Laman

Kamis, 17 November 2011

Al-Mahdi, Keadilan dan Kebahagiaan Akhir Zaman



Dini hari menjelang subuh, tanggal 15 Syaban 255 Hijriyah, rumah Imam Hasan al-‎Askari as diterangi oleh cahaya imamah yang lahir dari rahim wanita suci bernama ‎Narjis. Kelahiran bayi ini disambut dengan suka cita oleh sang ayah sebab dialah ‎yang kelak akan menjadi pemimpin dunia dan menegakkan keadilan dan kebenaran di ‎seluruh muka bumi. Dialah al-Mahdi yang berita kedatangannya sudah dikabarkan ‎oleh para Nabi. ‎




Sekitar 30 tahun lalu Dr Mohammad Tijani, ulama dan cendekiawan asal Tunis dalam ‎bukunya yang berjudul ‘Tsumma Ihtadaitu' (Akhirnya Kutemukan Kebenaran), menulis, ‎‎"Selama ini saya meyakini bahwa khilafah adalah masalah politik murni yang tak ada ‎kaitannya dengan agama. Tapi setelah melakukan telaah mendalam dan luas, ‎akhirnya saya dapatkan bahwa masalah imamah atau kepemimpinan adalah salah ‎satu masalah inti agama. Imam Mahdi as adalah figur terakhir dari silsilah pemimpin ‎dari keturunan Nabi yang kelak akan membebaskan umat manusia dan ‎menampakkan kebesaran Islam."‎
Tijani menegaskan bahwa prisip Mahdisme menjadi salah satu faktor ketertarikan ‎orang di luar Islam kepada ajaran ini. Sang Doktor mengatakan, "Ketertarikan kepada ‎Islam yang semakin tinggi dan mengundang keheranan kalangan para sosiolog dan ‎peneliti agama di seluruh dunia disebabkan oleh faktor adanya prinsip keselamatan ‎umat Manusia di akhir zaman. Seiring dengan memancarnya cahaya Islam di dunia, ‎upaya keras untuk memerangi agama ini juga terus meningkat. Namun pada akhirnya, ‎Imam Mahdi as bakal muncul laksana mentari yang menerangi seluruh jagat."‎
Seiring dengan revolusi Imam Mahdi dan terjadinya perubahan besar yang mengubah ‎nasib umat manusia, Islam akan menjadi agama yang dianut oleh seluruh manusia di ‎dunia. Kebangkitan Imam Mahdi dan penyebaran agama Islam seluruh dunia adalah ‎fakta pasti akan terjadi. Nabi Saw sudah memberikan kabar gembira kedatangan ‎Imam Mahdi dalam sebuah hadisnya. Beliau bersabda, "Saya memberi kabar gembira ‎kepada kalian akan kedatangan al-Mahdi dari umatku. Dia akan memenuhi bumi ini ‎dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman. Dia akan membagi ‎kekayaan dengan benar dan adil."‎
Imam Mahdi as membawa pesan universal. Kebangkitannya akan membebaskan ‎umat manusia dari belenggu perbudakan dan kezaliman. Kedatangan Imam Mahdi as ‎akan menampakkan berkah yang terpendam di langit dan bumi. Syahid Ayatollah ‎Sayid Mohammad Baqir Sadr mengatakan, "Misi yang dipikulkan Allah kepada Imam ‎Mahdi as adalah melakukan perombakan besar di alam. Karena itu, revolusi besar ‎ini memerlukan sejumlah persyaratan seperti revolusi-revolusi sosial lainnya. Revolusi ‎ini bakal membawa umat manusia keluar dari kegelapan kezaliman kepada cahaya ‎keadilan." ‎
Salah satu gelar paling terkenal untuk Imam di akhir zaman ini adalah ‘al-Mahdi' yang ‎berarti ‘orang yang diberi petunjuk' dan ‘al-Qaim' yang artinya ‘orang yang bangkit'. ‎Imam Hasan Askari, ayahanda Imam Mahdi, pernah berkata, "Syukur kepada Allah ‎yang tidak mencabut ruhku sampai aku bisa menyaksikan penerusku. Dia adalah ‎orang yang perilaku dan rupanya paling mirip dengan Rasulullah Saw. Allah akan ‎melindunginya selama masa ghaib dan akan memunculkannya kembali untuk ‎memenuhi dunia dengan keadilan setelah dipenuhi oleh kezaliman."‎
Rasulullah Saw mengenai Imam Mahdi, dalam sebuah hadis bersabda, "Baqiyyatullah ‎al-Mahdi saat muncul kelak akan duduk di atas mimbar sedangkan umat manusia ‎berbaiat kepadanya. Dia akan memperlakukan mereka seperti aku memperlakukan ‎umat."‎
Dalam hadis lain, Rasulullah Saw bersabda, "Al-Mahdi dari keturunanku. Dia akan ‎berperang untuk memperjuangkan sunnahku sebagaimana aku berperang untuk ‎menegakkan wahyu."‎
Hadis Nabi Saw yang lain menyebutkan, "Dia akan meletakkan kaki dia atas jejakku ‎dan tak akan pernah menyimpang dari jalanku."‎
‎"Al-Mahdi adalah salah satu keturunanku. Namanya sama dengan namaku dan ‎kunyahnya sama dengan kunyahku."‎
Sirah Nabi Saw dilandasi oleh sikap kasih sayang dan cinta. Ketika menundukkan ‎kota Mekah saat pasukan Muslim memasuki kota itu, Saad bin Ubadah pemegang ‎panji kelompok Anshar berseru, "Hari ini adalah hari pertempuran." Suara Saad ‎didengar Rasul Saw. Beliau lantas bersabda, "Tidak demikian, hari ini adalah hari ‎pengampunan dan rahmat."‎
Imam Mahdi as akan mengikuti jejak kakeknya yang mulia. Beliau adalah rahmat ‎bagi umat manusia. Kasih sayangnya kepada umat tak bisa dilukiskan dengan kata-‎kata. Al-Mahdi adalah makhluk Allah yang paling suci, kandungan kemurahan dan ‎kesucian serta mengibar panji keadilan. Nabi menyebutnya Merak penghuni surga. ‎Beliaulah yang kelak akan menghidupkan pelita benderang kebenaran dan keadilan ‎serta membimbing dunia kepada kebahagiaan hakiki. Imam Ja'far Shadiq as berkata, ‎‎"Demi Allah, keadilan yang ditegakkan al-Mahdi akan menembus ke seluruh lorong ‎dan sudut setiap rumah seperti udara panas dan dingin yang menembus ke semua ‎ruang."‎
Sejarah manusia belum pernah menyaksikan tegaknya keadilan secara nyata dan ‎sesungguhnya di muka bumi. Padahal manusia secara fitrah mendambakan keadilan ‎dan kedamaian. Manusia memang telah berhasil mencapai banyak kemajuan di ‎bidang ilmu. Namun dalam banyak kasus kemajuan ilmu itu malah membawa petaka ‎dan kehancuran. Kelak di masa pemerintahan al-Mahdi, kemajuan akan dicapai dalam ‎bentuknya yang paling sempurna dengan hasilnya yang dirasakan oleh semua ‎manusia secara nyata.‎
Di masa itu, tak ada celah bagi kemunafikan dan diskriminasi. Hubungan antara ‎berbagai bangsa berjalan atas dasar keadilan, persahabatan dan rasa hormat. ‎Kebenaran hakiki dalam bentuk ajaran Islam akan nampak dan seluruh umat manusia ‎akan mengikutinya. Di masa itu, pemikiran umat manusia akan menyatu. Mereka ‎semua menyembah dan mengagungkan Allah yang Maha Esa. Akal manusia akan ‎mencapai kematangan yang menakjubkan dan ilmu akan berkembang secara ‎mencengangkan.‎
Tak ada kerusuhan, konflik dan ketidakamanan di zaman itu. Firman Allah yang ‎menyebutkan tentang pergantian rasa takut menjadi ketentraman akan menemukan ‎wujudnya yang nyata. Dunia dipenuhi dengan kehangatan, keakraban, perdamaian ‎dan kasih sayang. Dunia benar-benar berada dalam keindahan yang sebenarnya. ‎
Untuk menegakkan pemerintahan yang dicita-citakan itu, tentunya al-Mahdi ‎memerlukan para pengikutnya yang setia dan suci. Mereka adalah manusia-manusia ‎pemberani, bijak dan pecinta keadilan. Merekalah yang bakal berjuang di bawah ‎kepemimpinan al-Mahdi untuk menegakkan pemerintahan ilahi yang hakiki. Imam Ali ‎‎as dalam sebuan riwayat menyebutkan bahwa para sahabat al-Mahdi adalah para ‎pemuda. Saat muncul kelak, Imam Mahdi as berpenampilan layaknya sosok ‎manusia matang berusia 40 tahun. Jumlah sahabat terdekat beliau 313 orang sama ‎dengan jumlah sahabat Nabi Saw di perang Badr.(IRIB/PH/SL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar