Laman

Selasa, 12 April 2011

Falsafah Menangisi Imam Husein as

Para Imam Ahlul Bait as, mereka adalah gudang ilmunya Allah, pemegang rahasia-rahasia Allah, penerjemah wahyu-wahyu Allah. Sebagaimana yang tercantum dalam Doa ziaroh Jami`ah yang diriwayatkan langsung dari Imam Mahdi af.

Semua pergerakan mereka tidak pernah lepas dari hikmah dan ajaran yang sangat ber...arti bagi kita sebagai syi`ahnya. Para Imam Ahlul Bait mengajarkan kepada kita supaya menangisi Al Husain itu pasti mengandung hikmah yang tidak sembarangan orang bisa menyingkapnya,



1.Pandangan Syahiid Murtadho Muthohari

Beragam ekspresi dan sikap masyarakat dunia dalam menyikapi dan memperingati wafat para pemimpin dan para pahlawannya.

Syahiid Muthohari mengkritik pengarang buku yang bernama Muhammad Mas`ud ,yang membandingkan antara sikap orang kristen yang memperingati wafatnya Nabi Isa as dengan pesta pora dan rasa gembira dan itu katanya adalah tanda dari masyarakat yang maju. masyarakat yang kuat, dan masyarakat yang puya visi jauh kedepan. Sedangkan mereka orang-orang Syi`ah yang menyambut syahadahnya Imam Husain dengan ratapan dan tangisan adalah masyarakat yang cengeng, masyarakat yang putus asa dan tidak punya harapan

Syahiid Muthohhari membantah pandangan Muhammad Mas`ud ini dengan mengatakan :”Sikap orang kristen adalah tanda dari jiwa-jiwa egois, sedangkan sikap Syi`ah adalah ciri orang-orang yang memiliki jiwa sosial”.

Orang-orang yang mengatakan bahwa tangisan identik dengan kelemahan adalah karena mereka tidak mengetahui arti penting dari perjuangan Imam Husain as.

Kemudian beliau menambahkan :”Tangisan adalah media untuk lebih mendekatkan diri dengan orang yang kita cintai, yaitu mengeluarkan ego dan mendidik diri untuk lebih empati terhadap orang lain. Sedangkan tertawa adalah tanda orang-orang yang mengutamakan hawa nafsunya, sikap orang-orang yang selalu bersenang-senang dan tanda dari jiwa yang keras”.

Dengan melihat penjelasan ini, para Imam Ahlul Bait senantiasa menganjurkan untuk mengadakan ma`tam setiap tahun, karena demi melembutkan hati dan lebih mengakrabkan diri dengan mereka. Syahiid Muthohari melanjutkan :”Menangisi Al Husain adalah demi menjaga agar `atifiyah (perasaan) ini senantiasa ada, selalu hidup, tidak melemah apalagi hilang, Dari sini kita bisa fahami wasiat mereka agar selalu menangisi Imam Husain as”



2.Pandangan Imam khumaini

- Unsur Politik

Menangisi Imam Husain ataupun berpura-pura menangis saja akan dapat pahala, itu sudah jelas. Dan Imam khumaini dalam bukunya banyak membahas hikmah yang terpendam itu. Beliau mengatakan: ”Menangisi Imam Husain mengandung unsur politik, karena dengan berkumpulnya dan menyatukan barisan menuju satu tujuan bisa menggalang persatuan dan kekuatan yang kuat. Dengan itu juga demi menjaga revolusi Imam Husain, agar senantiasa hidup dan membangkitkan masyarakat melakukan revolusi menentang ketidakadilan.”

Imam Baqir menyuruh pengikutnya agar melakukan Majlisil `Ajja Pada musim haji, sebelum beliau wafat adalah demi tujuan ini, begitu juga ratapan Imam Ali Zainal `Abidin dalam do`a-do`anya adalah cara eksplisit untuk revolusi, demikianlah pandangan Imam Ahlul Bait as.

- Untuk keabadian dan Perkembangan Syi` ah

Ma`tam atau majlis tangisan sudah ada sejak empat puluh harinya Imam Husain yang dilakkukan oleh bidadari-bidadari syahara karbala yaitu Sayyidah Zainab dan yang lainnya, merekalah yang mempromosikan dan menyebarkan syahadahnya Imam Husain. Dengan Ma`tamnya mereka, masyarakat Madinah mulai tahu dan bergabung dengan mereka. Dan majlisil `Ajja mereka pun semakin bertambah dari tahun ketahun.

Dimana pun di belahan dunia ini, mereka yang mengadakan Ma`tam semakin bertambah dan bersemangat, karena majlis ini adalah media dakwah dalam menyebakan kebenaran sejarah Islam yang sudah diputar balikkan, dengan demikian masyarkat Syi`ah semakin tersebar dan pengikutnya pun semakin bertambah dimana-mana.

Imam Khumaini memberikan gambaran :”Kita harus mengetahui rahasia kenapa Syi`ah selalu ada dan semakin kuat (padahal asalnya mereka itu adalah masyarakat minoritas ). Kunci dan rahasia terbesar adalah karena Majlis `ajja Imam Husain, dan kita harus senantiasa menjaga rahasia ini. Harus memiliki perhatian lebih dalam mengikuti acara-acara seperti ini, sebagaimana Imam Ahlul Bait as sudah membuktikan dalam sejarah”.

Demikian, sedikit hikmah yang bisa diungkap dari tangisan dan ratapan terhadap para syuhada karbala. Bukan tanda generasi cengeng, tapi generasi yang menghargai jasa pahlawan dan menanamkan kuat jiwa kepahlawanan mereka dalam dada, agar terus membara. Ratapan dan tangisan tidak selalu identik dengan kelemahan, tapi terkadang tangisan adalah sebuah kekuatan maha dahsyat, yang siap menjebol benteng kebatilan dan menara gading ketidak adilan. Tentunya tangisan yang berfalsafah dan mengakar kuat dalam jiwa, bukan tangisan karena hal sepele apalagi keduniawian. fal `iyadzubillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar