita, maka selalu saja ada penistaam hak kedua jenis gender ini. Sebab, ketidaktahuan akan kebutuhan asasi masing-masing gender, menjadi kendala utama bagi keluarga untuk bisa sampai ke tujuan pembentukannya. Ketimpangan-ketimpangan yang ada di zaman modern ini adalah buah getir dari kekeliruan peran dan pembagian tugas yang tidak logis antara laki-laki dan perempuan.

Dengan memandang pentingnya pembahasan keluarga di era modern, kami berupaya mempersembahkan rangkaian tulisan spesial tentang kedudukan keluarga dan urgensi pernikahan serta mengupas berbagai patologi hubungan keluarga dengan berporos pada ajaran agama. Dalam rangkaian tulisan ini, kami akan menyajikan pembahasan psikologis dan teori-teori aplikatif dalam ajaran Islam. Juga akan dikupas ajaran Islam tentang bagaimana hubungan yang seharusnya antara anggota keluarga dan hak serta tanggung jawab masing-masing. Semoga dengan acara ini, para pendengar yang budiman bisa mengenal karakteristik keluarga bahagia beserta cara untuk membentuk keluarga idaman.

Kini, manusia yang berada dalam bayangan sains dan eksperimen, sampai pada sebuah hakikat bahwa pilar identitas setiap manusia dibentuk oleh faktor keturunan, pendidikan dan budaya.

Kesejahteraan sebuah masyarakat tergantung pada kondisi keluarga di masyarakat tersebut. Keluarga adalah kelompok masyarakat kecil yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Keanggotaan dalam keluarga adalah hubungan hati antar sesama dan merasa sebagai bagian dari kelompok sosial yang kecil ini.

Keluarga dari kaca mata ini begitu urgen, karena menjadi tempat untuk berbagi tradisi, keyakinan dan pengetahuan. Mulai dari cara makan hingga masalah sosial, politik dan budaya, semuanya bisa terbentuk dalam keluarga. Keluarga menjadi media untuk memindahkan warisan budaya dan pengalaman dari generasi lampau ke generasi baru. Dari sini, keluarga merupakan elemen yang berpengaruh bagi kehidupan sosial manusia.

Menurut para pakar sosiologi, keluarga adalah himpunan beberapa orang yang terikat karena hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan anak dan hidup bersama dalam jangka waktu yang panjang dan tidak ditentukan. Keluarga merupakan tempat pertama lahirnya emosi kemanusiaan dan tempat menjalin hubungan cinta dan kasih sayang yang terdalam antar anggotanya. (IRIB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar