Laman

Kamis, 07 April 2011

Maqtal Rasulallah saw


MAQTAL
RASULALLAH    MUHAMMAD SAWW


BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIMA.

Setelah rasulallah diangkat menjadi Rasul
Beliau terus memperjuangkan dakwah yang dipikul
Walau tantangan datang susul menyusul
Beliau hadapi dengan tegar, karna itu konsekwensi sebagai Rasul



Peperangan demi peperangan beliau hadapi
Darah, harta, jiwa raga, bahkan nyawa beliau korbankan
Beliau persiapkan untuk menyebarkan misi Ilahi
Itulah Muhammad, sang pemimpin, sang Nabi

Dibangunlah Madrasah didikan Rasulallah
Dicetak kader-kader muslim yang sejati
Lahirlah Bilal, Abu Dzar, Salman Alfarisi
Dan yang terutama, lahirlah AhlulBait Rasulallah

Muncul Sayyidina Hamzah, macan Allah yang pemberani
Terlihat Ja’far Ath Thayyar, yang terbang kesisi Ilahi
Terlahirlah ‘Ali Bin Abi Thalib, lambang kesuksesan Rasul
Sahabat-sahabat besarpun mulai bermunculan

Perjuangan demi perjuangan, pengorbanan demi pengorbanan
Peperangan demi peperangan, pengkaderan demi pengkaderan
Membuat daya tahan tubuh Rasulallah semakin menurun
Dan beliaupun bersiap-siap untuk pulang kesisi Tuhan

  Dilaksanakannya Haji Wada’ sebagai Haji perpisahan
  Diamanatkan pesan-pesan terakhir Rasulallah
  Ditegaskan akan keharaman tempat itu sebagaimana haramnya darah Mu’minin
  Lalu beliau ditegur untuk menyampaikan hal terpentig dari Nubuwwah
  YAAYYUHARRASUL, BALLIGHMA UNZILA MIRRABBIK, FAILLAM TAF’AL FAMA BALLAGHTA RISAALATA

“ Wahai Rasul sampaikan pesan yang Allah turunkan padamu,
Jika tidak disampaikan, gagallah arti segala Risalah”
Terlihat diwajah Rasulallah, kerisauan dan kegelisahan
Khawatir ummatnya mengingkari Amanat Allah

               Dipanggilnya seluruh kaum Mu’minin
Dikumpulkannya diseantero Ghadir Khum
Dipanggilnya ‘Ali, sang pejuang sejati kesisinya
Disanalah ‘Ali diwisuda, sebagai pelanjut Nubuwwah 

ALYAUMA AKMALTULAKUM DIINAKUM WA ATMAMTU ‘ALAIKUM NI’MATII
 WA RADHITULAKUM ISLAAMADIINA.
Hari ini telah kusempurnakan Agama kalian
Dan telah kusempurnakan ni’matku bagi kalian.
Serta kuridhoi Islam menjadi Agama kalian

Kini sempurnalah agama Allah dengan diangknya ‘Ali
Terasa lega dada Rasulallah disaat ini
Lalu datanglah Khalifah Umar dan Abu Bakar
Mengucapkan selamat atas diwisudanya ‘Ali

BAKHIN BAKHIN LAKA YA ‘ALI, ASHBAHTA MAULAYA WA MAULA KULLU MU’MININ WA MU’MINAT                   
Selamat bagimu ya ‘Ali, kini kau jadi pemimpinku
Serta pemimpin kaum mu’minin dan mu’minat

Namun sebagian lagi mengingkari ucapan Nabi
Adakah iti semua Wahyu dari Tuhan? Begitu ucapannya
Jika benar, turunkan bala’ kepada kami, demikian pintanya
Lalu hancurlah orang itu ditimpa batu, itulah balasannya

Sedikit demi sedikit kondisi Rasulallah semakin menurun
Namun beliau masih sempat membentuk barisan tentara
Dibawah pimpinan Usamah Bin Zaid, pemuda belia yang terampil
Pergilah dengan nama Allah, perjuangkan dan jangan kembali, pesan Rasulallah

Tubuh Rasulallah tampak semakin lemah dan melemah
Wajah beliau yang berkilauan yampak semakin sayu dan redup
Tiba-tiba Rasulallah terbangun dan tersentak dari pembaringannya
Melihat barisan Mujahidin, tampak kembali dan ragu-ragu

Dengan tubuh yang lemah beliau berdiri dan bersabda
WAMAA YANTIQU ‘ANIL HAWAA IN HUA ILLA WAHYUNYUHA
Berangkatlah kalian, laksanakan perintah Allah
Hancurkan musuh Allah, teakkan proyek Ilahi
Terlaknatlah siapapun yang tidak ikut, Ancam Rasulallah

                     Namun diantara sahabat ada yang maju mundur
Akankah mereka berangkat dan meninggalkan kota Madinah?
Atau mereka tetap tinggal dan melalaikan pesan Rasul?
Dengan akasan Rasul sakit, apakah kita mesti jauh darinya?

Mendengar kasak kusuk itu, Rasulallah tambah tersiksa
Mengapakah disaat-saat terakhir, mereka hanya menambah duka
Bukankah Rasulallah yang mengangkat mereka dari jurang neraka?
Lalu mengajaknya kearah kebahagiaan, menuju mahligai surga

 Tubuh mulia itu terlihat lemah dan tak berdaya
Sesekali airmatanya membasahi pipi baginda
Jenggotnya yang halus tampak basah oleh airmata
Ya Rasulallah, alangkah beratnya penderitaan baginda

Disaat-saat kematian akan menjelang dan menjemput beliau
Beliau masihterus memikirkan keselamatan ummatnya
Karena beliau memang rahmat kepada alam semesta

“Telah datang kepada kalian rasul kalian
Rasul kalian yang sejenis dengan diri kalian
Kepada kalian ia berbagi penderitaan
Kepada mu’minin ia pengadsih dan penyayang

Lalu dimintalah sbuah kertas untuk dituliskan
Sebagai sebuah wasiat yang kan menyalamatkan
Sebagian melarang dan berucap, “ Rasul mengigau ”
Sebagian mamaksa untuk memenuhi permintaan beliau

Rasul terkesima para sahabatnya yang keributan
“ demikianlah kalian dihadapan baginda Rasulallah
Keluarlah kalian ! biarkan aku sendirian ! pergilah !
Didetik-detik akhir hayatnya beliau sedih dan bersedih

Kemudian Fathimah dipanggail kesisi Rasulallah
Dibisikkan Sesutu sebagai tanda perpisahan
Oh Ayahanda ! sedemikiankah perpisahan ini
Alangkah hancur dan sedihnya hatiku jika kau akan meninggalkanku

Dipanggilnya ‘Ali Bin Abi Thalib dan didekatkannya
‘Ali yang seperti Harunnya Musa, kini kan menggantikan posisinya
Tak tahan hati ‘Ali melihat penderitaan Rasulallah
Air matanya pun berjatuhan membasahi wajahnya

Diliriknya Hasan dan Husein yang masih kecil
Dipeluknya bak pelukan kasih sayang seorang Ibu
Diciumnya sebagai sebuah tanda perpisahan
Namun Hasan dan Husein enggan melepaskan pelukan Kakeknya

                     Ya Amata ! apakah yang sedang menimppa Kakekku? Tanya Hasan dan Husein
Fathimah hanya menangis tak sanggup menjelaskan semuanya
Ya Abata ! apa yang menimpa Kakek kami ? Tanya mereka berdua
‘Ali tak dapat berkata apa-apa

LALU SEDIKIT DEMI SEDIKIT TERPEJAMLAH MATA RASULALLAH
BELIAU KAN PERGI TUK MENEMUI ALLAH
BELIAU KAN PERGI TUK SELAMA-LAMANYA
WAMAA MUHAMMAMDU ILLA RASUL, QAD KHALAT MIN QOBLIHIRRUSUL,
AFAIMMATA AW QUTILAT AN QOLIBTUM ‘ALA A’QOOBIKUM ???

Rasul sebagai RAHMATAN LIL’ALAMIN telah dipanggil Allah
                      Jazirah Arab pun kehilangan manusia besar Penghulu para Nabi
                      Beliau kini terbaring kaku bermuka pucat dan diam membisu
                     YA RASULALLAH, KAMI MERINDUKANMU. ALANGKAH BERATNYA     PERPISAHAN INI


Seketika Fathimah menangis dan memeluk ‘Ali
Mengenang masa-masa indah bersama Nabi
Apakah Ayahku telah pergi? Lalu bagaimana diri ini ?
Wahai ‘Ali benarkah kejadian ini ? lalu beliau menangis ! YAA ABATA YAA ABATA…….

                     Imam ‘Ali terlihat lemah dan bersandar di dinding
                     Dipegangnya kepalanya, sementara air matanya bercucuran
                     Ditatapnya ajah Rasulallah yang kini telah tiada
                     Alangkah indahnya wajahmu wahai Rasulallah ! kata Imam ‘Ali

Sementara Hasan dan Husein memeluk tubuh Rasulallah
Dan berucap: “lihatlah aku wahai Kakek tercinta !
Inilah aku cucumu yang senantiasa kau kecup dan kau gendong
Mengapakah kau tak menyahut ya Nani Allah ! apakah salah kami ?

                     Fathimah datang memeluk Hasan Husein
                     Dengan deraian air mata mereka berpelukan
                     Menyertai kepergian Rasulallah, Nabi kecintaan
                     Alangkah kelabunya hari itu bagi keluarga Nabi

Sahabat-sahabat pilihan datang bergantian untuk berta’ziah
Terlihat wajah Salman sang pencari kebenaran dari negri Persia
Yang meminta tanda Nubuwwah dari pundak baginda Rasulallah
Mata Salman tak dapat membendung deraian air matanya 

                     Dipandangnya wajah kekasihnya itu dengan perasaan hancur
                     Dipandangnya AhlilBait kekasihnya sambil berucap
                     A’ZHAMAKUMULLAH UJUROKA YA ‘ALI YABNA ABI THALIB
                            A’ZHAMAKUMULLAH UJUROKI  YA FATHIMATUZZAHRA
                            A’ZHAMAKUMULLAH UJUROKA YA HASAN YABNA ‘ALI
                            A’ZHAMAKUMULLAH UJUROKA YA HUSEIN YABNA ‘ALI

Lalu datanglah Bilal bin Rabbah
Pejuang keesaan Tuhan yang sejati
Ditatapnya wajah Rasulallah dengan air mata berlinangan
Sang muadzin terpaku dihadapan wajah suci Rasulallah

Dialah yang selalu menyenandungkan, “ ASYHADU ANNA MUHAMMADARASULALLAH

Kini Muhammad sang Nabi terbujur kaku dihadapannya
Meninggalkan segala kenangan indah saat bersamanya
Kelu lidah Bilal untuk mengungkapkan kesedihannya
Sejak itu Bilal tak sanggup Adzan hingga akhir hayatnya


Abu dzar pejuang kebenaran dari negri ghifari
Datang mendekati Nabi, dengan isak tangis
Inilah aku ya Nabi Allah, scepat inikah kau pergi
Ditatapnya wajah ‘Ali, Hasan dan Husein bergantian

                    
Sabarlah kalian ya AhlilBaiti Rasulallah ! tuturnya
                     Kamipun merasakan kesedihan dan kehilangan
                     Manusia suci yang dulu mendidik dan menyayangi kami
                     Kini harus berpisah untuk selamanya

Ammar bin Yaser menjadi orang berikutnya yang berta’ziah
Seorang yang mengorbankan segalanyademi dakwah Rasulallah
Ayah Ibunya pun mati demi mempertahankan Iman kepada Allah

                     Teringat beliau bagaimana Rasul mengangkatnya dari kemusyrikan
                     Serta membebaskannya dari perbudakan lahir batin
                     Terbayangkan sulitnya keadaan sepeninggal Rasulallah
                     Sebab Rasul telah berwasiat kalau dia akan dibunuh pendurhaka

Pilu, sedih dan tangisan menyatu dalam dada Ammar
Lalu didekatinya jenazah sang Nabi sembari bersenandung
ASSALAAMU’ALAIKA YA RASULALLAH, ASSALAAMU’ALAIKA YA NABI ALLAH, LAQAD ‘ADZAMATI BINARRAZIYYAH WA LAQAD ‘ADZAMATI BINAL MUSHIBAH BI WAFATIKA YA RASULALLAH………….

Sementara diluar rumah kediaman Rasulallah
Umar bin khattab terlihat panic saat itu
Berita kematian Rasulallah tidak dipercayainya
“ Dia pergi sebentar, untuk kembali lagi” begitu tuturnya

                     Setiap orang berusaha meyakinkan wafatnya Rasul
                     Namun tak digubrisnya bahkan dimarahinya
                     Hingga datanglah Abu Bakar meyakinkannya
                     Dan redalah ketegangan saat itu

Saat jenezah masih terbaring diatas dipan yang sangat sederhana
Saat keluarga Nabi bersedih dan murung dihari itu
Para sahabat berkumpul diSaqifah memilih pengganti Nabi
Bukankah Nabi telah berwasiat ? lalu, dimanakah wasiat Nabi itu ???

                     Dihari ketiga, tubuh Rasulallah dimasukkan kekeranda
                     Ribuan kaum Muslimin mengantarkan kepergiannya
                     Manusia yang dulunya disambut dengan
                     THALA’AL BADRU ‘ALAINA MIN TSANIIYAATIL WADAA’
                     Kini dibaringkan dipekuburan terkhirnya

Tubuh Rasulallah kini dibaringkan ditaburi tanah
Sedikit demi sedikit tubuh itu tak nampak lagi
Akhirnya tubuh itu kini menghilang tertutupi debu-debu
Selamat jalan ya Rasulallah, Do’a kami menyertaimu

                     Seorang demi seorang meninggalkan kuburan suci itu
                     Sementara ‘Ali masih terpaku dan tak berdaya
                     Apa yang kalian lakukan pada ayahku? Dimanakah beliau kani? Tanya Fathimah
                     ‘Ali hanya berucap pilu ASHBIRU YA FATHIMAH, LAQAD ‘ADZAMATI
BIKIRRAZIYYAH A’DZAMA KUMULLAHI UJURAKI BIWAFATI ABIKI, SHALATULLAH WASALAMUHU ‘ALAIHI 

Lalu diambilnya debu kuburan dan berkata
” Aku ditimpa musibah ! yang andai menimpa siang, maka siang akan menjadi malam
Tergambar diwajah ‘Ali perjalanan panjang yang menanti
Harunnya Muhammad kini bersiap-siap menghadapi penderitaan
Terlihat munafiqun mulai kasak-kusuk dengan makarnya
Alangkah beratnya perjalanan hidupmu wahai IMAM…..

                     Sementara Fathimah duduk termenung brderaian air mata
                     Terbayang dimatanya perjalanan panjang setelah kematian Rasulallah
                     Lembaran penderitaan Ahlulbait segera dimulai
                     Bersamaan dengan wafatnya sang Nabi
                     Penderitaan, rongrongan, kesedihan yang silih berganti
                     Ya Rasulallah ! alangkah sedihnya putrimu !

Selamat jalan ya Rasulallah
Selamat jalan jalan kekasih Allah
Selamat jalan ya RAHMATAN LIL’AALAMIN
Kami juga sangat kehilanganmu
Dan kami belum pernah bertemu denganmu

Selamat jalan wahai kekasih kami
Selamat jalan wahai Nabi kami
Selamat jalan selamat jalan.

ASSALAAMU’ALAIKA YA RASULALLAH
ASSALAAMU’ALAIKA YA ‘ALI
ASSALAAMU’ALAIKA YA FATHIMAH
WA ‘ALAL ARWAHILLATI HALLAT BIFINAAIK
‘ALAIKUM MINNI SALAAMULLAHI ABADAN
MAA BAQATU WA BAQIALLAILI WANNAHAAR
LAQAD ‘ADZAMATI BIKUMUL MUSHIBAH
WARRAZIYYAH BIL MU’MINII WAL MUSLIMIIN
BIWAFATI SAYYIDUL MURSALIN HABIBINA WAHABIBILLAHIL ‘ALAMIIN
ABAL QASIM MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA AALIHI WASSALLAM.

AFLAHA MAN QARAAL FATHIHAH WA TASBIQUHAS SHALAWAT…………..










PUISI SAYYIDAH FATHIMAH AZ ZAHRA AS
UNTUK RASULALLAH

Buat pecinta, perpisahan dngan kekasih adalah musibah yang sangat besar.
Karna itulah fathimah merintih ketika ayahnya, panutannya, junjungannya dan kekasihnya meninggaldunia. Setiap hari ia mengunjungi pusara Rasulallah dan melantunkan
puisi yang menyayat hati…..

nafasku tersekat dalam tangisan
duhai, mengapa nafas tak lepas bersama jeritan
sesudahmu, tiada lagi kebalkan dalam kehidupan
aku menangis karna aku takut hidupku akan berkepanjangan

kala rinduku memuncak
kujenguk pusaramu engan tangisan
aku menjerit meronta, tanpa mendapat jawaban
duhai yang tinggal dibawah tumpukan debu, tangisan memelukku
kenangan padamu melupakan daku dari segala musibah yang lain
jika engkau menghilang dari mataku kedalam tanah
engkau tidak hilang dari hatiku yang pedih

berkurang sabarku bertambah dukaku
setelah kehilangan khatamul anbiya’
duhai mataku, cucurkan air mata sederas-derasnya
jangan kau tahan bahkan linangan darah

Ya Rasul Allah wahai kekasih Allah
Pelindung anak yatim dan dhuafa
Setelah mengucur air mata langit
Bebukitan, hutan, dan burung dan seluruh bumi menangis

Duhai junjunganku
Untukmu menangis tiang-tiang Ka’bah
Bukit-bukit dan llembah Mekah
Telah menangisimu Mihrab
Tempat belajar Al-Qur’an dikala pagi dan senja
Telah menangisimu Islam
Sehingga Islam kini terasing ditengah manusia
Sekiranya engkau melihat mimbar yang pernah kau duduki
Akan kau lihat kegelapan setelah cahaya


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar