Salah satu sifat Imam Husein as yang paling sering dibicarakan ialah keberanian beliau. Sebagaimana kakek dan ayah beliau, Imam Husein as juga dikenal sebagai seorang yang amat pemberani. Keberanian yang beliau miliki bukan sembarang keberanian. Tapi ia ditopang oleh ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas, serta iman yang kuat kepada kemuliaan dan kebenaran tujuan perjuangan. Tragedi Karbala, dari awal hingga akhir, membuktikan dengan sangat jelas sifat keberanian Imam Husein as yang tiada banding, baik dari segi kehebatannya maupun dari segi ketinggian nilainya. Dengan demikian, Imam Husein as, terutama dalam peristiwa Karbala ini, telah memberikan satu lagi teladan kepada kita, agar memiliki sifat berani. Bukan keberanian yang membabi buta, tapi keberanian yang berlandaskan kepada ilmu, iman dan tawakkal kepada Allah Swt.
Keberanian seseorang, jika telah mencapai kehebatan dan kemuliaan yang sedemikian tinggi, maka akan terpancar kewibawaan yang sangat kuat dari setiap gerak gerik dan tutur katanya, sehingga musuh-musuh pun akan mengakui dan memujinya. Ketika Imam Husein as telah maju ke medan laga menghadapi musuh-musuhnya di Karbala, bahkan ketika beliau sudah berada dalam keadaan payah, baik karena dahaga yang mencekik lehernya, maupun karena kesedihan hati kehilangan orang-orang yang dicintainya, yang telah gugur syahid sebelum beliau, demikian pula karena luka-luka terkena anak panah dan tusukan tombak yang dilemparkan oleh musuh-musuh dari jarak jauh, atau sabetan pedang musuh-musuh yang mengeroyoknya, yaaaa meskipun Imam Husein telah tersungkur dan bersimpuh di atas tanah, masih belum ada satu pun dari musuh yang berani mendekati beliau. Mereka masih takut jika mendekat maka Imam Husein as akan mendadak menyerang mereka.
Dalam kitab-kitab sejarah yang mengisahkan peristiwa Karbala disebutkan bahwa ketika pihak musuh dalam ketakutan dan keraguan seperti itu, sebagian mereka berpikir untuk menyerang tenda-tenda Imam Husein as tempat keberadaan kaum perempuan dan anak-anak. Mumpung Imam Husein sudah berada dalam keadaan payah seperti itu sehingga tidak mungkin mampu melindungi keluarganya yang berada di dalam tenda. Dan ketika mereka melaksanakan niat jahat dan pengecut tersebut, Imam Husein yang menyadari hal itu bangkit dan berdiri di atas kedua kakinya dan berteriak ke arah musuh, "Akulah lawan kalian, bukan anak-anak dan kaum perempuan itu." Salah seorang anggota pasukan musuh, tertegun melihat kekuatan dan semangat Imam Husein as. Ia mengatakan, "Demi Allah, aku tidak pernah melihat seseorang yang telah kehilangan anak-anak dan sahabat-sahabatnya, akan tetapi masih memiliki semangat tempur dan keberanian sedemikian hebat, sebagaimana orang ini."
Tentu saja keberanian Imam Husein as bukan hanya dapat disaksikan di medan perang, karena keberanian ini sudah tertanam di dalam jiwanya, sejak kecil, mewarisi keberanian kakek dan ayah beliau. Keberanian beliau yang memancarkan kewibawaan ini, dapat kita bayangkan dalam riwayat yang mengatakan bahwa Imam Hasan as, kakak atau saudara tua Imam Husein as juga menaruh hormat dan ta'dzim kepada adiknya ini. Ketika Ibnu Abbas bertanya tentang sebab sikap hormat beliau kepada adiknya, Imam Hasan as mengatakan, "Saya melihat kehebatan dan kewibawaan ayah kami, Ali Amirul mukminin as pada diri adikku."
Sebagian orang yang tidak mengerti, menyangka bahwa kewibawaan ini sebagai kesombongan Imam Husein as, sehingga pernah ada seseorang mengatakankepada beliau, "Saya melihat watak sombong dan angkuh dalam dirimu." Menjawab kata-kata orang ini, Imam Husein as mengatakan, "Kesombongan hanyalah milik Allah Swt. Selain Allah tidak ada yang berhak menyombongkan diri. Akan tetapi Allah Swt berfirman, "Bahwa kemuliaan adalah milik Allah, Rasul-Nya dan mukminin." Yang dimaksud oleh Imam Husein as ialah bahwa, yang engkau saksikan pada diriku ini bukanlah kesombongan atau keangkuhan, akan tetapi kemuliaan dan kewibawaan. (IRIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar