Sembilan bulan engkau menderita karnaku, siang malam engkau menderita, tidur engkau tidak tenang, berjalan engkau terganggu, mengerjakan pekerjaan rumahpun engkau terganggu, sampai shalatpun engkau kurang khusuk karna beban yang engkau bawa.
Tepat 9 bulan 10 hari, akupun lahir, semua tenagamu habis dalam proses kelairan itu, namun setelah engkau memandangku dan menggendonku, terukir kebahagiaanmu melalui cairan hangat yang mengalir dari sudut matamu, engkau menciumku disela tangisku, sakit selama melahirkan, menderita selama mengandungku, sirna begitu saja dengan kelahiranku.
Engkau memulai babak baru dalam membesarkanku, air susumu menjadi makanan pokokku, pelukanmu menjadi selimutku, dengungkan kalimat tasybih dan dzikirmu sebagai dongengmu untukku. Engkau rela kedinginanasal aku dalam kehangatan, engkau rela kelaparan demi kenyangku, engkau rela sakit demi sehatku, engkau rela menangis demi tawaku, engkau rela menderita demi kebahagiaank
Dimasa kanak-kanak, aku selalu menyakitimu,engkau harus mengikuti seluruh kemauanku, engkau rela menanggung malu demi anakmu ini.
Dikala dewasa, giliranku untuk membuatmu menderita, membuatmu sengsara, membuatmu malu, tanpa menuntut balas. kuterus menyusahkanmu, namun naluri keibuanmu melarangmu unuk menyakiti anakmu yang membuatmu sengsara lagi, menderita lagi.
Oooooo........Ibu, alangkah besarnya dosaku padamu, alangkah mulyanya dirimu wahai ibu, engkau mengabdi layaknya seorang hamba sahaya kepada sang majikan.
Oooooo.......Ibu, maafkan anakmu ini, izinkan anakmu ini mengabdi padamu sebagai tebusan kesalahanku padamu, izinkan kepala ini berada dibawah telapakmu, izinkan mulut ini mencium kakimu. izinkan tangkan dan kaki ini selalu bersimpuh padamu.
Ya Allah.... sekiranya engkau berkenan mengampuni hamba, maka ampuni dulu kedua orang tua hamba, bahagiakanlah mereka dengan karunia-Mu, kumpulkan mereka kelak dengan para kekasih-Mu. Ampuni diri ini Ya Rabb demi usaha orang tua hamba yang mengandung, melahirkan, membesarkan dan mendidik hamba dengan ikhlas, ampuni kami demi Haq Muhammad wa aali Muhammad.
Ya Allah, jagalah kedua orang tua hamba dengan penjagaan-Mu yang terbaik.
Tepat 9 bulan 10 hari, akupun lahir, semua tenagamu habis dalam proses kelairan itu, namun setelah engkau memandangku dan menggendonku, terukir kebahagiaanmu melalui cairan hangat yang mengalir dari sudut matamu, engkau menciumku disela tangisku, sakit selama melahirkan, menderita selama mengandungku, sirna begitu saja dengan kelahiranku.
Engkau memulai babak baru dalam membesarkanku, air susumu menjadi makanan pokokku, pelukanmu menjadi selimutku, dengungkan kalimat tasybih dan dzikirmu sebagai dongengmu untukku. Engkau rela kedinginanasal aku dalam kehangatan, engkau rela kelaparan demi kenyangku, engkau rela sakit demi sehatku, engkau rela menangis demi tawaku, engkau rela menderita demi kebahagiaank
Dimasa kanak-kanak, aku selalu menyakitimu,engkau harus mengikuti seluruh kemauanku, engkau rela menanggung malu demi anakmu ini.
Dikala dewasa, giliranku untuk membuatmu menderita, membuatmu sengsara, membuatmu malu, tanpa menuntut balas. kuterus menyusahkanmu, namun naluri keibuanmu melarangmu unuk menyakiti anakmu yang membuatmu sengsara lagi, menderita lagi.
Oooooo........Ibu, alangkah besarnya dosaku padamu, alangkah mulyanya dirimu wahai ibu, engkau mengabdi layaknya seorang hamba sahaya kepada sang majikan.
Oooooo.......Ibu, maafkan anakmu ini, izinkan anakmu ini mengabdi padamu sebagai tebusan kesalahanku padamu, izinkan kepala ini berada dibawah telapakmu, izinkan mulut ini mencium kakimu. izinkan tangkan dan kaki ini selalu bersimpuh padamu.
Ya Allah.... sekiranya engkau berkenan mengampuni hamba, maka ampuni dulu kedua orang tua hamba, bahagiakanlah mereka dengan karunia-Mu, kumpulkan mereka kelak dengan para kekasih-Mu. Ampuni diri ini Ya Rabb demi usaha orang tua hamba yang mengandung, melahirkan, membesarkan dan mendidik hamba dengan ikhlas, ampuni kami demi Haq Muhammad wa aali Muhammad.
Ya Allah, jagalah kedua orang tua hamba dengan penjagaan-Mu yang terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar