Keutamaan (Afdhaliyyah) secara istilah atau yang dimaksud dalam tulisan ini ialah “memiliki keunggulan khusus yang diberikan oleh Allah (thawab) karena yang bersangkutan telah melakukan banyak sekali perbuatan baik”
Setiap Muslim yakin bahwa “Keutamaan” ini tidak bisa ditentukan oleh diri kita sendiri dan tidak ada cara lain untuk mengetahui atau menentukan bahwa seseorang itu memiliki keutamaan atau tidak melainkan hanya dengan melihat dan merujuk kepada Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Al-Ghazali, seorang ulama besar di kalangan Ahlussunnah menulis sebagai berikut:
“Hakikat dari keutamaan (afdhaliyyah) itu ialah sesuatu yang berasal dari Allah; dan itu tidak bisa diketahui melainkan oleh Rasulullah sendiri”
(jadi karena hanya Rasulullah yang tahu, maka hanya Rasulullah-lah yang bisa memberikan kita penjelasan tentang orang yang memiliki keutamaan itu—red)
Kebanyakan dari saudara kita dari kalangan Ahlussunnah percaya bahwa manusia yang paling utama atau manusia yang memiliki keutamaan itu bisa diurutkan mulai dari khalifah yang empat. Jadi setelah Rasulullah maka manusia yang paling utama itu ialah Abu Bakar karena ia khalifah pertama setelah Nabi wafat. Lalu yang kedua ialah Umar dan Umar dianggap lebih mulia daripada Utsman. Lalu Utsman karena ia dianggap lebih mulia daripada Ali. Dan begitu seterusnya………………
Akan tetapi sayangnya keyakinan ini sama sekali tidak berdasarkan bukti yang kuat dan bahkan tidak setiap Sunni percaya pada hal yang sama. Kaum Sunni (Ahlussunnah) sekarang ini banyak dari mereka yang tidak memiliki keyakinan seperti ini. Di zaman Rasulullah, kita lihat ada beberapa sahabat Nabi yang utama seperti Salman al-Farisi, lalu Abu Dzar al-Ghifari, Miqdad al-Kindi, Ammar bin Yasir, Khabbab bin al-Aratt, Jabir bin Abdillah al-Ansari, Hudzhaifah bin al-Yaman, Abu Sa’id al-Khudri, Zayd bin Arqam dan beberapa lagi yang lainnya percaya dan yakin bahwa Ali bin Abi Thalib adalah sahabat yang paling utama dibandingkan sahabat-sahabat lainnya (selain karena pada kenyataannya ia memang seorang anggota Ahlul Bayt Nabi—red). (Lihat: Ibn Abdil Barr: al-Isti’ab, volume 2, halaman 470)
Ahmad bin Hanbal pernah ditanya pada suatu ketika oleh anaknya sendiri tentang siapakah manusia yang paling utama setelah Nabi.
Ahmad bin Hanbal menjawab: “Abu Bakar dan Umar dan Utsman.”
Anaknya lalu bertanya lagi, “Bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?”
Ahmad bin Hanbal menjawab, “Ia dari Ahlul Bayt. Tidak ada seorangpun yang bisa menyamai keutamaannya.” (Lihat al-Qunduzi: Yanabi’u l-mawaddah, halaman 253)
Ubaydullah Amritsari menulis dalam kitabnya yang terkenal yaitu Arjahu l-matalib: “Karena keutamaan (afdhaliyyah) itu ialah memiliki keunggulan sifat yang diberikan oleh Allah (thawab), maka untuk mengetahuinya kita harus merujuk kepada hadits nabi…………dan apabila ada banyak hadits yang bertentangan satu sama lainnya maka hadits-hadits yang shahih-lah yang harus kita ambil; dan hadits yang lebih kuat harus diutamakan daripada hadits yang lemah.”
Al-Allamah bin Abdil Barr pernah menulis dalam kitabnya yang berjudul Al-Isti’ab (Lihat: Ibn Abdi l-Barr:al-Isti’ab, volume 3, halaman 1115) mengenai hadits yang menceritakan tentang keutamaan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib. Al-Allamah bin Abdil Barr menulis sebagai berikut:
“Imam Ahmad bin Hanbal, al-Qadi Ismail bin Ishaq, Imam Ahmad bin Ali bin Shu’ayb an-Nasa’I, dan al-Hafiz Abu Ali an-Naysaburi (Lihat: Ibn Hajar al-Haytami: Sawa’iqu ‘l-muhriqah, halaman 72; Ibn Hajar al-‘Asqalani: Fathu’l-bari, volume 8, halaman 71) semuanya mengatakan: ‘Tidak banyak hadits lain yang memiliki rantai sanad dan perawi yang kuat dan baik selain hadits-hadits yang menceritakan tentang keutamaan Imam Ali bin Abi Thalib”
“Lebih jauh lagi apabila kita melihat keutamaan khusus yang dimiliki Amirul Mukminin Imam Ali bin Abi Thalib dan berpikir tentang bagaimana ia mendapatkan itu semua sehingga ia dikaruniai keutamaan yang banyak dari Allah ta’ala, maka mau tidak mau kita harus mengakui bahwa DIA adalah MANUSIA YANG PALING UTAMA SETELAH NABI” (Lihat: Amritsari, Arjahu ‘l-matalib, halaman 112)
Yang menulis tulisan di atas adalah seorang Sunni dan ia telah menuliskan tentang hal ini dalam bab ke-3, halaman 103—516 dalam buku atau kitab yang telah disebutkan sebelumnya dalam tulisan ini.
Kami selaku penulis tidak bisa menuliskan daftar ayat al-Qur’an dan hadits nabi yang berkenaan dengan hal ini karena saking banyaknya dan saking susahnya untuk mengutamakan yang satu dengan yang lain. Cukuplah di sini kami sebutkan bahwa ada paling tidak 86 ayat Al-Qur’an yang menunjukkan keutamaan Imam Ali bin Abi Thalib; sementara untuk hadits-hadits yang berkenaan dengan hal ini banyak sekali dan tidak bisa dihitung dengan jari saking banyaknya.
Ini dengan jelas menunjukkan kepada kita (bahkan kepada orang yang awam sekalipun) bahwa Imam Ali itu adalah MANUSIA YANG PALING UTAMA SETELAH RASULULLAH SAAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar