Laman

Rabu, 19 Oktober 2011

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 6-7


Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 6-7
Ayat ke-6:
ان الذین کفروا سواء علیهم ءأنذرتهم ام لم تنذرهم لا یؤمنون
Orang-orang yang kafir, sama saja bagi mereka, apakah engkau memberi peringatan kepada mereka atau tidak, mereka tak akan beriman.
Setelah memperkenalkan orang-orang yang bertakwa dan bersih hati, ayat ini berbicara tentang orang-orang kafir yang memiliki sifat fanatik dan keras kepala. Mereka adalah orang-orang yang tak akan terpengaruh sedikit pun oleh jalan-jalan kebenaran dan sama sekali tak beriman kepadanya.Kafara di dalam bahasa Arab berarti menutup dan mengingkari. Kufur nikmat, berarti mengingkari nikmat dan tidak mensyukurinya. Kafir berarti orang yang menyembunyikan kebenaran dan tidak mempedulikannya.


Jika Allah SWT mau memaksa semua orang agar beriman, maka Allah mampu berbuat demikian. Namun iman yang tumbuh karena paksaan, tak memiliki nilai. Oleh karena itu, Allah ingin agar manusia menumbuhkan keimanan berdasarkan kehendak sendiri. Dengan demikian maka kita tak boleh berharap semua orang beriman dan bertakwa.
Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kufur dan fanatisme, membuat hati manusia beku dan mati, bagaikan batu
atau kayu yang tak akan bergeming menghadapi segala bentuk nasehat dan petunjuk.
2. Jika seseorang tidak menerima kebenaran, maka seruan Nabi pun tak akan
berpengaruh padanya. Seruan para Nabi, bagaikan hujan yang jika turun
menyirami tanah yang memiliki kesiapan, maka tanah tersebut akan
menumbuhkan bunga. Sedangkan jika hujan tersebut turun di atas tanah yang
kering tandus dan tidak subur, maka paling-paling ia akan menumbuhkan onak
berduri dan rumput liar.
3. Meskipun kita tahu bahwa orang kafir tak akan beriman, namun kita harus
melaksanakan kewajiban kita memberikan peringatan kepadanya.
Ayat ke-7:
ختم الله علی قلوبهم و علی سمعهم و علی ابصارهم غشاوة ولهم عذاب عظیم
Allah menutup hati mereka dan pendengaran mereka, sedangkan di mata mereka terdapat tabir yang menutupi, dan bagi mereka azab yang besar.
Orang-orang kafir memiliki akal, mata dan telinga, tapi perkataan-perkataan jelek dan fanatisme serta sifat keras kepala, telah menutupi semua itu sehingga tidak lagi mampu memahami dan melihat kebenaran. Itu merupakan hukuman dari Allah di dunia sedangkan di akhirat, azab yang pedih telah menanti mereka.
Di sini muncul pertanyaan. Jika Allah SWT telah menutup hati, mata dan telinga orang-orang kafir, maka berarti mereka tidak lagi bertanggung jawab atas kekafiran mereka. Karena mereka telah dipaksa oleh Allah SWT untuk tetap dalam keadaan kafir. Untuk menjawab pertanyaan ini Al-Quran memberikan keterangan yang sangat jelas di dalam ayat 35 surat Al-Mukmin. Allah SWT berfirman, "Demikianlah Allah akan menutup hati orang yang sombong dan zalim." Juga di dalam ayat 155 surat An-Nisa' Allah berfirman, "Tetapi Allah menutup hati mereka karena kekafiran mereka."
Sesungguhnya ayat ini menerangkan sunnatullah yang berlaku pada manusia, yaitu jika seseorang memiliki sifat takabbur, keras hati dan keras kepala dalam menghadapi kebenaran, maka alat-alat pencari pengetahuannya pun akan macet dan tak mampu bekerja lagi. Kebenaran pun akan tersembunyi baginya dan akibat buruk di dunia dan akhirat bakal menimpanya.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Orang yang memahami kebenaran, namun menolaknya, maka Allah akan
menutup mata hatinya sehingga akan selalu menolak kebenaran. Hal itu
merupakan ganjaran baginya.
2. Kelebihan manusia dibanding dengan hewan ialah akal dan kemampuan
berpikir dengan benar yang dimiliki oleh manusia. Tetapi kelebihan ini dapat
hilang. Mereka yang kehilangan akalnya lalu memusuhi kebenaran dengan kekafiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar