Laman

Selasa, 12 April 2011

Pemikiran Imam Khomeini Ra Memberikan Kontribusi yang Besar bagi Dunia Islam demi Menumbuhkan Kemandirian, Kemuliaan Diri dan Kemajuan Mereka

Prof. Rasyid bin Isa, Guru Besar di Universitas Sorbon, Perancis dalam wawancaranya dengan Iqna menegaskan hal itu dan menambahkan, bahwa kesuksesan yang paling penting dan paling jelas di dunia ...Islam setelah kemenangan Revolusi Islam di Iran adalah kemenangan Hizbollah melawan Zionisme Israel yang tidak hanya memberangus imej tentang kekuatan Israel yang tak terkalahkan namun juga menjadikan umat Syiah sebagai umat yang dicintai oleh kaum muslimin dunia.

Menurutnya kemenangan ini adalah kemenangan bagi seluruh umat Syiah di dunia dan itu kemenangan yang tidak bisa dipisahkan dari berkah revolusi Imam Khomeini.

Profesor Rasyid selama 25 tahun aktif di PBB dan setelah revolusi di Iran terbuktilah, bahwa kaum muslimin dan siapa saja yang bersatu dengan misi suci maka akan berhasil mengalahkan setiap musuh dan lawannya. HIzbollah juga mendapatkan kemenangan karena berpegang teguh dengan ajaran Imam Khomeini.

Bin Isa lebih lanjut menjelaskan, bahwa Hizbollah menjadi penting karena dengan jumlah yang lebih sedikit ia dapat berhadapan dengan Israel dan di sisi lain ia berhasil mengubah imej dunia tentang Israel yang sebelumnya dikenal sebagai pasukan yang tak bisa terkalahkan.

Profesor yang datang ke Tehran dalam rangka ikut serta dalam Konfrensi ke empat Majma’ Ahlul Bayt dan Seminar Pertama para tokoh dan ulama dunia Islam, menilai bahwa acara-acara seperti ini adalah kesempatan emas bagi para pencinta Ahlul Bayt untuk duduk bersama membahas tentang problema bersama kaum muslimin dan mencari solusi untuknya.

Intelektual muslim berdarah Al Jazair ini menganggap penyebab perpecahan dan perselisihan kaum muslimin adalah tidak adanya pengetahuan yang cukup akan ajaran kelompok lain, sebagaimana disebutkan, bahwa manusia adalah musuh apa yang tidak diketahuinya. Banyak kaum muslimin yang tidak mengenal dengan benar tentang Syiah dan ajaran Syiah, ditambah dengan berbagai propaganda negatif dari Saudi Arabia tentang Syiah.

Padahal kita tidak memiliki masalah berkenaan dengan Al Quran, Nabi dan Tuhan, semua kita meyakini satu Tuhan, satu Nabi dan satu Quran. Kaum muslimin pun juga seperti Syiah mencintai Ahlul Bayt as, yang menjadi problem adalah perbedaan pendapat masalah-masalah parsial ajaran madzhab yang tidak banyak diketahui secara sempurna.

Pada akhir wawancaranya Prof Isa menyebutkan, bahwa sebenarnya keberhasilan sejati kita dan dengannya kita berbangga diri adalah disaat kita dapat menjadi salah seorang prajurit Imam Mahdi as

Tidak ada komentar:

Posting Komentar